Dian Novita Rohmatin
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI TINGKAT IQ Rohmatin, Dian Novita
Gamatika Vol 3, No 1 (2012): GAMATIKA
Publisher : Gamatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.183 KB)

Abstract

Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah ditinjau dari tingkat IQ. Karena itu penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berpikir kritis pada penelitian ini mengacu pada berpikir kritis dengan kriteria FRISCO. Pada penelitian ini diambil 3 subjek penelitian, yaitu satu subjek pada setiap kategori IQ di atas normal, normal, dan di bawah normal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan wawancara. Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: IQA, subjek dengan IQ di atas normal, mengetahui fokus dalam tiap-tiap tahap pemecahan masalah,alasan serta proses inferensinya dalam menentukan fokus tersebut. Ia juga mengetahui situasi yang dihadapi, menjelaskan istilah yang disebutkan dan memeriksa kembali pemikirannya pada tahap memahami masalah saja. IQN, subjek dengan IQ normal, hampir sama dengan IQA, ia mengetahui fokus dalam tiap-tiap tahap pemecahan masalah, alasan serta proses inferensinya dalam menentukan fokus tersebut. Ia juga menjelaskan istilah yang disebutkan dan memeriksa kembali pemikirannya. Namun pada tahap membuat rencana ia belum memahami situasi sehingga ia belum mengetahui secara detail proses menjawabnya. Sedangkan IQB, subjek dengan IQ di bawah normal, mengalami kesulitan untuk memahami masalah yang disajikan sehingga berpengaruh terhadap penyelesaian yang ia berikan. Kata kunci : Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah dan IQ. Abstract The purpose of this study is to describe critical thinking profile of students in solving problems in terms of IQ level. Therefore, this study included a descriptive study with a qualitative approachment. Critical thinking in this study refers to the criteria of critical thinking FRISCO. In this study, there are three subjects, one subject in each category above normal, normal, and below normal IQ. Collecting data by tests and interviews. In general, the results are: IQA, subjects with above-normal IQ, knowing the focus in each stage of problem solving, reason and his inference process in determining focus. He also knows the situation, explain the terms mentioned and checking back his thoughts just in the stage of understanding the problem. IQN, subjects with normal IQ, almost equal to the IQA, she knows a focus in every stage of problem solving, reason and her inference process in determining focus. She also describes the terms mentioned and checking back her thoughts. But in making a plan she hasn
PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI TINGKAT IQ Rohmatin, Dian Novita
Gamatika Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Gagasan Matematika Dan Informatika
Publisher : Gamatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.183 KB)

Abstract

Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah ditinjau dari tingkat IQ. Karena itu penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berpikir kritis pada penelitian ini mengacu pada berpikir kritis dengan kriteria FRISCO. Pada penelitian ini diambil 3 subjek penelitian, yaitu satu subjek pada setiap kategori IQ di atas normal, normal, dan di bawah normal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan wawancara. Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: IQA, subjek dengan IQ di atas normal, mengetahui fokus dalam tiap-tiap tahap pemecahan masalah,alasan serta proses inferensinya dalam menentukan fokus tersebut. Ia juga mengetahui situasi yang dihadapi, menjelaskan istilah yang disebutkan dan memeriksa kembali pemikirannya pada tahap memahami masalah saja. IQN, subjek dengan IQ normal, hampir sama dengan IQA, ia mengetahui fokus dalam tiap-tiap tahap pemecahan masalah, alasan serta proses inferensinya dalam menentukan fokus tersebut. Ia juga menjelaskan istilah yang disebutkan dan memeriksa kembali pemikirannya. Namun pada tahap membuat rencana ia belum memahami situasi sehingga ia belum mengetahui secara detail proses menjawabnya. Sedangkan IQB, subjek dengan IQ di bawah normal, mengalami kesulitan untuk memahami masalah yang disajikan sehingga berpengaruh terhadap penyelesaian yang ia berikan. Kata kunci : Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah dan IQ. Abstract The purpose of this study is to describe critical thinking profile of students in solving problems in terms of IQ level. Therefore, this study included a descriptive study with a qualitative approachment. Critical thinking in this study refers to the criteria of critical thinking FRISCO. In this study, there are three subjects, one subject in each category above normal, normal, and below normal IQ. Collecting data by tests and interviews. In general, the results are: IQA, subjects with above-normal IQ, knowing the focus in each stage of problem solving, reason and his inference process in determining focus. He also knows the situation, explain the terms mentioned and checking back his thoughts just in the stage of understanding the problem. IQN, subjects with normal IQ, almost equal to the IQA, she knows a focus in every stage of problem solving, reason and her inference process in determining focus. She also describes the terms mentioned and checking back her thoughts. But in making a plan she hasn
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Rohmatin, Dian Novita
Gamatika Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Gagasan Matematika Dan Informatika
Publisher : Gamatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.754 KB)

