KEJADIAN MASALAH BALITA PENDEK BERSAMAAN DENGAN KEGEMUKAN MERUPAKAN ANCAMAN BAGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK DI INDONESIATahun 2007 Indonesia melakukan penilaian status gizi anak balita meliputi berat badan (BB) dantinggi badan (TB), sehingga variasi TB/U dan BB/TB dapat ditentukan. Penulis menelaah sebarankependekan dibandingkan dengan kekurusan pada anak-anak di berbagai wilayah diIndonesia, danmembandingkannya dengan risiko pendek dan kurus untuk menentukan apa dan bagaimanakebijakan baru dan intervensi gizi masyarakat dibutuhkan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)2007/2008, yang merupakan survei potong-lintang berskala nasional, mencakup satu juta orang,termasuk penilaian status gizi 100.000 anak-anak prasekolah dengan menggunakan standarantropometri WHO 2005. Anak-anak dengan TB/U -2 SD dianggap pendek, anak-anak dengan BB/TB -2 SD dianggap kurus, dan anak-anak dengan BB/TB 2 SD dianggap gemuk ( obese). Sekitar 37persen balita yang diukur ternyata pendek. Dua persen pendek dan kurus, 8 persen gemuk danpendek, 27,8 persen pendek tetapi tidak kurus atau gemuk. Risiko ini bervariasi menurut jeniskelamin, usia dan daerah. Saat ini Indonesia tidak mempunyai program gizi masyarakat yang terfokuspada masalah terlalu pendek atau terlalu gemuk. Secara jelas kependekan dan kegemukan adalahancaman utama pada pengembangan sumberdaya manusia di Indonesia. Kata kunci:anthropometric assessment, stunting, obesity