Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ACCULTURATION ELEMENTS ON SANG CIPTA RASA AND PANJUNAN RED MOSQUE Gaputra, Agara Dama
Journal of Islamic Architecture Vol 6, No 2 (2020): Journal of Islamic Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, UIN Maliki Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jia.v6i2.8128

Abstract

Acculturation is a phenomenon of mixing up the local culture with one or more external cultures, which produces a unique new culture without leaving its original cultural identity. In architecture, acculturation can form new styles that can then develop into a more contemporary architectural form. Cirebon, as one of the geographically strategic areas, is a place where acculturation often occurs. As a city that holds a lot of history, including architecture, the mosques in Cirebon can be the forerunner of the Old Javanese Mosques throughout the Archipelago. The style of the old Cirebon mosques is the result of the acculturation of various cultures. This research explores acculturation in ancient mosques in Cirebon through the Sang Cipta Rasa Mosque and the Panjunan Red Mosque.  This research aims to identify acculturation in the object of study through physical element analysis. It can be seen what makes these two study objects become the "face" of the old mosque in Cirebon. Through literature review and observation, it is found that the physical elements of the two study objects were the result of a synthesis of Javanese, Islamic, Hindu-Buddhism, and Chinese architecture.
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MELALUI SOSIALISASI DAN EDUKASI LINGKUNGAN RUMAH SEHAT DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Agara Dama Gaputra; Mokhamad Syaom Barliana; Johar Maknun; Lucy Yosita
Lentera Karya Edukasi Vol 2, No 2 (2022): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, sehingga pengembangan permukiman dengan konsep rumah sehat dapat secara langsung meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain faktor lingkungan yang dapat ditingkatkan melalui pengembangan fisik, faktor perilaku juga memberikan dampak yang besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.  Rumah sehat dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi penghuni yang sangat memengaruhi kesehatan baik dari segi pikiran maupun tubuh, termasuk mendorong timbulnya perilaku hidup sehat. Kegiatan ini  bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait lingkungan rumah sehat sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Desa ini merupakan salah satu kawasan berkembang dengan potensi wisata yang tinggi. Program ini menemukan bahwa meskipun kondisi fisik area permukiman sudah cukup baik, masih ada beberapa hal yang dapat dan perlu ditingkatkan, termasuk gangguan hewan dan pengetahuan warga terkait konsep rumah sehat. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan hunian menjadi rumah sehat dan juga berhuni dengan perilaku hidup sehat, sehingga menjadi langkah awal yang baik dari kegiatan berkelanjutan bagi desa binaan untuk membangun masyarakat yang berketahanan dan lingkungan yang berkelanjutan di masa mendatang.
Persepsi Masyarakat dan Kesesuaian Teknis Jalur Pemandu Bagi Pejalan Kaki Tunanetra pada Area Publik: Studi Kasus Jalur Pemandu pada Ruas Teras Cihampelas, Bandung Agara Dama Gaputra
Jurnal Permukiman Vol 16 No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2021.16.82-89

Abstract

Jalur pemandu merupakan fasilitas untuk memudahkan para pengguna jalur pejalan kaki dengan kebutuhan khusus, dalam hal ini khususnya adalah bagi tunanetra (buta total maupun penglihatan rendah). Penelitian ini berangkat dari sering ditemukannya ketidaksesuaian pada penerapan jalur pemandu di area publik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan persepsi masyarakat umum, kesesuaian teknis  dan ketepatgunaan dari jalur pemandu pada ruas Teras Cihampelas. Data dikumpulkan melalui studi literatur, observasi dan penyebaran kuesioner. Analisis data dilakukan dengan mengevaluasi hasil observasi objek studi berdasarkan regulasi dan standardisasi yang berlaku. Analisis dari hasil kuesioner juga dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai jalur pemandu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada tahap perancangan, konstruksi maupun pasca guna, jalur pemandu masih belum maksimal dan belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat umum. Hasil penelitian diharapkan dapat berkontribusi dalam penerapan jalur pemandu pada ruas-ruas pejalan kaki di area publik.
Persepsi Masyarakat dan Kesesuaian Teknis Jalur Pemandu Bagi Pejalan Kaki Tunanetra pada Area Publik: Studi Kasus Jalur Pemandu pada Ruas Teras Cihampelas, Bandung Gaputra, Agara Dama
Jurnal Permukiman Vol 16 No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Bangunan Gedung dan Penyehatan Lingkungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2021.16.82-89

