Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengelolaan Bank Sampah sebagai implementasi Ekonomi Kreatif di Bank Sampah Guyub Rukun Dusun Madugondo, Kecamatan Piyungan, Bantul Tendra Istanabi; Nur Miladan; Lintang Suminar; Kusumastuti Kusumastuti; Istijabatul Aliyah; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Rizon Pamardhi Utomo; Rr. Ratri Werdiningtyas; Galing Yudana
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7 No 3 (2022): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v7i3.2765

Abstract

One of the concrete steps of waste management that can be felt directly by the community in a small scope is the Waste Bank. However, the community often faces problems in managing waste through waste banks, namely related to limited human resources and facilities. The Guyub Rukun Dusun Madugondo waste e Bank is a waste bank that is experiencing problems with limited human resources and facilities. Efforts are needed to overcome the limitations of human resources and facilities so that the waste bank is able to continue to grow. Therefore, this community service activity is carried out to help overcome these problems by providing training methods to improve the managerial skills of waste bank managers and innovation in processing waste into creative economic products as well as providing supporting facilities grants. The training was carried out with waste bank management materials and making flower arrangements from recycled plastic waste materials. Meanwhile, the grant for supporting facilities is realized in the form of a waste press. The results of these community service activities can be felt directly by the waste bank manager and can reduce the problems faced by the Guyub Rukun Dusun Madugondo waste Bank manager.
Faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri (Studi kasus: Industri gitar di Desa Mancasan, Desa Ngrombo dan Desa Pondok, Kabupaten Sukoharjo) Nurlela Siti Eminawati; Kusumastuti Kusumastuti; Soedwiwahjono Soedwiwahjono
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i2.25300

Abstract

Industri gitar yang terletak di dalam klaster Desa Mancasan, Desa Ngrombo dan Desa Pondok sudah mencapai 141 unit industri di dalam kawasan yang seluas 508Ha, yang mengalami peningkatan 81 unit dalam kurun waktu 10 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan klaster, tetapi faktor yang dapat dilihat secara langsung adalah aspek fisik atau spasialnya. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri dan pengaruh faktor spasial terhadap perkembangan klaster industri di Desa Mancasan, Desa Ngrombo, dan Desa Pondok. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui tingkatan faktor yang dianggap paling memengaruhi menurut pengusaha di dalam klaster industri. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor terhadap perkembangan. Faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri di ketiga Desa yaitu lokasi, aksesibilitas, infrastruktur, dan sarana. Hasil penelitian menunjukkan faktor utama yang paling mempengaruhi adalah lokasi klaster terhadap bahan baku maupun tenaga kerja.
KUALITAS TAMAN KOTA SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA Anggit Pratomo; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Nur Miladan
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v1i1.12494.84-95

Abstract

Taman kota adalah salah satu jenis ruang terbuka hijau publik yang memiliki aktivitas kompleks. Taman kota sebagai ruang publik perkotaan dikatakan memenuhi kualitas apabila mencapai kelayakan terhadap kriteria: pelayanan pengguna, tingkat aktivitas, tingkat kebermaknaan dan kemudahan akses. Di Kota Surakarta terdapat beberapa taman kota dengan jumlah pengunjung yang berbeda beda. Persepsi dan preferensi pengguna taman kota merupakan salah satu cara untuk mengetahui kualitas taman kota di Kota Surakarta agar dapat digunakan secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas taman kota sebagai ruang publik di Kota Surakarta berdasarkan persepsi dan preferensi pengguna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skoring dengan pendekatan kuantitatif, sementara jenis penelitian ini adalah eksplanatif. Berdasarkan kriteria taman kota, diperoleh taman kota yang masuk ke dalam sampel penelitian yaitu Taman Kompleks Stadion Manahan dan Taman Balekambang. Sampel dari peneliian ini merupakan pengguna taman. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh pengguna taman. Analisis tiap kriteria kualitas taman dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui modus pada kategori jawaban setiap variabel. Di akhir analisis dilakukan skoring untuk mengetahui tingkat kualitas taman kota di Kota Surakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa elemen taman kota dengan kondisi baik meliputi tingkat aktivitas, sementara elemen pelayanan pengguna, kebermaknaan dan kemudahan akses berada pada kondisi sedang, sehingga kualitas taman kota di Surakarta berdasarkan persepsi dan preferensi pengguna yaitu Taman Kompleks Stadion Manahan dan Taman Balekambang berada pada kondisi sedang. Berdasarkan teori, isu, serta hasil analisis terkait taman kota, maka diperoleh hasil bahwa kualitas taman kota di Kota Surakarta dalam kondisi baik.
PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI PENGECORAN LOGAM SKALA BESAR DAN SEDANG YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN DI KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN Nur Lutfi Rizky Tantowi; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Ana Hardiana
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v1i1.14868.49-59

