Muhammad Nurman
Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

HUBUNGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA SISWA KELAS IV DAN V DI SD TEKNOLOGI KOTA PEKANBARU TAHUN 2021 Aisah Buddur Farida; Muhammad Nurman; Besti Verawati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 3 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v3i2.3915

Abstract

Sayur dan buah merupakan sumber zat gizi mikro yang diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Di dalam sayuran dan buahan hijau mengandung antioksidan, vitamin C, dan vitamin A yang akan mencegah terjadinya gizi lebih pada anak usia sekolah dasar. Sayur dan buah merupakan makanan yang rendah kalori dan kaya akan serat yang menghambat terjadinya penimbunan lemak pada tubuh yang menyebabkan gizi lebih. Tujuan menganalisis hubungan konsumsi sayur  dan buah dengan kejadian gizi lebih pada siswa kelas IV dan V di SD Teknologi Kota Pekanbaru. Metode: Rancangan penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian tanggal 16 Juni – 15 Juli 2021 di SD Teknologi Kota Pekanbaru. Sampel penelitian 100 siswa. Tekhnik pengambilan sampel Total Sampling. Instrumen yang digunakan timbangan, microtoice dan formulir FFQ. Analisis data mengunakan analisis univariat dan brivariat dengan uji Chi-Square. Hasil analisis univariat diproses bahwa kejadian tidak gizi lebih pada kategori gizi lebih sebanyak 21%, konsumsi sayur pada anak pada kategori kurang sebanyak 52%, konsumsi buah pada anak pada kategori kurang sebanyak 51%. Berdasarkan uji chi-squre diperoleh ada hubungan antara konsumsi sayur  dengan kejadian gizi lebih diperoleh p=0,000 (p<0,05), konsumsi buah dengan kejadian gizi lebih p =0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari peneliti ini terdapat hubungan signifikan antara konsumsi sayur  dan buah dengan kejadian gizi lebih pada siswa kelas IV dan V di SD Teknologi. Saran untuk  dapat memberikan penyuluhan tentang standar porsi sayur dan buah agar masalah gizi lebih dapat teratasi dengan menggunakan leaflet standar porsi sayur dan buah bagi anak usia 9-11 tahun.   Kata Kunci     : Konsumsi Sayur, Buah, Gizi Lebih, Siswa Kelas IV dan V.
PEMBUATAN COOKIES BERBAHAN DASAR MOCAF DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum) SEBAGAI CEMILAN ALTERNATIF PENDERITA GASTRITIS Yurika Diah Safitri; Muhammad Nurman; Besti Verawati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 3 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v3i2.3919

Abstract

Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung sering diakibatkan ketidakteraturan diet, gangguan pemenuhan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kandungan zat flavonoid dan Vitamin C sebagai antioksidan yang terkandung didalam daun kemangi bekerja melalui mekanisme antiinflamasi yang membantu proses penyembuhan pada penyakit Gastritis. Tujuan penelitian ini untuk melakukan substitusi cookies dengan penambahan tepung daun kemangi sebagai cemilan alternatif penderita Gastritis. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 kontrol dan 3 perlakuan yaitu control(0%), F1(40%),F2(50%),F3(60%). Penelitian dilakukan pada 08 Februari- 15 Juli 2021. Analisis yang dilakukan yaitu analisis deskriptif, proksimat, vitamin C dan flavonoid sebanyak 2 kali pengulangan serta uji statistik One Way ANOVA. Uji Organoleptik dilakukan di kampus Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Hasil uji organoleptik presentase pernerimaan cookies tertinggi yaitu control dan F1 dengan persentase 100%, Hasil uji proksimat cookies yaitu kadar air (8,15%), kadar abu (1,8%), kadar protein (3,6%), kadar Flavonoid (11,75%), dan kadar vit C ( 6,60%). Pada uji statistik One Way ANOVA tidak terdapat perbedaan antara cookies yang disubstitusi daun kemangi dengan cookies control. Flavonoid yang berasal dari tiap 25 gram cookies daun kemangi sebanyak 2.937 mg. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu satu buah cookies yang dikonsumsi 2 kali sehari sudah bisa mencegah dari kejadian Gastritis. Saran dari penelitian ini yaitu perlu dikembangkan produk olahan dari pemanfaatan daun kemangi selain produk cookies.
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT (GOUT ARTRITIS) PADA USIA DEWASA 35-49 TAHUN RIRIN FITRIANI; LIRA MUFTI AZZAHRI; MUHAMMAD NURMAN; M. NIZAR SYARIF HAMIDI
Jurnal Ners Vol. 5 No. 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v5i1.1674

