Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN BERDASARKAN APLIKASI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW PADA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN Maratning, Anastasia; Chrisnawati, Chrisnawati; Warjiman, Warjiman
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 3, No 1 (2015): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.654 KB)

Abstract

Latar Belakang : Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dalam tujuan pencapaian pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Dalam hal ini perguruan tinggi dituntut untuk memahami kebutuhan mahasiswa dan kepuasan mahasiswa. Pentingnya teori hierarki kebutuhan Maslow dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa terletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dan keadaan tumbuh oleh sebab itu perguruan tinggi hendaknya menyadari jika kebutuhan dasar mahasiswa tidak dipenuhi, maka proses belajar akan terganggu.Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan mahasiswa semester VI program diploma III keperawatan berdasarkan aplikasi hierarki kebutuhan Maslow pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin tahun 2014.Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampelnya adalah semua mahasiswa semester VI program diploma III keperawatan berjumlah 62 orang. Alat ukur penelitian berupa kuesioner. Analisa data yang digunakan dalah analisa univariat.Hasil : Tingkat kepuasan mahasiswa semester VI program diploma III keperawatan dalam kebutuhan fisiologis untuk kategori puas 33 orang (53%) dan kurang puas 29 orang (47%). Dalam kebutuhan rasa aman untuk kategori sangat puas 2 orang (3%), puas 25 orang (40%) dan kurang puas 35 orang (57%). Dalam kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki untuk kategori sangat puas 9 orang (15%), puas 36 orang (58%) dan kurang puas 17 orang (27%). Dalam kebutuhan harga diri untuk kategori sangat puas 4 orang (6%), puas 20 orang (32%), kurang puas 37 orang (60%) dan tidak puas 1 orang (2%). Dalam kebutuhan aktualisasi diri untuk kategori sangat puas 9 orang (15%), puas 44 orang (70%) dan kurang puas 9 orang (15%).  Kesimpulan : Tingkat kepuasan mahasiswa semester VI program diploma III keperawatan berdasarkan aplikasi hierarki kebutuhan Maslow dikategorikan puas.Kata Kunci : Kepuasan, Hierarki Kebutuhan Maslow, Mahasiswa
GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK Sri Ayu Lestari; Warjiman Warjiman; Antia Barewe
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i1.13

Abstract

Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan perasaan subjektif individu dan kombinasi yang kompleks dari pemikiran yang disadari / tidak disadari, sikap, dan persepsi yang secara langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Luka gangren diabetik merupakan komplikasi kronis dari diabetes melitus yang dapat menimbulkan berbagai masalah baik fisik maupun psikologis, menyebabkan penderita merasa putus asa dan tidak dapat menerima keadaannya sehingga akan mempengaruhi konsep diri penderita. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui gambaran konsep diri pada pasien luka gangren diabetik di Poliklinik Kaki Diabetik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitiaan kuantitatif dengan rancangan deskriptif. Metode pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental sampling yang berjumlah 70 responden. Alat ukur berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Penelitian diperoleh citra tubuh dengan kategori positif (51,4%), performa peran dengan kategori ketidakpuasan peran (57,1%), harga diri dengan kategori harga diri tinggi (58,6%), dan konsep diri dengan kategori konsep diri positif (55,7%). Diharapkan dipetugas kesehatan dapat memberikan pelayanan (care giving) yaitu edukasi dan intervensi yang sesuai seperti memberikan konseling untuk mempertahankan citra tubuh yang positif, kepuasan terhadap peran dan harga diri pada penderita luka gangren diabetik dan memotivasi pasien luka gangren diabetik untuk meningkatkan konsep dirinya
GAMBARAN PELAKSANAAN SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) PERAWATAN KATETER URINE MENETAP OLEH PERAWAT DI RUANG MEDIKAL BEDAH RUMAH SAKIT SUAKA INSAN BANJARMASIN T. Adi Kresna; Anastasia Maratning; Warjiman Warjiman
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i1.18

Abstract

SOP (Standar Operasional Prosedur) merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. Perawat memegang peran penting untuk menjalankan SOP terutama mengenai perawatan kateter urine menetap. Jika perawatan tersebut tidak dilaksanakan sesuai standar maka dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih pada pasien yang dirawat dengan kateter urine menetap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur) perawatan kateter urine menetap oleh perawat di ruang medikal bedah Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dilakukan di ruang medikal bedah Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin. Sampel penelitian sebanyak 30 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Dari hasil penelitian didapatkan perawat yang melaksanakan perawatan kateter urine menetap pada tahap persiapan alat sebanyak 93,33%, tahap persiapan pasien sebanyak 100%, dan 76,67% perawat sudah melaksanakan tahap kerja. Direkomendasikan kepada pihak rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan terutama dalam merawat kateter urine menetap harus sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). SOP tersebut hendaknya dievaluasi secara berkala berdasarkan ilmu keperawatan yang up to date dan didukung dengan evidence based practice
GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS.pdf Daniel Daniel; Warjiman Warjiman; Siti Munawaroh
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i1.19

