Eko Susanto
Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PROFIL RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa DAN Gracilaria verrucosa SEBAGAI EDIBLE FOOD (Caulerpa racemosa and Gracilaria verrucosa Profile as Edible Foods) Widodo Farid Ma’ruf; Ratna Ibrahim; Eko Nurcahya Dewi; Eko Susanto; Ulfah Amalia
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 9, No 1 (2013): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.067 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.9.1.68-74

Abstract

Masyarakat terutama di pesisir pantai Jepara banyak mengkonsumsi Caulerpa racemosa dan Gracillaria verrucosa sebagai sayuran, namun tidak banyak diketahui tentang profil komposisi kimia, serat dan makromineral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi kimia, serat, dan makromineral pada Caulerpa racemosa dan Gracilaria verrucosa yang tumbuh di perairan Jepara. C. racemosa diambil dari perairan Jepara dan G. verrucosa diambil dari dua jenis tambak yaitu tambak bersubstrat lumpur (a) dan pasir (b). Hasil analisa menunjukkan bahwa  karbohidrat merupakan nutrisi yang dominan, diikuti kadar abu G. verrucosa dan protein pada C. racemossa. Jumlah mineral C. racemosa berturut-turut Na > Ca > K. Sedangkan pada G. verrucosaa jumlah mineral berturut-turut K >Na >Ca dan G. verrucosab jumlah mineral berturut-turut Na >K >Ca. L-Threonine dan L-Glysine merupakan jumlah asam amino terbesar dalam rumput laut sedangkan L-asparagine tidak terdeteksi pada semua jenis rumput laut. Dilihat dari kandungan nutrisi dan mineral, kedua jenis rumput laut tersebut dapat dijadikan alternatif sebagai bahan  bahan pangan. Kata kunci : Caulerpa racemossa, gracilaria verrucosa, nutrisi, edible foodJepara community consume Caulerpa racemossa and Gracillaria verrucosa but there is no much information about their chemical composition, fiber, and macro-minerals. This research was aimed to knowing chemical composition, fiber and macro-mineral in C. racemossa and G. verrucosa which grow in Jepara water area. C. racemossa was taken from Jepara water and G. verrucosa was taken from mud substrat (a) dan sand substrat (b). Carbohidrate was the dominant compound in all seaweed, ash dominant compounds in G. verrucosa and protein dominant compound C. racemossa, repectivelly. Minerals content in C. racemosaare was Na > Ca > K, respectivelly. In addition, minerals content in G. verrucosaaare K >Na >Ca and G. Verrucosa (b) are Na >K >Ca, repectivelly. L-Threonine and L-Glysine were the dominant amino acids in all seaweeds, whereas L-asparagine was not detected in all seaweeds. According to nutrition and mineral content in all seaweeds, they are able to use as an  alternative food ingredients. Key words : Caulerpa racemossa, gracilaria verrucosa, nutrisi, edible food
PENGARUH PENAMBAHAN PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dan BUAH NANAS(Ananas comosus) TERHADAP SPESIFIKASI PUPUK ORGANIK CAIR RUMPUT LAUT Euchema cottonii (Effect of Adding PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) and Pineapple (Ananas comosus) for Specifications of Organic Liquid Fertilizer Euchema cottonii) Indriyanti Indriyanti; Eko Nurcahya Dewi; Eko Susanto
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 12, No 2 (2017): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.71 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.12.2.139-145

