Tony Setiadharma
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DETERMINASI JENIS KELAMIN PADA IKAN KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus) DENGAN UJI SEROLOGI Sari Budi Moria Sembiring; Agus Priyono; Jhon Harianto Hutapea; Tony Setiadharma
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.095 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.181-189

Abstract

Dalam rangka mendukung kegiatan budidaya, maka penentuan jenis kelamin ikan menjadi sangat penting dalam program pemijahan khususnya pada jenis ikan yang hermafrodit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis kelamin ikan kerapu sunu menggunakan uji serologi dalam mendukung manajemen pemijahan dan pengembangan perbenihan ikan kerapu sunu. Penelitian ini dilakukan dengan metode ELISA dan western blot. Kit estradiol-17β dan 11-KT testosterone digunakan dalam metode ELISA, sedangkan antibodi Cyp19a1a (CT), Z-fishTM digunakan dalam metode western blot. Gonad dari induk kerapu sunu yang mati juga dianalisis secara histologis. Sampel darah diambil dari semua ikan (47 ekor) dengan kisaran bobot ikan uji 1,2-3,0 kg. Analisis kandungan testosteron dilakukan untuk semua sampel dan hanya 24 sampel dianalisis estradiol, keduanya dengan metode ELISA. Delapan sampel dianalisis estradiolnya dengan metode western blot. Berdasarkan kadar testosteron dan estradiol-17β dalam darah, menunjukkan sebanyak 12 ekor (37,5%) positif berkelamin jantan dari 32 ekor yang dianalisis, sedangkan berdasarkan kadar estradiol sebanyak tujuh ekor (29,16%) dari 24 ekor yang dianalisis merupakan ikan yang berjenis kelamin betina. Dengan metode western blot, dari delapan sampel yang dianalisis hanya tiga sampel (No Tagging 421048486E; 42135F1A5D; 42102G7A22) yang positif berjenis kelamin betina. Berdasarkan data histologis menunjukkan bahwa ukuran (panjang dan bobot) belum dapat menentukan jenis kelamin dari ikan kerapu sunu secara morfologi. Dari kedua metode yang digunakan untuk determinasi jenis kelamin induk ikan kerapu sunu, metode western blot memberikan hasil yang lebih sensitif dan spesifik daripada metode ELISA.
PENGGUNAAN PAKAN PREMATURASI UNTUK PENINGKATAN PERKEMBANGAN GONAD PADA CALON INDUK IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) Muhammad Marzuqi; I Nyoman Adiasmara Giri; Tony Setiadharma; Retno Andamari; Wawan Andriyanto; Ni Wayan Widya Astuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.565 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.4.2015.519-530

Abstract

Ikan bandeng (Chanos chanos Forsskal) merupakan jenis ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis dan komoditas unggulan perikanan. Untuk menanggulangi kendala kualitas benih bandeng yang kurang baik maka perlu disiapkan induk bandeng berkualitas baik dengan melakukan seleksi, serta pemberian pakan berkualitas baik, khususnya pakan untuk mendukung perkembangan organ reproduksi atau pakan prematurasi. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang penggunaan pakan prematurasi untuk perkembangan gonad calon induk dan keragaan reproduksi ikan bandeng. Penelitian ini menggunakan 80 ekor calon induk ikan bandeng berumur tiga tahun dengan bobot rata-rata 1,9 ± 0,25 kg. Ikan dipelihara dalam dua buah bak beton kapasitas 100 m3 dan masing-masing diberi pakan prematurasi yang merupakan pakan komersial yang diperkaya dengan dua jenis formulasi bahan pengkaya yang berbeda. Pakan diberikan sebanyak 3,0% dari total biomassa ikan per hari. Masing-masing bak dilengkapi dengan aerasi dan sistem air mengalir dengan pergantian air mencapai 200%-300% per hari. Parameter yangdiamati adalah perkembangan oosit, sperma, dan kematangan gonad, serta pemijahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan prematurasi memacu perkembangan dan kematangan gonad dengan baik. Pada grup calon induk yang diberi pakan prematurasi B diperoleh tiga ekor induk betina mengalami perkembangan oosit tingkat large vitelogenesis (diameter > 500 μm) dan kematangan sperma induk jantan sebanyak 15 ekor. Pada grup calon induk yang diberi pakan premeturasi A terdapat satu ekor induk betina mengalami perkembangan oosit tingkat small vitelogenesis (diameter < 300 μm) dan kematangan sperma jantan dua ekor.