Eko Nurcahya Dewi
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275|Universitas Diponegoro

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGHAMBATAN OKSIDASI LEMAK BAKSO IKAN LELE (Clarias batracus) DENGAN EDIBLE COATING KARAGENAN YANG DIPERKAYA MINYAK WIJEN Ashimatul Inats; Eko Nurcahya Dewi; Lukita Purnamayati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.8087

Abstract

Tingginya kandungan lemak pada ikan lele menyebabkan bakso selama penyimpanan suhu ruang rentan terhadap kerusakan lemak. Edible coating merupakan salah satu alternatif yang mampu menghambat oksidasi lemak pada bakso ikan sebagai pembawa senyawa antioksidan dari minyak wijen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah penambahan minyak wijen pada edible coating mampu memperpanjang daya simpan bakso pada suhu ruang. Bahan yang digunakan meliputi ikan lele, karagenan dan minyak wijen. Penelitian ini bersifat experimental laboratories model rancangan acak lengkap faktorial (2x5) dengan dua faktor yaitu konsentrasi minyak wijen (0% dan 0,5%) dan lama penyimpanan (0,12,24,36,48) dengan 3 kali pengulangan. Daya awet bakso ikan dilihat berdasarkan uji organoleptik, kadar air, pH, nilai TBA dan kekuatan gel. Data parametrik dianalisis dengan ANOVA, sedangkan data non-parametrik menggunakan uji Kruskal wallis. Hasil pada bakso ikan lele dengan penambahan minyak wijen 0,5% pada edible coating dapat diterima hingga penyimpanan selama 36 jam dengan nilai organoleptik 7,04< <7,70, nilai kadar air 65,91%±0,82, nilai pH 6,25±0,02, nilai TBA 0,52±0,01 mg malonaldehid/kg dan  nilai kekuatan gel 1937,60±118,74 gf. Penambahan minyak wijen sebagai antioksidan pada edible coating bakso ikan lele hanya mampu memperpanjang umur simpan bakso selama penyimpanan 36 jam dibandingkan dengan kontrol.
OKSIDASI LEMAK PADA IKAN EKOR KUNING (Caesio cuning) ASIN DENGAN KONSENTRASI GARAM YANG BERBEDA Muhammad Muhammad; Eko Nurcahya Dewi; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6748

Abstract

Ikan ekor kuning asin mengandung asam lemak tidak jenuh sebesar 0,2% sehingga mudah mengalami oksidasi. Pemberian garam yang terlalu banyak bisa menjadi salah satu faktor terjadinya oksidasi lemak pada ikan asin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan konsentrasi garam terhadap oksidasi lemak tidak jenuh dan mengetahui konsentrasi garam terbaik pada ikan ekor kuning asin. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan konsentrasi garam yang berbeda (0%, 20%, 30%, dan 40%). Data parametrik dianalisis menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA) dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Data non parametrik dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi garam memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<5%) pada nilai PV, FFA, kadar air, Aw, kadar garam, dan TPC. Konsentrasi garam yang semakin tinggi menghasilkan nilai kadar garam, PV dan FFA semakin tinggi. Sebaliknya, pada parameter kadar air, Aw, dan TPC menghasilkan nilai yang rendah. Perlakuan konsentrasi terbaik terdapat pada ikan ekor kuning asin dengan konsentrasi garam 20% yang menunjukkan nilai PV yang rendah yaitu sebesar 9,60 meq/kg, FFA sebesar 0,83%, kadar air sebesar 36,99%, Aw sebesar 0,75, kadar garam sebesar 22,12% dan TPC sebesar 4,9x105 CFU/g. Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi garam mempengaruhi proses oksidasi lemak dan konsentrasi garam terbaik ialah sebesar 20% berdasarkan nilai oksidasi lemak pada ikan ekor kuning asin.
FORMULASI DAN KARAKTERISASI FISIKOKIMIA SELAI LEMBARAN ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa) Jordan Maulana Ma&#039;arif; Eko Nurcahya Dewi; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13149