Abstract

Hyperuricemia occurs due to an increase in uric acid production in metabolism or a decrease in uric acid excretion, which accumulates in large quantities in the blood, which triggers the formation of needle-shaped crystals, one of which is caused by diet. The purpose of this study was to determine dietary patterns with uric acid levels (gout arthritis) in adults aged 35-49 years in the working area of the Bangkinang Kota Health Center in 2020. This type of research is descriptive analytic with a cross sectional design. The population in this study were adults aged 35-49 years in the working area of the Kota Bangkinang Community Health Center with a total of 110 people with a sample of 52 people. The sampling technique used accidental sampling. Data collection tools in research using a questionnaire. This study used univariate and bivariate analysis with the chi-square test. The results showed that most of the respondents had a bad diet, most of the uric acid levels were abnormal. There is a relationship between diet and the incidence of uric acid in the working area of the Kota Bangkinang Community Health Center with a p value of 0.003. It is hoped that patients and their families pay more attention to and carry out a good diet and pay attention to foods that can be consumed and cannot be consumed by sufferers of arthritis gout.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 6-12 BULAN DI ROEMAH MINI BABY KIDS & MOM CARE SIAK Yuni Citra Dewi; Muhammad Nurman; Dhini Anggraini Dhilon
Jurnal Doppler Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pijat bayi merupakan terapi berupa sentuhan dengan tekanan di bagian tubuh tertentu. Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani serta menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Sebagian besar masalah kualitas tidur pada bayi disebabkan kurangnya durasi tidur sesuai usia (kurang secara kuantitas) atau gangguan dan fragmentasi dari tidur (kualitas tidur yang buruk). Salah satu terapi untuk menyelesaikan masalah tidur bayi adalah pijat bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6- 12 bulan di Roemah Mini Baby Kids & Mom Care Siak. Jenis penelitian kuantitatif dengan Quasi Exsperimen jenis pre test dan post test design. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan yang melakukan pijat bayi di Roemah Mini Baby Kids & Mom Care Siak. Sampel kasus diambil menggunakan teknik purposive sampling yaitu 30 orang. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan bahwa pada pengukuran kualitas tidur bayi pretest, 15 responden (50%) memiliki kualitas tidur yang kurang, 12 responden (40%) dengan kualitas tidur cukup dan sisanya 3 responden (10%) dengan kualitas tidur yang baik. Pada pengukuran kualitas tidur bayi posttest, 30 responden (100%) memiliki kualitas tidur yang baik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa p value sebesar 0,000 sehingga ada pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi. Disarankan bagi Roemah Mini Baby Kids & Mom Care Siak agar lebih menjelaskan dan mempromosikan mengenai efek pijat bayi agar ibu yang mempunyai bayi mau memijat bayinya sehingga kualitas tidur bayi meningkat.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 6-12 BULAN DI ROEMAH MINI BABY KIDS & MOM CARE SIAK Yuni Citra Dewi; Muhammad Nurman; Dhini Anggraini Dhilon
Jurnal Doppler Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pijat bayi merupakan terapi berupa sentuhan dengan tekanan di bagian tubuh tertentu. Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani serta menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Sebagian besar masalah kualitas tidur pada bayi disebabkan kurangnya durasi tidur sesuai usia (kurang secara kuantitas) atau gangguan dan fragmentasi dari tidur (kualitas tidur yang buruk). Salah satu terapi untuk menyelesaikan masalah tidur bayi adalah pijat bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6- 12 bulan di Roemah Mini Baby Kids & Mom Care Siak. Jenis penelitian kuantitatif dengan Quasi Exsperimen jenis pre test dan post test design. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan yang melakukan pijat bayi di Roemah Mini Baby Kids & Mom Care Siak. Sampel kasus diambil menggunakan teknik purposive sampling yaitu 30 orang. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan bahwa pada pengukuran kualitas tidur bayi pretest, 15 responden (50%) memiliki kualitas tidur yang kurang, 12 responden (40%) dengan kualitas tidur cukup dan sisanya 3 responden (10%) dengan kualitas tidur yang baik. Pada pengukuran kualitas tidur bayi posttest, 30 responden (100%) memiliki kualitas tidur yang baik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa p value sebesar 0,000 sehingga ada pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi. Disarankan bagi Roemah Mini Baby Kids & Mom Care Siak agar lebih menjelaskan dan mempromosikan mengenai efek pijat bayi agar ibu yang mempunyai bayi mau memijat bayinya sehingga kualitas tidur bayi meningkat.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA SIAGA DI DESA TANJUNG MEDANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUPAT UTARA KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017 MUHAMMAD NURMAN
Jurnal Ners Vol. 1 No. 1 (2017): APRIL 2017
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.398 KB) | DOI: 10.31004/jn.v1i1.83

