Yudhomenggolo Sastro Darmanto
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275|Universitas Diponegoro

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PEMINDANGAN BERBAGAI JENIS IKAN TERHADAP KANDUNGAN GIZI TERASI UDANG REBON (Acetes sp.) Jevika Dwitasari Rochminta; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13145

Abstract

Ikan pindang merupakan salah satu olahan hasil perikanan yang diolah dengan proses penggaraman dan perebusan. Proses pengolahan ikan pindang akan menghasilkan limbah cair hasil perebusan yang dibuang keperairan yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Padahal air rebusan ikan pindang mengandung zat gizi protein (asam glutamat) yang dapat dimanfaatkan lebih optimal lagi sebagai bahan baku pembuatan penyedap, salah satunya yaitu ditambahkan pada terasi. Terasi udang rebon merupakan salah satu penyedap makanan yang cukup terkenal di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah pemindangan berbagai jenis ikan pada terasi udang rebon berdasarkan kandungan gizi dan untuk mengetahui perlakuan terbaiknya dengan melihat nilai profil asam amino tertinggi. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan A (tanpa penambahan), B (dengan penambahan air rebusan ikan pindang layang), C (dengan air rebusan ikan pindang bandeng), D (dengan penambahan air rebusan ikan pindang nila) dengan tiga kali ulangan. Parameter uji meliputi rendemen, profil asam amino, kadar air, kadar protein, pH dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis asam amino terbanyak terdapat pada perlakuan D yaitu 20,621%. Rendemen udang rebon sebesar 59,7% setelah menjadi terasi. Penambahan limbah pemindangan berbagai jenis ikan pada terasi udang rebon memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein dan profil asam amino, serta tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) pada kadar air dan pH. Perlakuan D merupakan perlakuan terbaik dengan jumlah asam amino sebesar 20,621% dengan kadar protein 34,01%, kadar air 38,49%, pH 7,18 dan selang kepercayaan 7,65 < µ < 7,95.
PENGARUH PENAMBAHAN NANOKALSIUM TULANG IKAN YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS ANALOG UMBI GEMBILI (Dioscorea esculenta) DAN RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum Pitaloka Dwi Anggraeni; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Akhmad Suhaeli Fahmi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.5250

Abstract

Tulang ikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber kalsium dengan mengubahnya menjadi nanokalsium dengan agar penyerapan pada tubuh lebih maksimal. Penambahan nanokalsium dapat dilakukan pada beras analog sebagai salah satu pangan fungsional. Tepung umbi gembili dan rumput laut yang menjadi bahan baku diharapkan dapat menambah serat dari beras analog yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan nanokalsium jenis tulang ikan berbeda pada beras analog terhadap kandungan proksimat, kalsium, serat, dan asam amino. Materi penelitian adalah tepung umbi gembili, tepung rumput laut Eucheuma spinosum, dan nanokalsium tulang ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus), Payus (Elops hawaiensis) dan Patin (Pangasius hypohtalmus). Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dengan ulangan tiga kali. Data nonparametrik dianalisis dengan Kruskal-Wallis dan data parametrik dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan penambahan nanokalsium berpengaruh nyata terhadap kandungan proksimat, kalsium, serat, dan asam amino. Beras analog terbaik yang dihasilkan yaitu dengan penambahan tulang ikan payus (5%) dengan nilai tertinggi pada protein 7,93±0,05%, lemak terendah 0,32±0,02%,  kalsium 1,52±0,03%, serat pangan 23,82 ±0,08%, dan nilai hedonik terbaik dengan selang kepercayaan 3,78 <μ< 4,13.
PENAMBAHAN NANOKALSIUM DARI JENIS TULANG IKAN YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS ANALOG DARI TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinacea) DAN TEPUNG Gracilaria verrucosa Saela Rohmah; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6741

