Meiske S. Sangi
Universitas Sam Ratulangi

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DARI DAUN TURI (Sesbania grandiflora Pers) Makalalag, Ardi Kurniawan; Sangi, Meiske S.; Kumaunang, Maureen G.
CHEMISTRY PROGRESS Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.8.1.2015.9442

Abstract

This study aimed to analyze the class of secondary metabolites contained in turi leaves and determine potential acute toxicity of the ethanol extract of the leaves turi. Stages of the study include testing of phytochemical include alkaloids, triterpenoid/steroid, tannin, flavonoids and saponin tests. Further testing the toxicity of ethanol extracts by the method of BST. Phytochemical analysis results showed that the turi leaves contain saponin and tannin, both on fresh samples as well as on dry samples. Results of testing the toxicity of ethanol extracts of leaves turi generate LC50 values of 119.93 ppm on a fresh sample and 108.16 ppm on dry samples. It was concluded that turi leaves extract having phytochemical components which was toxic characteristic.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam daun turi dan menentukan potensi toksisitas akut dari ekstrak etanol daun turi. Tahapan penelitian ini meliputi pengujian fitokimia yang meliputi uji alkaloid, triterpenoid/steroid, tanin, flavonoid dan saponin. Selanjutnya dilakukan pengujian toksisitas ekstrak etanol dengan metode BST. Hasil analisis fitokimia pada daun turi menunjukan bahwa daun turi mengandung saponin dan tannin, baik pada sampel segar maupun pada sampel kering. Hasil pengujian toksisitas ekstrak etanol daun Turi menghasilkan nilai LC50 sebesar 119,93 ppm pada sampel segar dan 108,16 ppm pada sampel kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak daun turi memiliki fitokimia komponen yang bersifat toksik.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI DARI BIJI JAGUNG (Zea mays L.) Sembiring, Elia; Sangi, Meiske S.; Suryanto, Edi
CHEMISTRY PROGRESS Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.9.1.2016.13908

Abstract

The purpose of this research was to determined antioxidant activity of extract and various fractions of corn kernels. Extract and fractions of corn kernels were evaluated for total phenolic content, antioxidant capacity with phosphomolybdate and free-radical scavengers activity with DPPH (1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl) method. The result of this study shows that the ethyl acetate fraction had the highest total phenolic content of 49.59 mg/kg, followed by aquadest fraction, n-hexane fraction, and butanol fraction. The total antioxidant activity indicates that the greater the concentration of corn kernels’ fraction, it also increases the antioxidant activity and the n-hexane fraction has the highest total carotenoid of 1.433 mg/g, followed by the fractions of ethyl acetate, ethanol, butanol, and water. The total carotenoid content indicates that carotenoid compound have an important role as an antioxidantPenelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak dan berbagai fraksi dari biji jagung. Ekstrak dan fraksi biji jagung dievaluasi untuk kandungan total fenolik, total karotenoid, kapasitas antioksidan dengan metode fosfomolibdat dan aktivitas penangkal radikal bebas dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl). Hasil penelitian menunjukkan fraksi etil asetat biji jagung memiliki kandungan total fenolik paling tinggi yaitu 49,59 mg/kg diikuti dengan fraksi air, fraksi n-heksana dan fraksi butanol.Total aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi fraksi biji jagung maka semakin meningkat juga aktivitas antioksidan dan fraksi n-heksana memiliki kandungan total karotenoid yang tinggi yaitu 1,433 mg/g diikuti dengan fraksi etil asetat, ekstrak etanol, fraksi butanol dan fraksi air.
KINETIKA FOTODEGRADASI METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN KOMPOSIT AG3PO4/AG/HAP TULANG IKAN KAKAP MERAH (LUTJANUS SP.) Pangajow, Stoflly E. M.; Wuntu, Audy; Sangi, Meiske S.
CHEMISTRY PROGRESS Vol 12, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.12.2.2019.27930

