Anggaunita kiranantika
Universitas Negeri Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Upaya Peningkatan Baseline Body Acceptance Melalui Gerakan Say No to Body Shaming di Kalangan Pelajar Kota Mojokerto Sendhi Tristanti Puspitasari; Farah Farida Tantiani; Anggaunita kiranantika; Ludi Wishnu Wardhana
PLAKAT : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2019): Volume 1, Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v1i2.2872

Abstract

Bullyingatau pelecehan verbal di kalangan pelajar semakin sering terjadi. Body shaming adalah perilaku mengkritik atau mengomentari fisik atau tubuh diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif. Standar ideal yang ada kemudian memengaruhi citra tubuh dan penerimaan tubuh dalam masyarakat, terutama remaja. Pelatihan ini menggunakan pendekatan ellicitive yang mengutamakan proses interaktif antara fasilitator dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan skill dengan peserta multi dimensi. Kegiatan pelatihan dan pengembangan pengetahuan melalui perempuan yang telah bergabung dalam komunitas yang berjumlah sekitar 5 (lima) komunitas dengan jumlah sekitar 8-20 orang per komunitas. Dalam kuesioner yang terkait dengan body acceptance baseline menunjukkan bahwa hanya sebesar 15% responden menjawab benar di mana memberikan gambaran penilaian positif dan penerimaan terhadap tubuh dan dirinya sendiri. Kemudian sebesar 85% responden menjawab salah terkait pernyataan kuesioner body acceptance baseline, sehingga jawaban responden didominasi oleh jawaban di mana memberikan penilaian negatif terkait gambaran penilaian dan penerimaan terhadap tubuh dan dirinya sendiri. Maka Gerakan Say No to Body Shaming di Kalangan Pelajar Kota Mojokerto perlu dilakukan sebagai salah satu upaya penerimaan tubuh dan sebuah dorongan dalam penyelesaian masalah terkait body image. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui beberapa manfaat yang diperoleh dari peserta setelah mengikuti serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mereka mendapatkan pemahaman dan pengetahuan baru tentang apa itu body shaming dan dampak negatif yang muncul akibat body shaming, sehingga pelajar mulai memahami pentingnya menghindari bullying, dan dapat menekan dan mengurangi jumlah pelaku serta korban bullying terutama body shaming, serta meningkatkan penilaian diri remaja ke arah positif.
Memahami Interseksionalitas Dalam Keberagaman Indonesia: Tinjauan dalam Sosiologi Gender Anggaunita Kiranantika
Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development Vol 4 No 1 (2022): Januari-Juni 2022
Publisher : Asosiasi Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52483/ijsed.v4i1.77

Abstract

Upaya untuk melihat perempuan (dan anak) sebagai kelompok minoritas dalam sistem patriarki masih memegang kekuasaan besar. Dalam konteks interseksionalitas, berbicara tentang perbedaan dalam pengalaman perempuan terutama dalam masyarakat multikultur. Tulisan ini merupakan gagasan pemikiran mengenai pentingnya analisis interseksionalitas dalam kajian gender sebagai reintegrasi sosial nilai dan norma dalam masyarakat Indonesia. Pengalaman dan suara perempuan merupakan politik identitas yang tidak boleh diabaikan. Banyaknya masalah sosial yang masih menjadikan perempuan sebagai objek budaya, merupakan interseksionalitas di Indonesia yang menjadi sumber diskriminasi sosial. Pentingnya representasi perempuan menjadi kunci utama dalam penentu re-integrasi sosial di Indonesia, yang masih sangat lekat dengan patriarki sebagai budaya. Feminisme menjadi alternatif penting dalam memahami interseksionalitas dan mengupayakan solusi atas diskriminasi yang inklusif di Indonesia.
Sosialisasi 3-Ends Pada Anak Dan Remaja Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi Anggaunita Kiranantika; Rina Natalia; Mei Rita Kumala
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 1, No. 1, April 2018
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.674 KB) | DOI: 10.17977/um032v0i0p1-9

Abstract

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan orangtua. Pola asuh yang diterapkan oleh setiap keluarga sangat bervariasi. Karakter anak akan ditentukan oleh lingkungan melalui pengalaman yang dibentuk dalam dunia sosialnya, sebagaimana diatur dalam UU no 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Kebijakan 3-Ends pada 3 isu nasional yang memfokuskan penghapusan kekerasan, Traffiking, dan Rentan Ekonomi yang. Melalui fokus proiritas ini diharapkan semua kekuatan elemen, pemerhati persoalan ini bersinergi untuk mewujudkan dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu, perlulah sekali diadakan sosialisasi 3 Ends di kalangan anak dan remaja dalam masyarakat untuk bisa memaksimalkan hak anak dan partisipasi anak dalam pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan dilakukan dengan Action Research menggunakan Focus Group Discussion kepada anak-anak, remaja dan pendamping yang hadir. Kegiatan ini merupakan pengetahuan baru bagi masyarakat sebagai upaya pemenuhan hak anak yang masih belum dipenuhi secara maksimal. Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara terjadwal untuk dapat menanggulangi masalah kekerasan dan human trafficking yang semakin rentan terjadi pada anak dan remaja di Kabupaten Banyuwangi.