Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LECTURE DAN PROBLEM BASED LEARNING Devysia Martharina Agustin; Warjiman Warjiman; Bagus Rahmat Santoso
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.38

Abstract

Self Directed Learning (SDL) adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif mahasiswa sendiri. Kurangnya kemampuan Self Directed Learning (SDL) akan menghambat kemampuan mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan yang berguna untuk mendukung pembelajaran dan praktik keperawatan. Akan tetapi mahasiswa memiliki Self Directed Learning yang berbeda yang disebabkan oleh salah satu faktor yaitu metode pembelajaran seperti lecture dan PBL (Problem Based Learning). Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan Self Directed Learning mahasiswa dengan menggunakan metode pembelajaran lecture dan Problem Based Learning (PBL) dengan Jenis penelitian kuantitatif dan rancangan deskriptif komparasi menggunakan SDLI (Self Directed Learning Instrument). Populasi seluruh mahasiswa semester IV sebanyak 66 siswa dan Sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok 1 menggunakan lecture sebanyak 33 siswa dan kelompok 2 menggunakan PBL sebanyak 33 siswa dengan menggunakan teknik systematic random sampling. Hasil penelitian diperoleh Self Directed Learning menggunakan lecture memperoleh rata-rata 65,57 dan Self Directed Learning menggunakan PBL memperoleh rata-rata 65,45. Analisis uji t tidak berpasangan memperoleh Nilai t 0,055 dan nilai signifikansi 0,956 > 0,05 sehingga secara statistik dapat disimpulkan, tidak adanya perbedaan Self Directed Learning mahasiswa dengan menggunakan metode pembelajaran lecture dan Problem Based Learning (PBL). maka diharapkan bagi pengajar mampu meningkatkan self directed learning mahasiswa dan mampu mengembangakan gaya penuturan dalam memberikan materi selama proses pembelajaran, agar dapat menjadi role model bagi mahasiswa dan meningkatkan ketertarikan mahasiswa dalam mengikuti proses pemebelajaran baik di kelas maupun di lingkungan kampus saat PBL. Serta bagi mahasiswa mampu meningkatkan planning dan implementasi baik sebelum maupun setelah mengikuti pembelajaran agar dapat memiliki rancangan pembelajaran yang terkonsep
GAMBARAN FAKTOR PENCETUS : PENGGUNAAN KONTRASEPSI, RIWAYAT MENYUSUI, RIWAYAT MENARCHE, RIWAYAT KELUARGA TERKAIT KEJADIAN KANKER PAYUDARA Erista Wahyuni; Chrisnawati Chrisnawati; Bagus Rahmat Santoso
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.39

Abstract

Kanker payudara adalah kanker yang paling sering didiagnosis pada wanita. Salah satu faktor pencetusnya yaitu penggunaan kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor hormon yang berperan dalam proses terjadinya kanker, menyusui dengan durasi yang lama, wanita yang menarche pada usia ˂ 12 tahun, dan riwayat keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu Mengidentifikasi Gambaran Faktor Pencetus: Penggunaan Kontrasepsi, Riwayat Menyusui, Riwayat Menarche, Riwayat Keluarga Terkait Kejadian Kanker Payudara Di Ruang Edelweis RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian kuantitatif, metode survey menggunakan kuesioner dengan pendekatan wawancara, desain secara deskriptif. Sampel yang digunakan yaitu pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi selama penelitian dilakukan, teknik sampling menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian faktor pencetus kanker payudara dengan kategori terbanyak penderita kanker payudara pernah menggunakan kontrasepsi yaitu 31 orang (62%), tidak pernah menyusui yaitu 6 orang (12%), usia menarche terbanyak ˂ 12 tahun yaitu 3 orang (6%), dan memiliki keluarga penderita kanker yaitu 8 orang (16%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran faktor pencetus kejadian kanker payudara kategori terbanyak pernah menggunakan kontrasepsi bentuk pil, tidak pernah menyusui, kategori usia menarche ˂ 12 tahun dan memiliki keluarga penderita kanker. Karena itu diharapkan responden dapat mempertimbangkan dalam penggunaan kontrasepsi, bagi wanita yang sudah menikah dan memilki anak untuk menyusui tuntas 24 bulan, dan mengatur pola hidup untuk tetap menjaga kesehatan
TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG GIGITAN ULAR DI RUANG UNIT GAWAT DARURAT Eva Kartika Ningrum; Dwi Martha Agustina; Bagus Rahmat Santoso
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i2.119