Abstract

Selai lembaran anggur laut dengan penambahan karagenan sebagai stabilizer diharapkan menghasilkan selai yang kompak, plastis, dan kaya akan serat. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh konsentrasi karagenan yang berbeda terhadap karakteristik produk selai lembaran. Data parametrik dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA) dan Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan data non parametrik dianalisis dengan Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Penelitian dilakukan menjadi dua tahap yaitu tahap pertama untuk mencari konsentrasi karagenan untuk membentuk selai lembaran dan diperoleh konsentrasi minimalnya 1,5%. Tahap kedua adalah penelitian utama untuk mencari konsentrasi karagenan yang optimal dengan konsentrasi 1,5%; 1,75% dan 2%, sedangkan 0% digunakan sebagai pembanding. Parameter yang diujikan adalah tekstur, serat kasar, kadar air, sineresis dan hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi karagenan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap nilai hardness, serat kasar, kadar air, sineresis dan hedonik. Parameter hardness menunjukan hasil tertinggi pada konsentrasi 2% (0,50 kgf). Nilai serat kasar tertinggi pada perlakuan 2% (2,23%). Hasil pengujian kadar air terendah pada perlakukan 1,5% yaitu sebesar 37,98%. Hasil pengujian sineresis terendah pada perlakukan 2% (10,97% ). Hasil uji hedonik perlakuan karagenan 2% menjadi yang terbaik yaitu dengan selang kepercayaan 6,64 < µ < 7,17.
PENGARUH JENIS ASAM TERHADAP KARAKTERISTIK GELATIN KULIT IKAN AYAM-AYAM (Abalistes stellaris) Adilla Wahyu Nugraheni; Apri Dwi Anggo; Eko Nurcahya Dewi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13144

Abstract

Ikan Ayam-ayam merupakan salah satu jenis ikan laut yang memiliki kulit tebal dan keras. Hal ini mengakibatkan kulit ikan ayam-ayam hanya dijadikan sebagai limbah disisi lain sebenarnya kulit tersebut dapat dimanfaatkan menjadi gelatin. Proses pembuatan gelatin yang berasal dari kulit ikan biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan asam lemah untuk mencegah terjadinya hidrolisis lanjutan yang dapat merusak kolagen yang ada di kulit ikan sehingga struktur gelatin tidak dapat terbentuk. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan asam lemah yaitu asam fosfat (H3PO4), asam oksalat (H2C2O4), asam sitrat (C6H8O7) dan asam asetat (CH3COOH) terhadap nilai rendemen, kekuatan gel, pH, kadar air, kadar protein, kadar abu dan viskositas selain itu untuk mengetahui jenis asam lemah terbaik dalam proses pembuatan gelatin kulit ikan ayam-ayam. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan jenis asam lemah yang berbeda. Data yang diperoleh diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji ANOVA dan uji lanjut BNJ untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan. Hasil analisa data menunjukkan bahwa penggunaan asam lemah yang berbeda mempunyai pengaruh berbeda nyata terhadap parameter uji yaitu rendemen kekuatan gel, pH, kadar air, kadar protein, kadar abu dan viskositas. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa perlakuan dengan menggunakan asam asetat menghasilkan gelatin dengan nilai kekuatan gel dan viskositas tertinggi sebesar 294,47 bloom dan 3,61 cP, sedangkan perlakuan asam fosfat menghasilkan gelatin dengan mutu dan daya simpan terbaik dengan nilai rendemen, kadar air dan kadar protein tertinggi dibandikan perlakuan jenis asam lainnya.
PENGARUH KONSENTRASI BUBUR Eucheuma cottonii TERHADAP KARAKTERISTIK SELAI LEMBARAN Jihan Fathya Kurnia; Eko Nurcahya Dewi; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.11410

Abstract

Selai lembaran merupakan modifikasi dari selai oles yang memiliki tekstur kompak, plastis dan tidak lengket sehingga lebih praktis untuk disajikan dengan roti maupun pangan lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi bubur Eucheuma cottonii terhadap karakteristik selai lembaran. Penggunaan E. cottonii sebagai bahan pembuatan selai lembaran dikarenakan adanya kandungan karagenan yang dapat mempengaruhi tekstur selai lembaran. Perlakuan pada penelitian ini adalah penggunaan bubur E. cottonii yang berbeda konsentrasi yaitu 30%, 35% dan 40%. Pembuatan selai lembaran yaitu dengan mencampur bubur E. cottonii, gula, asam sitrat, pektin dan margarin, lalu dipanaskan dan dicetak dalam bentuk lembaran. Parameter yang diuji meliputi uji hedonik, kadar serat kasar, hardness dan kadar air. Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap dan data statistik yang diolah menggunakan SPSS 16. Data parametrik dianalisis menggunakan uji sidik ragam dan Beda Nyata Jujur (BNJ). Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi konsentrasi bubur E. cottonii yang ditambahkan, dapat mempengaruhi tingkat kesukaan panelis, meningkatkan nilai kadar serat kasar, nilai hardness dan nilai kadar air selai lembaran. Formulasi selai lembaran terbaik yaitu selai lembaran dengan konsentrasi bubur E. cottonii 35%, dengan hasil uji hedonik dengan selai kepercayaan 7,32<µ<7,68 yang artinya disukai panelis, kadar serat kasar 3,45%, nilai hardness 140,83 gf dan kadar air 40,94%.
PENGARUH PERBEDAAN JENIS PELARUT DAN SUHU PEMANASAN SELAMA EKSTRAKSI TERHADAP STABILITAS MIKROKAPSUL FIKOSIANIN DARI Spirulina platensis Wahyu Mega Astuti; Eko Nurcahya Dewi; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.5239

