Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GAMBARAN PELAKSANAAN PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK) DENGAN 3M DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) OLEH KELUARGA: The Description of Implementation MNE ( Mosquito Nest Eradication ) with 3 M in Disease Prevention Dengue ( Dengue Hemorraghic Fever ) by Family in Jeruk Kuwik Bareng Jombang Adi Nur Cahyo; Anis Satus Syarifah; Heri Wibowo
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 1 No. 1 (2015): JIKep | Maret 2015
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.391 KB)

Abstract

Pendahuluan : Dengan jumlah penderita yang meningkat dan penyebaran yang semakin meluas penyakit demam berdarah menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah penderita DBD di Kabupaten jombang pada tahun 2013 sebesar 474 orang, sedangkan terbanyak penderita DBD kedua di Puskesmas Bareng Jombang sebesar 36 orang. Penyebaran DBD bisa dicegah dengan melakukan 3M (Menguras, Mengubur, Menutup). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dalam Pencegahan DBD Oleh Keluarga di dusun Jeruk Kuwik Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Metode : Desain penelitian adalah deskriptif, populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga di Dusun Jeruk Kuwik Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada bulan Agustus berjumlah 384 keluarga dan besar sampel sebanyak 38 keluarga dengan menggunakan teknik sampling adalah Simple Random Sampling. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 20-21 Agustus 2014, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (68,4%) gambaran pelaksanaan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dalam pencegahan penyakit DBD oleh keluarga dilaksanakan oleh 26 keluarga dan tidak dilaksanakan sejumlah 12 keluarga. Pembahasan : Sebagian besar sebanyak 26 keluarga melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).Keadaan tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh factor umur, pendidikan, informasi, dan sumber informasi. Kata kunci : pelaksanaan PSN, penyakit DBD, Keluarga
KARAKTERISTIK AYAH DALAM PARTISIPASI POSYANDU AYAH PEDULI DI DUSUN REJOAGUNG DESA REJOAGUNG KECAMATAN PLOSO KABUPATEN JOMBANG: Father Characteristics In Posyandu Participation Of Father's Care In Dusun Rejoagung Desa Rejoagung Ploso Jombang District Monika Sawitri Prihatini; Ririn Probowati; Heri Wibowo
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 4 No. 1 (2018): JIKep | Maret 2018
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.215 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v4i1.130

Abstract

Dusun Rejoagung Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang terdapat Posyandu Ayah Peduli. Di posyandu ini tidak hanya perempuan yang menjadi pengunjung dan kader, tetapi ada peran laki-laki, baik sebagai kader dan pengantar balitanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik ayah (tingkat pindidikan, tingkat pengetahuan, pekerjaan, usia, lama tinggal) dan dukungan keluarga dengan partisipasi ayah dalam Posyandu Ayah Peduli. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional pendekatan cross sectional. Populasi adalah ayah yang memiliki anak balita di Dusun Rejoagung Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang sejumlah 60 ayah. Penelitian dilakukan bulan September 2017. Sampel penelitian ini adalah 53 ayah yang memiliki anak balita di Dusun Rejoagung Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan buku absensi kehadiran posyandu. Analisis data dilakukan pengujian chi square. Hasil analisis data nilai p = 0,661 artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ayah dengan partisipasi ayah. Analisis data didapatkan nilai p = 0,393 artinya tidak ada hubungan antara tingkat penghasilan ayah dengan partisipasi ayah. Analisis data didapatkan nilai p = 0,507 artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan ayah dengan partisipasi ayah. Analisis data didapatkan nilai p = 0,980 artinya tidak ada hubungan antara usia ayah dengan partisipasi ayah. Analisis data didapatkan nilai p = 0,231 artinya tidak ada hubungan antara lama tinggal ayah dengan partisipasi ayah. Hasil analisis data didapatkan nilai p = 0,680 artinya tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi ayah. Keberhasilan posyandu tergantung dari peran serta masyarakat, diharapkan masyarakat tidak hanya ibu tetapi ayah ikut berpartisipasi terhadap program posyandu dan ayah harus ikut terlibat dalam pemantauan tumbuh kembang anak. Kata kunci: karakteristik ayah, partisipasi, posyandu
BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR DIWEK JOMBANG: Children Under The Red Line (BGM) In The Work Area Health Cukir Diwek Jombang Jhodit Janna Jevita; Heri Wibowo
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) Vol. 1 No. 2 (2015): JIKeb | September 2015
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.934 KB)