Abstract

Tulang ikan merupakan limbah perikanan dengan jumlah yang mencapai 15% dari berat tubuh ikan. Tulang ikan mengandung unsur penyusun tulang berupa kalsium, dan fosfor. Kalsium hanya dapat terabsorpsi dengan baik apabila diubah dalam bentuk mikro. Tulang ikan sebagai sumber kalsium dapat diubah menjadi nanokalsium agar penyerapan pada tubuh menjadi maksimal. Penambahan nanokalsium dapat dilakukan pada beras analog sebagai salah satu pangan fungsional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penambahan nanokalsium dari jenis tulang ikan yang berbeda terhadap kandungan kalsium pada beras analog. Proses pembuatan beras analog dilakukan dengan penambahan nanokalsium dari tulang ikan swanggi, bawal, mujair, kemudian ditambahkan tepung umbi garut dan tepung Gracilaria verrucosa yang dapat menambah kadar serat pada beras analog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan penambahan nanokalsium tulang ikan bawal (5%) mempunyai kadar kalsium tertinggi sebesar 1,68 ± 0.03 %, kadar air terendah, 9,73 ± 0.01%, kadar protein tertinggi 1,64 ± 0.01 %, kadar lemak terendah 0,26 ± 0.03 %, dan kandungan asam amino terbanyak pada asam glutamat dan asam aspartat. Uji hedonik yang diperoleh dengan selang kepercayaan 95% adalah 4.36 < μ < 4.61 sehingga dapat disimpulkan bahwa nasi analog yang dihasilkan disukai panelis dengan karakteristik warna nasi cokelat, bau spesifik, tekstur pulen, dan rasanya hambar.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA SABUN CAIR DENGAN PENAMBAHAN KOLAGEN TULANG IKAN AIR TAWAR YANG BERBEDA Widya Wijayanti; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Eko Susanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13142

Abstract

Limbah tulang ikan air tawar memiliki kadar protein yang berpotensi untuk diolah sebagai kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan air tawar yang berbeda. Bahan baku yang digunakan yaitu tulang ikan Patin (Pangasius sp.), tulang ikan Nila (Oreochromis niloticus), dan tulang ikan Lele (Clarias batrachus). Pembuatan sabun cair dilakukan dengan penambahan kolagen konsentrasi terbaik 0,6%. Parameter yang diamati adalah hedonik, pH, kestabilan busa, alkali bebas, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kolagen tulang ikan Patin, Nila, dan Lele mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap pH, kadar alkali bebas, kestabilan busa, viskositas, dan hedonik sabun cair. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh produk terbaik yaitu sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan lele yang memiliki: pH 10,21; kadar alkali bebas 0,042%; kestabilan busa 75,83%; viskositas 1211,67 cP; dan disukai panelis.
KARAKTERISTIK PERMEN JELLY DENGAN PENAMBAHAN GELATIN SISIK IKAN YANG BERBEDA Rahma Tika Mufida; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Slamet Suharto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.8086

Abstract

Permen jelly adalah produk makanan yang memiliki tekstur kenyal. Tekstur ini terbentuk karena adanya pembentuk gel yaitu gelatin. Limbah sisik ikan dapat dimanfaatkan menjadi gelatin dan diaplikasikan pada produk pangan sebagai pembentuk tekstur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin sisik ikan terhadap karakteristik permen jelly. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian adalah penambahan gelatin sisik ikan yang berbeda (ikan tawes, bandeng, dan ikan kurisi) sebanyak 14 % dengan tiga kali pengulangan. Data parametrik dianalisis dengan uji Analysis of Varians (ANOVA) dan data non-parametrik dianalisis dengan Uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gelatin sisik ikan yang berbeda memiliki perbedaan yang signifikan (P <0,05) dengan nilai kekuatan gel tertinggi adalah 350 ± 5,50 g.cm2, kadar air terendah 15,81 ± 0,17%, kadar abu tertinggi adalah 2,12 ± 0,10 %,,  nilai Aw terendah adalah 0,72 ± 0,11, nilai pH terendah adalah 4,40 ± 0,08, dan nilai hedonik dengan interval 8,0 <μ <8,2.
PENGARUH PENAMBAHAN GELATIN DARI SISIK BERBAGAI JENIS IKAN TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS ANALOG BERBASIS TEPUNG GANYONG DAN TEPUNG CAULERPA RACEMOSA Dzulfiqar Siraj Shalahuddin; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Akhmad Suhaeli Fahmi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6747