Abstract

Pigmen fikosianin merupakan pewarna alami yang diperoleh dari ekstrak mikroalga S. Platensis,  bersifat mudah larut dalam pelarut polar dan tidak stabil terhadap suhu. Penurunan stabilitas pigmen dapat menyebabkan kerusakan warna, sehingga untuk mempertahankan stabilitas dapat dilakukan proses microenkapsulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelarut polar (aquades dan buffer fosfat) dan suhu pemanasan terhadap stabilitas mikrokapsul fikosianin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode experimental laboratories dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial dengan faktor jenis  pelarut dan suhu. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan antara sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilitas mikrokapsul fikosianin yang diamati berdasarkan nilai CR pada penggunaan pelarut aquades suhu 30°C; 47°C; dan 65°C mengalami penurunan dengan nilai CR 92,83%; 73,95%, dan 45,36%, sedangkan nilai CR pada penggunaan pelarut buffer fosfat pH 7,0 secara berturut-turut adalah 97,73%; 88,63%; dan 55,91%. Penurunan stabilitas menggunakan pelarut aquades lebih cepat dibandingkan dengan buffer fosfat pH 7,0, hal tersebut dikarenakan pelarut buffer fosfat memiliki sifat kepolaran lebih tinggi dan bersifat inhibisi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut interaksi antara jenis pelarut ekstraksi dengan suhu memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap stabilitas mikrokapsul fikosianin.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK LAMUN Thalassodendron ciliatum YANG DIKERINGKAN DENGAN METODE PENGERINGAN BERBEDA Muhammad Paryono; Eko Nurcahya Dewi; Akhmad Suhaeli Fahmi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.11406

Abstract

Lamun Thalassodendron ciliatum merupakan salah satu jenis lamun yang berpotensi sebagai antioksidan alami. Perbedaan metode pengeringan dapat memberikan pengaruh terhadap nilai senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak yang dihasilkan. Uji aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan metode DPPH untuk menentukan nilai inhibisi DPPH (%) dan menghitung IC₅₀. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan metode pengeringan terhadap senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan sampel. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lamun T. ciliatum yang didapatkan dari Pantai Bandengan, Jepara. Ekstraksi lamun T. ciliatum dalam penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan berat sampel dan volume pelarut 1:10 selama 48 jam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan metode pengeringan yang berbeda yaitu : sinar matahari, oven, angin-angin, dengan tiga kali pengulangan. Senyawa fitokimia yang terdapat pada lamun T. ciliatum adalah flavonoid, alkaloid, fenol, tannin, steroid dan triterpenoid.  Hasil penelitian menunjukan bahwa ektrak lamun T. ciliatum yang dikeringkan dengan pengeringan angin-angin menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi yaitu 4279,56 ppm dengan kadar air 20,42%, rendemen 9,947%, nilai flavonoid 121,51 ppm, nilai fenol 196  mg GAE/gr. Kesimpulannya, metode pengeringan dapat memberikan dampak terhadap kadar senyawa bioaktif ekstrak lamun T. ciliatum dan aktivitas antioksidannya.    
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KARAGENAN PADA KARAKTERISTIK BAKSO KERANG DARAH (Anadara granosa) Aryandi Faddilah Nurwin; Eko Nurcahya Dewi; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6745

