Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Limbaga (Proverbs) Simalungun as a Source of Forming Character Education Asriaty R. Purba; Herlina Herlina; Jamorlan Siahaan
Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education (BirLE) Journal Vol 3, No 3 (2020): Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education, August
Publisher : BIRCU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birle.v3i3.1459

Abstract

This research is entitled Limbaga (Proverbs) Simalungun as a Source of Formation of Character Education. Character education is a human activity to establish peace-loving and prosperous personalities in order to build their own personal character and people around them. Character education is closely related to moral education which aims to shape and practice one's ability to perfect him in a better direction. Character education has been applied since childhood. Character education can be done in their family, school and community. The purpose of this study is to describe the character values contained in limbaga (proverbss) that can be used as a source of character education. This research belongs to the category of descriptive qualitative research. The results showed that there were 9 (nine) character values contained in the Simalungun limbaga (proverbs) namely: religious, hard working, honest, disciplined, independent, rewarding achievement, responsibility, social care, and peace-loving.
Tradisi Mangalat Horbo Dalam Upacara Saurmatua Etnik Batak Toba: Kajian Kearifan Lokal Edi Winarto Sihombing; Jekmen Sinulingga; Jamorlan Siahaan
Kode : Jurnal Bahasa Vol 10, No 4 (2021): Kode: Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.623 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v10i4.30737

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan tahapan-tahapan daritradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua, fungsi yang terkandungdalam tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua, nilai-nilai kearifanlokal yang terkandung dalam tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori speaking yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974), teori fungsi yang di ungkapkan oleh Leech(1992), teori kearifan lokal yang dikemukakan oleh Sibarani (2014). Adapunmetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat penulis simpulkan adalah (1) 3 tahapan persiapan dan 8 tahapan pelaksanaan dalam tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua, adapun tahapan tersebut adalah pasada tahi, mompo/manggopoi, marriaraja, tortor bius, tortor pangurason, tortor tunggal panaluana, pajonjong borotan, manogu horbo, mangalahat horbo, padalan jambar, sipitu dae. (2) terdapat/terkandung fungsi tahapan persiapan dan 8 tahapan pelaksanaan tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua. (3) terdapat 13 nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua, yaitu, kesetiakawanan sosial, kerukunan & penyelesaian konflik, kesopansantunan, rasa syukur, kesejahteraan, pendidikan, pelestarian dan kreatifitas budaya, pengelolaan gender, kerja keras, pengendalian diri, gotong royong, disiplin, dan tanggung jawab.
TRADISI PASAHAT INDAHAN NASINAOR PADA ETNIK BATAK TOBA DI DESA KELURAHAN PARGARUTAN, KECAMATAN SORKAM, KABUPATEN TAPANULI TENGAH KAJIAN: TRADISI LISAN Juliana Pera Situmeang; Jamorlan Siahaan
Kompetensi : Jurnal Pendidikan dan Humaniora Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIBA Vol 15 No 2 (2022): Kompetensi
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.407 KB)

Abstract

Secara umum  kata “pasahat” adalah “ memberikan” dan kata “Indahan”  yaitu “Nasi/ Makanan”. Dan kata “Nasinaor” merupakan kata yang dapat dikutip dari kata “Parsaoran/marsaor” yang dapat diartikan dengan kata pergaulan yang memiliki rasa persaudaran yang tinggi. Sehingga dapat diartikan bahwa tradisi adat indahan nasinaor ini merupakan acara adat yang bertujuan untuk menjalin rasa persaudaraan supaya semakin kompak satu sama lain. Tradisi lisan merupakan kegiatan budaya tradisional suatu kumpulan komunitas yang diwariskan secara turun temurun dari media lisan dari satu individu ke individu lain dari susunan kata lisan (verbal) maupun tradisi tradisi lain yang bukan lisan. Adapun tujuan dari artikel ini adalah untuk mendeartikelkan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses adat indahan nasinaor, mendeartikelkan fungsi kegiatan adat indahan nasinaor, mendeartikelkan nilai-nilai tradisi lisan pada setiap tahapan adat indahan nasinaor. Teori yang digunakan  teori Tradisi Lisan yang dikemukakan Oleh Robert Sibarani. Dalam artikel ini menggunakan metode deskriptif. Hasil yang didapat dalam artikel ini terdapat delapan tahapan adat indahan nasinaor, fungsi acara adat indahan nasinaor, dan sembilan nilai-nilai tradisi lisan dalam setiap tahapan adat indahan nasinaor .