Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENINGKATAN SINTASAN KRABLET RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PAKAN Bambang Susanto; Irwan Setyadi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 3 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.436 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.3.2008.329-338

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pemberian pakan yang sesuai agar diperoleh pertumbuhan krablet yang baik serta dapat mereduksi kanibalisme. Wadah yang digunakan berupa bak fiber glass yang diisi air laut dengan volume 400 L, yang diberi batu karang dan waring sebagai shelter pada dasar bak. Setiap bak ditebar megalopa rajungan dengan kepadatan 3 ekor/L dengan perlakuan yaitu A: pakan komersial (PK) + ikan; B: PK + ikan + rebon + cumi; C: ikan + rebon + cumi + kerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan dan sintasan krablet rajungan. Dari hasil pengamatan lebar karapas krablet rajungan pada hari ke-15 menunjukkan bahwa perlakuan A: 8,40 mm berbeda dengan perlakuan B: 9,45 mm dan C: 9,51 mm; sementara pengamatan lebar karapas hari ke-30 walaupun tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) di antara ketiga perlakuan, tetapi perlakuan C: 26,08 mm memiliki ukuran lebar karapas yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan B: 25,42 mm dan A: 25,96 mm. Persentase sintasan pada hari ke-15 (D-15) untuk perlakuan C lebih baik (60,58%) dibanding perlakuan A: 52,33% dan B: 55,83%. Persentase sintasan pada D-30 dari ke-3 perlakuan berturut-turut adalah A: 4,50%; B: 5,17%; dan C: 5,25%.This trial was carried out with the aim to improve survival rate and growth of crablet as well as to reduce cannibalism. Fiber glass tank of 400 L were equipped with coral reef and net were put on the tank botton serving as shelter. Initial density of megalopa in each tank was 3 ind/L. Three treatments were A: commercial feed (PK) + fish, B: PK+ fish + mysid + squid, C: fish + mysid + squid + cockle. Result of the experiment showed that giving different feeds gave significant effect (P<0.05) on growth and survival rate of crablet. Treatment C at D-15 gave the best growth compared to treatments A and B. Carapace width for three treatments were A: 8.40 mm different than treatment B: 9.45 mm and C: 9.51 mm, while at D-30 of treatment C: 26.08 mm, treatment B: 25.42 mm and A: 25.96 mm. Survival rate on D-15 for treatment C was higher (60.58%) compared to treatments A: 52.33% and B: 55.83%. Percentage of survival rate on D-30 were A: 4.50%; B: 5.17%; and C: 5.25% respectively.
VARIASI MORFOMETRIK DAN ALLOZYME CALON INDUK RAJUNGAN, Portunus pelagicus DARI BEBERAPA PERAIRAN DI INDONESIA Gusti Ngurah Permana; Sari Budi Moria; Haryanti Haryanti; Bambang Susanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.771 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.235-244