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini untuk mengkaji kinetika fotodegradasi methylene blue (MB) menggunakan komposit Ag3PO4/Ag/HAp tulang ikan kakap merah (Lutjanus sp.).  Serbuk tulang ikan yang dikalsinasi hingga 1000ºC dan direaksikan dengan AgNO3 dengan rasio mol 5:1 (Ag:HAp) dan dihasilkan komposit Ag3PO4/Ag/HAp. Larutan MB diinteraksikan dengan komposit dengan variasi waktu 5-180 menit dibawah radiasi cahaya tampak. Konsentrasi MB yang tersisa ditentukan ditentukan dengan spektrofotometer UV-Vis dan data yang diperoleh dianalisis dengan model kinetika reaksi orde ke-1 dan ke-2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fotodegradasi MB oleh komposit Ag3PO4/Ag/HAp mengikuti model kinetika fotodegradasi orde ke-2. ABSTRACT The purpose of this research was to study the kinetics of methylene blue (MB) photodegradation using composite Ag3PO4/Ag/HAp bone fish of red snapper (Lutjanus sp.). Fish bone powder which was calcined to 1000ºC and reacted with AgNO3 with mole ratio of 5 : 1 (Ag: HAp) and produced Ag3PO4/Ag/HAp composite. MB solution was interacted with composites with variation of time 5-180 minutes under visible light radiation. The remaining MB concentrations determined were determined by a UV-Vis spectrophotometer and the data obtained were analyzed with first and second order reaction kinetics model. The results showed that MB photodegradation by Ag3PO4/Ag/HAp composites followed the 2nd order photodegradation kinetics model. 
KOMPOSISI KIMIA ASAM-ASAM LEMAK PADA DAGING IKAN TERI (Stophelorus sp.) Sari, Indah Permata; Pontoh, Julius; Sangi, Meiske S.
CHEMISTRY PROGRESS Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.11.2.2018.27942

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi kimia asam-asam lemak pada daging ikan teri (Stophelorus sp.) dengan menggunakan metode kromatografi gas. Penelitian ini dimulai dengan pengujian kadar air yang diperoleh sebesar 69,9% dan kadar lemak sebesar 5,09%. Ekstrak minyak ikan yang diperoleh di transesterifikasi basa menggunakan metode derivatisasi kemudian diinjeksikan pada alat kromatografi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak ikan teri memiliki asam lemak jenuh sebesar 45,83% dan asam lemak tak jenuh sebesar 54,18%. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa daging ikan marlin biru mengandung asam miristat, palmitat, palmitoleat, stearat, oleat, linoleat, linolenat, EPA dan DHA. ABSTRACTThis study aims to determine the chemical composition of fatty acids in anchovy meat (Stophelorus sp.) using gas chromatography method. This is study began with testing the obtained water content of 69,9% and fatty content of 5,09%. The extract of fish oil obtained in base transesterifiction using derivatization method is then injected into gas chromatography device. The result showed that anchovy oil had saturated fatty acids of 45,83% and unsaturated fatty acids of 54,18%. The result of this study concluded that anchovy meat contained myristic, palmitic, palmitoleic, stearic, oleic, linoleic, EPA and DHA acids. Keywords: Anchovy, fatty acids, gas chromatography
Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Sebagai Minyak Goreng yang Dibuat dengan Metode Pengadukan dengan Adanya Penambahan Kemangi (Ocimum sanctum L.) Maradesa, Riliani P.; Fatimah, Feti; Sangi, Meiske S.
Jurnal MIPA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.1.2014.3906

