Meiske S. Sangi
Universitas Sam Ratulangi

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Kinetika Adsorpsi Gas Benzena Pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa Holle, Rizky B.; Wuntu, Audy D.; Sangi, Meiske S.
Jurnal MIPA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.2.2.2013.2997

Abstract

Telah diteliti kinetika adsorpsi gas benzena pada karbon aktif tempurung kelapa yang diaktivasi dengan NaCl dengan tujuan menentukan model kinetika yang dapat diaplikasikan untuk adsorpsi gas benzena pada karbon aktif tempurung kelapa. Data adsorpsi dianalisis dengan menggunakan empat model persamaan laju adsorpsi yaitu (1) persamaan laju order pertama pseudo Lagergren, (2) persamaan laju order kedua pseudo Ho, (3) persamaan Elovich, dan (4) persamaan Ritchie. Hasil kajian menunjukkan bahwa model kinetika dengan persamaan laju order ke-2 pseudo Ho adalah yang paling sesuai diaplikasikan untuk adsorpsi gas benzena pada karbon aktif tempurung kelapa. Dari model kinetika order ke-2 pseudo Ho diperoleh konstanta adsorpsi benzena sebesar 1,63x10-4 g mg-1 min-1. Nilai energi adsorpsi menunjukkan bahwa benzena teradsorpsi secara fisik pada adsorben.Kinetics of gaseous benzene adsorption on coconut shell NaCl-activated carbon had been studied. The research was aimed to determine the appropriate kinetic model applied to gaseous benzene adsorption on the adsorbent. Adsorption data was analyzed using four kinetic models of adsorption rate equation, which were (1) Lagergren’s pseudo first order rate equation, (2) Ho’s pseudo second order rate equation, (3) Elovich‘s equation, and (4) Ritchie’s equation. The results showed that the Ho’s pseudo second order rate equation was best applied to gaseous benzene adsorption on coconut shell activated carbon. The second order rate constant for benzene adsorption was 1.63x10-4 g mg-1 min-1. The value of adsorption energy showed that benzene was physically adsorbed on the adsorbent.
Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium IPA Sangi, Meiske S.; Tanauma, Adey
Jurnal MIPA Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.7.1.2018.18958

Abstract

Laboratorium adalah tempat untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang memerlukan dorongan budaya keselamatan dan keamanan, sehingga lingkungan itu menjadi tempat yang aman untuk mengajar, belajar, dan bekerja. Pengelolaan keselamatan dan keamanan laboratorium IPA merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna, oleh karena itu setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Staf guru dan murid SMA merupakan salah satu pengguna fasilitas laboratorium yang perlu memahami pengelolaan tentang keselamatan dan keamanan laboratorium.Saat mengelolah bahan laboratorium, tidak semua resiko bisa ditiadakan.Keselamatan dan keamanan laboratorim dapat ditingkatkan melalui penilaian resiko berdasarkan informasi dan pengelolaan resiko yang cermat.Bahan kimia ramah lingkungan merupakan falsafah perancangan produk dan proses yang mengurangi atau meniadakan penggunaan dan terciptanya bahan berbahayaThe laboratory is a place to conduct experiments as well as training that require the encouragement of safety and security culture, so that the environment becomes a safe place for teaching, learning, and working. The management of the safety and security in the science laboratory is a shared responsibility of both the manager and the user, therefore everyone involved must be aware and feel compelled to organize, maintain, and work for safety. Teacher staff and high school students are among the users of laboratory facilities who need to understand the management of laboratory safety and security. When managing laboratory materials, not all risks can be eliminated. The safety and security of the laboratory can be enhanced through risk-based risk information and risk assessment. Eco-friendly chemicals are the philosophy of designing products and processes that reduce or eliminate the use and creation of hazardous materials
Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Batang Bawang Laut (Proiphys amboinensis (L.) Herb.) Dapas, Chendy Christy; Koleangan, Harry S. J.; Sangi, Meiske S.
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5992

