Rosmadewi Rosmadewi
Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum Primipara Warjidin Aliyanto; Rosmadewi Rosmadewi
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.803 KB) | DOI: 10.26630/jk.v10i1.1211

Abstract

Mother's milk (ASI) have a role a very important role in the baby's growth process that starts from the beginning of its birth, so it is expected that breast milk production in postpartum mothers can meet the needs of babies at the beginning of their lives. The problem in this study was that 54% of primipara postpartum mothers had not yet produced breast milk on day 3 or 4. According to Istiqomah et al (2014), Zakaria's research (2016), the papaya fruit and Moringa leaf act as Laktogogum which can increase milk production and facilitate breast milk expenditure. This study aims to determine the effectiveness of consumption of young papaya vegetables and Moringa leaf vegetables on breast milk production in postpartum primipara mothers in the independent practice of midwives in Bandar Lampung City in 2018. The indicators used to determine breast milk production are seen from baby weight gain at 30 days first life. This type of research is quantitative research using the Quasi-experimental design, namely Non-Equivalent Control Group Design. The subjects of the study were 90 primiparous postpartum mothers. Data collection uses primary data. Analysis using the Independent Sample T-Test. The results showed increased breast milk production in primipara postpartum mothers who consumed young papaya vegetables seen from the average increase in baby weight at 30 days at 930 grams and primipara postpartum mothers who consumed kelor leaf vegetables on average baby weight gain 1270 gram. Whereas in primipara postpartum mothers who did not consume young papaya and kelor leaf vegetables, the average increase in body weight of infants aged 30 days were 847 grams. There was a significant difference in breast milk production in primiparous postpartum mothers between those who consumed young papaya vegetables and Moringa leaf vegetables to increase infant weight at 30 days with p-value 0.001. As for effectiveness, consumption of vegetable Moringa leaves is more effective at increasing the baby's weight at 30 days of age compared to consuming young papaya vegetables. 
Pengaruh Konsumsi Madu terhadap Lama Persalinan Kala I dan Kala II Rosmadewi Rosmadewi; Ranny Septiani
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v12i1.2547

Abstract

The proportion of incidence of prolonged labor is 4,3 and is the second order of birth disorders or complications after premature rupture of membranes. The problem in this study was that 9% of women who gave birth were referred to the hospital because they experienced prolonged labor/labor was not advanced. This study aims to determine the effect of honey consumption on stage I and stage II labor duration in third-trimester multigravida pregnant women at PMB Karang Anyar Community Health Center, South Lampung Regency in 2019. This type of research is a quantitative (analytical) research method using a true experimental design with a post-test design only control group design. The subjects of the study were 90 third trimester multigravida, pregnant women. Data collection uses primary data. Univariate data analysis using percentages and bivariate analysis using chi-square. The results showed that there was an effect of giving honey consumption to third-trimester multigravida pregnant women on the first stage of labor with a p-value of 0,05 and there was an effect on the duration of labor in the second stage with a p-value of 0,02. Midwives as service providers to pregnant women and women who give birth advise mothers to consume honey 2-3 tablespoons 2 times a day from 34 weeks of gestation for good uterine contractions and increase the strength of the mother to push during the labor process.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN METRORAGIA Mardiana Zakir; Rosmadewi Rosmadewi
Jurnal Keperawatan Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.159 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v9i2.358

Abstract

Metroragia merupakan gangguan menstruasi yang terjadi dengan interval atau jika terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi. Masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya kejadian metroragia (39%) di RSUD A.Yani Metro tahun 2012 dibandingkan dengan kasus gangguan sistim reproduksi yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian metroragia. Rancangan penelitian menggunakan kasus kontrol. Populasi dalam penelitian semua pasien yang menderita gangguan kesehatan reproduksi berjumlah 370 orang. Sampel dalam penelitian adalah kasus yaitu pasien yang mengalami metroragia yang berjumlah 65 orang dan kontrol yaitu pasien yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi lainnya yang berjumlah 65 orang. Pengumpulan data menggunakan data sekunder. Analisa data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian metroragia yaitu endometriosis (pv=0,005;OR 3,005), polip serviks (pv=0,001;OR 4,461), servisitis (pv=0,001; OR 4,390), dan kontrasepsi hormonal (pv=0,034;OR 2,280). Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan antara endometriosis, polip serviks, servisitis dan kontrasepsi hormonal dengan kejadian metroragia. Saran yang penulis ajukan, agar tenaga kesehatan menginformasikan kepada masyarakat terutama kaum perempuan tentang gejala-gejala yang menunjukkan keadaan metroragia, sehingga dapat diatasi dengan tuntas agar penyakitnya tidak bertambah berat.
Hubungan Usia, Paritas, Pekerjaan dan Stres dengan Emesis Gravidarum di Kota Bandar Lampung Novita Rudiyanti; Rosmadewi Rosmadewi
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.256 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v15i1.1253

