Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FUNGSI TEIDO NO FUKUSHI KONNANI, SONNANI, DAN ANNANI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG Rahadiyan Duwi Nugroho; Yuyu Yohana; Nani Sunarni
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 12, No 2 (2014): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2014
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.265 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v12i2.27

Abstract

TULISAN ini memfokuskan pada kajian fungsi adverbia konnani ‘begini; seperti ini’,sonnani ‘begitu: seperti itu’, dan annani ‘begitu; seperti itu’ dalam kalimat bahasaJepang. Adapun adverbia ini, di samping menerangkan satuan gramatikal, berfungsisebagai penunjuk (shiji kinou). Data bersumber dari novel Bottchan (2003). Masalahpenelitian ini dibatasi pada identifikasi struktur kalimat yang mengandung adverbiatujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian, teridentifikasi bahwa adverbia konnani, sonnani, danannani dapat menerangkan satuan gramatikal, seperti verba, adjektiva, frasa nominal,frasa verbal, dan klausa, serta dapat menunjuk acuan, seperti orang, benda, perbuatan,perihal, peristiwa, dan situasi. Keterkaitan antara satuan gramatikal dengan acuantunjuknya terhubung melalui referensi anafora dan katafora.
HONNE TATEMAE SEBAGAI CERMINAN INTERAKSI MASYARAKAT JEPANG DALAM DRAMA 1 RITTORU NO NAMIDA KARYA SUTRADARA MASANORI MURAKAMI Ervina Dwi Cahya Aprilia Nilamsari; Rahadiyan Duwi Nugroho
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4301

Abstract

Abstrak: Orang Jepang dalam berkomunikasi memerhatikan siapa lawan bicara mereka. Orang Jepang cenderung memosisikan diri mereka dalam kelompok. Kelompok tersebut dikenal dengan istilah uchi soto. Orang Jepang dalam berbicara dengan orang lain dikenal pula dengan kebiasaan bicara yang jarang berterus terang yang disebut dengan istilah honne tatemae. Honne tatemae sebagai suatu bentuk interaksi masyarakat Jepang dituangkan melalui karya sastra, salah satunya drama 1 Rittoru no Namida. Permasalahan dalam penelitian ini mengenai honne tatemae yang terdapat pada drama 1 Rittoru no Namida. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan honne tatemae dalam drama ini. Hasil penelitian menyatakan bahwa Honne Tatemae yang terdapat dalam drama ini merupakan cerminan masyarakat Jepang dalam berkomunikasi. Honne biasa diungkapkan kepada kelompok uchi yaitu keluarga, sedangkan tatemae diungkapkan dengan melihat situasi dan kondisi lawan bicara. Tatemae dilakukan untuk berbagai tujuan tetapi tetap pada tujuan yang berkaitan dengan menjaga kedamaian antarmanusia.Kata kunci: drama, 1 Rittoru no Namida, honne-tatemae, sosiologi sastra; uchi-soto Abstract: Japanese people, in conducting communication, pay attention to whom their interlocutor is. Japanese people tend to put themselve in a group. The group is known as uchi soto. Japanese people speaking habit to put on an act while having conversation with others is called honne tatemae. Honne tatemae as a form of Japanese society interaction is reflected in literary work and one of them is a play in 1 Rittoru no Namida. The research problem was related to honne tatemae reflected in 1 Rittoru no Namida. The objective of this research was to explain honne tatemae reflected in the play under investigation. Based on the findings of conducted analysis, the researcher concluded that honne tatemae in the intended play is the reflection of Japanese society in communicating. Honne is usually expressed in uchi groups namely family, but tatemae is usually expressed by considering the situation and condition of the interluctor. Tatemae is conducted for various purposes but those are still related to the purpose of preserving peace among humans. Keywords: drama,1 Rittoru no Namida, honne-tatemae, sociology of literature, tatemae, uchi-soto
MAKNA IKLAN JEPANG Z (Z-KAI) MELALUI TANDA VERBAL DAN TANDA NONVERBAL DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA Theresa Sunjaya; Egidia Ikkasavitri; Dwiki Ari Prasetyo; Adela Rizka Putri Ratida; Rahadiyan Duwi Nugroho
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5862

Abstract

Semiotika adalah studi mengenai tanda. Dalam semiotika, tanda dibagi menjadi dua, yaitu tanda verbal, tanda yang berupa kata dan struktur linguistik, dan tanda nonverbal, tanda yang berupa gambar dan isyarat. Iklan adalah salah satu objek yang kedua macam tandanya saling mengikat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan arti tanda verbal dan tanda nonverbal serta makna yang muncul dalam iklan Zoushinkai atau Z-Kai keluaran tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Dari analisis data dapat diketahui pada iklan Z-Kai memiliki arti pada tanda verbal dan tanda nonverbal. Arti tanda verbal yang ditemukan adalah ajakan dan metode pembelajaran yang dimiliki Z-Kai. Sedangkan, tanda nonverbal menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda dalam iklan tersebut yang penuh dengan tantangan untuk menuju universitas yang dipilihnya. Makna dari iklan Z-Kai ini menceritakan mengenai kualitas pembelajar dalam Z-Kai dan pengaruh Z-Kai kepada pembelajarnya.Kata kunci: iklan, semiotika, tanda nonverbal, tanda verbal, Z-Kai