Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengelolaan Bank Sampah sebagai implementasi Ekonomi Kreatif di Bank Sampah Guyub Rukun Dusun Madugondo, Kecamatan Piyungan, Bantul Tendra Istanabi; Nur Miladan; Lintang Suminar; Kusumastuti Kusumastuti; Istijabatul Aliyah; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Rizon Pamardhi Utomo; Rr. Ratri Werdiningtyas; Galing Yudana
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7 No 3 (2022): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v7i3.2765

Abstract

One of the concrete steps of waste management that can be felt directly by the community in a small scope is the Waste Bank. However, the community often faces problems in managing waste through waste banks, namely related to limited human resources and facilities. The Guyub Rukun Dusun Madugondo waste e Bank is a waste bank that is experiencing problems with limited human resources and facilities. Efforts are needed to overcome the limitations of human resources and facilities so that the waste bank is able to continue to grow. Therefore, this community service activity is carried out to help overcome these problems by providing training methods to improve the managerial skills of waste bank managers and innovation in processing waste into creative economic products as well as providing supporting facilities grants. The training was carried out with waste bank management materials and making flower arrangements from recycled plastic waste materials. Meanwhile, the grant for supporting facilities is realized in the form of a waste press. The results of these community service activities can be felt directly by the waste bank manager and can reduce the problems faced by the Guyub Rukun Dusun Madugondo waste Bank manager.
Modal sosial dalam upaya pengelolaan sampah berkelanjutan di Kampung Iklim Joyotakan Surakarta Hakimatul Mukaromah; Kusumastuti Kusumastuti
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 16, No 1 (2021)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v16i1.34512

Abstract

Keterbatasan lahan dalam penyediaan prasarana persampahan menjadi salah satu tantangan dalam pengelolaan sampah. Sampah juga turut menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca yang berimplikasi pada perubahan iklim. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia mencanangkan program kampung iklim sebagai bentuk peningkatan kapasitas mitigasi terhadap perubahan iklim melalui serangkaian kegiatan, salah satunya adalah pengelolaan sampah berkelanjutan. Pergeseran paradigma pengelolaan sampah konvensional menuju konsep berkelanjutan dengan prinsip reuse, reduce, dan recycle (3R) mulai diimplementasikan. Modal sosial menjadi salah satu aspek penting keberhasilan program yang berbasis pada partisipasi masyarakat.  Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Kampung Iklim Joyotakan yang ditetapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta pada tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana modal sosial dalam upaya pengelolaan sampah di Kampung Iklim Joyotakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat aspek modal sosial yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini, yaitu kualitas/kapasitas sumber daya manusia, bentuk interaksi/organisasi sosial, kepemimpinan, dan penyelenggaraan pemerintahan, memiliki hubungan yang positif terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Meskipun terdapat beberapa hal yang potensial untuk memperkuat modal sosial dalam konteks untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Di antaranya adalah peningkatan nilai tambah dalam pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomi, transfer pengetahuan terkait pengolahan dan teknologi pengolahan sampah kepada seluruh masyarakat karena ada potensi interaksi sosial yang cukup besar, dan pelibatan masyarakat yang lebih besar (penerapan model bottom up) dalam berbagai program yang diinisiasi oleh berbagai stakeholder.
Faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri (Studi kasus: Industri gitar di Desa Mancasan, Desa Ngrombo dan Desa Pondok, Kabupaten Sukoharjo) Nurlela Siti Eminawati; Kusumastuti Kusumastuti; Soedwiwahjono Soedwiwahjono
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i2.25300

Abstract

Industri gitar yang terletak di dalam klaster Desa Mancasan, Desa Ngrombo dan Desa Pondok sudah mencapai 141 unit industri di dalam kawasan yang seluas 508Ha, yang mengalami peningkatan 81 unit dalam kurun waktu 10 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan klaster, tetapi faktor yang dapat dilihat secara langsung adalah aspek fisik atau spasialnya. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri dan pengaruh faktor spasial terhadap perkembangan klaster industri di Desa Mancasan, Desa Ngrombo, dan Desa Pondok. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui tingkatan faktor yang dianggap paling memengaruhi menurut pengusaha di dalam klaster industri. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor terhadap perkembangan. Faktor-faktor spasial yang mempengaruhi perkembangan klaster industri di ketiga Desa yaitu lokasi, aksesibilitas, infrastruktur, dan sarana. Hasil penelitian menunjukkan faktor utama yang paling mempengaruhi adalah lokasi klaster terhadap bahan baku maupun tenaga kerja.
Tinjauan kesiapan mitigasi bencana non-struktural dalam menghadapi bencana tsunami di kawasan pesisir Kecamatan Kuta Difa Ayu Balqist Ramadhani; Nur Miladan; Kusumastuti Kusumastuti
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 1 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i1.53767

Abstract

Kecamatan Kuta memiliki beragam destinasi wisata di Pulau Bali yang mendunia, berdekatan dengan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadikan kawasan ini sebagai salah satu titik vital dalam perekonomian Indonesia. Akan tetapi, letak Pulau Bali pada zona subduksi (tumbukan) menjadikan kawasan ini memiliki risiko bencana tsunami tinggi sehingga diperlukan adanya upaya mitigasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesiapan upaya mitigasi bencana non-struktural tsunami di Kecamatan Kuta. Metode kuantitatif dengan teknik analisis berupa teknik analisis spasial, teknik analisis deskriptif, dan teknik analisis skoring, digunakan untuk mengukur hal tersebut. Data yang digunakan adalah data regulasi yang mengatur bencana tsunami, data penggunaan lahan yang berbasis pada mitigasi tsunami, dan data sosialisasi terkait mitigasi bencana tsunami yang diperoleh melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Hasil menunjukan bahwa tingkat mitigasi kesiapan mitigasi bencana tsunami non-struktural di Kecamatan Kuta tergolong dalam kategori kurang siap. Hal ini disebabkan karena belum tersedianya regulasi yang mengatur kawasan bencana tsunami pada kawasan penelitian secara menyeluruh, minimnya dan belum menyeluruhnya pemberian edukasi dan sosialisasi terkait mitigasi bencana tsunami, serta kawasan masih belum sesuai dengan regulasi berbasis kawasan rawan bencana.
Kekuatan elemen pembentuk citra Kawasan Pasar Gede dan Kampung Pecinan di Kota Surakarta berdasarkan persepsi responden Fadhilah Pralampita; Kusumastuti Kusumastuti; Soedwiwahjono Soedwiwahjono
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 1 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i1.52657

Abstract

Keunikan dan karakter yang dimiliki ruang kota berkontribusi dalam pembentukan citra yang memperkuat identitas wajah kota, sehingga mampu menjadi daya tarik kota. Kawasan Pasar Gede dan Kampung Pecinan adalah ruang berkarakter yang menjadi bagian penting sejarah perkembangan ekonomi kota dan menempati wilayah strategis pusat Kota Surakarta. Kawasan ini terjaga keberlangsungannya, terlihat jelas dari adanya Pasar Gede yang menjadi magnet kegiatan komersial, deretan ruko khas Cina, Klenteng, serta festival Grebeg Sudiro, menjadi bagian-bagian yang mampu membentuk citra terhadap kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen pembentuk citra Kawasan Pasar Gede dan Kampung Pecinan dan tingkatan kekuatannya yang paling kuat memberikan kesan berdasarkan persepsi responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis komponen pembentuk citra kawasan, deskriptif kuantitatif berdasarkan frekuensi untuk menganalisis elemen pembentuk citra kawasan, dan analisis skoring untuk menganalisis kekuatan elemen pembentuk citra kawasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kawasan memiliki komponen pembentuk legibility serta imageability; (2) elemen pembentuk citra kawasan paling kuat memberikan kesan yaitu path (Jl. Urip Sumoharjo), edge (Sungai Pepe), district (perdagangan jasa), node (Persimpangan tugu jam), dan landmark (Pasar Gede); (3) elemen pembentuk citra di kawasan jika diurutkan dari yang paling kuat memberikan kesan yaitu node, district, landmark, edge, dan path.
Kesesuaian Kawasan Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan, Surakarta dari Perspektif Konsep TOD Bagus Raditya; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Kusumastuti Kusumastuti
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v5i1.63521.133-147

Abstract

Transit-Oriented Development (TOD) merupakan konsep pembangunan perkotaan yang mengintegrasikan sistem transit dan penggunaan lahan untuk mendorong pergerakan nonmotor. Integrasi dicapai melalui desain kawasan yang kondusif untuk perjalanan nonmotor, keberagaman penggunaan lahan yang menciptakan lingkungan perkotaan yang hidup, serta kepadatan yang membangkitkan penggunaan sistem transit. Kota Surakarta sudah mewacanakan pembangunan TOD melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta 2011-2031 tetapi belum ada rencana lebih rinci mengenai pembangunan TOD. Dengan berjalannya rencana pembangunan sistem transit, maka meningkat pula kebutuhan pembangunan TOD di simpul-simpul transit Kota Surakarta. Untuk mengintegrasikan sistem transit dan penggunaan lahan, serta untuk mengetahui bagaimana TOD dapat dibangun, maka perlu diketahui keadaan kawasan di sekitar titik transit, dilihat dari prinsip-prinsip TOD. Stasiun Solo Balapan dan Terminal Tirtonadi merupakan simpul transit terbesar di Kota Surakarta yang berada pada kawasan yang direncanakan sebagai pusat pelayanan pemerintahan dan perdagangan dan jasa, menjadikannya menawarkan potensi kawasan untuk dibangun menjadi TOD. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran seberapa jauh prinsip TOD ditemukan di simpul transit Kota Surakarta melalui studi kasus di Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode statistik deskriptif melalui pendekatan deduktif. Penelitian ini menemukan bahwa dalam kawasan penelitian, hanya prinsip kepadatan yang sudah memenuhi konsep TOD dengan keadaan prinsip desain di kawasan masih belum dapat menawarkan keamanan dan kemudahan untuk pergerakan non motor, serta keadaan prinsip keberagaman masih belum dapat menciptakan kawasan dengan daya tarik tinggi.
Kesesuaian proses perencanaan partisipatif terhadap rencana pembangunan desa di Triharjo, Kabupaten Kulon Progo Sabila Khadijah; Kusumastuti Kusumastuti; Nur Miladan
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i2.56863

Abstract

Pembangunan desa menjadi tantangan di Indonesia dengan lebih dari 20.000 desa berada dalam status tertinggal dan sangat tertinggal berdasarkan Indeks Desa Membangun pada tahun 2019. Upaya mempercepat pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup masyarakat dengan mendorong pembangunan desa agar mandiri, berketahanan, serta berkelanjutan. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan agar pemerintah desa menyusun RPJMDes dengan pendekatan partisipatif. Di Kalurahan Triharjo, Kabupaten Kulonprogo, rencana pembangunan desa melalui serangkaian tahapan yang melibatkan masyarakat mulai dari identifikasi, perumusan rencana, hingga pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian proses penyusunan RPJM Desa di Kalurahan Triharjo terhadap pedoman perencanaan dan konsep perencanaan partisipatif. Metode penelitian campuran digunakan untuk mengungkap partisipasi masyarakat, kapasitas kelembagaan, dan forum musyawarah yang terjadi sepanjang proses perencanaan. Analisis dilakukan untuk melihat kesesuaian tahapan dan substansi penyusunan RPJMDes sebagai dokumen utama pemerintah desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk perencanaan telah sesuai dengan pedoman pada kategori sedang. Proses perencanaan melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat, dilaksanakan secara langsung, berkesinambungan, serta terdapat dorongan melalui musyawarah dari level teritorial paling bawah.
Pemenuhan standar layak huni infrastruktur lingkungan pada Perumnas Jeruksawit Permai di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar Estrelita Adriana Prima Ragazza; Kusumastuti Kusumastuti; Nur Miladan
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i2.59334

Abstract

Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat sebagai tempat tumbuh kembangnya budaya dan peradaban manusia. Perencanaan perumahan tidak hanya meliputi perencanaan dan perancangan bangunan rumah saja melainkan meliputi pula perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum  yang sesuai dengan standar layak huni. Hal ini bertujuan agar lingkungan perumahan menjadi satu kesatuan fungsional dalam tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Kebijakan terkait perencanaan sarana dan prasarana lingkungan telah diatur dalam SNI 03-1733-2004 dan Kepmenkimpraswil No. 534/KPTS/M/2001. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pemenuhan standar layak huni pada Perumnas Jeruksawit Permai yang dibangun oleh PT. Perumnas dengan target pengguna untuk masyarakat menengah ke bawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan analisis data menggunakan analisis skoring dan analisis spasial buffer. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner, observasi lapangan, dan citra satelit. Hasil dari penelitian ini menunjukan Perumnas Jeruksawit Permai telah mampu memenuhi standar layak huni walaupun masih ditemukan beberapa kelemahan, seperti keterjangkauan sarana pendidikan, kebudayaan dan rekreasi, serta kualitas air bersih.
Kajian risiko bencana gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang di Kabupaten Bandung Barat Farah Achyani Kinasih; Nur Miladan; Kusumastuti Kusumastuti
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i2.57232

Abstract

Kabupaten Bandung Barat merupakan bagian dari Kawasan Strategis Nasional Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung serta memiliki potensi di bidang pariwisata. Letaknya yang berbatasan langsung dengan perkotaan menjadikan kabupaten ini memiliki angka laju pertumbuhan penduduk tertinggi pada tahun 2010-2020 di Provinsi Jawa Barat. Namun, Kabupaten Bandung Barat dilalui oleh Sesar Lembang yang terpantau mengalami aktivitas sehingga dapat memicu ancaman gempa bumi dan pada saat ini sudah memasuki fase pelepasan energi. Dengan adanya kondisi tersebut, penelitian ini mengkaji risiko bencana gempa bumi yang mungkin terjadi akibat aktivitas Sesar Lembang. Komponen risiko bencana meliputi kerawanan dan kerentanan baik kerentanan fisik, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini menggunakan data utama dari studi dokumen dan data pendukung dari wawancara dan observasi, kemudian dianalisis dengan teknik skoring pada unit wilayah kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Bandung Barat terbagi dalam empat tingkatan risiko bencana. Risiko bencana tertinggi berada pada ibu kota kabupaten dan daerah wisata potensial pada bagian utara Kabupaten Bandung Barat. Area ini termasuk dalam kecamatan yang dilalui oleh jalur sesar sehingga apabila Sesar Lembang beraktivitas dan memicu gempa bumi, maka daerah ini akan merasakan intensitas guncangan yang paling besar.
Identifikasi Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman Pasca Implementasi Program Kampung Ramah Anak (KRA) di RW 11 Kampung Badran, Kota Yogyakarta Daniel Kristian Nugroho; Kusumastuti Kusumastuti; Paramita Rahayu
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v5i2.69886.1-11

Abstract

Permukiman kumuh adalah sebuah fenomena dan permasalahan yang dihadapi oleh hampir seluruh kota, termasuk Kota Yogyakarta. Meskipun menyandang gelar sebagai kota budaya dan kota pendidikan, fenomena permukiman kumuh tetap eksis di Kota Yogyakarta. Kampung Badran adalah salah satu kampung di Kota Yogyakarta yang masih mengalami status sebagai permukiman kumuh, ditinjau dari indikator kepadatan bangunan, kesehatan, dan kondisi sosial masyarakat. Selain permasalahan permukiman kumuh, Kampung Badran juga menyandang gelar sebagai kampung preman, yang membentuk permasalahan yang kompleks di kampung ini. Berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan kekumuhan di kampung ini. Kampung Ramah Anak (KRA) adalah salah satu program yang diinisiasi, yang tidak hanya mengatasi permasalahan fisik terkait permukiman kumuh, namun juga permasalahan sosial dalam memperjuangkan pemenuhan hak anak di kampung tersebut. Inisiasi program KRA di RW 11 Kampung Badran menggunakan pendekatan partisipatif, dimana pemerintah berkolaborasi dengan pemangku kepentingan (RT, RW, dan kelompok-kelompok masyarakat), dan seluruh masyarakat dalam memperjuangkan hak-hak anak melalui penyediaan instrumen KRA baik secara kelembagaan maupun infrastruktur. Semenjak adanya program KRA ini, berbagai pendanaan dalam upaya peningkatan kualitas infrastruktur di RW 11 juga semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi dengan melihat peningkatan kualitas infrastruktur yang ada di RW 11 Kampung Badran pasca diimpelementasikannya program KRA. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif yang menekankan pada realitas dan proses suatu fenomena dapat terjadi agar mampu memberikan gambaran khusus terkait perubahan infrastruktur yang terjadi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa infrastruktur di RW 11 Kampung Badran mengalami peningkatan kualitas, ditandai peningkatan kondisi dan perubahan yang terjadi pada berbagai sarana dan prasarana. Adanya peningkatan kualitas infrastruktur ini berpengaruh besar terhadap penanganan kekumuhan di RW 11 Kampung Badran, terutama terkait dengan indikator penyediaan sarana prasarana, kesehatan lingkungan, dan kondisi sosial ekonomi.