Abstract

Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan perasaan subjektif individu dan kombinasi yang kompleks dari pemikiran yang disadari/tidak disadari, sikap dan persepsi yang secara langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang yang dapat menimbulkan masalah pada perubahan fisik maupun psikologis yang menyebabkan perubahan identitas diri, citra diri, ideal diri, performa peran dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri pasien post op fraktur ekstremitas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan deskriptif. pengambilan menggunakan tekhnik total sampling yang berjumlah 30 responden dengan Alat ukur berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian pada analisis univariat konsep diri dengan kategori konsep diri positif (56,67%), identitas personal dengan kategori identitas kuat (53,33%), citra tubuh dengan kategori positif (56,67%), performa peran dengan kategori kepuasan peran 56,67%, responden ideal diri dengan kategori ideal diri realistik (63,33%) dan harga diri dengan kategori harga diri tinggi (60%). Dari hasil penelitian direkomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan komunikasi terepeutik yang efektif guna memotivasi klien yang mengalami fraktur ekstremitas yang menimbulkan perubahan struktur atau fungsi tubuh agar dapat meningkatkan gambaran konsep diri, identitas personal, citra tubuh, performa peran dan harga diri klien.
KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Maria Yosefina Kewaina Kolin; Warjiman Warjiman; Mahdalena Mahdalena
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i1.21

Abstract

Pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan mengalami banyak perubahan di dalam kehidupan mereka. Perubahan karena penyakit kanker dan efek kemoterapi ini akan mempengaruhi aspek kehidupan manusia secara holistik dan juga akan mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan menggambarkan kondisi fisik, kondisi psikologis, hubungan sosial dan kondisi lingkungan. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Partisipan sebanyak 6 pasien kanker yang menjalani lebih dari 2 kali kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin yang berdomisili di wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya. Pengambilan partisipan dengan menggunakan teknik sample convenience. Analisis data secara kualitatif dengan content analysis. Dari hasil penelitian di dapatkan Pasien kanker yang menjalani kemoterapi tidak bergairah dalam kehidupannya selama efek kemoterapi masih dirasakan, merasa sudah tidak berguna lagi, menjadi sangat bergantung dalam hal finansial dengan pasangannya, menunda harapan serta cita-cita untuk berfokus pada pengobatan kanker serta merasa kondisinya menjadi lebih baik. Bagi para perawat untuk tetap mempertahankan pelayanan yang telah diberikan dan dapat menjadi perantara informasi bagi pasien kanker dan keluarga yang dapat memberi kenyamanan bagi mereka selama menerima pelayanan kesehatan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECACATAN KLIEN KUSTA Putri Catrina; Warjiman Warjiman; Rusmegawati Rusmegawati
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i1.23

Abstract

Penyakit kusta merupakan penyakit menular, menahun disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang bersifat intraseluler obligat. Salah satu dampak dari penyakit kusta adalah kecacatan yang dapat berupa cacat tingkat 0, tingkat 1 dan tingkat 2 yang dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, tipe kusta, lama menderita dan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan korelasional mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecacatan klien kusta di Kelurahan Bitahan RT 11 dan 12 wilayah kerja Puskesmas Lokpaikat tahun 2015. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif korelasional dan dengan metode pendekatan retrospektif. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 44 responde. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji chi-square atau koefisien kontingensi dengan tingkat kepercayaan 95%, signifikansi ditentukan jika ρ kurang dari 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel usia diperoleh hasil (ρ=0,627), variabel jenis kelamin diperoleh hasil (ρ=0,438), variabel tipe kusta diperolah hasil (ρ=0,021), variabel lama menderita diperoleh hasil (ρ=0,007), variabel pengobatan diperolah hasil (ρ=0,520). Disarankan kepada pemberi pelayanan kesehatan, agar meningkatkan pemberian informasi kepada masyarakat melalui penyuluhan agar memahami pentingnya pengobatan secara dini dan teratur.
GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA KLIEN HALUSINASI Angkestareni Angkestareni; Warjiman Warjiman; Murjani Murjani
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.28

Abstract

Komunikasi merupakan sarana dalam membina hubungan antara perawat dan klien dalam melaksanakan perannya salah satunya adalah dalam menerapkan komunikasi terapeutik dalam pemberian tindakan keperawatan. Komunikasi terapeutik dari empat tahap proses pelaksanaan, diantaranya yakni fase prainteraksi, fase orientasi, fase kerja, dan fase terminasi.Tujuan penelitian ini mengetahui implementasi komunikasi terapeutik perawat pada klien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Banjarmasin Tahun 2016. Jenis penelitian ini deskriftif kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mendapatkan data dilakukan pada perawat. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 65 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Hasil penelitian menunjukan hasil bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat dalam fase prainteraksi dengan hasil 58 orang 89,2% melakukan dengan ketegori sangat baik, pada fase orientasi dengan hasil 55 orang 84,6% dikategorikan sangat baik, pada fase kerja dengan hasil 64 orang 98,5% dikategorikan sangat baik, dan pada fase yang terakhir yaitu terminasi dengan hasil 62 orang 95,4% dikategorikan sangat baik. Diharapkan bagi perawat agar lebih meningkatkan berkomunikasi dengan klien lebih sering sehingga dapat memberikan dampak terapeutik yang dapat mempercepat kesembuhan klien.
PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LECTURE DAN PROBLEM BASED LEARNING Devysia Martharina Agustin; Warjiman Warjiman; Bagus Rahmat Santoso
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.38