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas VCO sebagai minyak goreng yang dibuat dengan menggunakan metode pengadukan dengan adanya penambahan kemangi (Ocimum sanctum) serta perbandingannya dengan VCO tanpa penambahan kemangi. Parameter kualitas yang diuji yaitu bobot jenis, bilangan peroksida, dan asam lemak bebas (FFA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kemangi tidak memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas VCO karena kualitas VCO kontrol lebih baik dibandingkan VCO kemangi pada semua tahap penggorengan.A research had been conducted to determine the quality of VCO as cooking oil, prepared by mixing method, which was added with basil (Ocimum sanctum) and to compare it with VCO without basil. Parameters tested were specific weight, peroxide number, and free fatty acid. The results showed that the addition of basil did not give a good effect on the VCO quality which was reflected in the lower quality of basil-added VCO than that of VCO without basil at each frying stage.
Penggunaan Karbon Aktif Cangkang Pala - TiO2 Untuk Fotodegradasi Zat Warna Metanil Yellow Patiung, Grace Aprianne Bellatrix; Wuntu, Audy D.; Sangi, Meiske S.
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5991

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh perbandingan berat karbon aktif cangkang pala (KA) : titanium dioksida (TiO2), konsentrasi awal metanil yellow, dan lama penyinaran UV pada jumlah metanil yellow yang terdegradasi menggunakan KA-TiO2. KA dibuat melalui aktivasi arang cangkang pala menggunakan NaCl pada 700 oC. Pembuatan fotokatalis KA-TiO2 dengan perbandingan berat 0,1:9,9 (KA 1%) dan 0,5:9,5 (KA 5%) dilakukan dengan cara sonifikasi. Interaksi KA-TiO2 dengan metanil yellow dilakukan pada konsentrasi awal 2, 4, 6, 8, 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm selama 3 jam. Eksperimen pengaruh lama penyinaran dilakukan pada variasi 1, 2, 3, 4, 5, 18, dan 20 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi awal dan makin lama penyinaran, makin banyak metanil yellow terdegradasi. Fotokatalis dengan perbandingan berat KA:TiO2 0,1:9,9 mendegradasi metanil yellow lebih banyak dengan persen degradasi maksimum 66% pada konsentrasi awal 6 ppm.A research had been done to determine the effect of weight ratio of nutmeg shell activated carbon (KA) : titanium dioxide TiO2, initial concentration of metanil yellow, and UV irradiation time on the quantity of metanil yellow degraded using KA-TiO2. KA was prepared by activating nutmeg shell charcoal using NaCl at 700 oC. KA-TiO2 having weight ratio of 0.1:9,.9 (KA 1%) and 0.5:9.5 (KA 5%) were prepared by sonification. Interaction of KA-TiO2 with metanil yellow was performed at initial concentration of 2, 4, 6, 8, 10, 20, 30, 40, and 50 ppm for 3 hours. The experiment of UV irradiation time was performed at 1, 2, 3, 4, 5, 18, and 20 hours. The results showed that the higher the initial concentration of metanil yellow and that the longer the irradion time, the higher the amount of metanil yellow degraded. KA:TiO2 having weight ratio of 0.1:9.9 degraded more metanil yellow than that of 0.5:9.5 with maximum degradation of 66% at initial concentration of 6-10 ppm.
Uji Kualitas Minyak Biji Adas (Foeniculum vulgare) yang diperoleh dengan Metode Soxhletasi Kojong, Vinny Ch. O.; Sangi, Meiske S.; Pontoh, Julius
Jurnal MIPA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.2.2.2013.3031