Abstract

Kerang darah merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak diminati oleh masyarakat. Pemanfaatan kerang darah dengan menggunakannya sebagai bahan pembuatan bakso merupakan salah satu solusi dan meningkatkan value dari produk ini sendiri. Karagenan adalah polimer polisakarida bersifat hidrofilik yang dapat di ekstrak dari rumput laut merah (Rhodophyceae) dengan jenis Euchema cottonii. Rumput laut dengan jenis E. cottonii banyak ditemukan di Indonesia. Penelitian Penambahan karagenan sebagai bahan pembuat gel untuk di aplikasikan ke pembuatan bakso berbahan yang bukan berasal dari ikan dengan metode penelitian menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 3 konsentrasi karagenan yang berbeda (4%, 6%, dan 8%) dan 3 kali pengulangan. Data parametrik dianalisis menggunakan uji analisa sidik ragam (ANOVA) dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Data non parametrik dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi garam menyebabkan perbedaan nyata (p<0,05) terhadap nilai kekuatan gel, kadar air, dan uji lipat, Konsentrasi karagenan yang semakin tinggi menjadikan nilai kadar air dan kekuatan gel semakin tinggi. Perlakuan konsentrasi terbaik terdapat pada bakso kerang darah dengan konsentrasi garam 8% yang menunjukkan nilai kekuatan gel yang rendah yaitu sebesar 802,55 gf.cm dan kadar airsebesar 64,75% Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi karagean mempengaruhi proses pembentukan geldan konsentrasi garam terbaik ialah sebesar 8% berdasarkan nilai kekuatan gel pada bakso kerang darah.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK PEWARNA ALAMI RUMPUT LAUT (Sargassum sp.) TERHADAP MUTU WARNA KAIN KATUN BATIK Farisan Hilmana Ramadhan; Eko Nurcahya Dewi; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9639

Abstract

Pewarna sintetis dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan terutama pada limbah cair yang dihasilkan selama proses pembuatan batik. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pewarna kain batik adalah rumput laut (Sargassum sp.). Ekstraksi zat warna dari rumput laut (Sargassum sp.) diberikan tiga macam perlakuan ektraksi dengan konsentrasi rumput laut : air yaitu 1:15, 1:10, dan 1:5. Bahan pewarna untuk kontrol yaitu menggunakan ekstrak pewarna dari mangrove (Rhizophora sp.). Konsentrasi yang digunakan pada kontrol yaitu 1:10 sesuai standar dalam pembuatan batik pewarna alam. Hasil pengujian beda warna kain menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi zat pewarna Sargassum sp. berpengaruh terhadap nilai kecerahan dan arah warna kain. Perbedaan konsentrasi zat warna berpengaruh terhadap tingkat ketuaan kain namun pada konsentrasi lebih tinggi, kain mengalami kejenuhan untuk menyerap zat warna sehingga perubahan warna perlakuan B dengan C tidak berbeda nyata. Hasil pengujian tahan luntur warna terhadap gosokan kering menunjukkan pada semua perlakuan memberikan hasil nilai Staining Scale (SS) 4-5 dan pada gosokan basah menunjukkan nilai A yaitu 4-5, B dan C yaitu 4 yang artinya semua perlakuan dalam kategori baik. Hasil pengujian tahan luntur warna terhadap sinar matahari menunjukkan nilai nilai Grey Scale (GS) A yaitu 3-4 yang artinya cukup baik, sedangkan B, dan C yaitu 4 yang artinya nilai tersebut dalam kategori baik.
APLIKASI METHYL RED SEBAGAI LABEL INDIKATOR KESEGARAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) PADA SUHU PENYIMPANAN DINGIN YANG BERBEDA Ihsan Fadhli; Eko Nurcahya Dewi; Achmad Suhaeli Fahmi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.12694

Abstract

Kesegaran ikan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan keseluruhan mutu dari suatu produk perikanan. Mutu kesegaran dapat mencakup kenampakan, rasa, bau, dan juga tekstur yang secara sadar ataupun tidak sadar akan dinilai oleh pembeli atau pengguna dari produk tersebut. Penentuan kesegaran produk perikanan meliputi uji TVBN, TPC, pH dan sensori. Salah satu metode yang dikembangkan dalam penentuan kesegaran produk perikanan yaitu label indikator kesegaran pada kemasan. Label tersebut akan memudahkan konsumen dalam menentukan kualitas ikan yang dikemas. Penelitian ini menggunakan indikator pH methyl red sebagai indikator kolorimetri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju kemunduran mutu ikan bandeng segar dengan perlakuan suhu 5oC dan 10 oC yang diuji secara destructive dan non-destructive melalui perubahan warna label indikator kesegaran methyl red yang diukur menggunakan image digital selama penyimpanan dingin. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, terjadi perubahan nilai pada uji kesegaran ikan dan uji perubahan warna label indikator kesegaran. Nilai TVBN dan TPC akan semakin bertambah selama penyimpanan. Nilai pH, organoleptik, kadar air dan WHC semakin turun selama penyimpanan. Warna label indikator kesegaran methyl red berubah dari merah menjadi kuning selama penyimpanan. Label indikator kesegaran methyl red menunjukkan respon yang baik selama penyimpanan. Nilai L*, b*, Red dan Green meningkat selama penyimpanan, sedangkan nilai a* dan Blue menurun selama penyimpanan.