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai analisis senyawa metabolit sekunder dan uji toksisitas pada batang tanaman bawang laut (Proiphys amboinensis (L.) Herb.) Analisis senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan skrining fitokimia untuk senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin dan tanin pada ekstrak batang tanaman bawang laut segar dan kering dan selanjutnya dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Penentuan toksisitas ekstrak batang tanaman bawang laut menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan hewan uji Artemia salina Leach sebagai bioindikator. Pada skrining fitokimia diperoleh flavonoid dan  steroid positif sedangkan alkaloid, saponin triterpenoid dan tanin negatif. Analisis spektofotometer UV-VIS ekstrak etanol menunjukkan puncak serapan pada 304,40 dan  284,50 nm. Data pengujian toksisitas diperoleh dari analisis Lethality Concentration 50 (LC50) yang dilakukan dengan  metode probit menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Hasil uji toksisitas ekstrak batang tanaman bawang laut menunjukkan bahwa  ekstrak segar maupun kering bersifat sangat toksik dengan nilai LC50 kurang dari 30 ppm, yaitu: 9,978 ppm untuk batang kering dan 3,980 ppm untuk batang segar.A research has been done on the analysis of secondary metabolites and toxicity examination on the stems of the sea onion (Proiphys amboinensis (L.) Herb.). Analysis of secondary metabolites carried out with the phytochemical screening for alkaloid compounds, flavonoids, triterpenoids, steroids, saponins, and tannins in extracts of fresh and dried stems of the sea onion, then analyzed using UV-VIS spectrophotometer. The toxicity determination of stems extract of the sea onion plant was done by using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) with Artemia salina Leach as bioindicator. Phytochemical screening showed positive test for flavonoids and steroids while alkaloids, saponins, triterpenoids, and tannins were negative. UV-VIS  spectrophotometer analysis on ethanol extract showed peaks at 304,40 and 284,50 nm. Data of the toxicity examination was obtained from the analysis of Lethality Concentration 50 (LC50) which were performed with the probit method using SPSS 20. Results of toxicity examination of sea onion stems extract showed that fresh or dried extract are very toxic with LC50 values ​​of less than 30 ppm, namely: 9,978 ppm for fresh stems and 3,980 ppm for dried stems.
Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Marlinda, Mira; Sangi, Meiske S.; Wuntu, Audy D.
Jurnal MIPA Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.1.1.2012.427

Abstract

Biji buah alpukat telah banyak digunakan sebagai obat tradisional, oleh karena itu diperlukan informasi ilmiah tentang kandungan kimia dan efek samping yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam biji alpukat, serta menentukan toksisitas ekstrak biji alpukat berdasarkan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). Skrining fitokimia merupakan suatu tahap seleksi awal untuk mendeteksi golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan. Skrining fitokimia meliputi uji alkaloid, uji triterpenoid dan steroid, uji tanin, uji flavonoid dan uji saponin. Uji toksisitas menggunakan metode BST dengan bioindikator larva Artemia salina Leach. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisis probit menggunakan SPSS 20.0 for Windows untuk mengetahui nilaiLethal Concentration50 (LC50). Berdasarkan skrining fitokimia, biji buah alpukat diketahui mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid dan saponin. Nilai LC50 yang diperoleh berdasarkan uji toksisitas biji buah alpukat mentega segar dan kering, serta biji buah alpukat biasa segar dan kering, yaitu masing-masing sebesar 42,270 mg/L, 36,078 mg/L, 36,924 mg/L, dan 34,302 mg/L.
Isolasi dan Karakterisasi Barcode DNA Tanaman Nusa indah putih (Mussaenda frondosa) Berdasarkan Gen matK Damanis, Jein; Momuat, Lidya Irma; Sangi, Meiske S.; Kumaunang, Maureen
Jurnal MIPA Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.4.2.2015.8527

