Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STUDI TENTANG DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA NARAPIDANA ANAK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK MARTAPURA KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Suroto Suroto; Syamsul Firdaus; Khairir Rizani
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 1 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.559 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i1.12

Abstract

Pelayanan kesehatan pada anak sama seperti orang dewasa, yakni mencakup kesehatan fisik, psikososial dan spiritual. Anak-anak yang berstatus narapidana tentu lebih rentan dan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan psikososial, karena anak terpisah dari lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebayanya. Masalah psikososial merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yg dapat  berkembang menjadi patologis (gangguan jiwa)  apabila terus berlanjut. Hasil Riskedas tahun 2007 menunjukkan bahwa di Kalimantan Selatan terdapat masalah psikososial sebesar 11,3 %, hampir sama dengan prevalensi nasional yaitu 11,6 %.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang dukungan keluarga terhadap kejadian  depresi pada narapidana anak di lembaga pemasyarakatan Martapura Kab Banjar Prov Kalimantan Selatan. Jenis penelitian Kuantitatif dan desainnya  adalah  “Cross Sectional”. Sampel penelitian adalah seluruh anak yang berstatus sebagai terpidana yang berada di Lapas Martapura Kabupaten Banjar, dengan teknik sampling “ total sampling”. Pengumpulan data dilakukan kuesioner A untuk karakteristik anak dan dukungan keluarga, sedangkan kuesioner B untuk pengukuran depresi dengan instrument Beck Depression Inventory (BDI).  Analisis data dilakukan dengan análisis univariat dan bivariat.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai p = 0,7 >  α = 0,05 , maka ho diterima, jadi tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan  tingkat depresi pada narpidana anak. Kejadian  dipresi yang terjadi pada naripidana anak ditentukan oleh factor lain. Hal tersebut  akan dapat  dijadikan dasar  bagi Lapas, perawat, institusi pendidikan dan Kemenkes serta KemenKum dan Ham  dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan jiwa bagi napi anak. Key word : Psikosial narapidana anak
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU Khairir Rizani; Suroto Suroto; Akhmad Rizani
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 2 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.472 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i2.19

Abstract

Diabetes Melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan intoleren glukosa. Penyakit ini dapat dikelola dengan menyesuaikan perencanaan makanan , kegiatan jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan perlunya diadakan pendekatan individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan Pentalogi Terapi DM meliputi:  Diet/pengaturan makan, latihan fisik, penyuluhan kesehatan masyarakat, obat hipoglikemi dan cangkok pangkreas. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeratif kronik yang dapat dikendalikan dan keberhasilan pengobatan salah satunya adalah ketaatan dalam pola makan. Ketaatan penderita DM dalam pola makan perlu dukungan dari berbagai pihak, diantaranya adalah dukungan keluarga.Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita DM. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional . Sampel pada penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru. Teknik sampling yang dipergunakan adalah accidental sampling..  Analisis data dengan menggunakan spearman Rank dengan taraf signifikasi α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0,003 < α = 0,05, maka ho ditolak, jadi ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru. Diharapkan bagi penderita untuk senantiasa meningkatkan ketaatan dalam program pengobatan dan pengelolaan diit (pola makan) sehingga glukosa darah bisa terkontrol dan dapat dipertahankan dalam batas yang normalKata Kunci : Dukungan Keluarga dan Ketaatan Pola Makan
Hubungan Kesiapan dan Kemandirian Belajar Dengan Hasil Uji Coba Ujian Kompetensi Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin suroto suroto
Jurnal Skala Kesehatan Vol 8 No 1 (2017): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.154 KB)

Abstract

Mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin dituntut untuk mengikuti uji kompetensi sebagai prasyarat untuk mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) perawat. Dalam memasuki dunia kerja keberadaan STR merupakan suatu syarat yang harus dilengkapi jika lulusan tersebut ingin memasuki dunia kerja, baik pada instansi pemerintah maupun swasta. Upaya yang dapat dilakukan mahasiswa untuk dapat mencapai hasil yang baik atau maksimal tentunya diperlukan upaya-upaya dari mahasiswa itu sendiri diantaranya melakukan kesiapan dan kemandirian belajar. Kesiapan menurut Djamarah dan Aswan (2006) meliputi aspek fisik, psikis dan kesiapan materiil. Sedangkan Kemandirian belajar menurut Prayitno (2007) dalam belajar mandiri mahasiswa dituntut untuk mampu mandiri dalam hal sebagai berikut: Mengakses materi dan sumber belajar, Memahami materi belajar, Mengaktualisasi diri di dalam kelas, Merekam materi pelajaran yang dibaca dan diterangkan, Mengerjakan tugas, Belajar bersama dengan sejawat mahasiswa (belajar kelompok), Berdiskusi dan berargumentasi, Membaca dan menulis karya ilmiah, Mempersiapkan dan mengikuti ujian dan Menganalisis dan menindaklanjuti hasil ujian. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesiapan dan kemandirian belajar mahasiswa Jurusan Keperawatan dalam menghadapi uji kompentensi. Jenis penelitian yang dugunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Hasil data penelitian dianalisis untuk mengetahui hubungan variabel kesiapan belajar dan kemandirian belajar mahasiswa dengan hasil uji kompetensi menggunakan uji beda rata-rata dengan t-test. pada tingkat kepercayaan 95 %. Hasil penelitian hubungan Kemandirian belajar dengan nilai uji kompetensi, didapatkan angka p Value 0,004 lebih kecil dari α = 0,05, menunjukan bahwa ho ditolak yang berarti ada beda nilai rata-rata hasil uji coba uji kompetensi antara kelompok responden yang mandiri dengan yang tidak mandiri. Berarti bahwa mahasiswa yang mandiri memiliki nilai lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mandiri. Sedangan hubungan kesiapan belajar belajar dengan nilai uji kompetensi diperoleh angka p Value 0,025 lebih kecil dari α = 0,05, menunjukan bahwa ho ditolak yang berarti ada beda nilai rata-rata hasil uji coba uji kompetensi antara kelompok responden yang siap dengan yang tidak siap. Berarti bahwa mahasiswa yang siap dalam belajar memiliki nilai lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak siap. Kata kunci : Kesiapan, kemandirian belajar dan uji kompetensi
Spiritual Approach For Hypertension Sufferers in Riverbank Areas Mahdalena Mahdalena; Mahpolah Mahpolah; Suroto Suroto
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 3: September 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jika.v7i3.2403

Abstract

Hypertension is categorized as the silent disease, the number always increases every year. Hypertension sufferers can experience anxiety which has an impact on their psychological well-being. In a mood of sadness, fear and anxiety, religiosity and spirituality become a guide to life, religious practices become daily activities.Spiritual well-being or spiritual well-being is one of the factors that shows how a person can deal with problems and stress in their life, such as degenerative diseases and other problems that arise. This research aims to explore the spiritual approach of hypertension sufferers using a cross-sectional method in communities along the Martapura river. The results obtained show the spiritual approach of the people along the Martapura river. Very good at controlling emotions and anxiety in dealing with hypertension problems. Society establishes a vertical relationship with GodJust as building religious rituals is very well established, so are horizontal relationships with fellow creatures (man and the universe). A spiritual approach is of particular concern in treating hypertensive patients.