Abstract

Sampel diambil dari empat populasi rajungan yang berbeda yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi morfometrik dan allozyme dari calon induk rajungan. Hasil yang diperoleh yaitu variasi genetik rata-rata keempat populasi sangat rendah (0,0025). Rajungan dari Jawa Tengah dan Bali mempunyai nilai heterosigositas tertinggi yaitu 0,004 sedangkan populasi Sulawesi Selatan dan Jawa Timur (0,001). Jarak genetik populasi Jawa Timur dan Bali (0,0013), kemudian Jawa Tengah (0,0016), dan Sulawesi Selatan (0,002). Uji analisis komponen utama (Principal component analysis, PCA), menunjukkan bahwa secara morfometrik rajungan jantan dan betina yang berasal dari populasi Cilacap-Jawa Tengah dan P. Saugi-Sulawesi Selatan dapat membentuk satu sub populasi yang sama, sebaliknya populasi asal Negara-Bali membentuk sub populasi tersendiri. Korelasi yang erat antara nisbah panjang dan lebar karapas terhadap bobot tubuh ditemukan pada populasi P. Saugi-Sulawesi Selatan dan Cilacap-Jawa Tengah sebaliknya pada populasi Negara-Bali mempunyai korelasi yang rendah.Samples were collected from South Sulawesi, Central Java, East Java, and Bali. Genetic variation from allozyme was consistently low in all populations (0.0025) This research aimed to know morphometric and allozyme variation of Swimming Blue Crab, Portunus pelagicus from Indonesian waters. Population from Central Java and Bali had the highest heterozigosity value (0.004) compare to those from South Sulawesi and East Java (0.001). Sample cluster according to the pair’s genetic distance showe that East Java and Bali population has the smallest value (0.0013). By contrast, the largest value was observed in Central Java (0.0016) and South Sulawesi population (0.002). Principal Component Analysis showed that morphometrically male and female swimming blue crabs from Saugi and Cilacap population can build one identical subpopulation On the other hand population originated from Negara made a separate subpopulation There high correlation between carapace length and width ratio on population of P. Saugi-South Sulawesi and Cilacap-Central Java, on the other hand, Negara-Bali population had a low correlation.
pemeliharaan yuwana abalon (Haliotis squamata) TURUNAN F-1 SECARA TERKONTROL DENGAN JENIS pakan BERBEDA Bambang Susanto; Ibnu Rusdi; Suko Ismi; Riani Rahmawati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.585 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.2.2010.199-209

Abstract

Abalon (Haliotis squamata) merupakan jenis kekerangan yang mulai dikembangkan untuk dapat memenuhi permintaan pasar. Tingkat pertumbuhan abalon sangat lambat sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memacu pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pakan yang cocok dan dapat memacu pertumbuhan yuwana abalon. Biota uji yang digunakan adalah yuwana abalon dengan ukuran panjang cangkang awal 12,51 ± 1,27 mm, yang ditempatkan dalam wadah plastik berukuran 35 cm x 25 cm x13 cm, diisi dengan kepadatan 25 ekor/wadah. Perlakuan jenis pakan berbeda adalah (A) pelet, (B) pakan rumput laut (Gracilaria spp.), dan (C) kombinasi rumput laut dan pelet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap tingkat pertumbuhan panjang, lebar cangkang, dan bobot badan yuwana abalon turunan F-1.Abalone (Haliotis squamata) is one of shellfish to develop for market demand. The growth of abalone is slow and this experiment was purposed to increase to find out the suitable kinds of feed to promote the growth of abalone juvenile in hatchery. The rearing of abalone juvenile was conducted in plastic boxes size of 35 cm x 25 cm x 13 cm, filled with density of 25 ind./box with initial shell length of 12.51 ± 1.27 mm. The experiment applied different kinds of feed, (A) pellet, (B) seaweed/Gracilaria spp., and (C) combination of seaweed and pellet with three replicates in each treatment. The result of the experiment indicated that different feeding resulted in significant difference (P<0.05) on growth of width and length of shell and body weight abalone juvenile F-1 generation.
PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN AIR TERHADAP Produksi masSal benih rajungan (Portunus pelagicus) Bambang Susanto; Irwan Setyadi; Haryanti Haryanti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.966 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.271-280

