p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sebatik
Eman Sukmana
Usaha Perjalanan Wisata, Politeknik Negeri Samarinda

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RANCANGAN KAWASAN AGROWISATA DI DESA BUKIT RAYA KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR Anton Nurcahyo; Eman Sukmana; Bhanu Rizfa Hakim; Rizky Sulvika Pusparinda; Adi Chandra
Sebatik Vol 25 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.735 KB) | DOI: 10.46984/sebatik.v25i2.1528

Abstract

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah menetapkan bahwa sektor komersial umum khususnya pariwisata merupakan sektor penting dalam meningkatkan pendapatan daerah, dengan indikator jumlah kunjungan dan pergerakan wisatawan, serta rata-rata tingkat hunian akomodasi yang berada di Kukar selama kegiatan wisata. Sesuai dengan program nasional yang menjelaskan bahwa sektor pariwisata berperan penting dalam regulasi keuangan selama kurang lebih 5 tahun (sebelum penyebaran Covid-19) mengingat peningkatan jumlah wisatawan mancanegara setiap tahun. Bukit Raya merupakan salah satu desa di Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki potensi komersial di bidang pertanian. Kemudian, setelah dilakukan penelitian awal oleh penulis, hasilnya luar biasa dengan potensi lahan pertanian yang luas dengan tingkat kebersihan yang tinggi dan organisir dengan baik, Bukit Raya memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata terbesar di Provinsi Kalimantan Timur dengan produk unggulan Mina-Padi (kombinasi ikan dan padi). Penelitian ini bertujuan untuk menata dan mendesain kawasan agrowisata dengan teknik pemetaan dan pembuatan desain kawasan (site plan) sebagai metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil analisis yaitu memberikan gambaran perencanaan kawasan agrowisata pedesaan Bukit Raya secara keseluruhan berupa penanda peta sebagai implementasi zonasi daya tarik wisata serta rancangan kawasan agrowisata (site plan) yang berbasis pada pertanian. Perancangan kawasan pertanian dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan, zonasi dan desain arsitektur menggunakan penanda peta (marker map) dan perangkat lunak lansekap. Hasil perencanaan Desa Bukit Raya kemudian dibandingkan dengan konsep kategori agrowisata dan dianalisis sesuai dengan potensi kendala yang mungkin dihadapi masyarakat.
PERTANIAN DAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA BUKIT RAYA, KUTAI KARTANEGARA Eman Sukmana; Musdalifah Musdalifah; Rini Koen Iswandar
Sebatik Vol 26 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v26i2.2107

Abstract

Desa Bukit Raya memiliki lahan pertanian seluas ± 426,9 hektar yang saat ini dikelola oleh generasi tua (usia 50 tahun ke atas). Adanya kekhawatiran terhadap hilangnya budaya pertanian, karena generasi muda lebih tertarik untuk bekerja di sektor pertambangan dan luar desa. Hal ini direspon oleh salah satu anggota kelompok pertanian untuk memberikan sentuhan pariwisata terhadap potensi pertanian dan kearifan lokal sebagai upaya resiliensi budaya masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi wisata menggunakan metode analisis daya tarik wisata 3A (attraction, accessibiity, dan amenities) dan 3S (something to see, something to do, dan something to buy). Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi secara langsung, studi pustaka, wawancara mendalam, dan focus group discussion (FGD). Analisis data mengadopsi 4 tahapan yang diuraikan oleh Miles dan Huberman, yaitu data collection (pengumpulan data), data codensation (kondensasi data), data display (penampilan data), dan conclusion & verifying (kesimpulan dan verifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik wisata Desa Bukit Raya terletak pada pematang sawah, saluran irigasi, embung, kehidupan dan keramahan masyarakat yang dapat dikompilasi menjadi Pariwisata Agro-Komunitas.