Anthony Sisco Panggabean
Balai Penelitian Perikanan Laut

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MUSIM PENANGKAPAN DAN STRUKTUR UKURAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis Linnaeus, 1758) DI SEKITAR RUMPON DI PERAIRAN PALABUHANRATU Erfind Nurdin; Anthony Sisco Panggabean
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.299 KB) | DOI: 10.15578/jppi.23.4.2017.299-308

Abstract

Sebagai alat bantu penangkapan ikan, penggunaan rumpon sekarang ini semakin meningkat dan tidak terkendali. Ketidak pastian waktu penangkapan membuat operasi penangkapan tidak efisien dengan biaya yang tinggi. Informasi musim penangkapan ikan dapat membantu untuk melakukan penangkapan ikan secara terencana dan efisien. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis musim penangkapan ikan cakalang di perairan Palabuhanratu sehingga pemanfaatan ikan cakalang dapat dilakukan lebih efektif berdasarkan musim penangkapan dan ukuran panjang ikan yang tertangkap. Pengumpulan data ukuran panjang dan bobot cakalang dilakukan terhadap 2.580 individu. Analisa musim penangkapan dilakukan dengan metode persentase rata-rata, pola pertumbuhan berdasarkan hubungan panjang dengan berat, kapasitas fisik ikan dengan faktor kondisi (Kf). Hasil penelitian menunjukkan musim penangkapan berlangsung September sampai dengan Desember, struktur ukuran panjang antara 24 sampa dengan 60 cmFL dengan ukuran panjang pertama kali tertangkap (Lc) sebesar 40 cmFL. Hubungan panjang dengan berat bersifat allometrik positif dan nilai rata-rata faktor kondisi (KF) sebesar 1,7. As a fishing tool, the use of FADs is now increasing and uncontrollable. Uncertainty of fishing season makes fishing operations inefficient at high cost. Season fishing information can help to catch a fish in a planned and efficient manner. The purpose of this research is to analyze the skipjack fishing season in Palabuhanratu waters so that the utilization of skipjack can be done more effectively based on the catching season with the length of fish caught. The purpose of this study is to analyze the skipjack fishing season in Palabuhanratu waters so that the utilization of skipjack fish can be done more effectively based on the catching season and the length of the fish caught. Length and width of skipjack data collection were conducted on 2,580 individuals.The analysis of the fishing season was performed by means of average percentage method, growth pattern based on length and weidth relationship, physical capacity of fish with condition factor (Kf). The results showed that the fishing season begin from September until to December, the size structure of the length between 24 until 60 cmFL with the size of length first capture  (Lc) is 40 cmFL..The long relationship with the weight is allometrically positive and the value of mean condition (KF) is 1.7.
KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DAN KONDISI KESEHATAN KARANG DI PULAU GOF KECIL DAN YEP NABI KEPULAUAN RAJA AMPAT Anthony Sisco Panggabean
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.979 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.2.2012.109-115

Abstract

Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang mendukung kondisi produktivitas suatu perairan laut. Kondisi stok dan produksi ikan karang sangat bergantung kepada habitatnya atau ekosistem terumbu karang. Untuk melindungi kondisi ekosistem terumbu karang diperlukan tindakan konservasi sumberdaya ikan. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kondisi kesehatan terumbu karang dalam kaitannya dengan keanekaragaman jenis ikan karang. Aspek yang diteliti meliputi persentase tutupan karang, komposisi dan keanekaragaman jenis ikan karang di Pulau Gof Kecil dan Yep Nabi, Kepulauan Raja Ampat. Persentase tutupan karang dihitung dengan metoda Life Form Transek (Line Intercept Transec) sedangkan komposisi dan keanekaragaman jenis ikan karang dianalisis dengan metoda Census Visual (Visual Census). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase tutupan karang di Pulau Gof Kecil 28,17% (kondisi rusak) dan di Pulau Yep Nabi 63,43 % (kondisi baik). Jenis ikan karang terdiri dari 15 famili (kelompok ikan mayor 3 famili, ikan target 11 famili dan ikan indikator 1 famili). Keanekaragaman jenis ikan di Pulau Gof Kecil dan Pulau Yep Nabi menunjukkan keanekaragaman sedang dengan jumlah individu tiap jenis relatif sama dan tidak ada jenis ikan yang mendominasi. Hal ini disebabkan tekanan terhadap ekosistem terumbu karang dan komunitas ikan karang tidak terlalu intensif.Coral reef is the most important ecosystem to support marine productivity. Stock and productivity of coral reef fishes depend on coral reef ecosystem healthy. A study aimed to investigate the coral reef condition and their fish biodiversity has been conducted at Gof Kecil and Yep Nabi Islands of Raja Ampat Islands. Some aspects studied were the coverage of coral reef, species composition and biodiversity of reef fishes. Line Intercept Transec method was used to study the live coral reef coverage and the Visual Census method was used to investigate the species composition and biodiversity of reef fishes. The results showed that the coral reef coverage of Gof Kecil Island was 28,17% its mean in bad condition while of Yep Nabi island was 63,43% or in good condition. There are 15 families of reef fishes were found (3 families of major group species, 11 families of target group species and 1 family of indicator group species). The diversity of coral reef fishes of Gof Kecil Island and Yep Nabi Island were relatively same and there is no species dominated due to pressure on the coral reef and reef fishes community was not intensive.
DINAMIKA POPULASI SUMBER DAYA IKAN LAYUR (Trichiurus lepturus, Linnaeus, 1758) DI PERAIRAN CILACAP DAN SEKITARNYA Anthony Sisco Panggabean; Ali Suman; Erik Sostenes
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3544.072 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.3.2015.155-167