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui air pemeliharaan yang sesuai untuk larva rajungan dan dapat diaplikasikan dalam perbenihan rajungan. Penelitian menggunakan bak beton volume 3.000 liter yang dilengkapi dengan sistem aerasi, dan ditebar larva (zoea-1) dengan kepadatan 75 ind./L. Perlakuan air pemeliharaan untuk larva rajungan adalah A: air yang telah melalui filter pasir; B: air yang telah dikhlorin; C: air tanpa filtrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase sintasan, vitalitas, dan pertumbuhan rajungan stadia megalopa yang terbaik adalah perlakuan klorinasi (B). Sintasan rajungan pada perlakuan B sebesar: 38,33%; diikuti oleh perlakuan A sebesar 24,83%; dan C sebesar 21,67%. Stadia megalopa yang dihasilkan dari klorinasi air mempunyai ukuran panjang karapas (CL): 1,56 ± 0,05 mm; lebar karapas (CW): 1.20 ± 0.04 mm; dan bobot badan (BW): 2.10 ± 0.07 mg. Pada perlakuan A dihasilkan CL: 1,55 ± 0;04 mm; CW: 1,21 ± 0,04 mm; dan BW: 2,02 ± 0,32 mg; sedangkan perlakuan C: CL: 1,54 ± 0,04 mm; CW: 1,17 ± 0,03 mm; dan BW: 1,93 ± 0,34 mg.This experiment was conducted to evaluate the influence of different treated water on mass seed production of blue swimming crab. The experiment was done in concrete tank of 3,000 liter provided with aeration system and initial zoea-1 density of 75 ind./L. Three different treated water for larva rearing were A: sand-filtered water; B: chlorinated water; and C: non-filtered. The best results of this experiment indicated that survival rates, vitality and growth rate of megalopa shown on B treatment Survival rates of A, B, and C treatment are A: 24,83%; B: 38,33%; and C: 21,67% respectively. The size of megalopa on A treatment i.e.: carapace length (CL): 1.55 ± 0.04 mm, carapace wide (CW): 1.21 ± 0.04 mm, and body weight (BW): 2.02 ± 0.32 mg; B: CL: 1.56 ± 0.05 mm, CW: 1.20 ± 0.04 mm, and BW: 2.10 ± 0.07 mg, and C: CL: 1.54 ± 0.04 mm, CW: 1.17 ± 0.03 mm, and BW: 1.93 ± 0.34 mg, respectively.
PEMATANGAN GONAD INDUK ABALON Haliotis squamata MELALUI PENGELOLAAN PAKAN Ibnu Rusdi; Riani Rahmawati; Bambang Susanto; I Nyoman Adiasmara
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.547 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.3.2010.383-391

Abstract

Abalon merupakan hewan yang bersifat herbivora di alam memakan berbagai jenis makroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai makroalga sebagai pakan terhadap perkembangan gonad abalon Haliotis squamata. Dalam penelitian ini diterapkan 4 perlakuan pemberian pakan yaitu: (A) Gracilaria sp., (B) Ulva sp., (C) Sargassum sp., (D) Kombinasi Gracilaria sp. + Ulva sp. + Sargassum sp. (rasio 1:1:1). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap masing-masing dengan 3 ulangan. Induk-induk abalon dipelihara dalam 12 buah kontainer plastik berlubang ukuran 0,58 m x 0,39 m x 0,31 m dan ditempatkan dalam sebuah bak semen ukuran 3 m x 2 m x 1 m. Setiap kontainer berisi abalon sebanyak 10 ekor dengan ukuran awal rata-rata panjang cangkang dan bobot masing-masing 58,9±1,37 mm dan 36,1±4,06 g. Pakan diberikan dengan dosis 15%-20% dari bobot biomassa setiap 2 hari sekali. Pergantian air menggunakan sistem sirkulasi dengan debit 5-6 L/menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan bobot harian berbeda nyata (P<0,05) antar perlakuan. Tingkat kematangan gonad (TKG) induk abalon pada hari ke-70 diperoleh TKG-III tertinggi dihasilkan pada perlakuan kombinasi Gracilaria + Ulva sp. + Sargassum sp. (P<0,05). Perlakuan pakan kombinasi Gracilaria sp. + Ulva sp. dan Sargassum sp. terlihat lebih sesuai dalam memacu pematangan gonad induk abalon H. squamata. Abalone is a herbivorous animal which consumes various kinds of macroalgae in the wild. The aim of the study was to study the effects of various kinds of macroalgae on gonadal maturation of abalone, Haliotis squamata. The experiment applied four kinds of macroalgae i.e.: (A) Gracilaria sp.; (B) Ulva sp.; (C) Sargassum sp.; and (D) Combination of Gracilaria sp. + Ulva sp. + Sargassum sp. (ratio 1:1:1) as food for abalone broodstock. The experiment was arranged in complete random design with three replications. One cemented tank of 3 m x 2 m x 1 m in size was used for the observation. Twelve plastic containers of 0,58 m x 0,39 m x 0,31 m in size were placed in the tank and stocked with 10 abalones per container with the average size of shell length and body weight were 58.9±1.37 mm and 36.1±4.06 g, respectively. For each treatment, macroalgae was given daily with the dosage between 15% and 20% from the total of body weight. Water exchange was done using flow-through system with rate of exchange of 5-6 L/minute. The result of the study showed that the average of absolute growth and daily growth rate of abalones were significantly different (P<0.05) among treatments. The observation of gonadal development of abalone broodstocks on day-70 revealed that the latest stage III of gonadal maturation was achieved by the broodstock fed with combination treatment of Gracilaria sp. + Ulva sp. + Sargassum sp. (P<0.05). Combination of macroalgae from this treatment was clearly  able to stimulate gonadal maturation of H. squamata broodstock.
PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PRODUKSI BENIH RAJUNGAN (Portunus pelagicus) SKALA MASSAL Bambang Susanto; Muhammad Marzuqi; lrwan Setyadi; Dewi Syahidah; Ngurah Permana; Haryanti Haryanti
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4051.053 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.7.2005.27-34