Abstract

Beras analog merupakan produk pangan beras tiruan yang biasanya terbuat dengan bahan utama berupa umbi-umbian dan serealia. Beras analog memiliki bentuk mirip dengan beras yang berasal dari padi. Dilihat dari segi nutrisi, beras analog sebagai sumber pangan alternatif dapat diperkaya dengan komponen nutrisi lainnya. Sisik ikan merupakan salah satu limbah hasil perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk gelatin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin dari sisik berbagai jenis ikan yang berbeda terhadap beras analog berbasis tepung ganyong dan tepung Caulerpa racemosa. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian adalah penambahan gelatin sisik jenis ikan yang berbeda yaitu ikan nila, ikan bandeng, dan ikan kuniran, masing-masing dengan tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah kadar proksimat, kadar serat kasar, kadar serat pangan, kandungan asam amino, waktu tanak, dan nilai hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan penambahan gelatin sisik ikan nila, bandeng, dan kuniran mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat, dan waktu tanak. Kadar serat pangan dan serat kasar tertinggi terdapat pada beras analog kontrol yaitu berturut-turut 23,14% dan 6,50%. Kandungan asam amino tertinggi terdapat pada beras analog dengan penambahan gelatin sisik ikan nila yaitu glisin (18.831,90 mg/kg), prolin (9.597,03 mg/kg), dan asam glutamat. Nasi analog gelatin sisik ikan kuniran lebih disukai oleh panelis dengan selang kepercayaan sebesar 3,51 < μ < 3,65.
KARAKTERISTIK PENYEDAP RASA DARI AIR REBUSAN PADA JENIS IKAN YANG BERBEDA DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG MAIZENA Aryna Conny Tamaya; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9636

Abstract

Air rebusan merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan produk perikanan. Air rebusan ikan mengandung glutamat yang secara alami terdapat dalam daging atau makanan yang berprotein lainnya. Asam glutamat dapat meningkatkan rasa gurih pada makanan. Makanan yang dapat mengandung asam glutamat yaitu ikan, seperti ikan lukas dari air tawar, ikan bawal dari air payau dan ikan kurisi dair air laut. Penelitian ini menggunakan bahan baku air rebusan ikan dan bahan pengisi tepung maizena. Penggunaan tepung maizena sebagai pengganti maltodekstrin berfungsi untuk bahan penyalut dan pengental. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik penyedap rasa dari air rebusan pada jenis ikan yang berbeda serta untuk mengetahui jenis ikan terbaik yang digunakan dalam pembuatan penyedap rasa. Metode penelitian yang digunakan yaitu yaitu experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penyedap rasa tanpa air rebusan ikan (A), penyedap rasa dengan air rebusan Ikan Lukas (B), penyedap rasa dengan air rebusan Ikan Bawal (C), dan penyedap rasa dengan air rebusan Ikan Kurisi (D) dengan tiga kali ulangan. Parameter uji berupa kadar air, kadar protein, kelarutan, profil asam amino dan penilaian hedonik. Data parametrik dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut Tukey HSD. Data nonparametrik dianalisis menggunakan Kruskall-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji terbaik yaitu pada kadar air 5,69±0,64%; kadar protein sebesar 16,54±0,1%; dan asam amino 125.624,26 mg/kg pada perlakuan dengan Ikan Lukas. Hasil uji kelarutan dan hedonik terbaik yaitu pada penyedap rasa dengan perlakuan Ikan Bawal sebesar 76,16±3,28% dan 7,28<μ<7,56. Berdasarkan hasil analisis terdapat perlakuan yang berbeda nyata pada kadar air; kadar protein; dan uji hedonik, sedangkan pada kelarutan terdapat perlakuan yang tidak berbeda nyata.