Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KINERJA PERTUMBUHAN DAN RESPONS FISIOLOGIS BENIH IKAN TAMBRA, Tor tambroides PADA SUHU PEMELIHARAAN BERBEDA Muhammad Haritza Laitte; Teuku Fadlon Haser; Jaya Jaya; Muh Saleh Nurdin; Fauziah Azmi; Deni Radona; Tri Heru Prihadi; Andi Masriah; Darsiani Darsiani
Jurnal Riset Akuakultur Vol 16, No 4 (2021): (Desember, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.16.4.2021.211-219

Abstract

Variasi suhu air memengaruhi pertumbuhan dan fisiologi organisme ektotermal secara langsung, termasuk ikan. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh suhu air pemeliharaan terhadap performa pertumbuhan dan respons fisiologis benih Tor tambroides. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri atas empat perlakuan suhu berbeda (24°C, 26°C, 28°C, dan 30°C) dan tiga ulangan. Benih Tor tambroides (panjang total 4,18 ± 0,32 cm; bobot tubuh 0,66 ± 0,03 g) sebanyak 15 ekor dipelihara per akuarium (dimensi 40 cm x 40 cm x 40 cm; volume air 40 L) dilengkapi dengan sistem aerasi dilengkapi dengan heater. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu air pemeliharaan berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kinerja pertumbuhan (pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik, sintasan) dan respons fisiologi (kadar hemoglobin) benih Tor tambroides. Perlakuan dengan suhu 28°C pada benih Tor tambroides menghasilkan bobot tubuh mutlak (1,01 ± 0,30 g) dan laju pertumbuhan spesifik bobot tertinggi (3,18 ± 0,14% hari-1), sintasan (99,37 ± 1,25%), dan rasio konversi pakan (FCR) terendah (0,94 ± 0,04). Kadar hemoglobin dan hematokrit tertinggi pada suhu pemeliharaan 30°C. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa suhu air pada 28°C merupakan suhu efisien untuk pemeliharaan benih Tor tambroides.Water temperature directly affects the growth and physiology of ectothermic organisms, including fish. Hence, the experiment was conducted to study the effect of temperature variation on growth performance and physiological response of Tor tambroides juveniles. This study used a completely randomized design (CRD) with four temperature treatments (24°C, 26°C, 28°C, and 30°C) arranged in triplicates. There were 15 Tor tambroides juveniles (total length 4.18 ± 0.32 cm; body weight 0.66 ± 0.03 g) reared in each aquarium (dimensions 40 cm x 40 cm x 40 cm; water volume 40 L) equipped with an aeration system and a heater. The results showed that different rearing water temperatures had a significant effect (P<0.05) on the growth performance (absolute growth, specific growth rate, and survival rate) and the physiological response (hemoglobin value) of the Tor tambroides fingerlings. Tor tambroides fingerlings reared with temperature setting at 28°C showed the highest absolute body weight (1.01 ± 0.30 g) and highest specific growth rate of weight (3.18 ± 0.14% day-1), survival rate (99.37 ± 1.25%), and the lowest FCR (0.94 ± 0.04). The highest hemoglobin and hematocrit levels of the juveniles were found at 30°C. The study showed that the water temperature at 28°C was effective for rearing Tor tambroides fingerlings.
Prevalensi Endoparasit pada Lambung dan Usus Ikan Gabus (Channa striata) Darsiani darsiani
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.054 KB)

Abstract

Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Namun dalam masa pemeliharaannya masih menemui beberapa kendala termasuk penanganan penyakit diakibatkan oleh parasit. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis endoparasit yang menginfeksi lambung dan usus ikan gabus (Channa striata) serta menentukan tingkat prevalensi jenis-jenis endoparasit. Sebanyak 36 ekor ikan gabus (Channa striata) yang diambil dengan menggunakan seser kemudian dilakukan pengamatan di Laboratorium Balai Benih Ikan (BBI) Air Tawar Bantimurung Kabupaten Maros untuk melihat keberadaan endoparasit pada organ lambung dan usus ikan gabus. Pemeriksaaan endoparasit dilakukan dengan cara pengamatan pada permukaan dalam dari lambung dan usus ikan gabus. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa jenis endoparasit yang menginfeksi organ lambung ikan gabus yaitu Neobenedenia pargueraenis dengan prevalensi 5,55%, sedangkan yang menginfeksi organ usus ikan gabus (Channa striata) yaitu Diphyllobothriumlatum, Hexostoma sp. dan Mecoderus sp. dengan prevalensi 16,67%. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat prevalensi endoparasit yang menginfeksi organ lambung dapat dikategorikan kadang-kadang (occasionally) sedangkan tingkat prevalensi endoparasit yang menginfeksi organ usus dapat dikategorikan sering (often) menginfeksi ikan gabus (Channa striata).
Peningkatan Kualitas Warna Pada Ikan Maskoki Karena Penambahan Tepung Labu Kuning Terhadap Pakan Buatan Darsiani Darsiani
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.308 KB)

