Perkembangan teknologi digital dan media sosial meningkatkan fenomena Fear of Missing Out (FOMO), yaitu kecemasan seseorang ketika merasa tertinggal dari aktivitas atau informasi sosial. Siswa SMA merupakan kelompok yang paling rentan mengalami FOMO karena interaksi digital yang intens, kebutuhan pengakuan sosial, dan tekanan perbandingan sosial. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan upaya guru bimbingan dan konseling (BK) dalam mengatasi perilaku FOMO pada siswa SMAN 7 Medan serta menganalisis penerapan layanan konseling yang digunakan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru BK melakukan upaya preventif, kuratif, dan developmental melalui layanan orientasi, layanan informasi, konseling individu, konseling kelompok, konsultasi, dan mediasi. Guru BK juga menerapkan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk membantu siswa mengelola pikiran irasional terkait FOMO. Hambatan yang dihadapi berupa intensitas penggunaan media sosial yang tinggi, pengaruh teman sebaya, dan rendahnya kontrol diri siswa. Secara keseluruhan, guru BK berperan penting sebagai fasilitator, konselor, mediator, dan pengarah dalam membantu siswa mengendalikan perilaku FOMO dan mengembangkan literasi digital yang sehat.