Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Self Efficacy Of Mother Working In Giving Mother Milk Water With Baby Growth Prihatini, Monika Sawitri; Probowati, Ririn; Ratnawati, Mamik
Journal Of Nursing Practice Vol. 3 No. 1 (2019): Journal Of Nursing Practice
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.987 KB) | DOI: 10.30994/jnp.v3i1.74

Abstract

Background: The paradigm change that there is no difference between men and women demands equal rights between women and men. Many mothers work as career women, so many women replace breastfeeding with formula milk. Based on government regulations No. 33 of 2012, a mother is obliged to give exclusive breastfeeding to her baby.Purpose: This study aims to determine the relationship between self efficacy of working mothers in breastfeeding and infant growth.Method: The type of correlational analytic research is cross sectional approach. The population and sample of working mothers who have babies aged 0-6 months on May 9 to June 6, 2018 at PT Mufasufu Sejati Jaya Lestari MPS Ploso are 30 respondents with a total sampling technique. Independent variable Self Efficacy for working mothers in breastfeeding, dependent variable for infant growth. The growth instrument uses a standard table of body weight/body length from the Ministry of Health and a Self Efficacy questionnaire for mothers to provide breastfeeding. Data analysis using chi square.ResultsThe results of the Chi-Square test analysis at the significance level of ? = 0.05 found that ? <? or 0.048 <0.05, there is a relationship between self-efficacy of mothers working in breastfeeding and growth in infants.Conclusion: The head of the agency/company must provide nursing mothers with exclusive breastfeeding by providing a lactation corner so that the mother can milk the milk and store it in the freezer in the refrigerator and take it home to give to the baby while the mother is working so that the baby continues to get milk without formula milk
PEMBERDAYAAN IBU DALAM MENGENALI DIARE PADA ANAK DAN CARA PENCEGAHAN DIARE DI POSYANDU KALI KEJAMBON KECAMATAN TEMBELANG KABUPATEN JOMBANG Mamik Ratnawati; Monika Sawitri Prihatini; Rini Hayu Lestari
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol. 3, No. 1: Juni 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.229 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v3i1.901

Abstract

Abstrak: Penyakit    diare    masih    menjadi    masalah  global      dengan      derajat      kesakitan      dan  kematian    yang    tinggi    di    berbagai    negara terutama   di   negara   berkembang,   dan   juga sebagai   salah  satu penyebab  utama  tingginya  angka    kesakitan    dan    kematian    anak    di  dunia. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada ibu balita agar mengerti dan paham tentang diare dan pencegahannya di posyandu Desa Kali Kejambon Kecamatan Tembelang kabupaten Jombang. Kegiatan pengabdian masyarakat dengan Pemberdayaan Ibu Dalam Mengenali Diare Pada Anak Dan Cara Pencegahan Diare di Posyandu Kali Kejambon Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang berjalan dengan baik, sebanyak 50 orang ibu balita yang hadir dalam kegiatan ini dan terdapat 80% ibu balita paham dengan materi yang disampaikan oleh tim pelaksana pengabdian masyarakat serta terdapat umpan balik dengan memberikan pertanyaan kepada pelaksana kegiatan untuk pembahasan yang belum dimengerti. Bagi para ibu balita agar selalu waspada dengan kejadian diare pada balita karena diare merupakan bukan kasus yang bisa diremehkan dan bagi tenaga kesehatan agar selalu memberikan edukasi tentang penyakit-penyakit yang sering terjadi pada anak-anak agar tidak terjadi bahaya dan komplikasi.Abstract: Diarrhea is still a global problem with high degrees of illness and death in various countries, especially in developing countries, and also as one of the main causes of high child morbidity and mortality in the world. The purpose of this activity is to provide education to mothers of children under five to understand and understand diarrhea and its prevention at the Posyandu in Kali Kejambon Village, Tembelang District, Jombang Regency. Community service activities with the Empowerment of Mothers in Recognizing Diarrhea in Children and How to Prevent Diarrhea in the Kali Kejambon Posyandu in Tembelang District, Jombang Regency went well, as many as 50 under-five mothers attended this activity and 80% of toddlers understood the material delivered by the team implementing community service and providing feedback by giving questions to the implementers of activities for discussions that have not been understood. For mothers of toddlers to always be aware of the incidence of diarrhea in toddlers because diarrhea is not a case that can be underestimated and for health workers to always provide education about diseases that often occur in children so that there is no danger and complications.
KARAKTERISTIK AYAH DALAM PARTISIPASI POSYANDU AYAH PEDULI DI DUSUN REJOAGUNG DESA REJOAGUNG KECAMATAN PLOSO KABUPATEN JOMBANG: Father Characteristics In Posyandu Participation Of Father's Care In Dusun Rejoagung Desa Rejoagung Ploso Jombang District Monika Sawitri Prihatini; Ririn Probowati; Heri Wibowo
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 4 No. 1 (2018): JIKep | Maret 2018
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.215 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v4i1.130

Abstract

Dusun Rejoagung Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang terdapat Posyandu Ayah Peduli. Di posyandu ini tidak hanya perempuan yang menjadi pengunjung dan kader, tetapi ada peran laki-laki, baik sebagai kader dan pengantar balitanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik ayah (tingkat pindidikan, tingkat pengetahuan, pekerjaan, usia, lama tinggal) dan dukungan keluarga dengan partisipasi ayah dalam Posyandu Ayah Peduli. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional pendekatan cross sectional. Populasi adalah ayah yang memiliki anak balita di Dusun Rejoagung Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang sejumlah 60 ayah. Penelitian dilakukan bulan September 2017. Sampel penelitian ini adalah 53 ayah yang memiliki anak balita di Dusun Rejoagung Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan buku absensi kehadiran posyandu. Analisis data dilakukan pengujian chi square. Hasil analisis data nilai p = 0,661 artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ayah dengan partisipasi ayah. Analisis data didapatkan nilai p = 0,393 artinya tidak ada hubungan antara tingkat penghasilan ayah dengan partisipasi ayah. Analisis data didapatkan nilai p = 0,507 artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan ayah dengan partisipasi ayah. Analisis data didapatkan nilai p = 0,980 artinya tidak ada hubungan antara usia ayah dengan partisipasi ayah. Analisis data didapatkan nilai p = 0,231 artinya tidak ada hubungan antara lama tinggal ayah dengan partisipasi ayah. Hasil analisis data didapatkan nilai p = 0,680 artinya tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi ayah. Keberhasilan posyandu tergantung dari peran serta masyarakat, diharapkan masyarakat tidak hanya ibu tetapi ayah ikut berpartisipasi terhadap program posyandu dan ayah harus ikut terlibat dalam pemantauan tumbuh kembang anak. Kata kunci: karakteristik ayah, partisipasi, posyandu
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN NUTRISI PADA BADUTA (BAWAH DUA TAHUN) DI KABUPATEN JOMBANG: Factors Affecting Mothers in Providing Nutrition to Under Two Years In Jombang Ririn Probowati; Heri Wibowo; Monika Sawitri Prihatini; Mamik Ratnawati
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 7 No. 2 (2021): JIKep | September 2021
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.896 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v7i2.839

Abstract

Masalah gangguan gizi pada anak-anak di Indonesia menempati urutan tertinggi dengan berbagai banyak factor yang mempengaruhi status gizi. Pemberian Nurisi yang di lakukan oleh ibu akan mempengaruhi status gizi Baduta . Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian nutisi Baduta (bawah dua tahun) di Kabupaten Jombang. Metode: case control dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah sebagian Ibu yang mempunyai baduta usia 0-2 tahun di kabupaten Jombang 2019 sebesar 242 dengan conveniencesampling. Varibel penelitian penyakit, Pendidikan dan pengetahuan orang tua, jumlah tanggung dan pendapatan, budaya keluarga. Pengambilan data menggunakan instrument. Analisa data menggunakan Uji statistik uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian: Tidak ada hubungan antara faktor penyakit, pendidikan ibu dengan status gizi baduta. Ada hubungan antara penggunaan fasilitas kesehatan, pengetahuan, tanggungan, budaya, penghasilan keluarga dan budaya. Faktor penghasilan mempunyai hubungan paling kuat mempengaruhi status gizi baduta. Pembahasan dan kesimpulan: Semakin tinggi pendapatan keluarga, ibu dapat memberikan berbagai jenis, jumlah makan yang ber gizi sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga masing – masing. Pemberian makanan yang beraneka ragam dan jumlah yang sesuai untuk anak Baduta akan berdampak pada status gizi yang baik sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangan
PENDIDIKAN KESEHATAN AYAH CARA STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU AYAH DESA LOSARI KECAMATAN PLOSO JOMBANG: Father Health Education How To Stimulate Growth And Development In Balita In Posyandu Ayah Desa Losari Kecamatan Ploso Jombang Ririn Probowati; Heri Wibowo; Monika Sawitri Prihatini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2017): JPM | September 2017
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.193 KB)

