Christin Remayanti
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

TEGANGAN DAN ROTASI BATANG TEPI BAWAH JEMBATAN “BOOMERANG BRIDGE” AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN Widya A, Erwin; Dewi, Sri Murni; Remayanti, Christin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.355 KB)

Abstract

Jembatan “Boomerang Bridge” merupakan Jembatan model rangka baja yang memperoleh penghargaan Juara I dalam Kompetisi Jembatan Indonesia ke-9 Tahun 2013. Terdapat perbedaan nilai lendutan antara perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga dilakukan penelitian juga pada variabel lain yaitu tegangan batang dan rotasi batang tepi bawah. Tahap pertama yaitu uji elastisitas baja dengan bahan yang sejenis dengan profil rangka. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 183.102,5 MPa. Tahap selanjutnya adalah perhitungan teoritis dan hasil pengujian untuk mendapatkan nilai regangan, gaya batang, tegangan, dan rotasi batang. Perbedaan antara perhitungan teoritis dengan pengujian dinyatakan dalam persentase perbandingan. Perbandingan nilai tegangan dari hasil perhitungan teoritis dan pengujian yaitu seperempat bentang dekat tumpuan sendi sebesar 8,922%, di tengah bentang sebesar 5,476%, dan seperempat bentang dekat tumpuan rol sebesar 7,522%. Perbandingan rotasi teoritis dengan pengujian didapatkan nilai persentase sebesar 22,365% dan sama di berbagai posisi pembebanan. Kata kunci : Boomerang bridge, regangan, gaya batang, tegangan, rotasi, perbandingan
PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP KUAT TARIK BELAH BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA) Maulana, Akbar; Arifi, Eva; Remayanti, Christin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.805 KB)

Abstract

Beton Porous merupakan beton khusus yang didesain memiliki porositas yang tinggi sehingga rongga pada beton mampu dilewati oleh air. Untuk mendapatkan porositas yang tinggi maka bahan penyusun beton porous terdiri dari campuran semen, air, agregat kasar, dan sedikit agregat halus atau sama sekali tanpa agregat halus.  Namun beton porous memiliki kelemahan yaitu kuat tarik belah lebih kecil dari pada beton normal. Pemanfaatan RCA diharapkan mampu menjadi inovasi ramah lingkungan dan pemanfaatan fly ash diharapkan mampu meningkatkan kualitas beton porous sehingga mampu memberikan inovasi penerapan konsep 5R.Kemampuan beton porous cocok digunakan pada perkerasan yang tidak menerima beban berat. Kelebihan beton porous dengan porositas yang tinggi adalah mampu mengalirkan air dengan mudah. Pada penelitian ini dilaksanakan pengujian kuat tarik belah terhadap beton  porous dengan kombinasi campuran fly ash sebesar 0%, 15%, 25% dan agregat kasar daur ulang sebesar 0%, 25%, 50%, 75%, 100%. Pengujian beton porous menggunakan alat uji compression testing machine yang bertujuan mengetahui hubungan serta komposisi optimal kombinasi campuran fly ash dan RCA terhadap kuat tarik belah beton porous Hasil penelitian dari pengujian kuat tarik belah terhadap beton porous adalah kuat tarik belah tertinggi didapatkan pada komposisi fly ash 25% dan agregat kasar daur ulang (RCA) 75% dengan kuat tarik belah sebesar 1,5312 MPa untuk memenuhi persyaratan mutu beton perkerasan masih harus ditingkatkan. Hubungan antara komposisi fly ash dan RCA terhadap kuat tarik belah menunjukkan hasil yang beragam dikarenakan nilai penyerapan NA yang lebih tinggi daripada RCA. Kata kunci: beton porous,fly ash, agregat kasar daur ulang, tarik belah, komposisi
PENGARUH VARIASI RASIO TULANGAN LONGITUDINAL BAMBU PADA KOLOM RETROFIT DENGAN METODE JAKET BETON Nabil Akmal, Ngakan Made; Wibowo, Ari; Remayanti, Christin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.518 KB)

Abstract

Pada suatu struktur konstruksi bangunan, kolom merupakan salah satu dari beberapa elemen penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pengerjaannya. Ada 4 jenis kolom yang akan diteliti kali ini, yaitu kolom retrofit dengan kode A1 yang dipasangi tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dengan rasio tulangan sebesar 1,23, kolom retrofit B1 yang dipasangi tulangan bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 0,5 mm dengan rasio tulangan sebesar 1,23, kolom retrofit C1 yang dipasangi tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 20 mm dengan rasio tulangan sebesar 2,47 dan kolom retrofit D1 yang dipasangi tulangan bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dengan rasio tulangan sebesar 2,47. Kolom retrofit akan diuji menggunakan compression test machine dan dipasang dial gauge untuk membantu membaca defleksi pada kolom saat diuji. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kolom retrofit C1 dengan rasio tulangan 2,47 memiliki nilai kuat tekan 3,05% lebih besar dibandingkan dengan kolom retrofit A1 dengan rasio tulangan 1,23. Untuk nilai kekakuan dan modulus elastisitas, kolom retrofit C1 memiliki nilai 2,22% lebih besar dibandingkan kolom retrofit A1.  Kemudian untuk penelitian kolom retrofit D1 dengan rasio tulangan 2,47memiliki nilai kuat tekan 7,11% lebih besar dibandingkan dengan kolom retrofit B1 dengan rasio tulangan 1,23. Untuk nilai kekakuan dan modulus elastisitas, kolom retrofit B1 memiliki nilai 22,63% lebih besar dibandingkan kolom retrofit D1. Hasil kedua tipe kolom diatas menunjukkan bahwa kolom retrofit D1 yang memiliki rasio tulangan yang lebih besar tidak memberikan efek yang signifikan untuk menambah nilai kekakuan, modulus elastisitas dan peningkatan daktilitas . Kata Kunci : Jaket beton, efektifitas, kuat tekam , kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH PERKUATAN MORTAR JAKET DENGAN VARIASI JARAK SENGKANG BAMBU PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG MENGALAMI BEBAN PUNCAK Jannah, Zulaika Nur; Wibowo, Ari; Remayanti, Christin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolom merupakan elemen vertikal yang berfungsi meneruskan beban dari balok menuju podasi. Dibandingkan dengan balok, kerusakan pada kolom memiliki potensi lebih besar untuk menyebabkan keruntuhan pada struktur bangunan.Hasil penelitian antara variasi A.1 dan A.2 yang sama-sama dipasang tulangan utama 4 buah 10x10 mm menunjukkan bahwa jenis kolom A.1 dengan variasi jarak sengkang 7 cmmengalami peningkatan nilai gaya tekan maksimum yang lebih tinggi sebesar 16,74 % jika dibandingkan dengan kolom A.2. Sedangkan penelitian antara kolom retrofit B.1 dan B.2yang sama-sama dipasang tulangan utama 8 buah 10x5 mm, dapat disimpulkan kolom retrofit B.1 lebih efektif dibanding dengan kolom retrofit B.2. Karena kolom retrofit B.1 memiliki peningkatan gaya tekan maksimumyanglebih tinggi sebesar 12,74 % dari pada jenis kolom B.2. Untuk peningkatan kekakuan, dan modulus elastisitas, kolom B.1 juga memiliki peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan jenis kolom B.2 masing-masing 30,69 % dan 30,69 %. Sedangkan untuk daktilitasnya kolom B.1 dan B.2 sama-sama tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antara kolom asli dan retrofitnya. Untuk kolom B.1 mengalami penurunan daktilitas 3,24 % dan B.2 mengalami kenaikan daktilitas sebesar 4,89 %. Berdasarkan hasil penelitian ini, kolom retrofit dengan variasi jarak sengkang 7 cm (kolom retrofit A.1 dan B.1)  lebih efektif dibandingkan dengan jarak sengkang 11 cm (kolom retrofit A.2 dan A.2). Hal ini dikarenakan semakin rapat jarak sengkang yang dipasang maka efek kekangan dari sengkang tersebut akan semakin besar pula, sehingga menyebabkan peningkatan gaya tekan dan daktilitas. Kata Kunci :Jaket beton, jaket mortar, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH KONFIGURASI TULANGAN BAMBU DARI PERKUATAN MORTAR JAKET PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG MENGALAMI KERUNTUHAN AKSIAL Suryo, Benediktus Rendy Diopasca; Wijatmiko, Indradi; Remayanti, Christin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolom merupakan komponen utama pada sebuah bangunan karena berfungsi sebagai penyalur beban dari balok ke elevasi yang lebih rendah hingga ke pondasi, Pada penelitian ini akan dibahas perkuatan kolom dengan metode mortar jacketing. Kolom retrofit kode A3 menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah ukuran 10 x 10 mm dengan jarak antar tulangan transversal 7cm, kolomretrofit kode B3 menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah berukuran 10 x 5 mm dengan jarak antar tulangan transversal 7 cm, kolom retrofit kode A4 menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah berukuran 10 x10 mm dengan jarak antar tulangan transversal 11 cm, dan kolom retrofit kodeB4 menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah berukuran 10 x 5 mm dengan jarak tulangan transversal 11 cm. Kolom retrofit A3 memiliki nilai kekakuan menurun 14,3% dari kolom asli, nilai daktilitas meningkat 92,4% dari kolom asli, modulus elastisitas menurun 14,3% dari kolom asli, dan kuat beban aksial meningkat 2,1% dari