Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN RAKYAT DUSUN MURPAYUNG DESA SIGAR PENJALIN KABUPATEN LOMBOK UTARA Yohanes Osmundus Maje; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 2, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v2i2.3663

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui potensi  Ekowisata Air Terju Ogi Di Kelurahan Faobata Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara Timur . Metode dan analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis serta menginterprestasikan dan kemudian menarik kesimpulan. Sumber data yang di peroleh melalui: wawancara, observasi, kepustakaan, dan dokumentasi dan data yang di peroleh akan di analisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi ekowisata yang terdapat di Kawasan Ekowisata Air terjun Ogi adalah Potensi Panorama Alam, memiliki ketinggian 30m, aliran air yang bersih pada sungai, kondisi lingkungan yang masih alami dan stabil dan Potensi Flora dan Fauna. Berdasarkan hasil penelitian  ekowisata Air terjun Ogi memiliki beberapa kriteria adalah Atraksi alam (potensi alam, lokasi, budaya, dan hiburan) Aksesibilitas (jarak, waktu tempuh, biaya perjalanan, intensitas lokasi), Sarana dan Prasarana (transportasi, tempat parkir, listrik, akses komunikasi, sistem keamanan dan penyelamatan, dan sarana pendukung), dampak lingkungan yang potensial, informasi wisata, organisasi dan kelembagaan, dan dukungan pelaku wisata. Ekowisata Air terjun Ogi juga memeiliki beberapa faktor antara lain: Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Pengembangan ekowisata air terjun Ogi sangat perlu dilakukan karena nantinya dapat menambah pendapatan daerah serta membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar kawasan Wisata  Air terjun Ogi.
IDENTIFIKASI JENIS DAN PEMANFAATAN BAMBU DI DESA REMBITAN KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Lembusora Lembusora; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i2.3642

Abstract

Masyarakat desa Rambitan telah lama memanfaatkan tanaman bambu yang tumbuh disekitar wilayah mereka. Akan tetapi sebagian warga masyarakat Desa Rembitan masih ada yang belum mengetahui seberapa banyak jenis serta pemanfaatan dari bambu tersebut. oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi jenis dan pemanfaatan bambu di desa Rambitan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Snowball sampling. Ditemukan 8 jenis bambu di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, jenis bambu tersebut yaitu : bambu petung (Dendrocalamus asper) , bambu ampel (Bambusa vulgaris), bambu tamiang (Schizostachyum brachycladum), bambu kuning  (Bambusa vulgaris schard ), bambu tali (Gigantochloa apus),  bambu tutul (Bambusa maculata),  bambu tulup (Bambusa multiplex), dan bambu duri (Bambusa blumeana ). Masyarakat Desa Rembitan memanfaatkan bambu untuk pagar, berugak/ lasah, tiang antena, bahan bangunan, staiger, tangga, kandang sapi, kandang ayam, bethek, kurungan ayam, lantai dinding, hiasan rumah, mengambil rebungnya sebagai sayuran dan memanfaatkan daunya sebagai pembungkus nasi, sebagai alat pencuci panci dan digunakan untuk pemotongan hewan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat 3 (tiga) pola pemasaran bambu yaitu: pengambil dan pengguna langsung, pengepul atau pedagang bambu dan pembeli atau pengguna bambu.
IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA KELOMPOK TANI DENGAN BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA (Studi Kasus : Gabungan Kelompok Tani Maju Lestari, Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat) Rahayu Prasetya Utami; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3629

Abstract

Land grabbing is one of the factors contributing to high rate of deforestation and forest degradation, thus it should involve the local community in its management. One of the government’s policies to improve community participation in forest management is forestry partnership. The purpose of this research is to explore the process of implementation of forestry partnership between farmer group and BKPH Rinjani Barat PelanganTastura as well as its supporting and constraining factors. The data was collected by interview. The data obtained were analyzed descriptively. The results demonstrate that the process of forestry partnership implementationis well performed. The supporting factors of forestry partnership between farmer group and BKPH Rinjani Barat PelanganTastura are high quality seedlings, cultivated area, advanced maintenance and firm support from farmer groups for forestry partnership program, absolute trust fromfarmer groups inforest manager and massive support from other related farmer groups. Meanwhile the constraining factors of forestry partnership between farmer groups and BKPHRinjani Barat PelanganTasturais  low quality of human resources, internal problems of farmer group organization, lack of communication between government and farmer groups and low participation of farmer groups.
PERAN HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN ADAT DI DESA BENTENG RAJA KECAMATAN BORONG KABUPATEN MANGGARAI TIMUR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Risandri Ono Juhadin; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 2, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v2i1.3653