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menguji kualitas minyak biji adas (Foeniculum vulgare) yang diperoleh dengan metode soxhletasi. Biji adas dikenal sebagai allround flavoring agent karena memiliki aroma yang khas, sehingga banyak digunakan dalam bidang farmasi maupun industri.  Minyak adas tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya anetol yang memberikan aroma yang harum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas minyak biji adas yang dihasilkan dengan menggunakan metode soxhletasi. Biji adas diekstraksi dengan menggunakan metode soxhletasi. Rendemen yang diperoleh diuji kualitasnya berdasarkan standar Food Chemical Codex. Hasil penelitian menunjukkan rendemen rata-rata minyak biji adas adalah 34,95%. Minyak adas hasil soxhletasi yang diuji kualitasnya diperoleh hasil yang baik dengan nilai indeks bias 1,4779, bobot jenis 0,9873, kelarutan dalam alkohol 90% pada perbandingan 1:3 dan jernih pada perbandingan 1:7, dan bilangan asam rata-rata 2,81. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas minyak biji adas dengan metode soxhletasi memberikan hasil yang baik.A research aimed to determine fennel (Foeniculum vulgare) seed oil quality obtained by soxhletation had been accomplished. Fennel seed is known as all round flavoring agent for its distinctive odour and it is widely used in pharmaceutical and industrial fields. Fennel oil is an aromatic oil that contains anetol as its main component which gives a fragrant aroma. The objective of this research was to analyze the quality of fennel seed oil produced by using soxhlet. The analysis was based on the description by Food Chemical Codex. The average yield of fennel seed oil was 34.95% with refractive index of 1.47798 and specific gravity of 0.98732. The oil was soluble in alcohol 90% at a ratio of 1:3 and produce a clear miscible liquid at a ratio of 1:7. In additon, it had acid number of 2.809. The results showed that good quality fennel oil could be obtained by soxhletation.
Perbandingan Aktivitas Antioksidan Dari Tongkol Jagung (Zea mays L.) Segar dan Kering Dengan Metode Refluks Saryana, Ryan Vanly; Suryanto, Edi; Sangi, Meiske S.
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5858

Abstract

Tujuan pada penelitian ini adalah menentukan potensi antioksidan ekstrak air dari tongkol jagung. Tongkol jagung yang sudah dikering anginkan digiling sedangkan yang segar hanya dicincincang hingga halus kemudian diekstraksi menggunakan metode refluks selama 0, 1, 2, 3 dan 4 jam menggunakan pelarut akuades. Analisis kandungan total fenolik, flavonoid dan tanin terkondensasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Untuk penentuan penangkal radikal bebas menggunakan metode 1.1-diphenyl-2.-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tongkol jagung kering memiliki kandungan total senyawa fenolik, flavonoid dan DPPH  terbaik dengan pemanasan selama 4 jam. Akan tetapi total tanin terkondensasi terbaik terdapat pada tongkol jagung segar dengan pemanasan selama 4 jam.The purpose of this study was to determine the antioxidant potential of water extract of corn cobs. Corn cobs wind dried milled while fresh only chopped until smooth then extracted using the reflux method for 0, 1, 2, 3 and 4 hours using distilled water solvent. Analysis of total phenolic content, flavonoids and condensed tannins using UV-Vis spectrophotometer. For the determination of free-radical scavengers using the method of 1.1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). The results of this study indicate that the dried corn cobs have the best content of total phenolic compounds, flavonoids and DPPH by heating for 4 hours. But, the total condensed tannins are best fresh on corn cob with heating for 4 hours.
Pengaruh Ukuran Bahan terhadap Rendemen dan Kualitas Minyak Biji Pala (Myristica Fragrans Houtt) dengan Metode Soxhletasi Saranaung, Andika; Sangi, Meiske S.; Katja, Dewa G.
Jurnal MIPA Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.7.1.2018.19282

