Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan Gedung dengan Tahap HIRADC Ni Kadek Sri Ebtha Yuni; I Nyoman Suardika; I Wayan Sudiasa
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 20 No 1 (2021): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol20no1.190

Abstract

One of the risks that occur in construction projects comes from aspects of occupational safety and health. Therefore, it is necessary to identify the risks that may occur and determine controls so that these risks can be minimized. The research was conducted on building construction projects on structural and architectural works. From the research there are 36 risks the level of priority 1 that causes the impact of death and permanent injury, priority level 2 as many as 20 risks that fall into the medium category, and priority level 3 as much as 26 risks that fall into the low and mild category. The main priority sequence of work that must be controlled is basement walls and floor plates, roof, wall, structural columns, reinforced concrete structures for foundations and floors, railing work, swimming pool structures, ceiling work, and door window. These risks are controlled by engineering technique with methods, regulating electric lines, working in good lighting, conducting periodic checks on electrical installations and tools, by providing warning signs, using work shoes, helmets, gloves, safety belt, work shoes.
OPTIMALISASI KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI SENGEMPEL, KABUPATEN BADUNG I Nyoman Sedana Triadi; I Nyoman Anom P Winaya; I Wayan Sudiasa
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 17 No 2 (2017): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.932 KB) | DOI: 10.31940/logic.v17i2.570

Abstract

Bendung Sengempel terletak di desa Bongkasa, kecamatan Abiansemal, kabupaten Badung. Bendung Sengempel memanfaatkan aliran Tukad Ayung memiliki panjang sungai utama 42,64 km dan luas DAS 225,30 km2. Daerah Irigasi sengempel memiliki luas persawahan 75 ha dengan sistem irigasi yang memanfaatkan Bendung sengempel, selama ini terus mengalami kekurangan pasokan air sehingga pola tanam yang dilaksanakan belum optimal. Perlu adanya penelitian tetang analisis pola tata tanam di daerah Irigasi Sengempel, terkait dengan optimalisasi kebutuhan air irigasi di wilayah ini. Kebutuhan air irigasi di sawah ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: penyiapan lahan; penggunaan konsumtif; perkolasi dan rembesan; penggantian lapisan air;curah hujan efektif dan pola tanam. Optimalisasi pola tanam di suatu daerah irigasi terkait dengan kebutuhan air irigasi yang paling efisien.Pola tanam yang paling optimal dan efisien dari 4 (empat) alternatif yang diusulkan di Daerah Irigasi Sengempel adalah alternatif pertama dengan mulai tanam padi pertama pada tanggal 1 Oktober, padi kedua pada tanggal 1 Februari dan mulai tanam palawija tanggal 1 Mei, dan total kebutuhan air irigasi untuk luas persawahan 952,925 lt/dt atau 0.952 m3/dt.
POTENSI PENGEMBANGAN JALAN DI ATAS TUKAD MATI KUTA, BADUNG – BALI Putu Dana Pariawan Salain; Made Sudiarsa; I Wayan Sudiasa
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 4 No 1 (2014): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya perkembangan pembangunan yang bertumpu pada sektor pariwisata di wilayah Bali padaumumnya dan di wilayah Badung pada khususnya, memerlukan dukungan infrastruktur jalan untuk kelancaran arus transportasi. Dalam upaya mengembangkan dan membangun infrastruktur jalan baru di wilayah Kabupaten Badung bagian Selatan, ketersediaan lahan akan menjadi permasalahan yang paling utama. Hal ini terkait dengan desakan yang kuat atas semakin menyempitnya ruang dan lahan yang telah terbangun untuk mendukung kegiatan perekonomian dan kepariwisataan. Untuk itu diperlukan terobosan lain yang bersifat mengoptimalkan berbagai peluang yang ada, tanpa mengorbankan fungsi-fungsi utama dari ketersediaan ruang yang akan dimanfaatkan.Salah satu peluang untuk dioptimalkan fungsinya adalah membangun jalan di atas sungai denganmempertimbangkan aspek-aspek teknis, sosial, budaya, dan estetika seperti pembangunan jalan di atas Tukad Mati di wilayah Kuta. Ruas jalan baru direncanakan mulai dari pertemuan Tukad Mati dan ruas Jalan Raya Kuta sampai di perpanjangan Jalan Kalianget yang menuju ke arah pantai Kuta. Rencana jalan baru ini dalam upaya meringankan beban jaringan jalan lama dibangun dengan memanfaatkan alur sungai Tukad Mati sepanjang 325 meter. Ruas jalan ini merupakan ruas jalan yang terkoneksi dengan jaringan jalan lama melalui terusan Jalan Kalianget ke arah Timur. Jalan ini mula-mula sudah terbangun dan menghubungkan Jl. Blambangan dengan lokasi Lapangan Samudera di sebelah Timur Tukad Mati. Rencana jalan baru yang akan dibangun merupakan jalan 1 jalur dan 2 lajur dengan lebar lajur masing-masing 3,50 m dan dilengkapi dengan fasilitas pejalan kaki selebar 1,00 m.Konstruksi jalan menggunakan satu kolom penyangga beton precast dengan kebutuhan biaya sekitar Rp. 52.000.000,00.
Pembinaan Kelompok Pertukangan Melalui Kegiatan Manajemen Pengelolaan Proyek Di Banjar Petak, Desa Petak Kaja , Kecamatan Gianyar , Kabupaten Gianyar, Bali I Ketut Sutapa; I Wayan Sudiasa; I Nyoman Suardika; I Ketut Suarta; Made Sudiarsa
Jurnal Abdimas: Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.711 KB) | DOI: 10.30630/jppm.v4i1.811

Abstract

Desa Petak Kaja membujur dari Utara ke Selatan yang diapit dua sungai, sebelah barat sungai Pakerisan dan sebelah timur sungai Sangsang II. Desa Petak Kaja memiliki luas 325 Ha. Keadaan masyarakatnya mengalami perkembangan khususnya di bidang tukang bangunan. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di Bajar Petak Desa Petak Kaja, mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan proyek pertukangan di Banjar Petak Desa Petak Kaja. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan pembinaan, dan tahapan evaluasi. Kegiatan pelatihan diikuti oleh kelompok tukang bangunan “Wayan Kanca” sejumlah 10 orang. . Program Pengabdian Kepada Masyarakat Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali akan dilaksanakan di Desa Petak Kaja, Kecamatan Ganyar, Kabupaten Gianyar. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam rangka membantu dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam membangun daerahnya secara swadaya. Permasalahan yang dihadapi adalah masyarakat setempat belum mengetahui cara perhitungan biaya proyek yang lebih efektif dalam melakukan kegiatan di proyek dan penggunaan baja ringan sebagai material kap dari bangunan . Semoga dengan program Pengabdian Masyarakat ini, masyarakat terbantu dan bisa lebih mandiri membangun dan memelihara apa yang sudah mereka bangun nantinya