Abstract

Posyandu ayah adalah Posyandu yang sebagian kadernya terdiri dari ayah atau yang menghantarkan Balita ke Posyandu adalah ayah. Sudah menjadi hal yang umum kalau suasana posyandu balita di dominasi kaum perempuan. Baik kader maupun pengunjung layanan. Namun pada Posyandu ayah tidak hanya kaum perempuan yang menjadi kader untuk memberikan pelayanan, begitu juga untuk pengunjung layanan, ada peran serta dari para laki-laki. Baik kader/ petugas posyandunya juga pengantar balitanya. Bukan hanya ibu –ibu , tapi juga ayah/ kaum laki laki. Hal ini di dasarkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh ayah sebagai orang yang terdekat setelah ibu. Ayah mempunyai peran dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan agar anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengembangan ilmu kesehatan anak khususnya nya pertumbuhan dan perkembangan anak yang menjadi dasar dalam pemberian asuhan keperawatan anak yang sehat, cerdas dan anak. Hasil dari kegiatan ini adalah Ayah dalam stimulasi pertumbuhan dan perkembangan dapat dilaksanakan oleh para kader Posyandu dengan berpedoman pada sebuah modul. Bila yang memberikan kader dapat dilatih terlebih dahulu sebelum memberikan pendidikan kesehatan kepada ayah dengan berpedoman sebuah modul petugas kesehatan memperhatikan apa yang dilakukan ayah dalam memberikan stimulasi mengunakan Alat Permainan Edukatif yang sederhana yang ada dilingkungan tempat tinggal.
Mother Toddler Education With Malnutrition And Severe Malnutrition: Edukasi Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Dan Gizi Kurang Mamik Ratnawati; Monika Sawitri Prihatini; Ririn Probowati; Inayatur Rosyidah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): JPM | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i2.1105

Abstract

Asupan gizi seimbang dan memadai pada setiap tahapan usia pada anak sangat berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia nantinya (Loeziana, 2015). Masa yang paling kritis adalah masa kehamilan dan kelahiran hingga menggunakan usia 1000 hari pertama kelahiran (Suryono, 2017). Masa tersebut dikatakan sebagai masa kritis karena artinya masa emas tumbuh kembang anak yg akan menentukan kualitas generasi bangsa di masa yang akan datang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi pada ibu balita dengan gizi kurang dan gizi buruk sehingga dapat mengurangi angka kejadian masalah gizi. Kegiatan ini dilakukan di Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang dengan 20 ibu balita gizi buruk dan gizi kurang. Hasil dari kegiatan sebelum dilakukan edukasi didapatkan sebagian kecil (95%) peserta kegiatan tidak paham dengan kebutuhan gizi balita dengan kategori pengetahuan kurang, sedangkan hasil kegiatan setelah dilakukan edukasi menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (90%) memahami tentang gizi seimbang bagi balita dan makanan tambahan (PMT) bagi anak dengan gizi kurang dan gizi buruk dengan kategori pengetahuan baik
PERILAKU ORANG TUA MEMPERSIAPKAN NEW NORMAL PADA ANAK DENGAN PENDEKATAN TEORI ADAPTASI ROY: Parents Behavior Preparing New Normal in Children Using The Roy Adaptation Theory Approach Monika Sawitri Prihatini; Ririn Probowati; Mamik Ratnawati; Mumpuni Dwiningtyas
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 1 (2023): JIKep | Februari 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i1.1357

Abstract

Pendahuluan : Pandemi COVID-19 membawa perubahan dan memberikan ancaman kesehatan dan keselamatan dalam beraktivitas. Selain membuat kebijakan dan penerapan PPKM, sosialisasi protokol kesehatan juga banyak dilakukan oleh pemerintah untuk menekan persebaran dan angka positif tertularnya COVID-19. Orang tua mempunyai peran untuk mengajarkan dan menerapkan perilaku hidup sehat di era new normal sekarang. Tujuan: mengetahui perilaku orang tua mempersiapkan anak menghadapi new normal selama pandemi COVID-19 dengan pendekatan teori adaptasi Roy dan mengetahui hubungan antara karakteristik terhadap perilaku. Metode: jenis penelitian metode kuantitatif desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 454 orang. Sampel sebanyak 156 menggunakan systematic random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan chi square. Hasil: hampir seluruhnya (99%) perilaku orang tua positif mempersiapkan new normal pada anak. Uji Chi-Square test umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan dengan tingkat kemaknaan ? = 0,05 didapatkan bahwa ? < ?. Kesimpulan: jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan orang tua tidak berhubungan dengan perilaku. Perbedaan karakteristik pada orang tua tidak menjadikan alasan bagi orang tua untuk tidak mempersiapkan anak beradaptasi dengan kebiasaan baru. Semua orang tua harus bisa memberikan edukasi kepada anak terkait kebiasaan baru dengan menggunakan proktokol kesehatan yang benar sehingga semua anak tetap dapat beraktivitas di luar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
Play Paper Scissors For Development Fine Motorcy Of Children With Graphic Disabilities: Bermain Menggunting Kertas Untuk Perkembangan Motorik Halus Anak Tuna Grahita Prihatini, Monika Sawitri; Ririn Probowati; Mamik Ratnawati; Arunachalam, Meahendran
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2023): JPM | September 2023
Publisher : UPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v9i2.1772

