Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kadar Asam Klorogenat (CGA) Dalam Biji Kopi Arabika (Coffea Arabica) Asal Wamena, Papua Mangiwa, Septiani; Futwembun, Alowisya; Awak, Puteri M.
Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia Vol 3, No 2 (2015): Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.455 KB) | DOI: 10.33394/hjkk.v3i2.690

Abstract

Chlorogenic acid (CGA) is one of chemical compound in coffee and class of polyphenolic compounds that have activity as antioxidant.  This study aims to determine the CGA contain in Arabica coffee beans from Wamena regency of Jayawijaya, Papua.  Coffee beans  were roasted by three roasting temperature i.e. 75, 150 and 2250 C while unroasted one was used as controls. Extraction was performed by soxhletation using metanol as  a solvent for 5 hours. Separation and  CGAcontent were determined using HPLC uses C-18 column, 150 mm length, 4,6 mm in diameter, with metanol-fosfat buffer 10 mM pH 2,6(30:70) as eluent, flow rate of 1 mL/minutes, injection volume of 20 µL and measured by spectrophotometer UV-Vis in 329 nm. The result of the study shows the CGAcontent  in treated beans with temperature roasting of 75, 150 and 2250C  respectively were 6,93 ; 9,33 and 7,12 % while the unroasted one was  7,73 %. The lowest CGA content was found in coffee beans roasted in 750C while the highest in 1500 C.
Kadar Asam Klorogenat (CGA) Dalam Biji Kopi Arabika (Coffea Arabica) Asal Wamena, Papua Septiani Mangiwa; Alowisya Futwembun; Puteri M. Awak
Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia Vol 3, No 2 (2015): Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.455 KB) | DOI: 10.33394/hjkk.v3i2.690

Abstract

Chlorogenic acid (CGA) is one of chemical compound in coffee and class of polyphenolic compounds that have activity as antioxidant.  This study aims to determine the CGA contain in Arabica coffee beans from Wamena regency of Jayawijaya, Papua.  Coffee beans  were roasted by three roasting temperature i.e. 75, 150 and 2250 C while unroasted one was used as controls. Extraction was performed by soxhletation using metanol as  a solvent for 5 hours. Separation and  CGAcontent were determined using HPLC uses C-18 column, 150 mm length, 4,6 mm in diameter, with metanol-fosfat buffer 10 mM pH 2,6(30:70) as eluent, flow rate of 1 mL/minutes, injection volume of 20 µL and measured by spectrophotometer UV-Vis in 329 nm. The result of the study shows the CGAcontent  in treated beans with temperature roasting of 75, 150 and 2250C  respectively were 6,93 ; 9,33 and 7,12 % while the unroasted one was  7,73 %. The lowest CGA content was found in coffee beans roasted in 750C while the highest in 1500 C.
Uji Kelayakan Teh Herbal Kulit Batang Tali Kuning (Arcangelsia flava (L.) Merr) Alowisya Futwembun; Yuliana Rut Yabansabra; Nurhairi Nurhairi; Desinta O Sitokdana
SIMBIOSA Vol 8, No 1 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i1.1870

Abstract

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh Herbal adalah sebutan racikan bunga, daun, biji, akar, atau buah kering untuk membuat minuman yang juga disebut teh herbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan ekstrak kulit batang tali (akar) kuning (A.flava.Merr) sebagai teh herbal. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu : kadar air 0,24 %, kadar ekstrak dalam air 42,38 %, kadar serat kasar 1,04 %, kadar abu larut dalam air dari abu total 3,37 %, kadar alkalinitas abu larut dalam air (sebagai KOH) %, kadar abu total 1,78 %, kadar abu tak larut dalam asam 0,01 % dan juga terdapat senyawa metabolit sekunder seperti: tanin, saponin dan flavanoid yang berguna dan bermanfaat bagi tumbuhan dan manusia. Uji kualitatif tersebut telah menghasilkan delapan parameter yang sesuai dengan SNI 3836:2013 Teh Kering dalam Kemasan.
PELATIHAN SKRINING FITOKIMIA BAGI GURU-GURU SAINS TINGKAT SMA Yuliana Yabansabra; Alowisya Futwembun
JURNAL PENGABDIAN PAPUA Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : LPPM Uncen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (994.657 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.394

