Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MANAJEMEN RISIKO PENINGKATAN STUDENT BODY TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN DI JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BALI I Nyoman Sedana Triadi; I Nyoman Anom P Winaya
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 14 No 2 (2014): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai berbagai pihak, yang mempunyai kompetensi terhadap kegiatan proses pembelajaran di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali, sehingga dapat mengetahui berbagai kemungkinan risiko, serta seberapa besar konsekuensi risiko akibat peningkatan student body. Penilaian risiko merupakan hasil perkalian antara kemungkinan risiko dengan konsekuensi. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskritif kualitatif, dengan tahapan terdiri atas: identifikasi risiko (risk identification), penilaian risiko (risk assessment) dan penanganan risiko (risk mitigation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko yang teridentifikasi akibat peningkatan student body terhadap proses pembelajaran sebanyak 23 (dua puluh tiga) risiko, yaitu tidak ada risiko dengan katagori tidak dapat diterima, 18 (delapan belas ) risiko (78%) dengan katagori tidak diharapkan, 1 (satu) risiko (4%) dengan katagori dapat diterima, dan 4 (empat) risiko (17%) dengan katagori yang dapat diabaikan. Risiko–risiko yang harus mendapatkan perhatian penting yang masuk dalam katagori risiko dominan (major risk) adalah resiko yang bersumber dari sarana dan prasarana sebanyak 8 risiko (44,4 %), bersumber dari manajemen dan administrasi 3 risiko (16,6%), bersumber dari dosen sebanyak 1 risiko (5,5%), bersumber dari lingkungan belajar sebanyak 2 risiko (11,1%), bersumber dari kurikulum sebanyak 2 risiko (11,1%), dan bersumber dari input mahasiswa sebanyak 2 risiko (11,1 %), 18 (delapan belas) risiko dominan tersebut dikelola dengan cara mitigasi risiko.
OPTIMALISASI KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI SENGEMPEL, KABUPATEN BADUNG I Nyoman Sedana Triadi; I Nyoman Anom P Winaya; I Wayan Sudiasa
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 17 No 2 (2017): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.932 KB) | DOI: 10.31940/logic.v17i2.570

Abstract

Bendung Sengempel terletak di desa Bongkasa, kecamatan Abiansemal, kabupaten Badung. Bendung Sengempel memanfaatkan aliran Tukad Ayung memiliki panjang sungai utama 42,64 km dan luas DAS 225,30 km2. Daerah Irigasi sengempel memiliki luas persawahan 75 ha dengan sistem irigasi yang memanfaatkan Bendung sengempel, selama ini terus mengalami kekurangan pasokan air sehingga pola tanam yang dilaksanakan belum optimal. Perlu adanya penelitian tetang analisis pola tata tanam di daerah Irigasi Sengempel, terkait dengan optimalisasi kebutuhan air irigasi di wilayah ini. Kebutuhan air irigasi di sawah ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: penyiapan lahan; penggunaan konsumtif; perkolasi dan rembesan; penggantian lapisan air;curah hujan efektif dan pola tanam. Optimalisasi pola tanam di suatu daerah irigasi terkait dengan kebutuhan air irigasi yang paling efisien.Pola tanam yang paling optimal dan efisien dari 4 (empat) alternatif yang diusulkan di Daerah Irigasi Sengempel adalah alternatif pertama dengan mulai tanam padi pertama pada tanggal 1 Oktober, padi kedua pada tanggal 1 Februari dan mulai tanam palawija tanggal 1 Mei, dan total kebutuhan air irigasi untuk luas persawahan 952,925 lt/dt atau 0.952 m3/dt.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TUKAD AYUNG SEBAGAI UPAYA KETERSEDIAAN AIR I Nyoman Sedana Triadi; Made Mudhina; Ketut Wiwin Handayani
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 13 No 2 (2013): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.196 KB)

Abstract

Daerah aliran sungai (DAS) Tukad Ayung termasuk sungai lintas kabupaten yang terletak di Provinsi Bali,dengan panjang sungai utama 69,36 km dan mempunyai daerah aliran sungai (DAS) keseluruhan seluas 300,84 km2(Anonim, 2012). Sangat penting mengetahui upaya pengembangan sumber daya air di DAS Tukad Ayung, sehingga dapatdipakai sebagai pedoman dalam penyusunan program penyediaan air yang menyeluruh di daerah tersebut.Besarnya potensi tahunan di DAS Tukad Ayung adalah 108,64 m3/dt, dan besarnya kebutuhan air tahunan di DASTukad Ayung adalah 97,96 m3/dt. Neraca air di DAS Tukad Ayung terjadi surplus debit sebesar + 10,68 m3/dt setiaptahunnya. Pengelolaan sumber daya air di DAS Tukad Ayung diupayakan dengan peningkatan pola tanam mencapai 280%, peningkatan sarana dan prasarana irigasi, upaya pembagunan waduk di DAS Tukad Ayung, penyempurnaankelembagaan yang tertuang dalam arahan pengembangan kelembagaan dan rencana pengembanagn jangka pendekmaupun jangka panjang.
Analisis pekerjaan variation order pada proyek pembangunan gedung menara mandiri Made Sudiarsa; Ni Kadek Ayu Trisna Dewi; I Nyoman Sedana Triadi
Journal of Applied Mechanical Engineering and Green Technology Vol. 2 No. 3 (2021): November 2021
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.285 KB) | DOI: 10.31940/jametech.v2i3.102-107

Abstract

Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Dalam pelaksanaannya, suatu proyek konstruksi memerlukan beberapa sumber daya yaitu seperti manusia, material, mesin, metode pelaksanaan, serta uang. Dimana kelima hal tersebut harus dipersiapkan dengan matang pada saat proses perencanaan sehingga saat dilaksanakan, proyek yang bersangkutan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Namun pada kenyataannya, sering kali terdapat permasalahan-permasalahan yang tak terduga yang mengharuskan terjadinya suatu penambahan dan pengurangan item maupun volume pekerjaan. Dimana hal tersebut biasa disebut dengan pekerjaan Variation order. Adanya pekerjaan Variation order secara tidak langsung akan mengakibatkan terjadinya perubahan biaya serta jadwal pelaksanaan proyek. Sehingga diperlukan suatu kesepakatan antara pemilik proyek dan kontraktor mengenai pengajuan perubahan biaya serta waktu pelaksanaan proyek untuk menghindari terjadinya perselisihan antara owner dan kontraktor dengan cara melakukan analisa jenis item pekerjaan, nilai, serta dampak dari pekerjaan Variation order yang terjadi. Dimana nantinya harus diajukan dalam bentuk dokumen pengajuan kompensasi biaya dan waktu pekerjaan Variation order yang disahkan melalui rapat khusus yang dihadiri Owner, Konsultan QS, MK, serta Kontraktor. Seperti halnya dengan yang terjadi pada Proyek Pembangunan Gedung Menara Mandiri Denpasar. Dimana proyek ini mengalami banyak perubahan terkait penambahan serta pengurangan item maupun volume pekerjaan yang berdampak langsung kepada terjadinya perubahan kontrak proyek yang bersangkutan. Dimana terjadi sebanyak 16 jenis pekerjaan Variaton Order dengan nilai yang didapat berdasarkan perhitungan dengan metode deskriptif kuantitatif sebesar Rp. 16.262.850. dengan nilai kontrak awalnya sebesar Rp. 75.700.000.000, sehingga berdampak pada terjadinya penambahan nilai kontrak menjadi Rp. 75.716.262.850 atau sama dengan penambahan 0,02% dari nilai kontrak awal.