Indradi Wijatmiko
Unknown Affiliation

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM PERHITUNGAN DEBIT LIMPASAN di DAS KAMONING KABUPATEN SAMPANG Amrullah, Usri; Wijatmiko, Indradi; Anwar, M. Ruslin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.561 KB)

Abstract

Kabupaten Sampang yang dilalui sungai Kamoning sepanjang + 30 Km dengan kecamatan kota sebagai daerah hilir yang seringkali meluap. Oleh karena itu Analisa pengumpulan data dan analisa hidrologi merupakan pijakan awal yang sangat menentukan efektifitas dari langkah perencanaan dan rekayasa di bidang keairan pada DAS Kamoning. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisa hidrologi dengan berbasis data spasial, khususnya dalam menghitung debit limpasan akibat banjir. Metode yang dipakai dalam menghtiung debit limpasan akibat hujan menggunakan metode Rasional, dengan data awal yang dipergunakan berupa peta tata guna lahan, topografi, peta batas administrasi, dan data hidrologi berupa data curah hujan harian. SIG digunakan  untuk menghitung variabel-variabel dalam persamaan metode rasional dengan analisa overlay, dan analisa proximity yang telah tersedia dalam ArcGis 10.1. perhitungan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan SIG dan cara manual, dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana perbedaan proses dan hasil perhitungan dengan kedua cara tersebut. Pengolahan SIG memperoleh hasil perhitungan berupa luas DAS sebesar + 397,8 Km2, sedangkan dengan cara manual sebesar + 391 Km2. Besar debit rancangan akibat hujan hasil pengolahan SIG untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun berurutan sebesar 372,913 m3/d, 443,993 m3/d, dan 485,725 m3/d. Sedangkan besar debit rancangan akibat hujan hasil pengolahan dengan cara manual untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun berurutan sebesar 348,034 M3/d, 413,263 M3/d, dan 452,106 M3/d Kata kunci           : DAS Kamonig, SIG, Debit limpasan, ArcGis 10.1, Metode Rasional
Analisis Pengaruh Penyekatan Kanal Untuk Untuk Pembahasan Lahan Gambut Tropis Gina Khusnul Khotimah; Sigit Sutikno; Muhamad Yusa; Indradi Wijatmiko
Rekayasa Sipil Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2020.014.02.7

Abstract

Peatlands rewetting for hydrological restoration plays an important role in fire prevention and peatland restoration of degraded peatland. One of the methods for the rewetting is canal blocking. The impact of canal blocking for peatland rewetting is further analyzed in this research. This study focused in Pulau Tebing Tinggi peatland hydrological unit (PHU), which is located in Kepulauan Meranti Regency, Riau Province. To analysis the rewetting impact, 15 dipwells were installed with the distance of 1 m, 51 m, 101 m, 201 and 301 m from the canal for each transect of the three transects. A transect was set in the downstream and two transects were set in the upstream of canal block. The ground water level (GWL) in the 15 dipwells was recorded using water-loggers for one year. This research found that canal blocking has a good effect on maintaining groundwater levels and keeping peatlands in always wet or humid conditions up to a distance of 201 m perpendicular to the canal if the rise in water level in the canal due to canal blocking is more than 0.6 m. It is able to maintain the ground water depth in peatlands around 0.4 m, where the peatlands become low risk to the fire, emission rates and subsidence.
PENGARUH PERKUATAN MORTAR JAKET DENGAN VARIASI KONFIGURASI TULANGAN LONGITUDINAL BAMBU PADA KOLOM BETON BERTULANG Nurmadinah Jasman; Christin Remayanti Nainggolan; Indradi Wijatmiko; Ari Wibowo
Rekayasa Sipil Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.01.6