Abstract

Ikan layur (Trichiurus lepturus) merupakan salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang menjadi jenis target utama tangkapan di perairan Cilacap dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika populasi ikan layur di perairan Cilacap dan sekitarnya agar dapat menjadi bahan masukan pengelolaan sumber daya ikan layur. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013 - Juni 2014. Pengumpulan data parameter biologi mencakup ukuran panjang dan berat, panjang pertama kali matang gonad (Lm), panjang pertama kali tertangkap (Lc), parameter pertumbuhan dan mortalitas. Hasil analisis hubungan panjang berat menunjukkan bahwa ikan layur bersifat allometrik negatif dan nilai Lc (50,51 cm) < Lm (58,83 cm) yang menandakan bahwa ikan yang tertangkap dalam kondisi belum dewasa atau belum siap memijah. Tingkat kematian akibat penangkapan lebih besar dari kematian alami dengan laju eksploitasi (E) sudah sampai pada batas maksimal. Ini berarti stok ikan layur sudah hampir mengalami degredasi. Dengan demikian perlu adanya upaya menjaga kelestarian untuk recovery stok jenis ikan tersebutHairtail (Trichiurus lepturus) is one of the economically important demersal fish species that becomes main target species in Cilacap and adjacent waters. The purpose of this study is to assess the dynamic population of hairtail fish in Cilacap and adjacent waters in order to provide information for the management resources of hairtail fish. The study was conducted in April 2013 until June 2014. Data collection of biological parameters include the length and weight, the length of the first maturity (Lm), length of first capture (Lc), growth parameters and mortality. The result showed that length width relationship was negative allometric and Lc (50.51 cm) <Lm (58.83 cm) , it means that fishes were caught in state of immature or not yet ready to spawn. The fishing mortality rate was higher than natural mortality with the rate of exploitation (E) has reached the maximum limit. It means the stock of hairtail fish almost degradated. Therefore, management effort to preserve the resources needed to recover the stock.
DINAMIKA POPULASI DAN TINGKAT PEMANFAATAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus Linnaeus,1758) DI PERAIRAN TELUK JAKARTA Anthony Sisco Panggabean; Andina Ramadhani Putri Pane; Ap’idatul Hasanah
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.801 KB) | DOI: 10.15578/jppi.1.1.2018.73-85