kolom asli. Kolom retrofit B3 memiliki nilai kekakuan menurun 26,7% dari kolom asli, nilai daktilitas meningkat 116,9% dari kolom asli, modulus elastisitas menurun 26,7% dari kolom asli, kuat beban aksial menurun 17,7% dari kolom asli. Kolom retrofit A4 memiliki nilai kekakuan menurun 22,3% dari kolom asli, nilai daktilitas meningkat 105,9% dari kolom asli, modulus elastisitas menurun 22,3% dari kolom asli, kuat beban aksial menurun 17,6% dari kolom asli. Kolom retrofit B4 memiliki nilai kekakuan menurun 26,3% dari kolom asli, nilai daktilitas  meningkat 46,88% dari kolom asli, modulus elastisitas menurun 26,3% dari kolom asli, hal ini juga disebabkan karena kolom retrofit bertulangan longitudinal 8 buah 10x5mm kelangsingan tulangannya lebih besar sehingga lebih mudah mengalami tekuk. . Kata Kunci : mortar jacketing, efektivitas, kuat beban aksial, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH RASIO TULANGAN LONGITUDINAL DENGAN VARIASI JUMLAH TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP KUAT TEKAN, DAKTILITAS, DAN KEKAKUAN KOLOM DENGAN TULANGAN BAMBU Rahadyan, Harits Hanif; Remayanti, Christin; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan konstruksi bangunan telah mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu.Penelitian pada komponen utama struktur bangunan masih terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Tulangan bambu adalah bahan telah dicanangkan dapat menggantikan tulangan baja pada beton bertulang.Pemilihan bambu sebagai tulangan alternatif untuk menggantikan tulangan baja dikarenakan bambu merupakan produk alam yang terbarukan dan memiliki kuat tarik yang tinggi yang dapat bersaing dengan kekuatan tarik baja. Jenis bambu yang digunakan pada penelitian ini adalah bambu petung untuk tulangan longitudinal dan bambu apus untuk tulangan transversal. Pada penelitian ini parameter yang dijadikan menjadi acuan adalah kuat tekan maksimum, kekakuan, dan daktilitas. Variabel yang dibandingkan adalah rasio tulangan longitudinal dari kolom. Dipakai 2 variasi rasio tulangan longitudinal yaitu ρ = 1,23 dengan 8 tulangan bambu petung 10 x 5 mm dan ρ = 2,47 dengan 4 tulangan bambu petung 10 x 20 mm. Pengujian kolom dilakukan dengan menggunakan mesin uji tekan untuk memperoleh nilai gaya tekan dan LVDT untuk memperoleh nilai deformasi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kolom dengan rasio yang lebih besar memiliki efektivitas yang lebih baik. Kata Kunci : Kolom pendek, tulangan bambu, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KUAT TEKAN, DAKTILITAS, DAN KEKAKUAN KOLOM DENGAN TULANGAN BAMBU Putra, Geraldy Widianto; Wibowo, Ari; Remayanti, Christin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolom merupakan komponen struktur yang sangat penting dalam suatu bangunan. Saat ini banyak sekali penggunaan baja dalam dunia konstruksi, tetapi bahan tersebut tidak dapat diperharui. Oleh karena itu pada penelitian ini tulangan pada beton menggunakan bambu sebagai bahan alternatif karena bambu relatif lebih murah dan ramah lingkungan jika dibandingkan dengan menggunakan baja. Jenis bambu yang dipakai didalam penelitian ini ada 2, untuk bambu petung digunakan sebagai tulangan longitudinal dan bambu apus digunakan untuk tulangan transversal. Didalam penelitian ini ada 2 tipe, kolom bambu dan kolom baja. Untuk kolom bambu A1 dan A2 menggunakan 4 buah tulangan utama berdimensi 10 x 10 mm dan sengkang berimensi 10 x 5 mm. Namun untuk kolom bambu A1 memiliki jarak sengkang 9,33 cm dan kolom bambu A2 memiliki jarak sengkang 14 cm. untuk kolom bambu B1 dan B2 menggunakan 8 buah tulangan utama berdimensi 10 x 5 mm dan sengkang berdimensi 10 x 5 mm. namun untuk kolom bambu B1 memiliki jarak sengkang 9, 33 cm dan kolom bambu B2 memiliki jarak sengkang 14 cm. Untuk kolom baja A1 dan A2 menggunakan 4D-10 mm dengan sengkang Ø6 mm, tetapi untuk kolom baja A1 memiliki jarak sengkang 9,33 cm dan kolom baja A2 memiliki jarak sengkang 14 cm. Untuk kolom baja B1 dan B2 menggunakan tulangan 8D-8 mm dan sengkang Ø6 mm, dan untuk kolom baja B1 memiliki jarak sengkang 9,33 cm dan kolom baja B2 memiliki jarak sengkang 14 cm. Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan adalah kolom yang memiliki jarak sengkang yang lebih rapat yaitu 9,33 cm lebih efektif jika dibandingkan dengan kolom yang memiliki jarak sengkang yang lebih renggang yaitu 14 cm. Kata Kunci : Kolom pendek, tulangan bambu, gaya tekan, kekakuan, daktilitas.