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pemberian pakan yang tepat dalam pemeliharaan larva rajungan skala massal. Penelitian menggunakan bak beton berbentuk bulat volume 3.000 liter yang dilengkapi dengan sistem aerasi, dan ditebar larva (zoea-1) dengan kepadatan 75 ind./L
PENGARUH JUMLAH PAKAN BIOMASSA ARTEMIA BEKU TERHADAP PERTUMBUHAN YUWANA IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altiveis) Bambang Susanto; Ketut Suwirya; Wardoyo Wardoyo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2054.96 KB) | DOI: 10.15578/jppi.8.2.2002.15-19

Abstract

Yuwana ikan kerapu bebek membutrrhkan jenis pakan hidup dan segar, tetapi ketersediaannya sangal dipengaruhi oleh musim dan jumlahnya terbatas.
DETEKSI VTRAL NERVOUS ITECROSTS (VNN) PADA BENTH KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DENGAN METODE POLYMERASE CHATN REACTTON (PCR) Bambang Susanto; Ketut Mahardika; Haryanti Haryanti; I Gusti Ngurah Permana
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4786.372 KB) | DOI: 10.15578/jppi.9.4.2003.47-51

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol-Bali bertujuan untuk mengetahui infeksi virus-VNN pada pemeliharaan benih ikan kerapu macan yang memiliki ukuran berbeda.
KARAKTERISTIK GENETIK INDUK RAJUNGAN. Portunus pelagicus DARI BEBERAPA PERAIRAN MELALUI ANALISIS RFLP MT.DNA Sari Budi Moria; Haryanti Haryanti; Gusti Ngurah Permana; Bambang Susanto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2102.9 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.5.2005.57-62

Abstract

Karakteristik genetik induk rajungan yang disampling dari beberapa perairan Cilacap (Jawa Tengah), Situbondo (Jawa Timur), Jembrana (Bali), dan P Saugi (Sulawesi Selatan) telah diteliti dengan menggunakan metode RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) mitochondria- DNA (mt-DNA).
PENGGUNAAN BAKTERI PROBIOTIK SEBAGAI KONTROL BIOLOGI DALAM PRODUKSI MASSAL BENIH RAJUNGAN (Portunus pelagicus) Bambang Susanto; Irwan Setyadi; Dewi Syahidah; Muhammad Marzuqi; Ibnu Rusdi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3589.49 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.1.2005.15-23

Abstract

Penelitian dilakukan untuk dapat mengontrol lingkungan secara biologis dalam produksi massal melalui penggunaan bakteri probiotik serta meningtkatkan keragaan pertumbuhan larva rajungan (Portunus pellagicus)