Abstract

Pelaksanaan Program Desa Siaga sebagai program Desa yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Salah satu keberhasilan Desa Siaga adalah keaktifan para kader. Kader dianggap paling dekat dengan masyarakat itu sendiri. Data Desa yang ada di Kota Bengkalis terdapat 103 Desa dan 20 Desa sudah menjadi Desa Siaga yang salah satunya adalah Desa Tanjung Medang yang belum berjalan dengan aktif.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader dalam pelaksanaan Desa Siaga di Desa Tanjung Medang Wilayah Kerja Puskesmas Rupat Utara.Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader Desa Siaga di Desa Tanjung Medang berjumlah 30 kader. Sampel penelitian ini adalah  seluruh jumlah populasi yaitu 30 responden. Teknik pengambilan sampel secara Total Sampling.   Analisa yang dilakukan adalah analisa univariat dan bivariat.Hasil penelitian didapatkan Adanya hubungan bermakna antara faktor pengetahuan kader (nilai p value 0,000), ketersediaan dana (nilai p value 0,05) dan dukungan masyarakat (nilai p value 0,010) dengan keaktifan kader dalam pelakasanaan program Desa Siaga di Desa Tanjung Medang Wilayah Kerja Puskesmas Rupat Utara Kabupaten Bengkalis tahun 2016. Diharapkan kepada pihak Puskesmas lebih maksimal lagi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Desa Siaga ini dan bagi pihak Desa disarankan dapat membuat kebijakan yang senantiasa mendukung dan berperan aktif dalam pelaksanaan program Desa Siaga di Desa Tanjung Medang wilayah kerja Puskesmas Rupat Utara.
EFEKTIFITAS ANTARA TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PULAU BIRANDANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TIMUR TAHUN 2017 MUHAMMAD NURMAN
Jurnal Ners Vol. 1 No. 2 (2017): OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.777 KB) | DOI: 10.31004/jn.v1i2.122

Abstract

Sebanyak 63% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular, seperti Hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit yang berkontribusi terhadap 13,5% dari seluruh kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas antara relaksasi otot progresif dan tehnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Pulau Birandang Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Timur Tahun 2017. Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh darah terhadap seluruh permukaaan dinding pembuluh darah. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic dan diastolic. Relaksasi otot progresif adalah suatu reaksi yang dilakukan dengan cara melakukan peregangan otot dan mengistirahatkannya kembali secara bertahap dan teratur. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Ekperimen Desigh dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Two Group Pre Test and Post Test Desigh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke Puskesmas Kampar  timur yang mengalami hipertensi yaitu sebanyak 131 orang. Teknik pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan tempat, biaya, dan waktu, Dalam penelitian ini peneliti menetapkan 30 sampel. Analisa data secara univariat dan bivariat. Berdasarkan uji T dependent di peroleh nilai p value 0,000 < a=0,05), hal ini menunjukkan terdapatnya perbedaan yang signifikan antara terapi relaksasi otot progresif dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di desa pulau birandang wilayah kerja puskesmas Kampar timur tahun 2017. Rata-rata penurunan dapat dilihat pada terapi relaksasi otot progresif sistolik 19,33 mmHg dan diastolik 5,34 mmHg sedangkan penurunan tekanan darah pada responden tehnik relaksasi nafas dalam sistolik 14 mmHg dan diastolik 8,67 mmHg yang berarti terapi relaksasi otot orogresif lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan jumlah responden dan memperluas cakupan penelitian.
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI DESA PULAU BIRANDANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TIMUR MUHAMMAD NURMAN; ANNISA SUARDI
Jurnal Ners Vol. 2 No. 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v2i2.838

