Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE EFFECTIVENESS OF BEDSIDE TEACHING LEARNING METHODS TOWARDS THE SELF-EFFIFACY OF THERAPEUTIC COMMUNICATION IN MIDWIFERY STUDENTS IN CLINICAL PRACTICE Dwi Rahma Wati; Ova Emilia; Yekti Satriandari; Yoyo Suhoyo
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education Vol 9, No 2 (2020): July
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpki.47364

Abstract

Background: One of the competencies that must be mastered by health workers is therapeutic communication. Effective communication can increase patient satisfaction but on the contrary communication failure can cause poor information exchange, misdiagnosis, decreased participation and stressors in patients, and even death. Poor communication can be caused by low self efficacy. Bedside teaching learning through preseptor modeling can affect self efficacy in communication. The study aimed to determine the effectiveness of bedside teaching learning method towards the self-efficacy of therapeutic communication in midwifery students in clinical practice.Method: This research is a quantitative descriptive study. The research sample was all midwifery students in the fifth semester who had clinical practice at PKU Muhammadiyah Hospital of Gamping, and Queen Latifa Hospital as many as 20 students. The sampling technique used saturated features. The research instrument used SE-12 and the preceptor’sassessment in bedside teaching. The bivariate analysis used paired t-test and independent t-test.Results: The results showed that the self-efficacy analysis of prior and after bedside teaching therapeutic communication in the certified group obtained mean different of 19.50 and those in the non-certified group obtained mean different of 5.13. There were differences, but not statistically significant with p-value of 0.153.Conclusion: Bedside teaching effectively increased the self-efficacy of midwifery student communication taught by certified preceptors compared to non-certified preceptors. The stages of bedside teaching in the certified group had a betterlevel of preceptor competence than the group that had not been certified. Clinical advisors are suggested to follow preceptorscertification to increase knowledge.
Menggendong Posisi M-Shape Berdampak pada Bounding Attachment dan Kualitas Tidur Balita Fitriahadi, Enny; Yekti Satriandari; Mufdlilah; Agus Jamal
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i2.389

Abstract

Proses menyusui merupakan hal penting untuk mendukung keberhasilan ASI Eksklusif. Dimana ASI eksklusif sangat dibutuhkan di masa bayi. Masa bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dan kasih sayang. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah tidur dan istirahat. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan menggendong bayi. Akan tetapi, pada realitanya menunjukkan masih banyak ibu-ibu yang enggan untuk melakukan menggendong secara rutin kepada bayinya apalagi di awal kelahiran. Hal tersebut karena adanya perasaan takut salah menggendong pada bayinya dan tidak tahu cara menggendong posisi bayi yang benar. Posisi M-Shape saat ini dianggap paling aman karena membuat panggul bayi tetap berada di dalam rongganya dan terhindar dari hip dysplasia. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan menggendong posisi M- Shape terhadap bounding attachment dan kualitas tidur pada balita. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan rancangan “One Group Pre Test-Post Test Design”. Sampel penelitian ini diambil secara Purposive Sampling. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian yang dilakukan dengan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara menggendong posisi M-Shape terhadap bounding attachment dan kualitas tidur pada balita dengan nilai yang diperoleh p-value (< 0,05).
Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hiperurisimia Pada Pra Lansia Dan Lansia Di Ranting Aisyiyah Karangkajen, Mergangsan Yogyakarta Najwa Azzahra; Siti Arifah; Yekti Satriandari
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.190

Abstract

Hiperurisimia adalah keadaan di mana kadar asam urat dalam darah meningkat, sering kali tanpa disadari, dan dapat menyebabkan masalah sendi seperti gout arthritis. Keadaan ini semakin menjadi perhatian khususnya pada orang-orang yang berusia lanjut, karena fungsi metabolisme tubuh cenderung menurun serta adanya peningkatan faktor risiko seperti konsumsi makanan yang kaya purin dan kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan aktivitas fisik dengan kejadian hiperurisimia pada pralansia dan lansia di Ranting Aisyiyah Karangkajen, Mergangsan, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian desktiptif analitik. Sampel dalam penelitian ini adalah warga Ranting Aisyiyah Karangkajen Mergangsan Yogyakarta berjumlah 35 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner baku  food recall 1 x 24 jam dan IPAQ. Penelitian ini telah memperoleh persetujuan etik dengan nomor etik No.4360/KEP-UNISA/IV/2025. Hasil analisis Chi Squere pada hubungan pola makan dengan kejadian hiperurisimia didapatkan hasil P value 1.000 (1.000 > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan, dan pada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hiperurisimia didapatkan hasil P value 0,435 (0,435 > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan. Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian hiperurisimia pada pralansia dan lansia di Ranting Aisyiyah Karangkajen, Mergangsan, Yogyakarta.