Abstract

AbstrakTujuan pembelajaran matematika diantaranya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir kritis. Untuk itu perlu diterapkan model pembelajaran yang melatih siswa bagaimana cara memecahkan masalah dan berpikir kritis, salah satunya yaitu model pembelajaran pengajuan dan pemecahan masalah. Dengan model pembelajaran ini siswa akan terbiasa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah dengan memilih informasi yang relevan bagi masalah yang dihadapi, mendeteksi kesalahan konsep, menentukan banyak jawaban, menyimpulkan, serta mengidentifikasi kebenaran informasi baru. Sedangkan dalam pengajuan masalah siswa akan terbiasa berpikir kritis dalam membuat soal yang kompleks dari beberapa informasi yang telah mereka ketahui.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya pembelajaran berbasis pengajuan dan pemecahan masalah. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan subjek penelitian siswa kelas VII-E SMP Negeri 6 Sidoarjo yang terdiri dari 36 siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil pretest siswa cenderung cukup kritis, sedangkan setelah diterapkannya pembelajaran dengan model pengajuan dan pemecahan masalah siswa cenderung kritis dengan persentase peningkatan sebesar 55,56%. Berdasarkan penelitian tersebut maka disarankan kepada guru matematika agar menerapkan model pembelajaran pengajuan dan pemecahan masalah agar siswa dapat terbiasa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan berpikir kritisnya dapat terlatih.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Rohmatin, Dian Novita
Gamatika Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Gagasan Matematika Dan Informatika
Publisher : Gamatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan pembelajaran matematika diantaranya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir kritis. Untuk itu perlu diterapkan model pembelajaran yang melatih siswa bagaimana cara memecahkan masalah dan berpikir kritis, salah satunya yaitu model pembelajaran pengajuan dan pemecahan masalah. Dengan model pembelajaran ini siswa akan terbiasa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah dengan memilih informasi yang relevan bagi masalah yang dihadapi, mendeteksi kesalahan konsep, menentukan banyak jawaban, menyimpulkan, serta mengidentifikasi kebenaran informasi baru. Sedangkan dalam pengajuan masalah siswa akan terbiasa berpikir kritis dalam membuat soal yang kompleks dari beberapa informasi yang telah mereka ketahui.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya pembelajaran berbasis pengajuan dan pemecahan masalah. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan subjek penelitian siswa kelas VII-E SMP Negeri 6 Sidoarjo yang terdiri dari 36 siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil pretest siswa cenderung cukup kritis, sedangkan setelah diterapkannya pembelajaran dengan model pengajuan dan pemecahan masalah siswa cenderung kritis dengan persentase peningkatan sebesar 55,56%. Berdasarkan penelitian tersebut maka disarankan kepada guru matematika agar menerapkan model pembelajaran pengajuan dan pemecahan masalah agar siswa dapat terbiasa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan berpikir kritisnya dapat terlatih.
PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI TINGKAT IQ Rohmatin, Dian Novita
Gamatika Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Gagasan Matematika Dan Informatika
Publisher : Gamatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah ditinjau dari tingkat IQ. Karena itu penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berpikir kritis pada penelitian ini mengacu pada berpikir kritis dengan kriteria FRISCO. Pada penelitian ini diambil 3 subjek penelitian, yaitu satu subjek pada setiap kategori IQ di atas normal, normal, dan di bawah normal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan wawancara. Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: IQA, subjek dengan IQ di atas normal, mengetahui fokus dalam tiap-tiap tahap pemecahan masalah,alasan serta proses inferensinya dalam menentukan fokus tersebut. Ia juga mengetahui situasi yang dihadapi, menjelaskan istilah yang disebutkan dan memeriksa kembali pemikirannya pada tahap memahami masalah saja. IQN, subjek dengan IQ normal, hampir sama dengan IQA, ia mengetahui fokus dalam tiap-tiap tahap pemecahan masalah, alasan serta proses inferensinya dalam menentukan fokus tersebut. Ia juga menjelaskan istilah yang disebutkan dan memeriksa kembali pemikirannya. Namun pada tahap membuat rencana ia belum memahami situasi sehingga ia belum mengetahui secara detail proses menjawabnya. Sedangkan IQB, subjek dengan IQ di bawah normal, mengalami kesulitan untuk memahami masalah yang disajikan sehingga berpengaruh terhadap penyelesaian yang ia berikan. Kata kunci : Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah dan IQ. Abstract The purpose of this study is to describe critical thinking profile of students in solving problems in terms of IQ level. Therefore, this study included a descriptive study with a qualitative approachment. Critical thinking in this study refers to the criteria of critical thinking FRISCO. In this study, there are three subjects, one subject in each category above normal, normal, and below normal IQ. Collecting data by tests and interviews. In general, the results are: IQA, subjects with above-normal IQ, knowing the focus in each stage of problem solving, reason and his inference process in determining focus. He also knows the situation, explain the terms mentioned and checking back his thoughts just in the stage of understanding the problem. IQN, subjects with normal IQ, almost equal to the IQA, she knows a focus in every stage of problem solving, reason and her inference process in determining focus. She also describes the terms mentioned and checking back her thoughts. But in making a plan she hasn
EFEKTIVITAS MEDIA ADAMMATH (APLIKASI DAM MATEMATIKA) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS Muchamad Adam Kurniyawan; Ciptianingsari Ayu Vitantri; Dian Novita Rohmatin
MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran Vol 7 No 2 (2019): DECEMBER
Publisher : Department of Mathematics Education Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.661 KB) | DOI: 10.24252/mapan.2019v7n2a9