PENGARUH JUMLAH TULANGAN TRANSVERSAL DAN JARAK TULANGAN TRANSVERSAL TERHADAP KUAT TEKAN, DAKTILITAS, DAN KEKAKUAN KOLOM DENGAN TULANGAN BAMBU Siburian, Jonathan Hasian; Remayanti, Christin; Wijatmiko, Indradi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolom merupakan komponen struktur yang penting dalam suatu bangunan. Dalam merencanakan bangunan kolom menjadi hal yang perlu diperhatikan karena apabila kolom mengalami kerusakan sangat berbahaya terhadap bangunan tersebut. Saat ini, banyak sekali penggunaan baja dalam dunia konstruksi, tetapi bahan tersebut tidak dapat diperbaharui. Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis tipe kolom, kolom bambu dan kolom baja.Digunakan kode pada kolom bambu dan baja yaitu, A3 – A4 dan B3 – B4. Pada kolom bambu B3 dan B4 menggunakan 8 buah tulangan utama berdimensi 10 x 5 mm dengan sengkang berukuran 10 x 10 mm, namun untuk kolom B3 memiliki jarak sengkang 7 cm dan B4 berjarak 14 cm. Pada kolom baja A3 dan A4 meggunakan tulangan 4D-10 mm dengan sengkang Ø6 mm, tetapi A3 memiliki jarak sengkang 7 cm dan A4 berjarak 14 cm. Untuk kolom baja B3 dan B4 menggunakan tulangan 8D-8 mm dan sengkang Ø6 mm, yang membedakan B3 memiliki jarak sengkang 7 cm dan B4 berjarak 14 cm. Pengujian yang dilakukan pada kolom menggunakan mesin uji tekan untuk mendapatkan nilai gaya tekan dan LVDT untuk memperoleh nilai defleksi. Pada hasil penelitian ini, didapatkan bahwa kolom bambu maupun baja  A dan B dengan jarak sengkang 7 cm dan jumlah tulangan sengkang tunggal memiliki kuat tekan maksimum yang lebih besar dibanding dengan kolom berjarak 14 cm yang memakai jumlah sengkang rangkap. Tetapi untuk hasil nilai kekakuan, daktilitas dan modulus elastisitas kolom bambu maupun baja A dan B, kolom dengan jumlah tulangan sengkang rangkap dan jarak tulangan sengkang yang lebih besar memiliki hasil nilai kekakuan, daktilitas dan modulus elastisitas yang lebih besar dari kolom dengan jumlah tulangan sengkang tunggal dan jarak yang lebih renggang. Kata Kunci : Kolom pendek, tulangan bambu, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas.