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran hukum adat di desa benteng raja dalam pengelolaan hutan adat. Metode dan analisi data yang digunakan adalah Data di olah dari hasil kuesioner yang akan peneliti sebarkan kepada masyarakat adat kemudian diproses melalui pengolahan data dengan mencari persentase dari tiap jawaban untuk selanjutnya di diskripsikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Hukum Adat di Desa Benteng Raja. Hukum adat yang ada berupa hukum lisan dan tidak tertulis yaitu berupa aturan yang melarang penebangan pohon dan tidak boleh berburu satwa didalam kawasan hutan adat. Dan hanya diperbolehkan mengambil tumbuhan bawah sebagai obat dan berburu babi hutan saja.Stuktur kelembagagaan Adat terdiri dari Tua Golo (Pimpinan Kampung), Tua Teno (Subordinat Dari Tua Golo), Tua Panga (Kepalah Suku), Tua Kilo (Kepala Keluarga) dan Ro`eng (Warga Masyarakat Adat). Tingkat partisipasi masyarakat adat pada penerapan hukum adat dalam pengelolaan hutan adalah sangat tinggi 25% (5 orang), Tinggi 45% (9 orang) dan Rendah 30% (6 orang).
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) DI KAWASAN HUTAN KEMASYARAKATAN (HKM) DESA GIRIMADIA KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT) Muhammad Irwan; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3610

