Roibin Roibin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TRADISI RITUAL SESAJEN DALAM PERNIKAHAN MASYARAKAT ISLAM ABOGE DI DESA PAGELARAN KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG PERSPEKTIF ‘URF Laxsniky, Reza Stefiona; Roibin Roibin
Holistik Analisis Nexus Vol. 2 No. 3 (2025): Maret 2025
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus1227

Abstract

Indonesia memiliki tradisi budaya yang kaya dan beragam. Tradisi budaya adalah komponen penting dari kehidupan masyarakat, yang dapat menunjukkan identitas dan prinsip-prinsip yang dianut oleh suatu kelompok. Seperti halnya tradisi budaya yang masih terus digunakan hingga saat ini oleh masyarakat aboge yang ada di Desa Pagelaran yaitu tradisi ritual sesajen dalam pernikahan. Adanya sudut pandang masyarakat yang berbeda-beda dan juga keyakinan dalam ritual sesajen pernikahan untuk menghindari hal-hal buruk yang dapat terjadi. Peneliti akan mengkaji dengan menggunakan perspektif ‘urf dengan beberapa rumusan yakni: (1) Apa motif yang melatarbelakangi adanya tradisi ritual sesajen dalam pernikahan masyarakat Islam aboge di Desa Pagelaran. (2) Bagaimana praktik tradisi ritual sesajen dalam pernikahan masyarakat Islam aboge ditinjau dari perspektif ‘urf. (3) Mengapa praktik tradisi ritual sesajen dalam pernikahan tumbuh dinamis dikalangan masyarakat Islam aboge di Desa Pagelaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah empiris sebagai salah satu bentuk penelitian hukum sosiologis dengan menggunakan pendekatan antropologis. Lokasi dari penelitian ini berada di Desa Pagelaran Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer berupa wawancara dan sumber data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen seperti penelitian jurnal terkait sesajen dan yang terkait pembahasan dalam penelitian, buku dan kitab ushul fiqh, dan juga referensi tambahan lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) motif yang melatarbelakangi adanya tradisi ritual sesajen dalam pernikahan masyarakat Islam aboge di Desa Pagelaran terjadi karena adanya motif sosial-budaya, sosial-keagamaan, sosial keamanan, dan sosial-kerukunan. (2) Praktik tradisi ritual sesajen yang dilakukan jika dilihat dari pespektif urf, tradisi tersebut masuk kedalam urf shahih sebab memenuhi syarat, begitu pula bisa menjadi ‘urf fasid dengan beberapa sebab lainnya. (3) Tradisi ritual sesajen pernikahan tumbuh dinamis dikalangan masyarakat Islam aboge, dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan alam yang memiliki banyak manfaat.
Reformulation of the Indonesian Criminal Code (KUHP) Number 1 of 2023 Article 445 Paragraph (1) Item 1: A Lawrence Friedman’s Theory of Justice Perspective Toward a Responsive and Culture-Oriented Criminal Law Jumain Azizi; Roibin Roibin; Zaenul Mahmudi
International Journal of Law, Crime and Justice Vol. 2 No. 4 (2025): December : International Journal of Law, Crime and Justice
Publisher : Asosiasi Penelitian dan Pengajar Ilmu Hukum Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijlcj.v2i4.819

Abstract

This study aims to analyze Article 445 paragraph (1) of the Indonesian Criminal Code (KUHP) Number 1 of 2023, which regulates the criminal act of eloping with a young woman. The provision is considered to be in tension with the social and cultural realities of Indonesian society, particularly the people of Lombok who practice the merariq tradition. Merariq is an ancestral customary practice within marriage rituals involving the consensual elopement of the prospective bride as an integral part of the marriage process. This research uses Lawrence M. Friedman’s legal system theory, which examines three main components of law: (1) the substance of law—normative provisions contained in legislation; (2) the structure of law institutions and law enforcement agencies; and (3) the legal culture values, attitudes, and behavior of society toward law. This study is a normative legal research that treats law as norms, principles, doctrines, and rules. The primary legal material is Article 445 paragraph (1) of the Indonesian Criminal Code. The findings indicate that, from the perspective of legal substance, the article remains ambiguous. Its formulation potentially conflicts with Indonesia’s legal culture, which in practice prioritizes familial and traditional mechanisms for resolving private conflicts. Based on these findings, this study recommends a reformulation of the legal substance to make it more responsive to the socio-cultural context. The reformulation should be grounded in the principles of ultimum remedium and restorative justice, providing space for customary law and local culture as legitimate mechanisms to resolve private disputes. This approach is expected to reduce the disproportionate use of imprisonment and position criminal sanctions as a last resort in law enforcement.