Abstract

Pendahuluan Tuna Grahita atau Retardasi Mental ditandai dengan ketidakmampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional serta menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat. Perkembangan anak Tuna Grahita sangat terlambat dibandingkan anak normal terutama dalam perkembangan motorik, bahasa, sosial dan kognitif. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motorik halus dengan terapi bermain menggunting kertas. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melatih motorik halus pada anak Tuna Grahita agar memiliki koordinasi tangan dan mata yang baik. Metodologi Metode pengabdian yang digunakan adalah dalam bentuk pengajaran dan demontrasi. Kegiatan dilaksanakan di salah satu SLB di Kabupaten Jombang yang dilaksanakan selama 4 hari. Usia peserta pengabdian antara 7-12 tahun.  Setiap hari anak bermain menggunting kertas dengan waktu sekitar 10-15 menit. Hari pertama menggunting gambar bangun ruang persegi lima, hari kedua menggunting gambar buah jeruk, hari ketiga menggunting gambar burung dan hari terakhir menggunting gambar mobil. Hasil hasil pengabdian ini bahwa motorik halus pada anak Tuna Grahita tidak banyak mengalami perubahan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Mata dan tangan belum bisa berkoordinasi dengan baik sehingga pada saat mengguting masih mendapatkan bantuan dari tim anggota pengabdian masyarakat. Diskusi/Pembahasan Terapi menggunting dapat meningkatkan motorik halus pada anak dengan tuna grahita tetapi harus dilaksanakan dengan sering dan berkelanjutan serta membutuhkan bimbingan saat melakukan kegiatan ini. Manfaat lain dari terapi ini adalah dapat tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga anak dapat ikut serta mengikuti kegiatan tanpa paksaan.
The Application of Story Telling in Pre – School Children Towards Language Ability Mamik Ratnawati; Monika Sawitri Prihatini; Heni Maryati; Ririn Probowati; Fitri Firranda Nurmalisyah; Edy Siswantoro
STRADA : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2020): May
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/sjik.v9i1.241

Abstract

The development of children under five is very important part. Various forms of disease, malnutrition, lack of and love stimulation at this age will lead a negative impact that persists until adulthood even to old age. The purpose of this study is to determine the differences in language skills of children with the treatment of story telling methods without story telling. The method this study used quasy experiment with pre test – post test design of treatment and control group. A sample of 50 children in the Nusantara and Kasih Bunda play ground in Sudimoro Village, Megaluh, Jombang. Sampling was carried out using a simple ramdom sampling. The results of study found that treatment group had an influence of story telling on language skills in pre-school children, whereas there were no differences in story telling of language skills in the treatment and control groups.
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG SERUNI RSUD JOMBANG Pradira Triwahyu Purna Pramesti; Monika Sawitri Prihatini; Yuliati Alie
Jurnal Insan Cendekia Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Insan Cendekia Vol 3 No 2
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah yang dihadapi anak dengan rawat inap adalah kecemasan sehingga menyebabkan anak tidak bisa kooperatif, yang ditunjukkan dengan sikap menolak pada proses perawatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperatif anak usia prasekolah di Ruang Seruni RSUD Jombang. Desain penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan One-group pra-post test design. Populasi adalah semua anak prasekolah yang rawat inap di Ruang Seruni RSUD Jombang sejumlah 52 anak. Besar sampel 14 responden dengan  teknik Purposive Sampling. Variabel independen adalah terapi bermain dan variabel dependen adalah tingkat kooperatif anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (74,4%) memiliki sikap kooperatif yang negatif sebelum diberikan terapi bermain dan  sebagian besar responden (78,6%) memiliki sikap kooperatif yang positif sesudah diberikan terapi bermain. Berdasarkan uji statistik terdapat pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperatif anak, dengan tingkat signifikansinya 0,005 dimana <0,05. Ada pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kooperatif anak usia prasekolah selama menjalani perawatan di rumah sakit. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi ruangan untuk menurunkan kecemasan anak. Kata Kunci : Anak Usia Prasekolah, Rawat Inap, Terapi Bermain, Tingkat Kooperatif