Abstract

Pendahuluan : Nutrisi merupakan salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberhasilan tumbuh kembang. Namun apabilapemenuhan nutrisi tidak adekuat akan mengakibatkan beberapa masalah terkait dengan status gizi anak, salah satunya adanya BGM. Oleh karena itu balita BGM memerluhkan tambhan nutrisi yang mampu meningkatkan berat badan sehingga status gizi membaik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan kebidanan pada pasien BGM yaitu melakukan pengkajian, intepretasi data, identifikasi diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi serta evaluasi. Metode : Penelitian ini menggunakan teknik kualitatif secara deskriptif dengan desain studi kasus. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas cukir selama 3 minggu kepada An. “A” dan An. “S” yang sama sama BGM. Penelitian dilakukan selama 3minggu dengan memberikan intervensi MODISCO kepada masing masing balita. Hasil : Hasil dari asuhan kebidanan pada anak “A” dan anak “S” adalah berat badan anak “A” dan anak “S” meningkat. Pada minggu pertama berat badan meningkat 3 ons pada pasien satu dan 5 ons pada pasien dua. Pada minggu ketiga pasien satu megalami peningkatan 3 ons dan pasien dua1 ons. Pada minggu ketiga mengalami kenaikan 1 ons dan pasien dua 6 ons..Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian MODISCO efektif untuk meningkatkan berat badan. Pembahasan : Perlu dilanjutkan pemberian MODISCO kepada balita BGM serta perlunya partisipasi tenaga kesehatan terutama bidan dalam pemberian MODISCO Kata kunci : MODISCO, balita BGM, kenaikan berat badan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF DENGAN KOMPRES PANAS GUNA MENGURANGI RASA NYERI: Midwifery Care At Maternity Mother Kala 1 Active Phase With Hot Compresses To Reduce Pain Ainun Na'imah; Rini Hayu Lestari; Heri Wibowo
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) Vol. 3 No. 2 (2017): JIKeb | September 2017
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.856 KB)

Abstract

Pendahuluan : Nyeri saat proses persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang luar biasa bagi ibu bersalin. Rasa nyeri yang ditimbulkan, sulit diterima oleh ibu karena itu sesuatu yang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Salah satu upaya untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan, salah satunya yaitu dengan pemberian kompres panas. Tujuan penelitian untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif dengan kompres panas guna mengurangi rasa nyeri. Metode : Metode penelitian menggunakan desain studi kasus. Pendekatan asuhan berdasarkan standar asuhan kebidanan ibu bersalin sebanyak dua pasien bersalin kala 1 fase aktif dimana asuhan kebidanan dilakukan di BPM Ririn Dwi A, SST. Subjek penelitian ibu bersalin kala 1 fase aktif (fase dilatasi maksimal) diberikan kompres panas dengan buli-buli dipunggung ibu bagian bawah, selama 20 menit tiap dilakukan kompres panas, dan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi. Hasil : Pasien 1 dan 2 selama kala 1 fase aktif (fase dilatasi maksimal) diberikan kompres panas dengan buli-buli selama 20 menit sebanyak 7 kali dan mengalami penurunan skala nyeri. Pasien 1 skala nyeri awal 7 menjadi 6 dan pasien 2 skala nyeri awal 6 menjadi 5. Pembahasan : Hal ini sesuai teori bahwa pada fase aktif (fase dilatasi maksimal) ini frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap. Pada fase deselerasi (pembukaan 9 cm sampai 10 cm) pembukaan menjadi lambat dan terjadi penurunan kontraksi yaitu tiap 3-4 kali selama 45 detik Penurunan kontraksi menyebabkan penurunan skala nyeri. Kata kunci : Ibu Bersalin, Kala 1 Fase Aktif, Kompres Panas
Self Efficacy Nenek dalam Pemberian ASI eklusif pada Ibu Menyusui Bayi usia 1-6 Bulan dengan Pendekatan Health Promotion Model Heri wibowo; Ririn probowati; Abdul muhith; Monika Savitri; khamidah khamidah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12 No 02 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.389 KB) | DOI: 10.33086/jhs.v12i02.892

Abstract

The importance of grandmother's competence in breastfeeding also greatly influences the success of mother's breastfeeding to her baby. Yukensi (Paguyuban Kakek Nenek ASI) is an association or association that has members consisting of Grandparents and Grandmothers who are in charge of ASI support groups The study design was cross sectional. Research variables: grandmother's self efficacy, grandchild age, number of children, number of grandchildren and grandchildren age. Active grandmother sample came at POSYANDU elderly Ngelele village, Sumobito sub-district, Jombang regency 2018 number 68 using simple romdom sampling and analyzed by Chi-square test with α = 0.05 . Data collection from September to October 2018. The results of the study almost half (47%) had sufficient self efficacy, some at the age of 40-65 years. Most (87.5%) self efficacy is enough with the number of children> 2-4 children. Most (78.1%) self efficacy is enough with the number of grandchildren 2-4 children. Most (78.1%) self efficacy is enough with grandchildren> 6 months. All variables have a strong influence on self-efficacy on the variable number of children and grandchildren. Other variables have a weak relationship. Variable number of children and the age of grandchildren who live in the house. Self efficacy is influenced by personal experiences that have been traversed in the form of success and failure. A grandmother who has experience in caring for her child can provide exclusive breastfeeding will increase her self efficacy in providing assistance to her child (mothers who are breastfeeding) so that their children provide exclusive breastfeeding with more than one child and grandchildren more than 6 months will make a grandmother have self good efficacy. Besides self-efficacy experience can be improved through Verbal persuasion that can be done repeatedly. Keywords: grandmother's self-effecacy, exclusive breastfeeding