Abstract

Prevelensi kejadian hipertensi sangat tinggipada lansia, yaitu 60%-80% pada usia diatas 65 tahun. Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mematikan di Dunia sebanyak 1 Milyar menjelang tahun 2025. Salah satu terapi farmakologi yang dapat menurunkan tekanan darah adalah dengan melakukan aktivitas fisik. Tujuan penelitian adalah menganalisa hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia hipertensi. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Desain penelitian yaitu survey analitik dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Birandang, populasi penelitian ini adalah seluruh lansia yang menderita hipertensi dengan yang berjumlah 669 sampel sebanyak 85 orang dengan menggunakan teknik sampel secara simple random sampling adapun alat pengumpulan data adalah kuesioner dan sphygmomanometer, stetoskop. Analisis data yang digunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia hipertensi. Dengan p value 0,001. Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat secara rutin melakukan aktivitas fisik sesuai dengan Physical Activity Rate.
HUBUNGAN TINDAKAN PEMASANGAN INFUS OLEH PERAWAT DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN DIRUANG RAWAT INAP AULIA HOSPITAL PEKANBARU MUHAMMAD NURMAN; NOVA YANTI SITOMPUL
Jurnal Ners Vol. 3 No. 1 (2019): APRIL 2019
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v3i1.839

Abstract

Angka kejadian infeksi nosokomial tertinggi di rumah sakit Aulia Hospital dan sering terjadi adalah phlebitis dengan nilai presentasi rata-rata lebih dari 1,5%, tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI tahun 2008 yaitu sebesar ≤ 1,5%. Tingginya angka phlebitis merupakan resiko yang dapat terjadi akibat tindakan pemasangan infus yang tidak tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tindakan pemasangan infus oleh perawat dengan kejadian phlebitis diruang rawat inap Aulia Hospital Pekanbaru. Metode penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini seluruh perawat yang berdinas diruang rawat inap. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 43 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, kemudian diolah menggunakan komputer program microsof excel dan program statistik (spss) dengan ujia statistik chi-square (p < α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang melakukan tindakan pemasangan infus yang tepat tidak phlebitis sebanyak 21 (80,8%) dan yang tepat tetapi phlebitis sebanyak 5 (19,2%) sedangkan yang melakukan tindakan pemasangan infus yang tidak tepat tidak phlebitis sebanyak 7 (41,2%) dan yang tidak tepat tetapi phlebitis sebanyak 10 (58,8%). Berdasarkan hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tindakan pemasangan oleh perawat dengan kejadian phlebitis (p = 0,008 < α 0,05). Saran bagi perawat untuk meningkatkan kompetensi dalam tindakan pemasangan infus agar meminimalkan angka phlebitis dan bagi RS agar menyediakan program pelatihan yang mendukung peningkatan kemampuan perawat dalam pencegahan phlebitis.
STUDI PERBANDINGAN JUS APEL DAN JUS ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA ORANG YANG MENGALAM HIPERKOLESTEROLEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKINANG KOTA MUHAMMAD NURMAN; AINUL AFIFAH
Jurnal Ners Vol. 3 No. 2 (2019): OKTOBER 2019
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v3i2.840

Abstract

Hiperkolesterol merupakan salahsatu penyakit umum yang diderita oleh masyarakat Indonesia bahkan di dunia. Penyakit ini sangat berdampak besar jika tidak ditangani secara intensif dan bisa berujung kematian. Penyakit hiperkolesterol dapat dikendalikan dengan pengobatan farmakologi dalam mengatasi penurunan kadar kolesterol adalah dengan mengkonsumsi jus apel dan jus alpukat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitas pemberian jus apel dan jus alpukat terhadap kadar kolesterol pada orang yang mengalami hiperkolesterolemia di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan two group pre-test-posttest. Populasi dalam penelitian adalah seluruh orang yang mengalami Hiperkolesterolemia yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota pada katagori umur 45-54 tahun yang berjumlah 106 orang, sedangkan sampel yang digunakan yaitu 30 oarang. 15 orang yang mengkonsumsi jus apel dan 15 orang yang mengkonsumsi jus alpukat yang diambil secara purposive sampling. Hasil penelitiannya berdasarkan analisa bivariat dengan uji paired t tes di dapatkan ada pengaruh antara kadar kolesterol sebelum dan sesudah pemberian jus apel dengan p=0,000 mean 78,4 mg/dl dan jus alpukat dengan p=0,000 mean 58,3 mg/dl pada orang yang mengalami hiperkolesterolemia, sehingga dapat disimpulkan bahwa jus apel lebih efektif dari pada jus alpukat dalam menurunkan kadar kolesterolemia. Diharapkan kepada petugas puskesmas dapat untuk mensosialisasikan pentingnya mengkomsumsi jus apel dalam rangka menurunkan angka penyakit hiperkolesterolemia.