Abstract

 Euchema cottonii mengandung unsur mikro dan makro nutrien, serta zat pengatur tumbuh tanaman seperti auksin, giberelin, sitokinin, dan etilen sehingga sangat berpotensi sebagai pupuk organik penyubur tanaman. Penambahan buah nanas berfungsi sebagai sumber C, P, dan K pada ekstrak pupuk rumput laut cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bioaktivator PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)dan buah nanas terhadap kandungan C-organik, nitrogen, fosfor, kalium, pH, suhu, bakteri patogen, dan organoleptik warna. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah E. cottonii, PGPR, dan buah nanas.. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan kontrol (A), penambahan PGPR dan  buah nanas 40% (B), penambahan PGPR dan buah nanas 50% (C), dan penambahan PGPR dan  buah nanas 60% (C). Parameter yang diukur adalah C-organik, nitrogen, fosfor, kalium, pH, suhu, bakteri pathogen, dan oraganoleptik warna. Data parametrik dianalisa dengan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan buah nanas yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap kadar C-organik, fosfor, dan kalium (p<0,05), sedangkan nilai nitrogen tidak berbeda nyata. Perlakuan penambahan nanas 50% akan meningkatkan kandungan nitrogen dua kali lebih besar dari pada kontrol. Perlakuan terbaik yaitu pada penambahan PGPR dan nanas 60% dengan kandungan C, P, K berturut-turut adalah 7,02%, 3,44%, dan 3,41%. Euchema cottoniicontains elements ofmicroandmacronutrients, andplantgrowth regulatorssuch asauxin, gibberellin, cytokinin, andethyleneso ithasgreat potentialas anorganicfertilizer forfertilisingcrops. Addition A. comosusserves asa source of C, P, and Kin theliquid organic fertilizer. This study aimedtodetermine the effect ofbio-activatorPGPRandA. comosus on the content ofC-organic, nitrogen, phosphorus, potassium, pH, temperature, pathogens, and color. The materialusedin this studywereE.cottonii, PGPR, andA. comosus.This research wasexperimentallaboratoriesusing completely randomized designwith 4 differenttreatments and 3replications, namely control (A), addition ofPGPR and A. comosus 40%(B), addition of PGPR  and A. comosus 50% (C), and addition of PGPR and A. comosus 60% (D). Parametersmeasured wereC-organic, nitrogen, phosphorus, potassium, pH, temperature, pathogens, and color organoleptic. Parametric datawere analyzed byANOVA. The results showedthat theaddition ofPGPRandA.comosussignificantly affect(P<0.05) to thelevels ofc-organic, phosphoruslevels, potassium levels, but not nitrogen levels. Addition of pineapple 50% will increase the nitrogen content twice higher than control. The best treatment is addition of PGPR and pineapple 60% with the content of C, P, K respectively 7.02%, 3.44% and 3.41%. 
KARAKTERISTIK EDIBLE FILM DARI GELATIN KULIT IKAN YANG BERBEDA Kartika Desy Wijayani; YS Darmanto; Eko Susanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.11412

Abstract

Edible film terdiri dari protein (gelatin) yang dapat dikonsumsi ketika digunakan sebagai pengemas produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteritik dari edible film yang dibuat dari gelatin kulit ikan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan tiga jenis kulit ikan yaitu kulit ikan Patin (Pangasius sp.), Bandeng (C. chanos) dan Barakuda (S. picuda). Penggunaan gelatin kulit ikan yang berbeda mempengaruhi karakteristik edible film yang dihasilkan. Kadar protein dan kekuatan gel gelatin dari ikan yang berbeda mempengaruhi nilai kuat tarik (59,721-92,119) kgf/cm2, persen pemanjangan (103,091–139,977) %, dan laju transmisi uap air (16,985–26,226) g/m2/jam. Namun, tidak berpengaruh terhadap nilai ketebalan (0,08-0,90) mm dan kelarutan (100%) edible film.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA SABUN CAIR DENGAN PENAMBAHAN KOLAGEN TULANG IKAN AIR TAWAR YANG BERBEDA Widya Wijayanti; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Eko Susanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13142

Abstract

Limbah tulang ikan air tawar memiliki kadar protein yang berpotensi untuk diolah sebagai kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan air tawar yang berbeda. Bahan baku yang digunakan yaitu tulang ikan Patin (Pangasius sp.), tulang ikan Nila (Oreochromis niloticus), dan tulang ikan Lele (Clarias batrachus). Pembuatan sabun cair dilakukan dengan penambahan kolagen konsentrasi terbaik 0,6%. Parameter yang diamati adalah hedonik, pH, kestabilan busa, alkali bebas, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kolagen tulang ikan Patin, Nila, dan Lele mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap pH, kadar alkali bebas, kestabilan busa, viskositas, dan hedonik sabun cair. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh produk terbaik yaitu sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan lele yang memiliki: pH 10,21; kadar alkali bebas 0,042%; kestabilan busa 75,83%; viskositas 1211,67 cP; dan disukai panelis.
PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PEMINYAKAN TERHADAP KUALITAS KULIT SAMAK IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk.) Puji A Sitorus; Putut Har Riyadi; Eko Susanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9641

