Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EVALUASI MUTU BERAS DAN PENERAPAN GOOD HANDLING PRACTICE (GHP)) DAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) (STUDI KASUS PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN KARAWANG) Ekaterina Setyawati; Sukardi; Yandra Arkeman; Muslich
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 30 No. 1 (2020): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2020.30.1.100

Abstract

Rice is still a strategic commodity in Indonesia, because it is still a staple food for most of Indonesia's population. Fulfillment of production must also be accompanied by aspects of quality fulfillment. This study aimed to evaluate the quality of rice and to evaluate the application of Good Handling Practice (GHP) and Good Manufacturing Practice (GMP) in small and medium rice miling in Karawang Regency. The performance of rice quality was evaluated based on the requirements for the rice quality class from the Minister of Agriculture Regulation Number: 31/Permentan/PP.130/8/2017 which includes water content, head rice, broken grains and whiteness degrees. Based on the results of quality of rice, it was found that the water contents in the medium and premium quality were 64% and 27%, respectively. Based on the criteria for quality of head rice, it was obtained that all samples were not included premium quality and 22.2% in medium quality. For the criteria of broken grains, it was found 36% in medium quality and the other were below the quality standard. Meanwhile, based on the whiteness degree, most of the rice samples were included in the medium and premium rice qualities. The applications of GHP in rice milling were 42% for small rice milling and 50% for medium rice milling, whereas applications of GMP were 69% for small rice milling and 92% for medium rice milling. Lack of socialisation regarding the importance of quality and implementations of GHP and GMP, and cost of risk that must be added by implementing GMP and GHP were factors caused the low quality of rice in Karawang Regency.Keywords: rice quality in Karawang district, GHP, GMP
Studi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan Menggunakan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Ekaterina Setyawati; Ira Mulyawati; Soecahyadi Soecahyadi
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i1.2003

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan pembelajaran dengan memberikan Hak Belajar 3 semester diluar Program Studi yang bertujuan meningkatkan kompetensi lulusan. Studi terhadap kesiapan pihak institusi dalam melakukan implementasi dijadikan dasar strategi MBKM berjalan dengan baik. Salah satunya dari mahasiswa, bagaimana respon mereka terhadap pelaksanaannya. Penelitian dilakukan untuk melihat persepsi dan kesiapan mahasiswa mengenai MBKM untuk selanjutnya ditindak lanjuti merumuskan strategi tepat melalui Focus Group Discussion (FGD). Penelitian dilakukan dengan analisa deskriptif kuisioner yang diberikan kepada 313 orang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sahid Jakarta (USahid) dan FGD yang dihadiri oleh para pakar Pendidikan dan dosen USahid. Hasil penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa mengenai adanya kebijakan program MBKM sudah sangat baik, tetapi untuk pengetahuan mahasiswa secara detail mengenai program MBKM masih ada yang rendah, kesiapan mahasiswa untuk menjadi bagian dalam kegiatan MBKM sudah cukup baik, dan penilaian mahasiswa mengenai manfaat program MBKM sudah sangat baik. Strategi yang diperoleh dari FGD diantaranya; perlu melakukan sosialisasi dan diskusi secara berkala melalui media-media online, baik dilakukan oleh Kemendikbud Ristek, Perguruan tingi, Fakultas dan Program studi; perlu adanya unit khusus di tingkat Universitas untuk melayani mahasiswa jika ada kendalan dalam menerapkan program MBKM dan perlu adanya panduan petunjuk teknis dan pelaksanaan MBKM di Program Studi.
INOVASI HIJAU DALAM INDUSTRI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT SEMI REFINEED CARRAGEENAN (SRC) Ekaterina Setyawati; M. Syamsul Maarif; Yandra Arkeman
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol. 4 No. 1 (2014): Volume 4 No 1 Maret 2014
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Indusri Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.28 KB) | DOI: 10.25105/jti.v4i1.1559

