Diah Andriani Kusumawati
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 11-14 TAHUN DENGA TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI MTs SAFINATUL HUDA SOWAN KIDUL JEPARA Nor Asiyah; Diah Andriani Kusumawati; Yuni Anita
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 3 (2015): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama umumnya adalah pertumbuhan payudara stadium 2 atau disebut breast bud yang terdiri dari penonjolan putting yang disertai pembesaran daerah areola sekitar umur 8 - 12 tahun. Haid pertama (Menarche) terjadi pada stadium lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi pada umur berapa masing-masing individu mengalaminya, rata-rata pada umur 10,5 – 15,5 tahun. Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui berbagai  tahap tumbuh kembang, termasuk tahap remaja.Jenis penelitian ini analitik korelatif yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain atau variabel yang satu dengan variabel yang lain.Hasil uji chi–square menunjukkan df : 8 tingkat signifikasi 5% adalah 15,507. Kemudian dilakukan perbandingan chi-square hitung dan chi-square tabel. Dimana chi-square hitung adalah 17,997 >  chi-square tabel df : 8 taraf signifikan 5% adalah 15,507. Berdasarkan probabilitas, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig. Adalah 0,021 atau probabilitas dibawah 0,05 yang maknanya adalah terdapat hubungan pengetahuan remaja putri dengan tingkat kecemasan  dalam menghadapi  perubahan seks sekunder. Hubungan antara kedua variabel tersebut lemah, hal ini ditunjukkan dengan koefisian kontingensi sebesar r hitung < r tabel (0,213 < 0,5).Bagi institusi pendidikan, peran guru dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan masalah yang timbul saat terjadi perubahan pada masa remaja lebih ditingkatkan dengan cara menghadirkan tenaga kesehatan ke sekolah untuk memberikan informasi. Pendidikan tentang kesehatan reproduksi mestinya di sampaikan sejak dini agar remaja tidak akan mengalami kecemasan maupun reaksi negatif lainnya dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada masa remaja salah satunya yaitu perubahan seks sekunder.
KORELASI FAKTOR SOSIO DEMOGRAFI DENGAN PELAKSANAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KUDUS Diah Andriani Kusumawati
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 5, No 2 (2014): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meskipun telah banyak bukti yang mendukung pentingnya menyusui eksklusif selama 6  bulan,  namun  masih  terdapat  kenyataan  bahwa  para  ibu  di  beberapa  negara  termasuk Indonesia melakukan penyapihan dini sebelum bayi berusia 3 dan 6 bulan,serta memberikan makanan  semi  padat  kepada  bayi  mereka. Pencapaian  ASI  eksklusif  di  Kabupaten  Kudus berdasarkan  hasl  survey  hanya  19,56%.  Kota  Kudus  merupakan  kota  yang  didalamnya terdapat pabrik rokok dan sebagian besar pekerjanya adalah perempuan.Tujuan  penelitian  ini  adalah  mengetahui  korelasi  faktor  sosio  demografi  dengan pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Kudus.Rancangan  penelitian  yang  digunakan  adalah  analitik  korelasi  dengan  pendekatan cross sectional. Jumlah subyek penelitian 92 orang, yaitu ibu yang memiliki bayi usia 7 – 12 bulan.variabel  bebas dalam  penelitian  ini  adalah  faktor  sosio demografi yang  meliputi usia ibu,  paritas,  pendidikan,  pekerjaan,  status  ekonomi sedangkan  variabel  terikatnya adalah pelaksanaan  pemberian  ASI  eksklusif.  Hubungan  variabel  bebas  dan  variabel  terikat dianalisis dengan  menggunakan  Rank  Spearman  dan  Chi  kuadrat,  sedangkan  untuk  melihat interaksi antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan rumus Kruskal Wallis. Hasil  penelitian  menunjukkan  korelasi  antara usia  nilai  p  =  0,189  (p  >0,05),paritas nilai p = 0,030 (p < 0,05), pendidikan nilai p = 0,115(p > 0,05), pekerjaan nilai p = 0,772(p > 0,05), status ekonomi nilai p = 0,567(p > 0,05).Simpulan  menunjukkan  terdapat  korelasi  antara  paritas  dengan  pelaksanaan pemberian  ASI  eksklusif,sedangkan  persepsi  dan  faktor  sosiodemografi yang  meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi tidak terdapat korelasi, dan pendidikan berkorelasi dengan persepsi ibu tentang menyusui
HUBUNGAN ANTARA METODE PERSALINAN NORMAL DENGAN GANGGUAN BUANG AIR BESAR PADA MASA NIFAS DI BPM RATIJAH TELUK WETAN KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA Diah Andriani Kusumawati; Islami Islami
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 2 (2015): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa Nifas atau puerperium adalah periode waktu dimana organ – organ reproduksi kembali  pada keadaan sebelum hamil dan memerlukan  waktu 6 minggu dari mulai bayi keluar. Metode persalinan normal merupakan  fisiologis keluarnya janin dari  jalan  lahir  (vagina) dan  setelah  itu  ibu  memasuki  tahapan - tahapan  masa nifas  (puerperium) dimulai setelah  kelahiran  plasenta dan berakhir  ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum  hamil  berlangsung  selama kira-kira 6 minggu. Gangguan pada hari ke 2 – 3 diantaranya  adalah gangguan buang air besar (BAB) dalam  masa nifas pada umumnya adalah malnutrisi (muteh), di samping penyebab medis, faktor  usia, pendidikan  tingkat  pengetahuan sosial ekonomi, sosial budaya dan sikap ibu sehingga mengakibatkan proses involusi jadi terhambat.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional yaitu variabel sebab (Independent Variabel) dan variabel akibat (Dependent Variabel) yang terjadi pada obyek penelitian di ukur atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu bersamaan. ). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang berjumlah 30 ibu nifas.Berdasarkan hasil uji chi square  r hitung (17,260) > chi square r tabel (5,991) dengan df: 2 dengan taraf signifikan 5% dan p value 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara metode persalinan normal dengan gangguan buang air besar pada masa nifas. Hubungan antara metode persalinan normal dengan gangguan BAB kuat, karena contingency coefficient  r Hitung > r  Tabel ( 0,604 > 0,5) .         Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi atau konseling tentang masalah gangguan buang air besar pada masa nifas dan cara - cara untuk mengatasi masalah tersebut.