Abstract

Latar Belakang: Kasus gigitan ular cukup banyak terjadi di Banjarmasin. Estimasi global menunjukkan sekitar 30.000-40.000 kematian akibat gigitan ular. Korban yang terkena gigitan ular harus segera mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat. Maka dari itu, perawat harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang gigitan ular sehingga dapat menyelamatkan nyawa korban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang gigitan ular di UGD RSUD Ulin Banjarmasin. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 13 November 2017 - 19 April 2018 dengan sampel perawat pelaksana di UGD RSUD Ulin Banjarmasin berjumlah 30 orang perawat, menggunakan instrumen berupa kuesioner dengan 20 pernyataan dan analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian: Karakteristik responden dengan usia 17-25 tahun (13%), 26-35 tahun (67%), 36-45 tahun (20%). Jenis kelamin perempuan 40%, laki-laki 60%, karakteristik pendidikan DIII Keperawatan 63%, S1 Keperawatan 3%, Ners 34%. Pengalaman bekerja 1-5 tahun 50%, 6-10 tahun 27%, >10 tahun 23%. Didapatkan hasil bahwa 70% perawat berpengetahuan cukup tentang gigitan ular. Kesimpulan: Gambaran tingkat pengetahuan perawat UGD di RSUD Ulin Banjarmasin dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendidikan dan pengalaman bekerja.
GAMBARAN FACTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Esti Yuandari; Bagus Rahmat Santoso; Anggi Permatasari
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 7, No 1 (2016): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.703 KB)

Abstract

Latar Belakang: Gizi di masyarakat difokuskan pada status gizi balita karena banyak anak-anak belum memiliki gizi yang baik. Masalah kurang gizi pada balita dapat disebabkan oleh penyakit infeksi, pengetahuan, pola asuh anak yang kurang tepat, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.Tujuan: Mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Puskesmas Pekauman BanjarmasinMetode: Jenis penelitian analitik, dengan rancangan penelitian diskriptif. Pengambilan sampel berjumlah 94 responden yaitu ibu yang memiliki balita di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Data sekunder berupa status gizi balita diperoleh dari buku register sedangkan data primer diperoleh dari kuisioner. Pengolahan dan analisis data melalui 5 tahap yaitu editing, coding, tabulasi, entri data,analisis data.Hasil: Sebagian besar balita status gizinya baik, pernah sakit, pendapatan ≥ Rp.1.870.000, memilikitingkat pendidikan dasar, tingkat pengetahuan ibu cukup, serta pola asuh baik.Simpulan: balita dengan status gizi baik didapatkan dari ibu yang memiliki pola asuh dan pengetahuan yang baik mengenai gizi balita, sedangkan status gizi kurang disebabkan karena penyakit infeksi, serta pola asuh ibu yang kurang Kata kunci: Status gizi, kesehatan, pendapatan, pendidikan, pengetahuan, pola asuh.
The Effect of Banjar Language-Based Education on Hypertension Knowledge Level Raihana Rabiatul Adawiyah; Rian Tasalim; Bagus Rahmat Santoso
Journal of Advances in Medicine and Pharmaceutical Sciences Vol 2 No 1: May 2023
Publisher : Lamintang Education and Training Centre, in collaboration with the International Association of Educators, Scientists, Technologists, and Engineers (IA-ESTE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36079/lamintang.jamaps-0201.487