Abstract

Kolom merupakan salah satu struktur utama dari suatu bangunan. Kolom menjadi salah satu struktur dalam portal/frame yang menopang balok, seluruh beban lantai, serta beban lain yang diatasnya. Seiring perkembangan konstruksi kebutuhan akan peralihan fungsi bangunan sedang banyak dilakukan. Untuk menghindari terjadinya kolom lemah pada peralihan fungsi bangunan, diciptakan sebuah inovasi yaitu perbaikan dengan mortar jacketing. Pada penelitian ini digunakan kode kolom A5 – B5 dan A6 – B6. Yaitu, kolom retrofit kode A5 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dibandingkan dengan kolom retrofit kode B5 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak tulangan transversal yang sama yaitu 7 cm. Sedangkan kolom retrofit dengan kode A6 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm, dibandingkan dengan kolom retrofit kode B6 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak tulangan transversal yang sama yaitu 11 cm. Hasil akhir dari penelitian ini adalah efektifitas pengekangan kolom retrofit. Pengujian kolom dilakukan menggunakan mesin uji tekan untuk memperoleh nilai gaya tekan dan dial gauge untuk memperoleh nilai defleksi. Hasil penelitian antara variasi A5 dan B5 diperoleh bahwa variasi B5 memiliki efektifitas peningkatan gaya tekan maksimum yang lebih rendah sebesar 26,27% dibandingkan variasi A5. Hal ini karena rasio tekuk yang dimiliki kolom B5 lebih kecil dibandingkan kolom A5, sehingga tulangan longitudinal variasi A5 lebih efektif dalam menahan gaya tekan aksial. Selain itu nilai kekakuan dan modulus elastisitas dari kolom retrofit B5 juga memiliki nilai yang lebih kecil masing-masing  sebesar 61,17% dan 49,79% dibandingkan kolom retrofit A5. Namun untuk nilai peningkatan daktilitas variasi B5 memiliki nilai peningkatan daktilitas yang sedikit lebih besar sebesar 0,33% dibandingkan kolom retrofit A5. Maka disimpulkan bahwa kolom retrofit B5 lebih efektif dibandingkan kolom retrofit A5. Sedangkan untuk penelitian antara variasi A6 dan B6 diperoleh bahwa variasi B6 memiliki peningkatan gaya tekan maksimum yang lebih rendah sebesar 19,02% dibandingkan variasi A6. Namun variasi B6 memiliki nilai kekakuan dan modulus elastisitas yang lebih besar masing-masing  sebesar 1,82% dan 45,43% dibandingkan kolom A6, hal ini dapat saja terjadi karena proses pencampuran material saat pengecoran tidak merata, sehingga kuat tekan dan kekakuan serta modulus elastisitas tidak berbanding lurus. Sedangkan variasi B6 memiliki efektifitas peningkatan daktilitas lebih besar sebesar 62,33% dibandingkan variasi A6. Maka disimpulkan bahwa kolom retrofit B6 lebih efektif dibandingkan kolom retrofit A6. Oleh karena itu, pada penelitian ini konfigurasi tulangan memberikan pengaruh pada efektifitas perbaikan kolom.
PENGARUH PERKUATAN MORTAR JAKET DENGAN VARIASI JARAK SENGKANG BAMBU PADA KOLOM BETON BERTULANG Muhammad Ainur Rofiq; Christin Remayanti Nainggolan; Ari Wibowo; Indradi Wijatmiko
Rekayasa Sipil Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.01.7

Abstract

A building consists of several structural elements, one of them is a column that has the function to distribute the entire load of the building towards the foundation. If in the working process is done poorly, the column structure will fail. In addition, the structure of the building that has been established is sometimes not function appropriately based on the initial plan, so the load that works on the structure of the building can exceed limits that are previously calculated. Then, the reinforcement of the column is required to be functioned according to the previous planning. In this case, we use the retrofit column code A.5 and B.5 is a retrofit column that uses 4 pieces and 8 pieces of bamboo longitudinal with a size of 10 x 10 mm and 10 x 5 mm with a distance between 7 cm transversal reinforcement, compared to a retrofit column code A.6 and B.6 is a retrofit column that uses longitudinal reinforcement of bamboo as many as 4 pieces and 8 pieces with a size of 10 x 10 mm and 10 x 5 mm with a distance between transversal reinforcement 11 cm. The column was tested by using a compression test machine to obtain the value of the compressive force and dial gauge to obtain the deflection value. Testing of compressive strength was not carried out in the initial column, but only in the retrofit column. The results of the study between variations of A5 and A6 showed that variations in A5 had an increase in the maximum compressive force of 61.78% while variations in A6 increased by 59.86%, it is concluded that A5 was more effective than A6. Whereas for the research between variations of B5 and B6 it was found that variations in B5 had an increased maximum in compressive force of 48,51 %, it is concluded that B5 was more effective than B6.  
MODELING OF SLUMP VALUE AND DETERMINATION OF INFLUENTIAL VARIABLES WITH REGRESSION APPROACH Eri Cahyani; Ari Wibowo; Indradi Wijatmiko
Rekayasa Sipil Vol 13, No 3 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.03.2