Abstract

Peminyakan merupakan bagian dari proses penyamakan kulit yang bertujuan untuk menempatkan molekul minyak pada ruang yang terdapat di antara serat-serat kulit dan dapat berfungsi sebagai pelumas sehingga kulit lebih lemas, lunak dan mudah dilekuk-lekukkan. Peminyakan dapat menggunakan berbagai macam minyak, salah satunya yaitu minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit mampu mengubah kulit yang kasar dan keras menjadi kulit yang lebih lembut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan minyak kelapa sawit terhadap kualitas dari kulit samak ikan Bandeng. Penelitian dilakukan menggunakan konsentrasi minyak 4%, 8% dan 12% dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit dengan konsentrasi berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan kadar lemak. Kulit samak ikan Bandeng dengan konsentrasi minyak kelapa sawit 4% merupakan produk yang terbaik dengan kriteria mutu: kekuatan tarik (2003,59 N/cm2 ), kekuatan sobek (325,87 N/cm2 ), kadar lemak (2,97%) dan uji fotomikrograf.
PEMANFAATAN BAHAN ALAMI UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger neglectus) Eko Susanto; Tri W. Agustini; Fronthea Swastawati; Titi Surti; Akhmad S. Fahmi; Mahmud F. Albar; Muhammad K. Nafis
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 13, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.3063

Abstract

Penelitian ini bertujuan memanfaatkan sosor bebek dan jahe merah sebagai bahan pengawet alami ikan serta mencari rasio terbaik ikan dan es pada penanganan ikan kembung. Penelitian ini memanfaatkan daun sosor bebek (Kalanchoe pinnata Lamk.Pers) dan jahe merah (Zingiber officinalle var. Amarum) sebagai pengawet alami pada ikan kembung (Rastrelliger neglectus) yang didinginkan dengan perbandingan ikan dan es yang berbeda. Perlakuan pada penelitian ini adalah perlakuan sosor bebek 20% dan jahe merah 9%. Ikan kembung disimpan dalam rasio ikan dan es yang berbeda (1:1 (kontrol), 1:1, 3:1, 5:1 (dengan perlakuan bahan alami) selama 12 hari. Parameter yang diamati adalah perubahan organoleptik, TPC, dan TVBN. Perlakuan terbaik dihasilkan dari perlakuan rasio ikan dan es 1:1. Kedua bahan alami dapat digunakan sebagai alternatif untuk memperpanjang shelf-life ikan kembung.
KAJIAN PEMBUATAN CHIKUWA DENGAN BAHAN BAKU JENIS IKAN YANG BERBEDA Banon Agung Wijaya; Eko Susanto; Lukita Purnamayati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.13125

Abstract

Chikuwa merupakan makanan tradisional dari Jepang yang terbuat dari bahan baku daging ikan yang dicampurkan dengan tepung serta bahan campuran lainnya, kemudian adonan tersebut dibalutkan pada bambu atau pipa kemudian dipanggang hingga matang. Chikuwa belum begitu populer di Indonesia, sehingga pengolahan chikuwa di Indonesia masih belum banyak serta variasi bahan baku yang digunakan untuk membuat chikuwa masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu chikuwa dari segi sensori dan kimiawi dengan perlakuan perbedaan jenis bahan baku ikan yaitu ikan bandeng, ikan belanak, ikan nila. Penelitian ini bersifat experimental laboratories model rancangan acak lengkap dengan satu factor yaitu perbedaan bahan baku ikan. Mutu chikuwa dilihat melalui uji kekuatan gel, uji lipat, uji gigit, uji kadar protein, uji kadar air dan uji hedonik kesukaan panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perbedaan jenis ikan memberikan pengaruh nyata terhadap uji kekuatan gel, uji hedonik, uji lipat, dan uji gigit. Nilai kekuatan gel, uji lipat, uji gigit dan uji hedonik tertinggi pada chikuwa dengan bahan baku ikan nila yaitu berturut-turut sebesar 2480,10 g/cm2; 3,77; dan 8,20. Hasil yang tidak berbeda nyata ditunjukkan pada kadar protein dan kadar air chikuwa.