Lea Masan
STIKES KAPUAS RAYA

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RIWAYAT IBU BERSALIN KEKURANGAN ENERGI KRONIK BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Lea Masan; Yunida Haryanti; Elvi Juliansyah
Jurnal Sains Kebidanan Vol 4, No 1 (2022): MEI 2022
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jsk.v4i1.8440

Abstract

Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tudak tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  Hubungan Riwayat Ibu Bersalin KEK dengan BBLR menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang melahirkan di RSUD Ade MDjoen Sintang Tahun 2020 berjumlah 900. Sampel sebanyak 277 diperoleh menggunakan rumus slovin eror tolerance 5%, Teknik sampling yang digunakan adalah Simple random sampling. Analisis data menggunakan Chi Square. Diketahui sebagian besar ibu bersalin mengalami Riwayat KEK 185 ibu (66,8 %), sedangkan sebagian kecil dari ibu bersalin yang tidak mengalami KEK sebagian besar bayi lahir tidak mengalami BBLR  berjumlah 170 bayi (61,4 %), Hasil uji statistik chi square diperoleh p-value = 0,039 (α:0,05), maka disimpulkan ada hubungan Riwayat Ibu bersalin Kekurangan Energi Konis dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).  Ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Riwayat Ibu Bersalin KEK dengan BBLR.
DETERMINAN KEJADIAN DROP OUT PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KABUPATEN SINTANG Rizki Amartani; Paskalia Tri Kurniati; Yolanda Montessori; Yunida Haryanti; Arum Seftyana Lestari; Lea Masan; Elvi Juliansyah
Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2023): Juni: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Asosiasi Dosen Muda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56127/jukeke.v2i2.763

Abstract

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu strategi pengendalian populasi, namun inkontinensia penggunaan kontrasepsi menjadi masalah yaitu sebanyak 27 persen wanita menghentikan penggunaan kontrasepsi dalam waktu 1 tahun. Angka putus sekolah yang lebih tinggi pada metode kontrasepsi non-jangka panjang dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang. Akseptor yang mengalami Drop Out di Kabupaten Sintang sebesar 13,74 persen, lebih besar dari target yang ditetapkan sebesar 10 persen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan kejadian drop out penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di Kabupaten Sintang Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik, menggunakan desain case control dengan jumlah sampel 172 yang terdiri dari 86 orang. kasus dan 86 kontrol. Kasus adalah pasangan usia subur yang dinyatakan drop out sejak 1 tahun setelah menggunakan kontrasepsi selama 5 tahun dan kontrol yaitu pasangan usia subur yang masih menggunakan kontrasepsi sampai dilakukan penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai September 2017 dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Hasil analisis bivariat umur ibu (p: 0,87, OR: 1,04), paritas (p: 0,047, p: 0,049, OR: 6,6, OR: 4,43), tingkat Pendidikan (p: 0,958 , p: 0,449, p: 0,701, OR: 0,88, OR: 1,64, OR: 1,54), tingkat pendapatan (p; 0,988, OR: 1,04), pengetahuan (p: 1, ATAU: 1). Metode kontrasepsi (p: 0,036, p: 0,47), jenis layanan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) (p: 0,408, OR: 0,70), konseling kontrasepsi (0,321 , OR: 1,48) dan kualitas layanan kontrasepsi (p: 0,768 , ATAU: 0,86). Kesimpulan determinan internal dan eksternal yang berhubungan dengan kejadian drop out pengguna kontrasepsi adalah paritas dan metode kontrasepsi pada Pasangan Lanjut Usia (PUS). Saran, diharapkan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap semua metode kontrasepsi, agar dapat digunakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.