Abstract

There are many factors underlying the instability of the consistency of the concrete mixture. The consistency of the concrete mixture was measured using a slump test. Slump tests are commonly used in measuring the quality of fresh concrete. The instability of the slump value becomes an unsolved problem. To facilitate predicting slump values, modeling is needed to reduce variations in concrete job mixs. Regression has been known as the basic method of predictive modeling. Collected data is divided according to the ratio of sand to: <38%, 38-44% and> 44%. The sand ratio data <38% is the most suitable model, because it has a value of R2 0.957, adj. R2 0.897 and MSE 0.31. The most influential variable is water, retarder, gravel 20-30mm. The resulting modeling is adjusted to the range of data collected. 
Energy Efficient Design of Building Based on Building Information Modelling (BIM) Giovanni Hertata Oktavian; Indradi Wijatmiko; Christin Remayanti Nainggolan; Yatnanta Padma Devia; M. Ruslin Anwar
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Building energy analysis is rarely carried out due to the complexity of building shape and materials. On the other hand, the urgency of environmentally friendly construction is increasing through the vision of the SDGs and Architecture 2030. The development of BIM technology is expected to provide accurate estimates of building energy consumption for projects undertaken, as well as recommendations for alternative designs and specifications to increase the energy efficiency of a building. The use of BIM technology for energy analysis during building design helps to implement green building sustainable design based on the analysis of BIM energy simulation software. Data of three-dimensional BIM model with the attributes of materials, project schedule and location are used in building energy consumption simulation analysis. Several scenarios of different materials and layout are carried out to determine the most efficient scenario for energy consumption and followed by its cost estimation. The results of this study are expected to be able to provide the energy value that can be saved through predetermined scenarios as well as the value of the costs required to run a more energy-friendly design scenario in a comprehensive manner.
Analisis Kinerja Waktu dan Penjadwalan Berbasis Building Information Modelling pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Stephanus Indraswara Catur Febriarta; Indradi Wijatmiko; Christin Remayanti Nainggolan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan BIM sebagai sebuah sistem dalam manajemen konstruksi masih belum terlaksana secara penuh dikarenakan penyedia jasa konstruksi di Indonesia masih menggunakan BIM hanya pada model 3D tanpa mengintegrasikan model dengan kinerja waktu, analisis biaya, dan energi. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi UB dengan menganalisis efisiensi durasi menggunakan metode Critical Chain Project Management menggunakan perangkat lunak Autodesk Revit untuk membuat model BIM 3D, Autodesk Naviswork untuk membuat visualisasi BIM 4D, dan Microsoft Project untuk membuat penjadwalan proyek serta melakukan analisis efisiensi durasi. Pada penyusunan jadwal menggunakan BIM menghasilkan durasi akhir 90 hari dan dilakukan efisiensi yang menghasilkan durasi akhir 83,31 hari, sedangkan pada durasi total proyek pada data sekunder adalah selama 92 hari. Didapatkan persentase perbandingan durasi pada jadwal BIM adalah 2,17 % dan 10,97% setelah dilakukan efisiensi dengan metode CCPM. Kata kunci : Analisis durasi, Building Information Modelling (BIM), Critical Chain Project Management (CCPM), Efisiensi penjadwalan.