Abstract

Abstrak:Media pembelajaran berbentuk permainan sangatlah baik untuk membangun pemahaman konsep siswa karena media diberikan secara detail dan mudah dipahami oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan media ADAMMATH (Aplikasi DAM Matematika) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus. Metode penelitian yang digunakan adalah model penelitian deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar angket respons siswa dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Umar Zahid Perak Jombang berjumlah 28 siswa. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.  Hasil uji coba keefektifan dilihat dari angket respons siswa memenuhi kategori baik yaitu 3,01 dan lembar pengamatan aktivitas siswa untuk melihat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan media ADAMMATH memenuhi kriteria baik yaitu 0,62 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media ADAMMATH terbukti efektif terhadap pemahaman konsep matematis siswa pada materi persamaan garis lurus.Abstract:Games as learning media are very good for building students' understanding of concepts because of presented in detail and easily captured by students. This research aimed to determine the effectiveness of ADAMMATH media (Mathematical DAM Application) to understand students' mathematical concepts on the subject matter of valid, effective and practical Straight Line Equations. This research used descriptive approach. The instruments used were questionnaire and observation sheets. The subject in this research was the 8th grade students of MTs Umar Zahid Perak Jombang which consisted of 28 students. The type of data obtained in this study were qualitative and quantitative data. The findings from the questionnaire was categorized good with 3.01 (Sm ≥2.5) and from the observation sheet of the students’ activities to know the ability of understanding mathematical concepts by applying ADAMMATH media was also good criteria, 0.62 (Sm ≥0.50). The result of this research indicated that ADAMMATH was effective on the students’ understanding of  mathematical concepts in the material Straight Line Equations.
PROFIL KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Nuril Khusniyah; Ana Rahmawati; Dian Novita Rohmatin
JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif) Vol 5, No 6 (2022): JPMI
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/jpmi.v5i6.12865