ANALISIS PENGARUH VARIASI PANJANG FIBER ALUMINIUM TERHADAP KAPASITAS LENTUR DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG Azami, Muhammad Rif’at; Remayanti, Christin; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton bertulang merupakan kombinasi dari 2 material yaitu beton yang kuat menahan tekan dan tulangan baja yang kuat menahan tarik. Tulangan baja pada beton yang memiliki daktilitas tinggi dapat memberikan regangan pada beton sehingga, keamanan pada beton bertambah sebelum mengalami keruntuhan. Jika kuat tarik pada beton melebihi kapasitasnya, maka akan terjadi retak yang mengakibatkan korosi pada tulangan baja dan melemahkan kekuatan beton bertulang. Berbagai inovasi dilakukan guna meningkatkan kekuatan beton bertulang seperti penambahan fiber aluminium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan fiber aluminium dengan variasi panjang terhadap kapasitas beban lentur dan daktilitas (kurvatur dan perpindahan) balok beton bertulang. Balok beton bertulang dengan dimensi 15 cm x 20 cm x 120 cm dan mutu beton 20 MPa digunakan sebagai benda uji. Tulangan utama menggunakan tulangan D-10 dan tulangan 8 sebagai tulangan sengkang. Fiber aluminium yang digunakan memiliki lebar 3 cm dan tebal 0,2 cm serta variasi panjang 45 cm, 30 cm, dan 15 cm yang dipasang pada tulangan utama bagian bawah menggunakan bendrat. Strain gauge di bawah balok untuk mendapatkan data regangan balok beton. Pengujian dilakukan dengan meletakkan balok pada tumpuan sendi-rol dengan bentang 1 m. Pembebanan terpusat di tengah bentang dan peletakkan LVDT di tengah bentang untuk pembacaan lendutan.Hasil pengujian menunjukkan balok dengan fiber aluminium 45 cm mengalami peningkatan beban lentur sebesar 0,98% dari balok normal. Untuk daktilitas kurvatur, balok dengan fiber aluminium 45 cm memiliki nilai sebesar 1,03 rad/m. Sedangkan pada daktilitas perpindahan, persentase penurunan paling tinggi terhadap balok normal didapati pada balok dengan fiber aluminium 45 cm yaitu sebesar 64,68%.Kata kunci: balok, fiber, beban lentur, daktilitas kurvatur, daktilitas perpindahan
ANALISIS PENGARUH VARIASI PANJANG PET POLYESTER FIBER TERHADAP PERILAKU LENTUR DAN KEKAKUAN BALOK BETON BERTULANG Pambudi, Bayu Indra; Remayanti, Christin; Wibowo, Ari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton mempunyai ketahanan terhadap tekan yang tinggi namun memiliki kekuatan tarik yang rendah, oleh sebab itu beton seringkali dikombinasikan dengan tulangan baja untuk mengoptimalkan kekuatannya. Beton bertulang sendiri masih memungkinkan untuk mengalami keruntuhan akibat retak dan deformasi. Berbagai inovasi telah dilakukan untuk meningkatkan kekuatan beton bertulang, salah satunya adalah menggunakan fiber. Fiber ini diharapkan bisa membantu kinerja dari tulangan baja dalam menahan gaya tarik yang terjadi sehingga beton memiliki ketahadanan terhadap retak dan lendutan yang tinggi serta memiliki kekakuan dan beban maksimum yang lebih baik. Pada penelitian ini jenis fiber yang digunakan adalah PET Polyester Fiber dengan lebar 3 cm dan tebal 0,2 cm serta panjang 15 cm, 30 cm dan 45 cm. Benda uji yang digunakan adalah balok dengan dimensi 15 cm x 20 cm x 120 cm dengan mutu beton sebesar 20 MPa. Tulangan yang digunakan adalah tulangan D-10 mm sebagai tulangan utama dan Ø8 mm sebagai tulangan geser. PET Polyester Fiber akan diletakkan diatas tulangan utama bagian bawah dengan menggunakan bendrat. Pengujian benda uji akan dilakukan dengan pembebanan balok dengan beban aksial di tengah bentang serta menggunakan tumpuan sendi-rol. Pengamatan terhadap lendutan dilakukan dengan menggunakan LVDT yang diletakkan pada tengah bentang. Sementara untuk pengamatan lebar retak menggunakan microdetector, kemudian untuk pengamatan terkait dengan pola retak diamati secara visual saja. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beban maksimum balok PET Polyester Fiber 30 cm dan 45 cm lebih baik dibandingkan dengan balok normal (naik 3,722%). Untuk lendutan dan kekakuan balok PET Polyester Fiber 15 cm adalah yang paling optimal dalam memberikan pengaruh. Pola retak yang terjadi pada balok beton normal, PET Polyester Fiber 15 cm dan PET Polyester Fiber 30 cm adalah jenis retak lentur. Sedangkan, untuk PET Polyester Fiber 45 cm jenis retak yang terjadi adalah retak lentur geser. Kata kunci : balok, beban maksimum, lendutan, kekakuan, retak