Analisis Pengendalian Banjir di Muara Kamal Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara DKI Jakarta dengan Sistem Pemompaan Fikri Kurniawan; Indradi Wijatmiko; Agus Suharyanto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjir adalah suatu fenomena alam yang terjadi pada suatu daerah yang dianggap sebuah ancaman karena membawa banyak kerugian. Faktor lain penyebab banjir termasuk penurunan permukaan tanah yang membuatnya lebih rendah dari air laut saat pasang, menyebabkan banjir tahunan di kota yang menghambat akses dan ekonomi. Hal ini mendorong pencarian solusi untuk mengurangi dampak banjir. Penelitian ini mengkaji tiga aspek: pemetaan area banjir di sepanjang sungai, perhitungan kapasitas pompa di Sistem Pompa Polder Kamal, dan aplikasi kapasitas pompa untuk manajemen banjir. Penelitian ini menunjukkan Saluran Sungai Kamal tidak cukup mampu menangani banjir, dengan kapasitas paling rendah di bagian B2. Banjir rutin terjadi dan dipengaruhi oleh kapasitas saluran yang tidak memadai serta sempadan sungai yang rendah. Diperlukan kapasitas pompa yang berbeda untuk setiap periode ulang banjir, dengan jumlah pompa yang diperlukan bervariasi; 21 untuk periode ulang 5 tahun, 19 untuk 10 tahun, 17 untuk 25 tahun, dan 18 untuk 50 dan 100 tahun. Penyesuaian ini penting untuk memindahkan debit luapan dalam waktu kurang dari 15 menit, yang menunjukkan efektivitas kapasitas pompa yang telah ditentukan. Kata kunci: Banjir, Kapasitas Pompa, Pompa Polder Kamal
Integrasi Pemodelan 3D dan Sistem Pemeliharaan Aset dalam Analisis Efisiensi Energi pada Implementasi BIM Gedung B Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya Reza Muhammad Alfarizi; Indradi Wijatmiko; Frury Firdana Rizki
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan menyumbang sekitar 50% dari konsumsi energi global di Indonesia, menyoroti pentingnya teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) untuk efisiensi energi dan keberlanjutan. Penelitian ini mengintegrasikan model 3D dan sistem pemeliharaan aset dengan BIM untuk menganalisis efisiensi energi di Gedung B Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya. Proses melibatkan simulasi konsumsi energi menggunakan Revit dan Autodesk Insight 360, menentukan desain alternatif untuk mengurangi Energy Usage Intensity (EUI), dan perhitungan biaya pemeliharaan. Desain existing menunjukkan EUI rata-rata 371,11 kWh/m2/tahun. Dengan perbaikan seperti pemasangan sensor gerak dan penggantian tipe AC, EUI dapat dikurangi menjadi 361,27 kWh/m2/tahun, menghemat biaya energi tahunan sebesar Rp33.078.045,60. Biaya tambahan untuk desain alternatif adalah Rp134.524.864,11 dengan Payback Period 3 tahun 9 bulan. Estimasi biaya pemeliharaan preventif sistem HVAC adalah Rp158.491.350,00 per tahun. Kata Kunci: Building Information Modeling (BIM), Sistem Pemeliharaan Aset, Energy Usage Intensity (EUI), Autodesk Revit, Autodesk Insight 360.
Analisis Efisiensi Bukaan terhadap Tingkat Pencahayaan dan Kenyamanan Termal Berbasis Building Information Modelling (BIM) pada Proyek Pembangunan Gedung B Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya Yoga Hayyananda Cahya; Indradi Wijatmiko; Eva Arifi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam era arsitektur dan konstruksi modern, bukaan merupakan elemen penting yang tidak hanya mempengaruhi tampilan bangunan tetapi juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan produktif. Penelitian ini mengevaluasi efisiensi bukaan pada Gedung B Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya dengan pendekatan BIM. Penelitian ini mencakup analisis arah paparan sinar matahari, pencahayaan alami, pencahayaan buatan, alternatif desain, kenyamanan termal, dan perhitungan biaya. Analisis arah paparan matahari dilakukan menggunakan fitur sun study pada Autodesk Revit untuk menentukan distribusi cahaya alami dan kebutuhan pencahayaan buatan di setiap ruangan. Evaluasi pencahayaan alami dan buatan dilakukan dengan menganalisis nilai iluminansi (lux) sesuai standar LEED 2009 tipe IEQc8 opt1. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan desain alternatif yang paling optimal. Analisis kenyamanan termal dilakukan melalui pengukuran langsung di lapangan dan pendekatan berbasis BIM, sementara estimasi biaya pengadaan alternatif desain dihitung berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB).