Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH THERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA TASIKMALAYA Ridwan Kustiawan; Peni Cahyati; Siti Badriah
Media Informasi Vol 12, No 1 (2016):
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.937 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v12i1.4

Abstract

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2007) menunjukkan penderita Diabetes Militus di Indonesia usia 65 sampai usia 74 tahun berjumlah 2,4 % dan  usia 75 tahun keatas berjumlah 2,2%. Sementara itu di Kota Tasikmalaya dalam satu tahun terakhir ini terdapat 547 orang lansia usia 60 tahun keatas yang teridentifikasi mempunyai penyakit  DM atau sekitar 0,7%. Tujuan penelitin ini untuk membuat penilaian terhadap gambaran kemampuan keluarga dalam merawat lansia diabetes mellitus tipe 2 sebelum dan sesudah therapi psikoedukasi keluargaJenis penelitian yang  dilakukan adalah penelitian analitik dengan pendekatan quasi eksperiman,. Teknik Sampling yang digunakan adalah konsekutif sampling, yang terdiri dari 20 kelompok intervensi dan 20 kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor pada kelompok intervensi yang mendapatkan terapi Psikoedukasi keluargayaitu kemampuan kognitif sebelum perlakukan 7,90 setelah perlakukan menjadi 10,70 sedangkan kemampuan psikomotor sebelum perlakuan 11,20 menjadi 15,75. Sementara kelompok yang tidak dilakukan terapi psikoedukasi keluarga tidak terdapat peningkatan kemampuan dalam merawat lansia dengan DM tipe 2. Berdasarkan hasil tersebutmaka terapi psikoedukasi keluarga dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat klien lansia dengan Diabetes militus tipe 2.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Keluarga terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Klien HDR di Kota Tasikmalaya Ridwan Kustiawan
Media Informasi Vol 11, No 1 (2015): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.897 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v11i1.31

Abstract

Videbeck (2008) mengatakan bahwa tanda negatif pada skizofrenia akan menetap lebih lama pada klien. Gejala negatif seringkali tidak disadari oleh pihak keluarga, karena dianggap tidak mengganggu. Salah satu tanda gejala negatif yang sering ditemukan adalah HDR. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat klien HDR di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dengan desain quasi eksperimen pendekatan pre post tes dengan  grup kontrol. Responden penelitian adalah keluarga dengan koping keluaga tidak efektif dalam merawat klien HDR, 50 keluarga dibagi 2 kelompok yaitu 25 kelompok intervensi dan 25 kelompok kontrol. Kemampuan keluarga merawat klien HDR yang mendapatkan pendidikan kesehatan keluarga lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan keluarga. Disarankan pendidikan kesehatan keluarga digunakan sebagai terapi keluarga dalam meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan HDR.  
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT KLIEN HARGA DIRI RENDAH KRONIK Ridwan Kustiawan
Media Informasi Vol 12, No 2 (2016): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.516 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v12i2.46

Abstract

Tanda negatif pada skizofrenia akan menetap lebih lama pada klien. Gejala negatif seringkali tidak disadari oleh pihak keluarga, karena dianggap tidak mengganggu. Salah satu tanda gejala negatif yang sering ditemukan adalah HDR. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan karakteristik keluarga dengan kemampuan keluarga merawat klien HDR di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dengan desain korelasi. Responden penelitian adalah keluarga dengan koping keluaga tidak efektif  dalam merawat klien HDR sebanyak 25 keluarga. Karakteristik keluarga yang berhubungan dengan kemampuan keluarga merawat klien HDR hanya asfek hubungan dengan klien itupun hanya pada kemampuan psikomotor saja, sedangkan pada kemampuan kognitif tidak ada yang berhubungan.Disarankan dilakukan intervensi lain untuk meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan HDR.
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANGTUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK BAWAH RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Ridwan Kustiawan
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v13i1.27

Abstract

Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan tersebut dapat terjadi pada orang tua karena kecemasan orang tua bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya oleh factor kehidupan anaknya. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38°C. Data yang diperoleh pada tahun 2013, anak yang mengalami kejang demam di RSUD dr. Soekardjo sebanyak 236 kasus dalam satu tahun. Maka dari itu orang tua perlu diukur tingkat kecemasanya dengan menggunakan skala HARS. Tujuan penelitiaan ini untuk mengetahui tingkat kecemasan orang tua terhadap hospitalisasi anak dengan kejang demam di Ruang Anak Bawah RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Dalam penelitian ini selain meneliti tingkat kecemasan orang tua juga meneliti tentang karakteristik orang tua, seperti usia, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Dilakukan dari bulan April – Mei 2014, dengan populasi orang tua pasien yang anaknya dirawat karena penyakit kejang demam di Ruang Anak. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling, jumlah responden sebanyak 21 orang. Hasilnya menunjukan bahwa 19%responden mengalami kecemasan ringan, 32,4% mengalami kecemasan sedang, 19% mengalami kecemasan berat dan 9,5% mengalami panik. Saran penulis terhadap hasil penelitian ini diharapkan rumah sakit dapat memperhatikan orang tua pasien khususnya yang rentan mengalami kecemasan dengan cara mengadakan penyuluhan dan konsultasi kesehatan tentang kecemasan. Kata Kunci: Tingkat Kecemasan, Kejang Demam
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DI PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA RIDWAN KUSTIAWAN
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v17i1.197

Abstract

Penelitian ini membahas tentang hubungan karakteristik penderita TB paru dengan keberhasilan pengobatan TB Paru di Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih banyaknya jumlah penderita TB paru dan pasien yang mengalami kegagalan dalam pengobatan TB Paru, sehingga di Indononesia termasuk penyebab kematian nomor ketiga.Penelitian ini menggunakan design cross sectional  dengan menggambarkan hubungan antara variable bebas dan variable terikat. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang, dengan hasil penelitian tidak ada hubungan antara umur, pendidikan dan pekerjaan dan lingkungan tempat tinggal responden terhadap keberhasilan pengobatan TB Paru.Namun ada hubungan dari pengetahun, sikap dan praktek keseharian terhadap keberhasilan pengobatan TB Paru.Dengan melihat hasil tersebut, sangat diharapkan peningkatan peran perawat terhadap pasien, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyebaran TB Paru
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SYARAF RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Ridwan Kustiawan; Rusdiana Badruzaman
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 15, No 1 (2016): Pebruari 2016
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v15i1.155

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di dunia, tahun 2007 terkait penyakit stroke di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia sebesar 6% atau 8,3 per 1000 artinya dari seribu penduduk delapan diantaranya mengalami stroke. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap keluarga dalam pemberian perawatan pasien pasca stroke di Poliklinik Syaraf RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah semua keluarga pasien stroke, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling yaitu sebanyak 96 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga tentang stroke dan perawatannya sebagian besar ada pada kategori cukup yaitu sebanyak 47 orang (49,0%), sedangkan sikap keluarga sebagian besar ada pada kategori positif yaitu sebanyak 51 orang (53,1%). Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap keluarga dalam pemberian perawatan pasien pasca stroke dengan p value sebesar 0,002 (0,002 < 0,05) dan OR 4,464. Hendaknya keluarga lebih meningkatkan pengetahuannya terutama tentang stroke dan perawatannya, dengan cara menggali informasi melalui media massa, elektronik maupun konseling dari tenaga kesehatan, sehingga dengan pengetahuan yang baik tentang stroke dan perawatannya akan lebih meningkatkan sikap mendukung keluarga dalam memberikan perawatan kepada pasien pasca stroke.
PELATHAN KADER RW SIAGA SEHAT JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIGEUREUNG KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA Ridwan Kustiawan; Peni Cahyati; Dudi Hartono; Asep Riyana
Jurnal Pengabdian Masyarakat DEDIKASI Vol 1 No 02 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LP4M STIKes Karsa Husada Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.624 KB) | DOI: 10.33482/ddk.v1i02.19

Abstract

The process of community empowerment in this case mental health cadres who have a role in moving the community in following counseling on mental health is very important, considering that in the community there are many sources that can cause families to experience mental health risks or disorders in addition to maintaining their health conditions. Mental health cadres are expected to be able to provide knowledge to the public about the mental problems faced by them. Through this training activity, the basic skills possessed by cadres regarding early detection of mental health, education about mental health are increased. This will go hand in hand with the active participation of health care workers, in this case the Puskesmas nurses. The mental health cadre training was attended by 42 cadres at the Cigeureung Community Health Center. Based on the results of the pretest and post-test, the score increased by 16 points (9.2%), meaning that there was an increase in cadres' knowledge of mental health. In addition, cadres can detect mental health early through simulations in families and communities
Pengaruh Teknik Slow Deep Breathing dan Aromaterapi Lavender Terhadap Skor Kecemasan Pada Penderita Hipertensi Anggita Krisdianty; Iwan Somantri; Ridwan Kustiawan; Asep Riyana
Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT) Vol. 5 No. 2 (2025): Nursing and Health Care Technology-July to December Period
Publisher : Progres Ilmiah Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56742/nchat.v5i2.129

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sering dijumpai di masyarakat dan kerap disertai dengan kecemasan, yang dapat memicu peningkatan tekanan darah lebih lanjut. Penanganan nonfarmakologis seperti teknik napas dalam lambat (slow deep breathing) dan aromaterapi lavender diketahui mampu memberikan efek menenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi slow deep breathing dan aromaterapi lavender dalam menurunkan tingkat kecemasan pada penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimen dengan pendekatan pretest-posttest with control group. Sampel berjumlah 42 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling dan dibagi secara merata ke dalam kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi diberikan perlakuan kombinasi teknik napas dalam lambat dan aromaterapi lavender selama lima hari berturut-turut, sedangkan kelompok kontrol hanya menerima edukasi. Skor kecemasan diukur menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) penelitian ini menggukan uji statistik paired t test dan independen t test. Hasil analisis dengan paired t-test menunjukkan penurunan signifikan skor kecemasan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah intervensi (p= 0.000). Selain itu, independent t-test menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol setelah intervensi (p= 0.000). Hasil ini mengindikasikan bahwa kombinasi teknik slow deep breathing dan aromaterapi lavender efektif menurunkan kecemasan pada penderita hipertensi, sehingga dapat dijadikan sebagai pendekatan komplementer yang aman, praktis, dan aplikatif dalam praktik keperawatan.