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan urutan nukleotida dari barcode DNA tanaman Nusa indah putih berdasarkan gen matK dan mengkarakterisasi matK tanaman nusa indah putih dengan analisis in-silico. Isolasi DNA dari tanaman Nusa indah putih telah dilakukan berdasarkan manual prosedur dari InnuPrep Plant DNA kit yang dilanjutkan dengan amplifikasi dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer forward matK-1RKIM-f dan primer reverse matK-3FKIM-r kemudian dielektroforesis dan disekuensing. Sekuensing tanaman  Nusa  indah  putih  menghasilkan  kromatogram  yang  berkualitas  tinggi, dengan panjang sekuens 843 bp. Hasil Analisis in-silico menunjukan matK tanaman nusa indah putih bersifat basa, stabil, dan berinteraksi baik dengan air.A study to determine the nucleotide sequence of the DNA barcode Nusa indah putih plants based on gene matK and to characterize the matK of Nusa indah putih plant using in-silico analysis had been done. Isolation of DNA from Nusa indah putih plant was conducted by manual procedures of InnuPrep Plant DNA kit, followed by amplification using Polymerase Chain Reaction (PCR) method using matK-1RKIM-f as forward primer and matK-3FKIM-r as reverse primer then electrophoresis and sequenced. Nusa indah putih plants sequencing produced a high-quality chromatogram produce, with a length of 843 bp sequences. Results of in-silico analysis showed that matK Nusa indah putih plant is a base, stable, and well-interacted with water.
Analisis Kandungan Formalin Dan Boraks Pada Ikan Asin Dan Tahu Dari Pasar Pinasungkulan Manado Dan Pasar Beriman Tomohon Ma’ruf, Hasna; Sangi, Meiske S.; Wuntu, Audy D.
Jurnal MIPA Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.6.2.2017.17073

Abstract

Ikan asin dan tahu merupakan sumber protein yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, mudah diperoleh, dan harganya murah. Bahan pangan ini, cepat mengalami proses pembusukan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme, oleh sebab itu produsen ikan asin dan tahu sering menggunakan bahan pengawet agar produk ini tidak cepat rusak, terutama bahan pengawet yang tidak diizinkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara kualitatif keberadan formalin dan boraks pada ikan asin dan tahu serta menentukan secara kuantitatif jika produk pangan tersebut positif mengandung formalin dan boraks. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan asin dan tahu yang diperoleh dari pasar Pinasungkulan Manado dan pasar Beriman Tomohon. Untuk analisis kualitatif formalin digunakan kit pengujian dan pereaksi Schiff sedangkan untuk analisis secara kuantitatif formalin digunakan spektrofotometer UV-Vis. Untuk analisis kualitatif boraks digunakan kertas tumerik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan asin yang dijual di pasar Pinasungkulan Manado dan Pasar Berimam Tomohon tidak mengandung boraks tetapi positif mengandung formalin dengan kadar rata-rata 0,099-0,289 ppm sedangkan tahu yang dijual di pasar Pinasungkulan Manado dan pasar Berimam Tomohon tidak terdeteksi mengandung formalin dan boraksSalted fish and tofu are sources of proteinconsumed by most people in Indonesia for their price and availability. These products, however, are easily deteriorated by microorganism activity and the producers tend to use preservatives to avoid the product degradation. In fact, some producers use chemicals which are prohibited for preservation because of their effects on human health. This research was aimed to qualitatively test the presence of formaldehyde and borax and to quantitatively examine the concentration of these chemicals in salted fish and tofu when the qualitative test showed positive result. Samples used in this research were salted fish and tofu obtained from traditional markets Pinasungkulan Manado and BerimanTomohon. Test kit and Schiff solution were used in qualitative test and spectrophotometer UV-Vis was used in quantitativetest of formaldehyde. Tumeric paper, on the other hand, was used qualitative analysis of borax. The results showed that salted fish obtained from Pinasungkulan Manado and Beriman Tomohondid not contain borax, but containedformaldehyde at the level of 0,099-0,289 ppm. On the other hand, tofu obtained from the traditional markets did not find to contain
Aktivitas Antioksidan dari Tepung Pisang Goroho Yang Direndam Dengan Lemon Kalamansi Togolo, Etni; Suryanto, Edi; Sangi, Meiske S.
Jurnal MIPA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.2.2.2013.2998