Abstract

Emesis gravidarum, dialamioleh sekitar 70-80% wanita hamil, pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Faktor yang mempengaruhi yaitu usia, kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dan muntah terjadi pada umur dibawah 20 dan diatas 35 tahun terjadi akibat faktor psikologis.  Ibu yang bekerja sebanyak 36 orang (55,4%), sedangkan ibu yang tidak bekerja sebanyak 29 orang (44,6%). Masalah dalam penelitian ini adalah angka kejadian emesis gravidarum pada trimester pertama menunjukkan persentase yang cukup tinggi yaitu sebanyak 66% pada trimester pertama mengalami mual dan gejala yang sering terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida, usia yang bervariasi, kondisi  psikologis yang berbeda-beda.Tujuan penelitian adalah mengetahui Hubungan dari Usia, Paritas, Pekerjaan dan Stress dengan Emesis Gravidarum di Kota Bandar Lampung. Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional,  dilakukan pada bulan Oktober - Desember  2018,   sampel  adalah 90 orang, alat pengumpulan data adalah kuesioner dengan tehnik angket. Analisis data adalah univariat, bivariat menggunakan Chi square serta multivariat.Hasil penelitian yaitu dari 90 responden terdapat usia beresiko 70%, multigravida 62,2%, Bekerja 51,1%, tidak stress 56,7%.Ada hubungan yang signifikan antara usia, pekerjaan dan stress dengan Emesis Gravidarum. Variabel yang paling dominan adalah Pekerjaan. Peneliti menyarankan melakukan konseling pra nikah dan saat ANC tentang pengetahuan perubahan fisiologis kehamilan terutama rasa mual dan muntah yang dialami saat trimester I menjadi lebih baik dan kondisi psikologis ibu lebih siap untuk menerima kehamilannya. 
Hubungan Penggunaan Partograf dengan Keputusan Klinik pada Persalinan Kala I di RB/Bps Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2011 Rosmadewi Rosmadewi; Helmi Yenie
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol 5, No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkm.v5i1.1406

Abstract

Angka kematian Ibu di Indonesia saat ini 228/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita 34/1.000 kelahiran hidup. Insiden inidapat dikurangi salah satunya dengan menggunakan partograf saat menolong persalinan. Di Kabupaten Lampung Utara persalinan dengan kasus rujukan sebanyak 326 kasus, diantaranya persalinan macet sebanyak 56 persalinan. Sedangkan jumlah kasus partus lama yangdi rujuk ke RSUD Ryacudu Kota Bumi pada bulan Januari sampai Juni 2011 berjumlah 35 kasus. Masalah dalam penelitian ini adalah masuh ditemui kasus rujukan oleh bidan dengan partus lama. Tujuan penelitain untuk mengetahu hubungan penerapan penggunaan partograf dengan pengambilan keputusan klinik pada persalinanan kala I di RB/BPS wilayah Dinas Kementrian Kesehatan Kabupaten Lampung Utara tahun 2011. Desain penelitian adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian 202 bidan dan sampel dilakukan dengan observasi menggunakan alat checklist. Analisa data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian tentang pengambilan keputusan klinik yang tepat 58,21% dan tidak tepat 41,79% dengan nilai partograf pada persalinan kala I dengan pengambilan keputusan klinik di RB/BPS wilayah Dinas Kementrian Kesehatan Kabupaten Lampung Utara tahun 2011. Oleh karena itu pentingnya penerapan penggunaan partograf untuk memantau kemajuan persalinan pada kala I sehingga pengambilan keputusan klinik dapat dilakukan dengan tepat.