Erlania Erlania
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Jakarta

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Jurnal Riset Akuakultur

PENYERAPAN KARBON PADA BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii dan Gracilaria gigas DI PERAIRAN TELUK GERUPUK, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT Erlania Erlania; Kukuh Nirmala; Dinar Tri Soelistyowati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.18 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.287-297

Abstract

Pengikatan karbon oleh algae fotoautotrofik berpotensi untuk mengurangi pelepasan CO2 ke atmosfer dan dapat membantu mencegah percepatan terjadinya pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penyerapan karbon pada budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii dan Gracilaria gigas berdasarkan aktivitas fotosintesis serta variabel-variabel yang mempengaruhinya. Budidaya rumput laut dilakukan dengan metode long-line di perairan Teluk Gerupuk, Lombok Tengah pada satu unit long-line dengan luas area 1.250 m2. Selama penelitian, dilakukan pengujian terhadap sampel rumput laut dan sampel air laut dari lokasi budidaya yang diambil pada hari ke-0, 10, 20, 30, dan 45 pemeliharaan. Laju penyerapan karbon total berdasarkan biomassa panen pada G. gigas hampir 300% lebih tinggi dibandingkan K. alvarezii. Selain itu, laju pertumbuhan dan produksi karbohidrat pada G. gigas juga lebih tinggi, yang mengindikasikan laju fotosintesis yang lebih tinggi, dan didukung oleh indeks percabangan yang juga lebih tinggi. Potensi penyerapan karbon di perairan Teluk Gerupuk mencapai 6.656,51 ton C/tahun untuk budidaya K. Alvarezii dan 19.339,02 ton C/tahun untuk budidaya G. gigas. Penyerapan karbon berhubungan dengan kandungan pigmen dan laju pertumbuhan rumput laut, serta konsentrasi CO2 dan kecerahan perairan.
DINAMIKA KELIMPAHAN BENIH LOBSTER (Panulirus spp.) DI PERAIRAN TELUK GERUPUK, NUSA TENGGARA BARAT: TANTANGAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LOBSTER Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta; Ketut Sugama
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 3 (2014): (Desember 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.189 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.3.2014.475-486

Abstract

Aktivitas budidaya pembesaran lobster masih mengandalkan benih hasil tangkapan dari alam. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan observasi kelimpahan benih lobster, Panulirus spp. di perairan Teluk Gerupuk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, terkait dengan fluktuasi kualitas perairan secara spasial dan temporal. Data yang dikumpulkan mencakup kondisi kualitas perairan, kelimpahan benih lobster, dan total benih lobster hasil tangkapan di Teluk Gerupuk. Sebanyak sepuluh stasiun pengamatan kelimpahan lobster dan kualitas perairan disebar secara merata di lokasi penelitian. Pengamatan kelimpahan benih lobster menggunakan kolektor benih lobster yang dikenal dengan ‘pocong’, sedangkan data total tangkapan benih lobster diperoleh dari pengumpul di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran kelimpahan benih lobster tertinggi ditemukan di perairan sekitar Desa Gerupuk dan Desa Bumbang, yaitu berkisar 22-101 ekor/stasiun selama masa penelitian. Lokasi tersebut memiliki karakteristik perairan yang relatif terlindung, dangkal, kekeruhan tinggi, dan dasar perairan pasir berlumpur. Secara temporal, puncak kelimpahan benih lobster tertinggi terjadi pada bulan Juni-Juli yaitu antar 83-142 ekor/bulan selama masa penelitian, dan data kelimpahan tersebut menunjukkan pola yang relatif sama dengan data hasil tangkapan benih oleh masyarakat. Saat ini, dukungan pengembangan teknologi budidaya lobster sangat diperlukan, khususnya teknologi pembesaran untuk meningkatkan nilai ekonomis benih lobster hasil tangkapan, dan teknologi pembenihan untuk menjaga ketersediaan benih lobster di alam dan mendukung budidaya lobster secara berkelanjutan.
PERBEDAAN SIKLUS TANAM BUDIDAYA RUMPUT LAUT, Kappaphycus alvarezii, TERHADAP VARIABILITAS TINGKAT SERAPAN KARBON Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 1 (2014): (April 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.235 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.1.2014.111-124