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan dari pisang goroho yang direndam dengan lemon kalamansi. Pisang goroho segar mula-mula direndam dengan lemon kalamansi dengan kadar 25, 50, 75 dan 100%. Selanjutnya pisang goroho dikeringkan di dalam oven dengan suhu 50-60 oC kemudian digiling dan diayak dengan ayakan 65 mesh. Ekstraksi tepung pisang menggunakan metode maserasi selama 24 jam. Analisis kandungan total fenolik dan penentuan aktivitas penangkal radikal bebas menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak tepung pisang dengan perendaman lemon kalamansi 75% memiliki kandungan total fenolik lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tepung pisang yang direndam dengan lemon kalamansi 100, 50, 25 dan 0%. Kandungan total fenolik berturut-turut adalah 74,80; 58,18; 45,82; 34,90 dan 20,70 µg/mL. Ekstrak tepung pisang yang direndam dengan lemon kalamansi 100% memiliki aktivitas antioksidan yang tidak berbeda nyata dengan perendaman 50 dan 75% (p>0,05). Hasil penelitian diperoleh bahwa pisang goroho yang direndam dengan lemon kalamansi memiliki kandungan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan.This research was aimed to determine the total phenolic content and antioxidant activity of banana goroho marinated in lemon kalamansi. Fresh banana Goroho was first marinated in 25, 50, 75, and 100 % lemon kalamansi. The product was dried in an oven at 50-60 °C and then was milled and sieved to 65 mesh. Banana flour extraction was conducted through maceration for 24 hours. The total phenolic content was analyzed and the free radical scavengers activity was determined using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil). The results of this study showed that extracts of banana flour obtained by soaking in 75% lemon kalamansi had total phenolic content higher than that in 100, 50, 25, and 0% lemon kalamansi. Total phenolic content were 74.80, 58.18, 45.82, 34.90, and 20.70 mg/mL respectively. Extract of banana flour obtained by soaking in 100% lemon kalamansi have antioxidant activity which is not significantly different from that in 50 and 75% (p> 0,05). The research obtained that banana goroho soaked in lemon kalamansi had phenolic compounds and antioxidant activity.
Aktivitas Fotokatalitik TiO2 – Karbon Aktif dan TiO2 – Zeolit pada Fotodegradasi Zat Warna Remazol Yellow Poluakan, Michelle; Wuntu, Audy; Sangi, Meiske S.
Jurnal MIPA Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.4.2.2015.9038