Abstract

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu pertumbuhan yang pesat pada segala aspek kehidupan salah satu adalah aspek industri. Industri skala besar dan sedang setiap tahunnya mengalami perkembangan, hal tersebut juga terjadi pada industri pengecoran logam skala besar dan sedang yang berada di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten selama kurun waktu tahun 2006 hingga tahun 2016. Industri-industri pengecoran logam tersebut memiliki lokasi yang berdekatan sebagai salah satu bentuk untuk mendapatkan keuntungan aglomerasi. Akan tetapi, industri yang mengalami peningkatan tersebut berpengaruh terhadap sekitarnya, salah satu pengaruh yang ditimbulkan adalah terhadap guna lahan di sekitarnya yang mengalami perubahan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perkembangan industri pengecoran logam skala besar dan sedang yang teraglomerasi terhadap perubahan guna lahan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sementara jenis penelitian ini adalah penelitian deduktif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis skoring dengan membandingkan kondisi awal penelitian dengan kondisi akhir penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan bahwa industri pengecoran logam skala besar dan sedang yang teraglomerasi mengalami perkembangan, sementara guna lahan di wilayah tersebut juga ikut mengalami perubahan. Karena sama-sama mengalami perkembangan/perubahan maka hubungan antara perkembangan industri dan perubahan guna lahan dapat disebut sebagai hubungan yang lurus, hal tersebut dapat diketahui dari perkembangan industri pengecoran logam skala besar dan sedang yang teraglomerasi yang berpengaruh tinggi terhadap perubahan guna lahan.
ANALISIS PENENTUAN LOKASI PARKIR PADA KAWASAN PERDAGANGAN SINGOSAREN KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PREFERENSI PENGUNJUNG Fauzi Nuraninda Haqie; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Kuswanto Nurhadi
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v1i2.14384.96-107

Abstract

Kawasan perdagangan Singosaren merupakan salah satu kawasan yang menjadi tarikan perjalanan. Hal ini menyebabkan timbulnya kebutuhan ruang parkir pada kawasan tersebut dikarenakan mayoritas masyarakat Kota Surakarta menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan mobilitas. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa 99% parkir pada kawasan tersebut merupakan parkir on street. Selain itu pada kawasan perdagangan Singosaren akan diterapkan konsep walking street yang salah satu substansi penataannya adalah dengan menjadikan kawasan Singosaren menjadi kawasan yang steril dari parkir on street. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dimana alternatif-alternatif lokasi parkir yang dapat memenuhi kebutuhan kawasan perdagangan Singosaren berdasarkan preferensi pengunjung kawasan tersebut. Preferensi pengunjung juga digunakan untuk menentukan kriteria lokasi parkir mana yang paling tinggi tingkat kepentingannya hingga paling rendah tingkat kepentingannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis skoring untuk penentuan alternatif lokasi parkir dan teknik pembobotan kriteria lokasi parkir berdasarkan preferensi pengunjung. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan penyebaran kuisioner pada pengunjung kawasan perdagangan Singosaren. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa berdasarkan preferensi pengunjung kawasan perdagangan Singosaren urutan kriteria yang memiliki bobot paling tinggi kepentingannya hingga paling rendah kepentingannya adalah (1) keamanan; (2) jarak berjalan; (3) aksesibilitas; (4) ketersediaan lahan/ruang; (5) rencana tata ruang; (6) lingkungan. Berdasarkan analisis dengan teknik skoring didapatkan 5 alternatif lokasi parkir yaitu lahan kosong utara Matahari Departement Store (lokasi A) yang tergolong dalam kategori kurang sesuai untuk lokasi parkir. Kemudian lahan kosong barat Matahari Departement Store (lokasi B), lahan kosong timur Lapangan Kartopuran (lokasi C), Lapangan Kartopuran (lokasi D), dan ruang parkir Matahari Departement Store (lokasi E) yang tergolong dalam kategori sesuai untuk lokasi parkir. Setiap alternatif lokasi tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan berdasarkan kriteria lokasi parkir yang telah dihimpun dalam penelitian ini.Kata kunci: Lokasi parkir; Parkir; Preferensi pengunjung
Kekuatan elemen pembentuk citra Kawasan Pasar Gede dan Kampung Pecinan di Kota Surakarta berdasarkan persepsi responden Fadhilah Pralampita; Kusumastuti Kusumastuti; Soedwiwahjono Soedwiwahjono
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 1 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i1.52657