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, salah satunya ialah tanaman rempah-rempah. Di antara rempah-rempah utama Indonesia, pala merupakan salah satu rempah-rempah yang cukup tinggi nilainya sehingga perlu dikembangkan pemanfaatannya. Tujuannya menentukan rendemen dan kualitas minyak biji pala 60 mesh, 40 mesh, dan 20 mesh yang diambil dari kabupaten kepulauan talaud dengan metode soxhletasi. Metode yang digunakan adalah soxhletasi dengan pelarut n-hexan. Kualitas minyak biji pala diperoleh dengan menguji bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan ester, dan kelarutan dalam etanol 90%. Hasil yang diperoleh dengan soxhletasi minyak biji pala rendemennya adalah 60 mesh (39,61%), 40 mesh (37,52%), dan 20 mesh (28,09%). Bilangan asam 60 mesh (3,9777%), 40 mesh (3,8967%), dan 20 mesh (3,4928%). Bilangan peroksida 60 mesh (0,0114%), 40 mesh (0,0118%), dan 20 mesh (0,0149%). Bilangan ester 60 mesh (29,2059%), 40 mesh (30,0777%), dan 20 mesh (31,5288%), dan kelarutan dalam etanol 90% mendekati nilai yang ditetapkan SNI yaitu 1:1. Hasilnya menunjukkan bahwa rendemen minyak biji pala paling banyak adalah 60 mesh dan kualitas minyak terbaik adalah 20 mesh.Indonesia is a country which has various types of plants that can be utilized by humans one of plants is a spice plant. Among the main spices of Indonesia, nutmeg is one of the spices that is high enough value so that it needs to be developed utilization. The purpose of this research is to determine the rendemen and  its quality of nutmeg seed oil of 60 mesh, 40 mesh, and 20 mesh taken from talaud islands by soxhletasi method with n-hexan solvent. The quality of nutmeg seed oil obtained by testing acid number, peroxide number, ester number, and solubility in ethanol 90%. The results obtained with soxhletasi of nutmeg seed oil are 60 mesh (39,61%), 40 mesh (37,52%), and 20 mesh (28,09%). Acid numbers are 60 mesh (3,9777%), 40 mesh (3,8967%), and 20 mesh (3,4928%). Peroxide numbers are 60 mesh (0,0114%), 40 mesh (0,0118%), and 20 mesh (0,0149%). The ester numbers are 60 mesh (29,2059%), 40 mesh (30,0777%), and 20 mesh (31,5288%), and the solubility in ethanol is 90% close to the value set by the SNI that is 1:1. The results show that the rendement of 60 mesh nutmeg seed oil is most and the best quality oil is 20 mesh
Pengaruh Penambahan Emulsifier dan Stabilizer Terhadap Kualitas Santan Kelapa Sidik, Suci L.; Fatimah, Feti; Sangi, Meiske S.
Jurnal MIPA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.2.2.2013.1991

Abstract

Santan merupakan emulsi minyak dalam air yang diperoleh dengan cara memeras daging buah kelapa segar yang telah dihaluskan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan waktu penyimpanan santan. Beberapa teknik yang digunakan adalah asteurisasi, variasi kecepatan putar maupun pengaruh suhu dingin untuk menambah waktu simpan santan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penambahan emulsifier dan stabilizer terhadap kualitas santan kelapa. Kualitas yang diukur yaitu stabilitas emulsi pada berbagai perbandingan kelapa parut:air, jenis emulsifier serta konsentrasi stabilizer. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa krim santan yang diperoleh dari ekstraksi kelapa parut:air dengan perbandingan 4:1 memiliki stabilitas emulsi terbaik hingga jam ke-10. Pemakaian emulsifier sintetik polyoxyethylene (20) sorbitan monostearat dengan konsentrasi 1.00% dan stabilizer guar gum dengan konsentrasi 0.75% dapat meningkatkan stabilitas emulsi hingga mencapai 100% pada pengamatan sampai hari ke-13.Coconut milk is an oil-in-water emulsion obtained by squeezing fresh coconut meat. Several studies have been done to improve coconut milk storage time. Several techniques used to increase  storage time of coconut milk are pasteurization, rotational speed variation and the use of low temperature. This study was aimed to determine the effect of emulsifier and stabilizer to the quality of coconut milk. Quality measured was the stability of emulsion at several ratio of cocout to water, type of emuslifier, and stabilizer concentration. The result revealed that  coconut milk cream obtained from the extraction of coconut:water ratio of 4:1 has the best emulsion stability up to 10 hours. The use of 1.00% synthetic emulsifier polyoxyethylene (20) sorbitan monostearate and 0.75% stabilizer guar gum increased the stability of the emulsion up to 100% at day 13.