Abstract

Jalur pemandu merupakan fasilitas untuk memudahkan para pengguna jalur pejalan kaki dengan kebutuhan khusus, dalam hal ini khususnya adalah bagi tunanetra (buta total maupun penglihatan rendah). Penelitian ini berangkat dari sering ditemukannya ketidaksesuaian pada penerapan jalur pemandu di area publik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan persepsi masyarakat umum, kesesuaian teknis  dan ketepatgunaan dari jalur pemandu pada ruas Teras Cihampelas. Data dikumpulkan melalui studi literatur, observasi dan penyebaran kuesioner. Analisis data dilakukan dengan mengevaluasi hasil observasi objek studi berdasarkan regulasi dan standardisasi yang berlaku. Analisis dari hasil kuesioner juga dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai jalur pemandu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada tahap perancangan, konstruksi maupun pasca guna, jalur pemandu masih belum maksimal dan belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat umum. Hasil penelitian diharapkan dapat berkontribusi dalam penerapan jalur pemandu pada ruas-ruas pejalan kaki di area publik.
TIPOLOGI STADION SEPAK BOLA KONTEMPORER (OBJEK STUDI: GELORA BANDUNG LAUTAN API) Gaputra, Agara Dama
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 3 No 3 (2019): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2019
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The development of sports, especially football, began to articulate as an industry and cultural statement. The stadium, as a place for football matches and as a form of architectural work, continues to develop along with the times. The architectural development of stadiums in the modern era, led them not to act only as a building, these stadiums often transformed as an icon of a city or even the country where they located. This research was conducted to identify the factors that shape the typology of contemporary stadiums, with Gelora Bandung Lautan Api as the object of study. Based on interviews, observations and literature studies, various kinds of factors determine the typology of contemporary football stadiums. Although the standards issued by FIFA are the main influences, the concepts and approaches taken by the designer also gives considerable contribution. Thus, the application of standards applied to the design should be balanced by appropriate design approach, which resulting functional stadium architectures while still in accordance with its identitiy as a part of a city or country where it located.Keyword: contemporer, football stadium, typologyAbstrak: Perkembangan olah raga, terutama sepak bola mulai berartikulasi sebagai sebuah industri dan pernyataan budaya. Stadion, sebagai tempat berlangsungnya pertandingan sepak bola dan sebagai suatu bentuk karya arsitektur, terus berkembang seiring perkembangan zaman. Perkembangan arsitektur stadion di era modern ini kemudian menggiring stadion tidak hanya menjadi bangunan fungsional saja, sering kali stadion menjelma sebagai icon sebuah kota atau bahkan negara tempatnya berdiri. Penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk tipologi dari stadion kontemporer ini menetapkan Gelora Bandung Lautan Api sebagai objek studi. Berdasarkan wawancara, observasi dan studi literatur, ditemukan berbagai macam faktor yang menentukan tipologi stadion sepak bola yang kontemporer. Meskipun standar yang dikeluarkan oleh FIFA menjadi pengaruh utama, konsep serta pendekatan yang dilakukan oleh perancang juga memiliki andil yang cukup besar. Dengan demikian, pengaplikasian standar yang diberlakukan pada rancangan hendaknya diimbangi oleh pendekatan perancangan yang tepat agar arsitektur stadion yang tercipta dapat berfungsi sebagaimana mestinya tetapi tetap sesuai dengan identitasnya sebagai bagian dari suatu kota atau negara tempatnya berdiri.Kata Kunci: kontemporer, stadion sepak bola, tipologi
ANALISIS ELEMEN FASAD PADA BANGUNAN KOLONIAL KARYA F.D. CUYPERS & HELSWIT DI KOTA CIREBON Gaputra, Agara Dama
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2019
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Colonial Architecture in Indonesia is a historical heritage that should be preserved. Characteristics of colonial architecture, among others, can be seen from the typology and elements forming its facade. The architectural consulting firm F.D. Cuypers & Hulswit whose works are spread in major cities of Indonesia is one of many influential architects during the Dutch colonial administration. This study describes the works of F.D. Cuypers & Hulswit based on elements forming their facade. The results of this study indicate the works of related architects, although they follow the development of existing styles and technologies, still maintain similarities in their characteristics.Keyword: facade, characteristic, colonialAbstrak: Arsitektur Kolonial di Indonesia merupakan peninggalan sejarah yang seharusnya dilestarikan. Karakteristik arsitektur kolonial antara lain dapat dilihat dari tipologi serta elemen-elemen pembentuk fasadnya. Dari sekian banyak arsitek-arsitek yang berpengaruh saat masa pemerintahan kolonial Belanda, adalah biro konsultan arsitektur F.D. Cuypers & Hulswit yang karya-karyanya tersebar di kota-kota besar Indonesia. Penelitian ini mendeskripsikan karya-karya F.D. Cuypers & Hulswit berdasarkan elemen pembentuk fasadnya. Hasil penelitian ini mengindikasikan karakteristik dari karya-karya arsitek terkait, meskipun mengikuti perkembangan langgam serta teknologi yang ada, tetap memiliki kesamaan pada karakteristiknya.Kata Kunci: fasad, karakteristik, kolonial
Standardisasi Versus Komersialisasi: Studi Perbandingan Tipologi Rumah Khusus dan Rumah Subsidi Gaputra, Agara Dama; Minggra, Restu
TATALOKA Vol 27, No 4 (2025): Volume 27 No 4, November 2025
Publisher : Universitas Diponegoro Publishing Group, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.27.4.347-361

Abstract

Permasalahan keterjangkauan dan kualitas hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia ditangani melalui dua jalur utama, yaitu rumah khusus sebagai representasi standardisasi negara dan rumah subsidi sebagai wujud komersialisasi oleh pengembang. Namun, kesenjangan antara standar normatif dan realisasi pasar masih menjadi isu mendasar. Penelitian ini bertujuan membandingkan tipologi rumah khusus dan rumah subsidi dalam kerangka standardisasi versus komersialisasi. Metode penelitian menggunakan analisis dokumen resmi untuk rumah khusus serta observasi lapangan terhadap empat sampel rumah subsidi di Bandung Raya. Analisis tipologi dilakukan pada aspek fungsional (utilitas), geometrik (firmitas), dan langgam (venustas). Hasil menunjukkan bahwa rumah khusus menekankan modularitas, proporsi ruang, adaptasi kontekstual, serta inklusivitas bagi kelompok rentan, sedangkan rumah subsidi cenderung seragam, berorientasi pada efisiensi biaya, dan minim kontekstualitas budaya. Kesenjangan paling nyata terlihat pada aspek organisasi ruang dan ekspresi fasad. Penelitian ini menegaskan perlunya integrasi prinsip standardisasi ke dalam mekanisme komersialisasi agar rumah subsidi tidak hanya memenuhi standar administratif, tetapi juga mampu mendukung kualitas hidup secara berkelanjutan.