Abstract

Keunikan dan karakter yang dimiliki ruang kota berkontribusi dalam pembentukan citra yang memperkuat identitas wajah kota, sehingga mampu menjadi daya tarik kota. Kawasan Pasar Gede dan Kampung Pecinan adalah ruang berkarakter yang menjadi bagian penting sejarah perkembangan ekonomi kota dan menempati wilayah strategis pusat Kota Surakarta. Kawasan ini terjaga keberlangsungannya, terlihat jelas dari adanya Pasar Gede yang menjadi magnet kegiatan komersial, deretan ruko khas Cina, Klenteng, serta festival Grebeg Sudiro, menjadi bagian-bagian yang mampu membentuk citra terhadap kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen pembentuk citra Kawasan Pasar Gede dan Kampung Pecinan dan tingkatan kekuatannya yang paling kuat memberikan kesan berdasarkan persepsi responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis komponen pembentuk citra kawasan, deskriptif kuantitatif berdasarkan frekuensi untuk menganalisis elemen pembentuk citra kawasan, dan analisis skoring untuk menganalisis kekuatan elemen pembentuk citra kawasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kawasan memiliki komponen pembentuk legibility serta imageability; (2) elemen pembentuk citra kawasan paling kuat memberikan kesan yaitu path (Jl. Urip Sumoharjo), edge (Sungai Pepe), district (perdagangan jasa), node (Persimpangan tugu jam), dan landmark (Pasar Gede); (3) elemen pembentuk citra di kawasan jika diurutkan dari yang paling kuat memberikan kesan yaitu node, district, landmark, edge, dan path.
Peran Kota Tua Ampenan dalam Mendukung Konsep Pariwisata Berkelanjutan di Lombok Erika Nurfathi Adnan; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Lintang Suminar
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v5i1.67415.35-48

Abstract

Pariwisata kini menjadi sektor yang kembali menarik perhatian. Maraknya pariwisata Indonesia disebabkan kekayaan dan potensi yang dimiliki Indonesia. Momentumini tentu harus berjalan dengan berkelanjutan agar tidak mengurangi kekayaan dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Pariwisata berkelanjutan merupakan aktivitas pariwisata yang mempertimbangkan sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengembangannya. Lombok merupakan salah satu pulau di Indonesia dengan kekayaan alam dan budaya. Dalam pengembangan pariwisatanya, Lombok telahmenetapkan konsep berkelanjutan untuk memberikan pengalaman budaya dan alam yang berkualitas. Dalam hal ini telah ditetapkan Kawasan Inti Pariwisata sebagai fokus pengembangan pariwisata, salah satunya adalah Kota Tua Ampenan. Kota Tua Ampenan menawarkan sejarah perkembangan perkotaan di Pulau Lombok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kesesuaian Kota Tua Ampenan dalam menunjang konsep pariwisata Lombok yang berkelanjutan. Kesesuaian ini nantinya didasarkan pada komponen pariwisata, yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan kelembagaan. Komponen-komponen ini kemudian ditinjaukembali berdasarkan aspek berkelanjutan, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pengukuran bagaimana Kota Tua Ampenan mendukung pariwisata Lombok yang berkelanjutan dilakukan menggunakan teknik analisis skoring. Penelitian ini menghasilkan bahwa komponen pariwisata berkelanjutan di Kawasan Pariwisata Kota Tua Ampenan mendukung konsep pariwisata Lombok yang berkelanjutan.
Kesesuaian Kawasan Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan, Surakarta dari Perspektif Konsep TOD Bagus Raditya; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Kusumastuti Kusumastuti
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v5i1.63521.133-147