Abstract

Hutan Indonesia merupakan salah satu hutan tropis terluas ketiga di dunia dan ditempatkan pada urutan kedua dalam hal tingkat keanekaragaman hayati. Di Indonesia sendiri, Di Indonesia memiliki kekayaan hayati yang sangat beragam sekitar 30.000 – 40.000 jenis tumbuhan yang tersebar di hutan tropis di tiap pulau (Juliana, 2011). Adapun penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui  jenis dan pemanfaatan tanaman HHBK dikawasan hutan kemasyarakatan (HKm) Giri Madia untuk vegetasi dan tumbuhan bawah dan Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Giri Madia.Penelitian dilaksanakan di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.  Waktu Penelitian telah dilakukan  selama 1 bulan yaitu dari bulan Mei s/d dengan Juni 2017 penelitian ini, Penetuan teknik pengambilan data menggunakan Streep sampling wait random start, yang akan dijadiakan sumber adalah kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Giri Madia seluas 329 ha, sedangkan luas HKm disekitar Kebun Baru kurang lebih 42 ha, intesitas sampling yang diambil 5% sehingga jumlah petak contoh yang diambil adalah 53 petak. Jenis HHBKyang dimanfaatkan sebagai berukut Kemiri (Aleuretus moluccana), Durian (Durio Zibathinus), Aren (Arenga pinnata), Belinjo (Gnetum gnemon), Nangka (Artocarpus heterpphyllus), Bambu (bambuseae Sp), Coklat (Theobroma cacao), Pisang (Musa paradisiae), Sukun (Artocarpus alfilis) adapun jenis  tumbuhan bawah yang dimanfaatkan adalah Kunyit (Corcuma longa), Golkar, Sirih hutan (Piper codocibracteum C.DOC), Laos (Alpinia galangal), Pakis (Plantea Sp), Talas (Colocasia esculanta), Ubi kayu (Manihot esculanta) dan Jahe (Zingiber officinale) dan Indeks keanekaragaman jenis untuk tingkat pohon rendah 1,637, untuk tingkat tiang 1,58, tingkat pancang 1,767 dan untuk tingkat semai 1,679, memiliki keanekaragaman jenis rendah.
POTENSI JENIS DAN KEPADATAN POPULASI SATWA LIAR DI OBYEK WISATA ALAM AIR TERJUN BENANG KELAMBU DAN BENANG STOKEL DI KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG RINJANI DUSUN PEMOTOH DESA AIK BERIK SEPAGE KECAMATAN BATU KLIANG UTARA KABUPATEN LOMBOK TENGAH Raden Roro Narwastu Dwi Rita; Yulia Ratnaningsih
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 3 No. 3 (2017): September 2017
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui potensi jenis-jenis satwa (nama-nama satwa dan kepadatan satwa) yang berada di kawasan Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu dan Air Terjun Benang Stokel. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan skunder, untuk inventarisasi satwa liar menggunakan transek jalur. Dari hasil tansek jalur sejauh 2,3 km dan lebar 4 m ditemukan satwa 2 jenis primate, 5 jenis mamalia, 2 jenis reptile, 12 jenis aves dan 3 jenis aves, baik itu secara langsung ataupun secara tidak langsung. Terdapat beberapa jenis satwa yang dilindungi yaitu lutung, trenggiling, biawak, elang flores, ayam hutan hijau sesuai SK Menhutbun No. 733/Kpts-II/1999 merupakan satwa yang dilindungi keberadaannya yang sudah hampir punah. Satwa yang banyak di jumpai di kawasan benang stokel dan benang Kelambu adalah Monyet Ekor panjang. (Macaca fascicularis), Dari 3 transek jalur yang dilakukan ditemukan kepadatannya adalah 0,006 m².
POTENSI STRUKTUR DAN KEANEKARAGAMAN JENIS VEGETASI PADA OBYEK WISATA ALAM AIR TERJUN BENANG KELAMBU DAN BENANG STOKEL DI KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG RINJANI DUSUN PEMOTOH DESA AIK BERIK SEPAGE KECAMATAN BATU KLIANG UTARA KABUPATEN LOMBOK TENGAH Raden Roro Narwastu Dwi Rita; Yulia Ratnaningsih
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 2 No. 4 (2016): Desember 2016
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Rinjani protected forest area in the hamlet village of Aik Berik Pemotoh Sepage, Batu Kliang North Central Lombok regency are potential natural attractions that water falls benang kelambu and benang Stokel. Of forest areas in the villages Aik Berik has springs that most flows to Central Lombok and West Lombok, two waterfalls has beauty and the beauty and rich flora and fauna. Both these waterfalls make the village Aik Berik as a natural tourist destinations, this waterfall as there are only two in the world, namely in yarn nets and in Japan. The purpose of this study was to determine the potential of the type - the type of vegetation (names of types of vegetation, Values Important Type and index of species diversity in the area of nature Waterfall benang kelambu and Waterfall benangStokel. Types of data collected are primary and secondary data, vegetation data collection used for the analysis of vegetation and species diversity index line method terraced and species diversity index Krebs (1985), for inventory of wildlife using line transect and observation areas along the waterfall. From the analysis conducted vegetation index highest important value for the rate is dadap tree (Erythrina variegate) 57.3%, Lembokek (Ficus septic) 24.78%, Sonokeling (Dalbergia latifolia) 19.31% and Goak (Ficus fistula) 19 07%. To level the pole highest importance value index is Terep (Arthocarpus elasticus) 98.37%, Kepundung (Baccavre racemosa) 59.26%, Brother Bong-bong Lempinyu 17.36% and 15.28%. To saplings highest importance value index is Banana (Musa parasidiaca) 61.22%, Rotan (Daemonorops sp) 31.73%, 17.54% and brother Bongbong Coffee (Caffea sp) 15.18%. And for seedling highest importance value index is Kepundung (Baccavre racemosa) 39.65%, Rotan (Daemonorops sp) 38.92%, 32.47 Lempinyu and Coffee (Caffea sp) 23.53%. Value, biodiversity at the level of the tree (H) 2.902 can be categorized as high, .sedangkan for poles H '2, saplings H' 1,783 and for seedling H '1,895 species diversity is moderate.