Abstract

Self Directed Learning (SDL) adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif mahasiswa sendiri. Kurangnya kemampuan Self Directed Learning (SDL) akan menghambat kemampuan mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan yang berguna untuk mendukung pembelajaran dan praktik keperawatan. Akan tetapi mahasiswa memiliki Self Directed Learning yang berbeda yang disebabkan oleh salah satu faktor yaitu metode pembelajaran seperti lecture dan PBL (Problem Based Learning). Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan Self Directed Learning mahasiswa dengan menggunakan metode pembelajaran lecture dan Problem Based Learning (PBL) dengan Jenis penelitian kuantitatif dan rancangan deskriptif komparasi menggunakan SDLI (Self Directed Learning Instrument). Populasi seluruh mahasiswa semester IV sebanyak 66 siswa dan Sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok 1 menggunakan lecture sebanyak 33 siswa dan kelompok 2 menggunakan PBL sebanyak 33 siswa dengan menggunakan teknik systematic random sampling. Hasil penelitian diperoleh Self Directed Learning menggunakan lecture memperoleh rata-rata 65,57 dan Self Directed Learning menggunakan PBL memperoleh rata-rata 65,45. Analisis uji t tidak berpasangan memperoleh Nilai t 0,055 dan nilai signifikansi 0,956 > 0,05 sehingga secara statistik dapat disimpulkan, tidak adanya perbedaan Self Directed Learning mahasiswa dengan menggunakan metode pembelajaran lecture dan Problem Based Learning (PBL). maka diharapkan bagi pengajar mampu meningkatkan self directed learning mahasiswa dan mampu mengembangakan gaya penuturan dalam memberikan materi selama proses pembelajaran, agar dapat menjadi role model bagi mahasiswa dan meningkatkan ketertarikan mahasiswa dalam mengikuti proses pemebelajaran baik di kelas maupun di lingkungan kampus saat PBL. Serta bagi mahasiswa mampu meningkatkan planning dan implementasi baik sebelum maupun setelah mengikuti pembelajaran agar dapat memiliki rancangan pembelajaran yang terkonsep
HUBUNGAN KESEJAHTERAAN SPIRITUAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA STROKE Ni Putu Sriyanti; Warjiman Warjiman; Mohammad Basit
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.43

Abstract

Kesejahteraan spiritual adalah proses menguraikan sifat ikatan yang dinamis dan harmonis antara pribadi, komunitas, lingkungan dan Tuhan. Kualitas hidup merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan hidup yang normal terkait persepsi secara individu mengenai tujuan, harapan, standar, dan perhatian secara spesifik terhadap kehidupan yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesejahteraan spiritual dengan kualitas hidup pada pasien pasca stroke di Ruang Poli Saraf RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien pasca stroke yang di rawat di Ruang Poli Saraf RSUD Ulin Banjarmasin. Sampel diambil menggunakan tehnik purposive sampling yaitu sebanyak 43 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan analisis korelasi Spearman Rho pada α=0,05. Hasil penelitian diperoleh 33 responden yang memiliki kesejahteraan spiritual baik dengan kualitas hidup tinggi sebanyak 22 orang (66,7%) dan kualitas hidup rendah sebnyak 11 orang (33,3%). Responden yang memiliki kesejahteraan spiritual cukup baik dengan kualitas hidup tinggi sebanyak 1 orang (10,0%) dan kualitas hidup rendah sebanyak 9 orang (90,0%). Koefisiensi Korelasi Spearman Rho menunjukkan 0,752 signifikansi 0,000 dengan α = 0,05. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA TAHUN 2016 Izma Daud; Warjiman Warjiman
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.47

Abstract

Oleh karena semakin meningkatnya usia harapan hidup lansiadi dunia, lansia akan mengalami perubahan baik anatomis maupun fisiologis. Hal itu dapat menyebabkan masalah dalam bidang kesehatan, salah satunya mengalami masalah kualitas tidur. Kualitas tidur meliputi tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, pemakaian obat tidur dan disfungsi saat siang hari. Hal ini dapat di atasi salah satunya dengan terapi nonfarmakologi.Terapi nonfarmakologi yang dapat digunakan berupa Terapi Relaksasi Otot Progresif. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia di Panti Tresna Werdha Budi Sejahtera Martapura. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre and post test design, dengan jumlah sampel sebanyak 21 responden. dianalisis secara univariat dan bivariat. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p=0,025 (p value ≤ 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif mempunyai pengaruh dalam masalah kualitas tidur pada lansia. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perawat untuk menjadikan Terapi Otot Progresif sebagai salah satu intervensi keperawatan mandiri dan memasukkan Terapi Otot Progresif dalam protap penatalaksanaan pada lansia yang mengalami masalah kualitas tidur