Abstract

Transit-Oriented Development (TOD) merupakan konsep pembangunan perkotaan yang mengintegrasikan sistem transit dan penggunaan lahan untuk mendorong pergerakan nonmotor. Integrasi dicapai melalui desain kawasan yang kondusif untuk perjalanan nonmotor, keberagaman penggunaan lahan yang menciptakan lingkungan perkotaan yang hidup, serta kepadatan yang membangkitkan penggunaan sistem transit. Kota Surakarta sudah mewacanakan pembangunan TOD melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta 2011-2031 tetapi belum ada rencana lebih rinci mengenai pembangunan TOD. Dengan berjalannya rencana pembangunan sistem transit, maka meningkat pula kebutuhan pembangunan TOD di simpul-simpul transit Kota Surakarta. Untuk mengintegrasikan sistem transit dan penggunaan lahan, serta untuk mengetahui bagaimana TOD dapat dibangun, maka perlu diketahui keadaan kawasan di sekitar titik transit, dilihat dari prinsip-prinsip TOD. Stasiun Solo Balapan dan Terminal Tirtonadi merupakan simpul transit terbesar di Kota Surakarta yang berada pada kawasan yang direncanakan sebagai pusat pelayanan pemerintahan dan perdagangan dan jasa, menjadikannya menawarkan potensi kawasan untuk dibangun menjadi TOD. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran seberapa jauh prinsip TOD ditemukan di simpul transit Kota Surakarta melalui studi kasus di Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode statistik deskriptif melalui pendekatan deduktif. Penelitian ini menemukan bahwa dalam kawasan penelitian, hanya prinsip kepadatan yang sudah memenuhi konsep TOD dengan keadaan prinsip desain di kawasan masih belum dapat menawarkan keamanan dan kemudahan untuk pergerakan non motor, serta keadaan prinsip keberagaman masih belum dapat menciptakan kawasan dengan daya tarik tinggi.
Analisis perubahan lahan gumuk pasir akibat perkembangan sarana dan prasarana budidaya udang (studi kasus Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen) Alif Riyanto; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Lintang Suminar
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i2.56678

Abstract

Gumuk pasir di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen merupakan bagian dari gumuk pasir tipe barchan yang hanya terdapat dua di dunia, yaitu Indonesia dan Meksiko. Keberadaan lahan gumuk pasir mulai terdampak adanya sarana dan prasarana budidaya udang pada tahun 2015 sehingga perlu upaya konservasi gumuk pasir. Perubahan lahan gumuk pasir ditinjau dari luas dan bentuknya serta perkembangan sarana prasarana budidaya udang ditinjau dari petak tambak, gudang, unit pengelolaan limbah dan jaringan jalan produksi. Data di identifikasi dengan data survei lapangan tahun 2021 dan data citra satelit google earth tahun 2015, 2017, 2019 dan 2021. Hasil identifikasi menunjukkan perubahan lahan gumuk pasir dari tahun 2015-2021 sebesar 43,81% dengan klasifikasi sedang. Sementara itu, perkembangan sarana dan prasarana budidaya udang mengalami peningkatan rata-rata 84,22% dengan klasifikasi tinggi. Perkembangan sarana dan prasarana budidaya udang secara langsung mempengaruhi luasan gumuk pasir serta keberadaan sarana dan prasarana budidaya udang pada zona depan gumuk pasir secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan gumuk pasir di Kecamatan Petanahan.