Theresia Jamini
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH TRUNK STABILITY EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN OTOT TUNGKAI PADA LANJUT USIA DI PSTW BUDI MULIA I DAN II JAKARTA TIMUR Theresia Jamini; Lousiana Lousiana
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i1.86

Abstract

Latar Belakang: Berkurangnya kemampuan mempertahankan stabilitas tubuh pada lansia dipengaruhi oleh penurunan kekuatan otot dan keseimbangan tubuh yang dapat meningkatkan resiko jatuh. Tindakan mandiri seorang perawat medikal bedah pada pelayanan komunitas lanjut usia adalah memberikan edukasi dan keterampilan dalam upaya menurunkan resiko jatuh yang dapat menimbulkan masalah berkepanjangan. Bentuk latihan yang dapat diberikan pada lanjut usia untuk mencegah penurunan fungsi otot adalah dengan melakukan trunk stability exercise. Tujuan: Menganalisa pengaruh Trunk Stability Exercise terhadap kekuatan otot pada lansia di PSTW Budi Mulia I dan II Jakarta Timur. Metode: Desain penelitian quasi experimental pre dan post design dengan kelompok kontrol Sampel sebanyak 110 responden (82 intervensi dan 28 kontrol) diambil secara purposive sampling. Hasil: Berdasarkan analisis univariate mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (58,2%), IMT kategori kurus (48,2%) dan olahraga kategori sering (66,4%). Berdasarkan hasil t-independent test bahwa ada pengaruh Trunk Stability Exercise terhadap kekuatan otot tungkai dengan nilai pvalue: 0,004 (< 0,05) terhadap kekuatan otot punggung dengan pvalue : 0,040 (< 0,05). Berdasarkan uji beda Mann Whitney ada perbedaan signifikan peningkatan otot punggung dan tungkai kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai kekuatan otot punggung pvalue 0,001 (< 0,05) dan kekuatan otot tungkai pvalue 0,025 (< 0,05) dan terhadap keseimbangan tubuh dengan pvalue 0,000 (< 0,05). Berdasarkan pired two test menunjukkan ada perbedaan signifikan kekuatan otot punggung dan tungkai sebelum dan sesudah intervensi dengan pvalue 0,000 (< 0,05). Kesimpulan: Terdapat peningkatan kekuatan otot punggung dan otot tungkai pada lanjut usia di PSTW Budi Mulia I dan II Jakarta Timur setelah dilakukan Trunk Stability Exercise. Saran agar lansia diberikan Trunk Stability Exercise untuk meningkatkan kekuatan otot secara terjadwal.
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP FUNGSI KOGNTIF PADA LANSIA Dwi Anugrahni Puji Astuti; Theresia Ivana; Theresia Jamini
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i2.118

Abstract

Latar Belakang: Proses penuaan pada lansia mengakibatkan penurunan pada sel-sel otak. Hal ini berakibat pada proses pikir menjadi lambat, sulit berkonsentrasi, dan fungsi kognitif menurun. Salah satu upaya untuk mengatasi dan mencegah penurunan fungsi kognitif dapat melalui terapi non farmakologis seperti aktivitas fisik salah satunya senam otak. Senam otak dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak dimana apabila otak terus diberikan rangsangan maka fungsinya akan terus terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru. Metode : Jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan penelitian pre eksperimental design dengan pendekatan one group pretest and posttest design, teknik sampling menggunakan purposive sampling, jumlah sampel 14 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE). Analisa data yang digunakan adalah uji non-parametrik Wilcoxon Signed Rank. Hasil: Hasil uji Wilcoxon didapatkan p value = 0,001 (<0,005), artinya ada pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru. Kesimpulan: Adanya pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru.
DESKRIPSI KARAKTERISTIK PASIEN SUKU DAYAK MA’ANYAN YANG DIRAWAT DENGAN HIPERTENSI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) TAMIYANG LAYANG Warjiman Warjiman; Sri Lidiawati; Theresia Jamini
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v5i1.229