Abstract

The preliminary test research in the active compounds of plants are needed. The preliminary test often known as phytochemical screening is the qualitative test for the review of secondary metabolites content determine in group samples. Nowadays, Indonesian society starts to publish the heritage about traditional medicine, using plant or animal species, thus came the term "Back to Nature" but still many plants are known yet about the content of secondary metabolites based on qualitative and quantitative.  It should be carried out research related to content and activities of certain medicinal plants. The training screening candidates phytochemical medicinal plants for high school teachers gave the positive impact  to review and conduct the simple research especially medicinal plants (ethnobotany and chemistry natural materials). A total of twenty participants were attended  the training activities. The training activities was run well.
Analisis Kandungan Unsur Hara Ekoenzim dari Limbah Kulit Pisang dan Nanas Papriani, Nada Pertiwi; Futwembun, Alowisya; Yusriadi, Yusriadi; Jannah, Miftahul
Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology (J-HEST) Vol. 7 No. 1 (2024): Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology
Publisher : Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology (J-HEST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.797 KB) | DOI: 10.36339/

Abstract

Ekoenzim merupakan salah satu jenis fermentasi yang dapat ditemukan pada berbagai limbah organik dengan campuran gula dan air. Ekoenzim bermanfaat untuk tanaman karena memiliki kadungan unsur hara bermanfaat untuk tanah yakni kandungan N. P dan K, fermentasi ekoenzim dapat dibuat dengan memanfaatkan limbah kulit pisang dan nanas yang merupakan sampah organik yang kandungan nutrisinya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ekoenzim meliputi warna, aroma dan pH serta kandungan N, P dan K. Tahapan penelitian meliputi produksi ekoenzim, pengamatan aroma, warna dan pH, kemudian penentuan kadar N, P dan K. Hasil menunjukkan produksi ekoenzim dari limbah kulit pisang dan nanas menghasilkan perubahan warna selama proses fermentasi, yakni awal proses produksi ekoenzim larutan berwarna coklat gelap dan berubah menjadi keruh pada minggu ke-4 hingga minggu ke-8, kemudian larutan berubah menjadi coklat gelap bening pada minggu ke-10 hingga minggu ke-12. Memilki aroma sebelum fermentasi memiliki aroma khas gula merah dan sesudah fermentasi memiliki aroma khas asam segar dengan pH larutan sebelum fermentasi yakni 3,75 dan sesudah fermentasi 4,0 dengan kandungan N ekoenzim sebesar 0,067 %, P sebesar 0,024 % dan K sebesar 0,166%.
Efektivitas Ekoenzim Kulit Pisang dan Nanas Sebagai Pupuk Organik Tanaman Kelor Nada, Nada Pertiwi Papriani; Futwembun, Alowisya; Sumardi, Sitti Rosnafi’an; Rusdin, Aisyah
SAINTIFIK Vol 11 No 1 (2025): Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v11i1.544

Abstract

Bahan orgnaik dapat dimanfaatkan dalam pengolahan bidang pertanian dengan memanfaatkan bahan orgnaik limbah rumah tangga menjadi produk ekoenzim yang berfungsi sebagai pupuk orgnaik yang menyuburkan tanaman. Pemanfaatan ekoenzim sebagai upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan pupuk anornaganik secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian ekoenzim terhadap tinggi dan jumlah daun pada tanaman kelor (Moringa oleifera). Tahapan penelitian meliputi pembuatan ekoenzim, pembuatan formula ekoenzim sebagai pupuk organik, penanaman, pengaplikasian ekoenzim dan pemeliharaan tanaman serta pengukuran dan parameter. Berdasarkan hasil pengamatan ekoenzim berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah helai tanaman kelor (Moringa oleifera), dengan perbandingan nilai tanpa penambahan ekoenzim memilki nilai tinggi tanaman 25,3 cm dan 60 jumlah helai, sedangkan dengan penambahan ekoenzim diperoleh nilai tertinggi pada penambahan konsentrasi E3 (7,5 mL ekoenzim /L air) dengan nilai tinggi 28,9 cm dan jumlah daun 96 helai.