Abstract

Rumput laut merupakan komoditas penting kelautan dan perikanan. Komoditas ini selain berperan untuk peningkatan ekonomi masyarakat pesisir juga mempunyai fungsi sebagai penyerap karbon. Penelitian ini telah dilaksanakan untuk menganalisis pengaruh perbedaan waktu siklus tanam terhadap tingkat serapan karbon oleh rumput laut, Kappaphycus alvarezii, terkait fluktuasi kondisi lingkungan perairan. Rumput laut dibudidayakan dengan sistem long line di Perairan Teluk Gerupuk selama tiga siklus tanam pada bulan Juli-November 2012. Pengamatan dan analisis sampel rumput laut dilakukan pada hari ke-0, 15, 30, dan 45 untuk masing-masing siklus tanam, dengan parameter yang dianalisis adalah laju serapan karbon, laju pertumbuhan harian, dan produktivitas budidaya. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan secara in situ untuk mengetahui fluktuasi kondisi perairan Teluk Gerupuk. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus tanam rumput laut yang berlangsung pada musim tanam berbeda memberikan pengaruh pada perbedaan pola serapan karbon oleh rumput laut hasil budidaya. Tingkat serapan karbon tertinggi dari tiap siklus diperoleh pada waktu yang sama yaitu pada periode awal budidaya, dengan nilai berturut-turut 33,13; 88,73; dan 18,16 ton C/ha/tahun. Budidaya yang berlangsung pada saat musim tanam produktif memberikan serapan karbon yang optimum, dan sebaliknya saat musim tanam kurang produktif serapan karbon yang dihasilkan juga minimum.
DISTRIBUSI RUMPUT LAUT ALAM BERDASARKAN KARAKTERISTIK DASAR PERAIRAN DI KAWASAN RATAAN TERUMBU LABUHANBUA, NUSA TENGGARA BARAT: STRATEGI PENGELOLAAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.123 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.449-457

Abstract

Keberadaan rumput laut di alam sangat dipengaruhi oleh karakteristik substrat dasar perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi dan hubungan tutupan rumput laut alam dengan komponen substrat dasar perairan di sepanjang pantai Labuhanbua, Kabupaten Sumbawa. Pengumpulan data lapangan pada 46 titik pengamatan menggunakan transek kuadrat ukuran 1 m x 1 m yang ditempatkan sepanjang transek garis yang disebar tegak lurus terhadap garis pantai dengan jarak masing-masing sekitar 50 m. Parameter yang diamati adalah: persentase tutupan dasar perairan yang terdiri atas tutupan pasir, karang hidup, pecahan karang, lumpur, batu karang, lamun, dan rumput laut (total tutupan 100%). Pengambilan sampel substrat dasar perairan juga dilakukan pada beberapa titik pengamatan untuk analisa parameter P2O5, N total, C organik total, dan tekstur substrat 3-fraksi: pasir, liat, dan debu. Analisis data dilakukan secara spasial dan statistik (analisis klaster dan deskriptif). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jenis Rhodophyta banyak ditemukan di kawasan dengan substrat dominan berlumpur; Chlorophyta pada substrat dengan asosiasi antara pasir, karang hidup, dan batu karang; sedangkan Phaeophyta lebih banyak ditemukan pada substrat dasar yang didominasi oleh pecahan karang. Secara keseluruhan, jenis-jenis dari kelompok Phaeophyta memiliki tutupan yang relatif jauh lebih tinggi dibandingkan Chlorophyta dan Rhodophyta. Strategi pengelolaan sumberdaya rumput laut alam dan pengembangan budidayanya dapat diimplementasikan melalui beberapa langkah penting, yaitu pengaturan pemanenan rumput laut alam, identifikasi jenis prospektif dan potensinya, pengembangan teknologi budidaya adaptif dan spesifik, serta studi kesesuaian lahan untuk pengembangan budidaya rumput laut potensial.