Abstract

Rumput Laut saat ini menjadi salah satu komoditi unggulan Indoensia, untuk lebihmemberikan nilai tambah kebutuhan untuk mengolah rumput laut menjadi produk olahan menjadisuatu yang harus dilakukan dibanding hanya memproduksi dalam bentuk kering. Produk rumputlaut olahan mulai dari ATC, SRC sampai dengan karaginan saat ini masih terbuka peluang pasaryang besar baik lokal maupin ekspor. Kondisi ini membuat pemerintah Indonesia ini mendukungupaya dalam pendirian pabrik pengolahan rumput laut salah satunya SRC.Upaya hilirisasi produk tersebut ada dampak yang perlu diperhatikan yaitu limbah airlimbah proses yang dihasilkan cukup besar. Limbah yang bersifat alkali akan berbahaya bagilingkungan jika dibiarkan sehingga perlu suatu kajian untuk mereduksi limbah yang dihasilkan.Pendekatan inovasi hijau dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa alternatif yangdikembangkan adaah dengan pemanfaatn limbah menjadi produk samping yang mempunyai nilaitambah, dan pemanfaatan air limbah untuk proses selanjutnya.Berdasarkan kajian literatur berdasarkan kemudahan teknologi dan aspek biayapemanfaatan limbah menjadi produk olahan dalam bentuk nata de seaweeds cenderung dipilihuntuk dikembangkan. Kajian terhadap aspek produk secara pasar masih luas terbuka trend untukmengkonsumsi makanan yang sehat dan harga yang murah akan dapat direspon pasar dengan baikdan akan memberikan dampak minimal terhadap kerusakan lingkungan
Analisis Hubungan Intensitas Pencahayaan dan Kelelahan Mata terhadap Produktivitas Kerja pada Pekerja Konveksi Tahun 2022 Zulham Dwi Pratikto; Ekaterina Setyawati; Djamal Thaib
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.12790

Abstract

The garment industry must have three main assets: fabrics, sewing machines, and sewing machine operators. Because the amount of finished garments produced is dependent on the sewing machine operator, he or she is the most important person. However, in reality, it is known that this section has a lighting intensity below the average compared to the applicable government policy, so it is found that it causes several symptoms of complaints of eye fatigue, which have an impact on the rise and fall of the level of work productivity of workers. This research method is explanatory, with data collected via questionnaires and interviews, as well as total sampling techniques. Respondents are employees of Dodik Garment and CV. Arga Garment. The analysis technique used is the Pearson correlation coefficient, the coefficient of determination, and the significance test, which were tested using SPSS for Windows version 27.0. The results of this study indicate that the lighting intensity is below the minimum standard. Most workers complain of eye fatigue, which manifests as symptoms such as red eyes, drowsiness, and headaches. All independent variables, namely lighting intensity (X1) and eye fatigue (X2), simultaneously (simultaneously) or individually (partially) affect the dependent variable, work productivity (Y). Some suggestions that can be given are the need for supervision from related government agencies, carrying out routine maintenance, redesigning room layouts to maximize lighting distribution, conducting periodic eye health checks, and making regulations and Standard Operating Procedures (SOP) to minimize the risk of eye fatigue complaints
Potensi Risiko Aktivitas Manual Handling Pada Pekerja Di Penggilingan Padi Kecil Rijal Rahman Hakim; Ekaterina Setyawati
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol. 21 No. 2 (2023): JURNAL TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
Publisher : Politeknik STMI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52330/jtm.v21i2.126

Abstract

Penggilingan Padi Kecil (PPK) adalah salah satu industri penggilingan padi yang mengolah gabah menjadi beras. Pekerjaan di PPK masih banyak melakukan aktivitas manual handling, beberapa di antaranya mulai dari aktivitas pemindahan gabah, penuangan gabah ke mesin pengupas, penuangan beras pecah kulit ke mesin penyosoh dan penuangan beras ke karung di mana memiliki potensi risiko terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat risiko aktivitas manual handling dan usulan perbaikan dengan menggunakan metode Recommended Weight Limit dan Lifting Index. Dari hasil perhitungan aktivitas diketahui pekerjaan pengangkatan gabah, pemindahan gabah dan penuangan gabah ke mesin pengupas posisi awal dan akhir memiliki nilai Lifting Index >3 yang masuk dalam kategori tingkat risiko yang tinggi, pekerjaan penuangan beras pecah kulit ke mesin penyosoh dan penuanganĀ  beras ke karung pada posisi awal memiliki nilai Lifting Index <1 masuk dalam kategori tingkat risiko rendah sehingga aman, sementara untuk posisi akhirnya memiliki nilai Lifting Index 1 - <3 yang masuk dalam kategori tingkat sedang yang artinya memiliki tingkat risiko tetapi masih di bawah dalam kategori tinggi. Adapun usulan perbaikannya yaitu dengan mengatur jarak dan mengurangi beban angkatan sehingga mengurangi tingkat risiko dari tingkat tinggi menjadi sedang.