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas fotokatalitik dari modifikasi katalis dan adsorben TiO2 – karbon aktif dan TiO2 – zeolit pada degradasi zat warna remazol yellow. Penelitian ini menggunakan metode fotodegradasi dengan iradiasi sinar UV. Zeolit sintetis dibuat dari campuran larutan silikat dan larutan aluminat dan karbon aktif yang digunakan adalah arang komersil. Sintesis TiO2 – zeolit dibuat dengan melarutkan TiO2 dan zeolit dalam etanol absolut 99% kemudian dikalsinasi. Sintesis TiO2 – karbon aktif dilakukan dengan cara sonifikasi. Selanjutnya proses fotodegradasi oleh sinar UV terhadap remazol yellow yang dibuat dengan variasi konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TiO2 – karbon aktif mendegradasi remazol yellow dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan TiO2 – zeolit. Persentasi remazol yellow terdegradasi oleh TiO2 – zeolit yang tertinggi sebesar 83% pada konsentrasi awal 20 ppm dan untuk TiO2 – karbon aktif mampu mendegradasi sampai 95% pada konsentrasi awal 30 ppm.A research has been conducted to determine photocatalytic activities of photocatalyst and adsorbent modifications of TiO2 - Activated Carbon (TiO2-AC) and TiO2 - Zeolite . This study was done using photodegradation methode by UV light irradiation. Synthetic zeolite was made from mixture of silicat solution and aluminat solution and activated carbon used was obtained from commercial charcoal. The synthesis of TiO2 – zeolite was made by dissolving TiO2 and zeolite in absolute ethanol 99% and then calcinated. The synthesis of TiO2 – activated carbon was made by sonification. The following process was photodegradation by UV light irradiation on remazol yellow dye with various concentration of 2, 4, 6, 8, 10, 20, 30, 40, and 50 ppm. The results showed that TiO2-AC was capable of degradating remazol yellow more than TiO2 – Zeolite could do. The highest percentage of remazol yellow degradated by TiO2 – Zeolite was 83% on initial concentration of 20 ppm, whereas TiO2-AC could do 95% on initial concentration of 30 ppm.
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR TEPUNG PELEPAH AREN (Arenga pinnata) Onggeteua, Fita M.; Sangi, Meiske S.; Wuntu, Audy D.
CHEMISTRY PROGRESS Vol 13, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.13.1.2020.30207

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiinflamasi dari beberapa dosis ekstrak fraksi air tepung pelepah aren terhadap tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus L.) yang diinduksi karagenan berdasarkan nilai persen inhibisi radang. Metode yang digunakan untuk pengujian antiinflamasi adalah dengan induksi karagenin 1% sebanyak 0,5 mL pada telapak kaki belakang hewan uji 1 jam sebelum perlakuan terhadap tikus diberikan secara peroral. Hasil penelitian menunjukkan dosis yang paling bagus dalam menghambat inflamasi yaitu dosis 30% dimana mempunyai nilai persen inhibisi udem lebih tinggi dari kontrol positif (Na-diklofenak). Pada uji Kolmogorov-Smirnov, data persen inhibisi udem pada semua kelompok uji dari jam 1 sampai ke 6 terdistribusi normal (ρ≥ 0.05). Pada uji Homogenitas Levene, data persen inhibisi udem pada semua kelompok uji dari jam 1 sampai ke 6 terdistribusi homogen (ρ≥ 0.05). Pada uji One-way ANOVA, nilai signifikan dari persentase inhibisi udem jam ke-1 sampai jam ke-6 yaitu berbeda secara bermakna (ρ≤0,05). Pada uji BNT (LSD), dosis 30% memiliki nilai signifikan (ρ≤ 0.05). Sedangkan dosis 20% dan 25% tidak memiliki nilai signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa data persen inhibisi udem telapak kaki tikus dengan dosis 30% berbeda secara bermakna.The present  study aimed to discuss the anti-inflammatory activity of several doses of extract of water fraction of palm sugar flour on rats of Wistar (Rattus norvegicus L.) strain induced carrageenan based on percent inhibitory inflammation values. The method used to test anti-inflammatory is by induction of caragenin 1% by 0.5 mL on the soles of the test animal's feet 1 hour before evaluation of rats given orally. The results showed that the best dose against inflammation was the 30% dose which had a higher percent inhibition value than positive control (Na-diclofenac). In the Kolmogorov-Smirnov test, percent data inhibited in all test groups from 1 to 6 hours were normally distributed (ρ≥0.05). In the Levene Homogeneity test, percent inhibition data in all test groups from 1 to 6 hours were homogeneously distributed (ρ≥0.05). In the One-way ANOVA test, the significant value of the percentage of inhibition of the 1st to 6th hour edema was different from the contribution (ρ≤0.05). In the LSD test (LSD), a dose of 30% has a significant value (ρ≤0.05). While the doses of 20% and 25% have no significant value. Then it can be concluded that the percent data inhibits rat foot edema at a dose of 30% significantly different.Â