Abstract

Learning style is a method used by each individual to absorb information easily and quickly. Learning style is one of the supporting factors related to mathematical literacy ability. This can happen because learning styles can affect learning outcomes and student achievement. In this study, the learning style used is the VAK learning style (Visual, Audiotori, Kinesthetic). The purpose of this research is to describe how students' mathematical literacy skills at VAK learning style. Selected 1 student who has the highest score on the visual learning style, 1 student who has the highest score on the auditory learning style, and 1 student who has the highest score on the kinesthetic learning style. The results obtained from this study are students with the highest visual learning style can complete level 1 correctly. at level 3 and 4 students with the highest visual learning style came to the indicators of translating problems. Meanwhile, students with the highest auditory learning style were only able to complete level 3 correctly. Meanwhile, students with the highest kinesthetic learning style can complete level 1 correctly. At level 3 only errors occur when drawing conclusions. So it can be concluded that students with the highest visual learning styles can achieve higher competencies than students with auditory and kinesthetic learning styles.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DIGITAL MATEMATIKA DENGAN BOOK CREATOR UNTUK MENDUKUNG PEMAHAMAN KONSEPTUAL PADA MASALAH ARITMATIKA SOSIAL Muhammad Kafabihi Abdillah; Ulumul Umah; Dian Novita Rohmatin
SIGMA Vol 9, No 1 (2023): SIGMA
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/sigma.v9i1.1929

Abstract

Social arithmetic is a useful topic for mastering numeracy skills that are useful in solving real-world problems. However, students' difficulties in solving social arithmetic problems are still found. In addition, the limitations of available digital learning resources are also an obstacle for some teachers. This article aims to describe the process and results of developing digital mathematics teaching materials with the Book Creator applications to promotes students' understanding of concepts in social arithmetic. The development of this teaching material is based on the ADDIE model with the following stages: analysis, design, development, implementation, and evaluation. Based on the conceptual understanding test on 6 subjects with various mathematical abilities, the average achievement result was 89%. The advantage of this teaching material is that it contains contextual problems that are in accordance with real-life situations, but on the other hand it is still necessary to develop more open-ended questions. This teaching material also contains questions for self-reflection to facilitate self-regulation in learning. For further development, teaching materials also need to be improved in terms of appearance, scope of lesson topics, and practicality in terms of collecting student written answer documents.
Pengembangan media pembelajaran operasi aljabar berbasis articulate storyline berbantuan quizwhizzer untuk mendukung pemahaman konsep Umi Latifatul Karima; Ana Rahmawati; Dian Novita Rohmatin
JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif) Vol. 7 No. 2 (2024): Maret
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/jpmi.v7i2.21306

Abstract

The purpose of this research are to describe the development process and result of algebra-based learning media by articulate storyline with help quizwhizzer website of valid, practical, and effective to support the student’s concept of understanding in algebra. This research model is ADDIE type, which has five steps, they are : analyse, design, development, implementation, and evaluation. Algebra-based learning media by articulate storyline with help quizwhizzer websitewas tested by two examinations, which are limited examination and direct examination to studenst of MTs Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri. The research tools used were validated papers, student’s and teacher’s assessment response, and the sheets of concept understanding. Algebra-based learning media by articulate storyline with hrlp quizwhizzer website has reached the validity percentage of 79,6%. The practical result showed the number 83%, previewed from studen’s assessment response. Therefore, it is valid to state that it has fulfilled the practical criteria. The effectiveness result showed 72% previewed from the result of student’s concept of understanding test. In addition to that, it has fulfilled the criteria effectively.
Representasi Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Geometri Rohmatin, Dian Novita; Sunardi, Sunardi; susanto, Susanto; Suwito, Abi
Jurnal Axioma : Jurnal Matematika dan Pembelajaran Vol. 9 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Universitas Islam Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56013/axi.v9i2.2887

Abstract

Problem-solving skills are related to other abilities, such as conceptual understanding, application of concepts, representation, and communication of ideas. When solving problems, we must understand the problem and can do this by providing an appropriate representation of the problem. Accurate representation offers a greater opportunity to achieve the desired solution. Therefore, research on students' representations in problem-solving is essential to provide an overview of how students form representations when solving geometric problems. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. The research subjects are three students from the mathematics education program at Unipdu with high, medium, and low abilities. The results show that the low-ability subject uses pictorial representation and cannot solve the problem. The medium-ability subject uses schematic and symbolic representations but with less perfection in usage, so even though the solution found is correct, it is presented in a less structured manner. Meanwhile, the high-ability subject uses schematic and symbolic representations and finds solutions in a more structured way. Keywords: Representation, Problem-Solving, Geometry