Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Potensi Gracilaria sp. dan Ulva sp. Sebagai Pakan Benih Siganus guttatus Darsiani Darsiani; Guyanti Guyanti; Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum; Andi Arham Atjo; Muhammad Haritza Laitte; Yanti Mutalib; Firmansyah Bin Abdul Jabbar
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.124 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.304

Abstract

This study aims to determine the type of seaweed that is good and can produce maximum growth and survival of Siganus guttatus. This research was carried out from June-September 2021, at at the Shrimp Hatchery Installation (IPUW), Barru, South Sulawesi. This study used a completely randomized design (CRD) used three treatments with three replications. The treatments used were treatment A (100% control of commercial feeding), treatment B (feeding Gracilaria sp. 100 %), treatment C (feeding Ulva sp.). The parameter measured were Specific Growth Rate (SGR), Absolute Growth, Survival and Palatability. The data was analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and with the W-Tukey test if there were differences between treatments. 180 Siganus guttatus juveniles (average weight of 5.65 g) were reared in a tanks (62x41x51 cm) for 75 days. The highest daily growth was obtained in commercial feed A (PF 1000) which was 1.53 g, the highest absolute growth was obtained in treatment A (Commercial Feed) 12.29 g, both treatments B (Gracilaria sp.) 4.30 g and the lowest was treatment C (Ulva sp.) .) 2.82 g. The highest survival rate (survival rate) was obtained in treatment A (Commercial Feed) and B (Gracilaria sp.) 98.33%, and the lowest was in treatment C (Ulva sp.) with an average value of 85.00%. Based on the results of the ANOVA test, it can be concluded that the research conducted by providing commercial feed (PF 1000), Gracilaria sp. and Ulva sp. significant effect (P<0.05) on specific growth, absolute growth, survival and palatability of baronang fish (Siganus guttatus). The results showed that the highest feed consumption value was in treatment A of 144.57 g, followed by Treatment B (Gracilaria sp.) of 142.19 g and the lowest of treatment C (Ulva sp.) of 100.01 g.
Penentuan Prioritas Ruang Terbuka Hijau Menggunakan Metode Weighted Overlay Ramli Umar; Muhammad Rais Abidin; Rahmi Nur; Andi Arham Atjo; Ahyani Mirah Liani; Jeddah Yanti; Imam Muhajir Utama
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 3 No 2 (2022): JGRS Edisi November
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1416.183 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2022.v3i2.97

Abstract

Seiring laju perkembangan kawasan terbangun di perkotaan berakibat pada peningkatan perubahan lahan. Salah satu dampak perubahan lahan menjadi area terbangun adalah berkurangnya kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berimplikasi terhadap meningkatnya suhu dan penurunan indeks kenyamanan kota. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan areal yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Parameter dalam menentukan prioritas RTH menggunakan variabel indeks kenyamanan, indeks vegetasi dan tingkat kepadatan penduduk kemudian dilakukan analisis weighted overlay untuk mendapatkan kawasan prioritas ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kota Makassar didapatkan 2 kelas prioritas RTH yang memiliki skor tertinggi dimana pada kawasan prioritas pertama didapatkan kawasan tidak terbangun dengan tipe penggunaan lahan tanah kosong yang memiliki potensi untuk dilakukan penanaman RTH baru dengan luas 0.52 ha, sedangkan pada kawasan prioritas kedua didapatkan kawasan belum terbangun yang dapat diperuntukkan sebagai kawasan pengembangan RTH dengan luas 9,67 ha. Oleh karena itu, kawasan yang telah ditetapkan sebagai prioritas RTH perlu diwujudkan dengan mempertimbangkan status kepemilikan lahan
ANALISIS SUHU PERMUKAAN KOTA MAKASSAR SEBELUM DAN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 Ramli Umar; Rais Abidin; Dinil Qaiyimah; Rizal Darwis; Rahmi Nur; Andi Arham Atjo; Syamsunardi Syamsunardi; Jeddah Yanti
Jurnal Environmental Science Vol 4, No 1 (2021): Oktober
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.128 KB) | DOI: 10.35580/jes.v4i1.23475

Abstract

Sejak kasus infeksi Covid-19 pertama kali terkonfirmasi pada bulan Maret 2020 di Indonesia dengan diikuti berbagai macam program dalam memutus mata rantai penyeberan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang secara langsung membatasi aktifitas dan mobilitas masyarakat yang berakibat penuruan aktifitas transportasi, perdagangan dan jasa, serta pendidikan dan berimplikasi terhadap penurunan polusi udara. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana suhu permukaan di Kota Makassar sebelum dan selama pandemi Covid 19. Data yang digunakan adalah Landsat 8 OLI TRS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dan selama masa pandemi Covid-19 rata-rata suhu permukaan di Kota Makassar mengalami penurunan sekitar 2.3 oC.
Identifikasi Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Kampus dalam Menyerap Emisi Karbon Dioksida (CO2) Muhammad Rais Abidin; Ramli Umar; Ahyani Mirah Liani; Rahmi Nur; Andi Arham Atjo; Muhammad Fikruddin Buraerah; Ahmad Ashar; Amal Amal; Jeddah Yanti
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 12, No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat122509602023

Abstract

Fungsi kawasan perkotaan salah satunya adalah sebagai pusat pendidikan. Kota Makassar merupakan salah satu kota dengan jumlah kampus terbanyak di Indonesia. Aktifitas pendidikan secara langsung turut berkontribusi terhadap peningkatan emisi yang berasal dari mobilitas mahasiswa, dosen dan pegawai. Emisi yang dihasilkan menjadi salah satu penyebab pemanasan global sehingga untuk mengurangi laju emisi yang dihasilkan maka diperlukan ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kemampuan tanaman dalam menyerap emisi Karbon Dioksida di areal kampus. Analisis data yang digunakan adalah melakukan perbandingan jumlah beban emisi Karbon Dioksida yang dihasilkan dengan kemampuan daya serap ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) eksisting Universitas Negeri Makassar kampus Parangtambung dalam menyerap emisi CO2 yang dihasilkan dari semua jenis kendaraan baik kendaraan roda dua (motor) maupun kendaraan roda empat (mobil) di semua zona akses masuk dapat di serap secara keseluruhan oleh vegetasi dimana total emisi CO2 yang dihasilkan adalah 47.822.4 g/jam sedangkan jumlah emisi CO2 yang dapat diserap oleh tanaman adalah 652.855.1 g/jam yang berarti masih terdapat 605.032.7 g/jam emisi CO2 yang mampu diserap sehingga kajian selanjutnya adalah prediksi jumlah emisi yang dihasilkan di tahun mendatang agar rekomendasi pengelolaan dapat dilakukan agar daya serap tanaman tetap mencukupi. 
Identifikasi Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Kampus dalam Menyerap Emisi Karbon Dioksida (CO2) Muhammad Rais Abidin; Ramli Umar; Ahyani Mirah Liani; Rahmi Nur; Andi Arham Atjo; Muhammad Fikruddin Buraerah; Ahmad Ashar; Amal Amal; Jeddah Yanti
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 12, No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat122509602023

Abstract

Fungsi kawasan perkotaan salah satunya adalah sebagai pusat pendidikan. Kota Makassar merupakan salah satu kota dengan jumlah kampus terbanyak di Indonesia. Aktifitas pendidikan secara langsung turut berkontribusi terhadap peningkatan emisi yang berasal dari mobilitas mahasiswa, dosen dan pegawai. Emisi yang dihasilkan menjadi salah satu penyebab pemanasan global sehingga untuk mengurangi laju emisi yang dihasilkan maka diperlukan ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kemampuan tanaman dalam menyerap emisi Karbon Dioksida di areal kampus. Analisis data yang digunakan adalah melakukan perbandingan jumlah beban emisi Karbon Dioksida yang dihasilkan dengan kemampuan daya serap ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) eksisting Universitas Negeri Makassar kampus Parangtambung dalam menyerap emisi CO2 yang dihasilkan dari semua jenis kendaraan baik kendaraan roda dua (motor) maupun kendaraan roda empat (mobil) di semua zona akses masuk dapat di serap secara keseluruhan oleh vegetasi dimana total emisi CO2 yang dihasilkan adalah 47.822.4 g/jam sedangkan jumlah emisi CO2 yang dapat diserap oleh tanaman adalah 652.855.1 g/jam yang berarti masih terdapat 605.032.7 g/jam emisi CO2 yang mampu diserap sehingga kajian selanjutnya adalah prediksi jumlah emisi yang dihasilkan di tahun mendatang agar rekomendasi pengelolaan dapat dilakukan agar daya serap tanaman tetap mencukupi.