Abstract

Nilai ikan hias ditentukan oleh penampilanya terutama warna. Tepung labu kuning merupakan salah satu sumber pakan alternatif yang dapat diberikan untuk meningkatkan kecerahan warna pada ikan hias karena kandungan karotenoidnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek penambahan tepung labu kuning ke dalam pakan ikan mas koki dalam meningkatkan kecerahan warna. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan pada masing-masing perlakuan. Parameter pendukung juga diukur untuk mengetahui efek pemberian tepung labu kuning terhadap parameter-parameter pertumbuhan ikan. Perubahan tingkat kecerahan warna diukur pada hari keempat puluh dan diperoleh hasil bahwa konsentrasi tepung labu kuning berpengaruh terhadap kecerahan warna ikan mas koki dengan peningkatan kecerahan tertinggi teramati pada perlakuan dengan konsentrasi 25%. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pelaku dan pebisnis budidaya ikan hias.
Potensi Gracilaria sp. dan Ulva sp. Sebagai Pakan Benih Siganus guttatus Darsiani Darsiani; Guyanti Guyanti; Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum; Andi Arham Atjo; Muhammad Haritza Laitte; Yanti Mutalib; Firmansyah Bin Abdul Jabbar
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.124 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.304

Abstract

This study aims to determine the type of seaweed that is good and can produce maximum growth and survival of Siganus guttatus. This research was carried out from June-September 2021, at at the Shrimp Hatchery Installation (IPUW), Barru, South Sulawesi. This study used a completely randomized design (CRD) used three treatments with three replications. The treatments used were treatment A (100% control of commercial feeding), treatment B (feeding Gracilaria sp. 100 %), treatment C (feeding Ulva sp.). The parameter measured were Specific Growth Rate (SGR), Absolute Growth, Survival and Palatability. The data was analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and with the W-Tukey test if there were differences between treatments. 180 Siganus guttatus juveniles (average weight of 5.65 g) were reared in a tanks (62x41x51 cm) for 75 days. The highest daily growth was obtained in commercial feed A (PF 1000) which was 1.53 g, the highest absolute growth was obtained in treatment A (Commercial Feed) 12.29 g, both treatments B (Gracilaria sp.) 4.30 g and the lowest was treatment C (Ulva sp.) .) 2.82 g. The highest survival rate (survival rate) was obtained in treatment A (Commercial Feed) and B (Gracilaria sp.) 98.33%, and the lowest was in treatment C (Ulva sp.) with an average value of 85.00%. Based on the results of the ANOVA test, it can be concluded that the research conducted by providing commercial feed (PF 1000), Gracilaria sp. and Ulva sp. significant effect (P<0.05) on specific growth, absolute growth, survival and palatability of baronang fish (Siganus guttatus). The results showed that the highest feed consumption value was in treatment A of 144.57 g, followed by Treatment B (Gracilaria sp.) of 142.19 g and the lowest of treatment C (Ulva sp.) of 100.01 g.
Optimal Ratio Determination of Tembang Fish Meal Addition (Sardinella Fimbriata) in Biscuit Making Through Organoleptic Quality and Moisture Content Evaluation Nurfadilah Nurfadilah; Reski Fitriah; Darsiani Darsiani; Dewi Yuniati; Safriyanto S. Maruka
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : UNIVED Press, Dehasen University Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/agritepa.v11i1.5913

Abstract

Purpose: This study aims to determine the optimal ratio of tembang fish flour addition to enhance the nutritional value of biscuits while maintaining their quality. Methodology: The research was conducted from June to July 2022 at the Applied Marine Product Processing Technology Laboratory and the Basic Laboratory of Politeknik Palu, Central Sulawesi Province. A Completely Randomized Design (CRD) was used for moisture content tests, and a Randomized Block Design (RBD) was used for organoleptic tests with five treatments of tembang fish flour addition: P1 (0 g), P2 (10 g), P3 (15 g), P4 (20 g), and P5 (25 g), each repeated three times. Results: The study found that the best addition of tembang fish flour in biscuits was P4, with a preference level of 'Like' (score 4) and moisture content below the maximum standard for biscuits (3.5% per 100 grams). Findings: Tembang fish biscuits are economical and significantly cheaper than other brands. Novelty: This research explores the use of tembang fish flour to diversify and enhance the nutritional profile of biscuits. Originality: The study offers detailed analysis and evidence of the nutritional and economic benefits of adding tembang fish flour to biscuits. Conclusions: Adding tembang fish flour improves the nutritional value and quality of biscuits, making them a viable and economical alternative. Type of Paper: Empirical Research Article