Abstract

Uncontrolled hypertension makes the results worse. Knowledge of hypertension is a strong predictor of preventing complications. Increased knowledge can be provided through education. Language that is difficult for the public to understand when delivering information affects the success of education. So that the provision of education needs to pay attention to cultural aspects, one of which is the local language used by the community. This study aims to identify the respondent's characteristics of the history of hypertension, identify the influence before and after the provision of banjar language-based education on increasing knowledge of hypertension. The type of research design is Pre-Experimental one group pretest-posttest. The sample in this study amounted to 12 people. Sampling using total sampling technique. Data collection using the CAHE questionnaire with data analysis using the Wilcoxon statistical test. The results showed that before the intervention was given the level of knowledge was mostly not good 50.0% after being given the intervention there was an increase in knowledge of hypertension to 83.3%. Wilcoxon test results show that the value of = 0.002 < 0.05 so that H1 is accepted. The conclusion that nurses act as educators can make banjar language-based education one of the methods of health education in an effort to increase knowledge in hypertension sufferers
Hubungan Skor Awal GCS Terhadap Lama Rawat Pasien P1, P2 dan P3 di IGD RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Santia Andira Pradini; M. Sobirin Mohtar; Bagus Rahmat Santoso; santia, santiaandirapradini
Journal of Health Vol. 12 No. 2 (2025): Journal of Health (JoH) - July
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/joh.v12n2.6

Abstract

Emergency care in a hospital started in ER and the most common problem on ER patients is consciousness decline. Consciousness could be measured with GCS score so the nurses could determine the right intervention. Nursery care quality in ER could be indicated by patient’s length of stay. The objective of this research is to analyze the correlation between initial GCS score to the length of stay of P1, P2, and P3 patients in ER RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh. The results is ajority of respondents are adult (93,3%), male (53,3%), P2 triage or yellow triage (73,4%) and diagnosed as hypertensive patient (50%). Univariate analysis result showed that majority of respodents have full consciousness (73,3%) and have length of stay <ALOS 6 hours (56,6%). Rank spearman test result showed p value = 0,002 and correlation coefficient = 0,537 showed there is a strong correlation between GCS score to the length of stay of P1, P2, and P3 patients in ER RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh. The conclusion is the higher patient’s initial GCS score, the length of stay will be shorter. Collaboration with laboratorium health worker and doctors are needed to cut patient’s length of stay in ER.
Analisis Asuhan Keperawatan Kritis Pada Ny. M Diagnosa Medis Post Op Ctr Edema Cerebri Dengan Penerapan Cpr Terhadap Gangguan Sirkulasi Spontan di ICU Rsud Ulin Rani Normaya Sari; M. Sobirin Mohtar; Bagus Rahmat Santoso; Rani, Rani Normaya Sari
Journal of Health Vol. 12 No. 2 (2025): Journal of Health (JoH) - July
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/joh.v12n2.7

Abstract

Cerebral edema is a condition caused by hematoma enlargement with progressive intracranial pressure. This condition requires hematoma evacuation through craniotomy surgery so that it can cause spontaneous circulation disorders and this condition tends to be life-threatening because the clinical condition of the body will experience a worsening condition so that life-saving efforts are needed by providing actions in the form of CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) or cardiopulmonary resuscitation (CPR) which aims to increase the chances of survival of someone who experiences cardiac arrest. This study aims to analyze critical nursing care for Mrs. M with a medical diagnosis of Post Op CTR Cerebral Edema with the application of CPR to Spontaneous Circulation Disorders in the ICU of Ulin Hospital. This research method is qualitative with a descriptive case study type with a holistic single case study design that explores a particular case in depth by involving the collection of various sources of information. The results obtained in Mrs. M after being given CPR by combining compression with ventilation for 2 minutes or 5 cycles for spontaneous circulation disorders were that the patient did not respond, the carotid pulse was not palpable, there was no breathing, the patient's condition showed rigor mortis and the ECG showed asystole. CPR was stopped when signs of biological death were found and collaborated with the medical team for advanced life support. There was no effect of CPR on nursing care for spontaneous circulation disorders in Post Op CTR Edema Cerebri patients.