Abstract

Latar belakang : Penyakit hipertensi sudah lama dikenal sebagai “silent killer” karena resiko kerusakan yang ditimbulkan pada organ-organ penderitanya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia akan terkena hipertensi. Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia pada tahun 2016 melaporkan bahwa penyakit hipertensi menempati peringkat ke-2 sebagai penyakit yang banyak diderita oleh masyarakatnya. Kasus hipertensi ini pun dilaporkan sebagai kasus penyakit yang akan terus meningkat kejadiannya setiap tahun. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karateristik pasien suku dayak Ma’anyan yang dirawat dengan penyakit hipertensi di ruang Rawat Inap RSUD Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur pada tahun 2019. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan populasi pasien hipertensi dari suku Dayak ma’anyan. Sample diperoleh dengan menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Sebanyak 30 pasien suku Dayak ikut serta dalam kegiatan penelitian ini dan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan tentang faktor resiko terjadinya hipertensi. Data objektif seperti tinggi badan dan berat badan untuk mengukur indeks massa tubuh diukur oleh peneliti. Hasil penelitian selanjutnya dianalisa statistic deskriptif, lalu disajikan dengan menggunakan table distribusi frekuensi. Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa penderita hipertensi dari suku Dayak ma’anyan yang dirawat di ruang rawat inap RSUD Tamiyang layang, mayorits memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi (60%, n=18), berjenis kelamin perempuan (60%, n=18), berusia 56-65 tahun (40%, n=12), tidak menderita obesitas (83%, n=25), aktif mengonsumsi makanan asin atau mengandung banyak garam (30%, n=9), tidak merokok (76%, n=23), dan tidak rajin berolahraga (80%, n=24). Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik penderita hipertensi yang berasal dari suku Dayak ma’anyan mayoritas adalah berjenis kelamin perempuan, berusia 56-65 tahun, aktif mengonsumsi makanan asin atau mengandung banyak garam, tidak rajin berolahraga dan tidak mesti mengalami obesitas atau merokok. Kata Kunci : hipertensi, karakteristik pasien, faktor resiko, ruang rawat inap, RSUD Tamiang Layang.
PENGARUH SENAM PROLANIS TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS ANGSAU Warjiman Warjiman; Theresia Jamini; Deni Kristiana; Chrisnawati Chrisnawati
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v6i1.268

Abstract

Prolanis merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yangmelibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) dalam rangka pemeliharaankesehatan bagi peserta BPJS yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanankesehatan yang efektif dan efisien. Salah satu program prolanis adalah senam prolanis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh senam prolanis terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Jenis penelitian ini adalah penelitiankuantitatif menggunakan metode Quasi Experiment dengan design pretest and posttest nonequivalent control group, teknikpengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 30 responden yang dibagi menjadi 2kelompok yaitu kelompok kontrol (15 responden) dan kelompok intervensi (15 responden) yang dipilih sesuai kriteria inklusi. Senamprolanis dilakukan selama 4 minggu. Analisis data menggunakan uji Independen T-Test. Hasil penelitian memperlihatkan terdapatperbedaan bermakna antara tekanan sistolik awal dan akhir pada latihan 2 kali/minggu (ρ=0,000 < α= 0,05); antara tekanan darahdiastolik awal dan akhir pada latihan 2 kali/minggu (ρ=0,000 < α 0,05). Terdapat perubahan rata-rata tekanan darah sebelum dansesudah senam pada latihan 2 kali/minggu. Penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh bermakna senam prolanis terhadap penurunantekanan darah pada penderita hipertensi. Senam prolanis baiknya dilakukan secara rutin minimal 2 kali seminggu pada penderitahipertensi.Kata Kunci: senam prolanis, tekanan darah, hipertensi
PELAKSANAAN SENAM LANSIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA DENGAN OSTEOATRITIS Theresia Jamini; Bernadetha Tri Handini; Ria Kamala Riani; T.Adi Kresna
JURNAL SUAKA INSAN MENGABDI (JSIM) Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jsim.v1i2.277

Abstract

Mitra dalam program ini adalah kelompok Lansia penderita osteoarthritis di kelurahanTeluk Dalam RT 50 RW 04 kecamatan Banjarmasin Tengah, berjumlah 18 Lansia, dengankeluhan gejala nyeri pada persendian dengan skala ringan. Hal ini seharusnya ditangani dengancermat supaya tidak terjadi gejala dengan skala berkelanjutan. Menurut survey menunjukkanbahwa hampir semua penduduk lansia penderita osteoarthritis tidak mengetahui carapenanganan yang tepat. Hal ini di sebabkan oleh kurangnya pemahaman serta tidak adanyapenyuluhan serta pelatihan untuk lansia. Hal ini menimbulkan pula kurangnya kesadarankelompok sasaran akan pentingnya senam lansia untuk peningkatan kualitas hidup.Solusi penyelesaian masalah yang disepakati oleh Tim Pengabdi bersama perwakilankelompok sasaran, disepakati kegiatan yang akan dijalankan yaitu : 1)Penyuluhan tentangosteoatritis; dan 2)Pelaksanaan senam lansia 2 kali seminggu selama 4 minggu.Hasil yang diharapkan kedepannya mampu menjadi dasar bagi para lansia untuk aktifbergerak mengatasi masalah osteoatritis. sehingga kegiatan oral hygiene dapat menjadiperilaku yang diterapkan sehari-hari.Kata Kunci : Kualitas Hidup Lansia, Lansia, Osteoatritis, Senam Lansia