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis krustasea laut yang bernilai ekonomis penting yang menjadi target utama tangkapan di perairan Teluk Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika populasi rajungan yang berguna sebagai dasar pengelolaannya. Penelitian dilakukan pada periode Januari sampai dengan November 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan panjang berat rajungan bersifat allometrik positif dan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (Lm) sebesar 106,81 mm (lebar karapas), laju pertumbuhan (K) sebesar 1,0 per tahun dan lebar karapas infinitif (CW)  sebesar 157 mm. Laju kematian akibat penangkapan (F) sebesar 1,12 per tahun dan laju mortalitas alami (M) sebesar 1,14 per tahun. Laju eksploitasi (E) sudah berada pada tahapan penuh atau fully exploited, dengan demikian perlu adanya pengendalian upaya penangkapan.Blue swimming crabs (Portunus pelagicus) is one of the important marine crustaceans species forming the main target of fishing in the Jakarta Bay. This study aims to assess the population dynamics of crab for the basis e for their management. The study was conducted from January to November 2015. The result showed that carapace width and weigth relationship analysis was isometric and the estimated length at first maturity (Lm) was 106.81 mm (in carapace width), growth rate (K) was 1 mm per year, carapace width infinit (CW) was 157 mm, fishing mortality (F) was 1.12 per year and natural mortality rate (M) at about 1.14 per year. The exploitation rate (E) was predicted at fully exploited level, so that control of fishing effort are needed.
HASILTANGKAPANTERIPANG(Sea cucumber) DI PERAIRANKARANGSCOTTPULAUDATUAUSTRALIA Anthony Sisco Panggabean; Ralph Thomas Mahulette; Jim Prescott
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 4, No 1 (2012): (April 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.936 KB) | DOI: 10.15578/bawal.4.1.2012.19-26

Abstract

Perairan karang Scott (Scott Reef) yang terletak disekitar Pulau Datu berada di Perairan Laut Timor – Australia khususnya di lokasi MoU Box 74. Banyak nelayan tradisional Indonesia yang berasal dari Pulau Rote Alor dan Madura menangkap teripang di kawasan tersebut sebagai mata pencahariannya secara turun temurun. Suatu penelitian merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia (Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan) dan Pemerintah Australia (Australian Fisheries Management Autority) telah dilakukan pada bulan September 2008. Sebagai bagian dari penelitian tersebut, telah dilakukan pengamatan teripang yang mencakup aspek biologi (panjang, berat, identifikasi jenis) dan aspek penangkapan (hasil tangkapan, deskripsi perahu dan alat tangkap). Hasil penelitian teridentifikasi 20 jenis teripang yang ditangkap oleh 29 unit armada tangkap yang berasal dari Pulau Rote Alor dan Madura. Terdapat 5 jenis teripang yang dominan tertangkap dan mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu Holothuria nobilis, Stichopus chloronutus, Bohadschia argus, Bohadschia marmorata dan Bohadschia sp. Peralatan yang digunakan adalah pancing, lampu lentera, kacamata selam, tombak, dan keranjang penampung. Scott Reef or Datu Island waters was located in Timor Sea-Australian side, namely Mou Box 74. Since many years ago fishing activities had been going by Indonesian traditional fisherman from Rote Island Alor and Madura. The main fishing activities was to collect sea cucumber (“trepang”). The research was done a collaboration between The Agency for Marine and Fisheries Research and Development (AMFRD) Ministry of Marine Affairs and Fisheries and Australian Fisheries Management Authority (AFMA) in September 2008. Length and weight measurements, species identification were conducted for biological parameters and ( total catcth, boat description and type fishing gear for fisheries aspects). There were 20 species of sea cucumbers or trepang identified. That caught by 29 units of fishing boats in Datu Island came from Rote Island, Alor and Madura. The dominant species of Holothuria nobilis, Stichopus chloronutus, Bohadschia argus,  Bohadschia marmorata and Bohadschia sp have economically importen sea cucumbers. Fishing equipments, lantern lights, goggles, spears, and basket traps were used for collection of sea cucumbers.
PARAMETER POPULASI LOBSTER BAMBU (Panulirus versicolor) DI PERAIRAN SIMEULUE Helman Nur Yusuf; Ali Suman; Thomas Hidayat; Anthony Sisco Panggabean
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.404 KB) | DOI: 10.15578/bawal.9.3.2017.185-195

Abstract

Lobster bambu (Panulirus versicolor) merupakan komoditas perikanan penting yang telah diekspolitasi di perairan Simeulue. Peningkatan permintaan dan pengusahaan lobster menyebabkan tekanan penangkapan terhadap populasi lobster semakin intensif dan tidak terkendali. Untuk itu  diperlukan informasi tentang biologi reproduksi dan parameter populasi lobster dalam rangka pengelolaan sumberdaya lobster yang berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai dengan Desember 2015 diperairan Simeulue dengan tujuan untuk mengestimasi parameter populasi lobster bambu. Pengamatan dan pengukuran lobster dilakukan di tempat pengumpul lobster dengan sistem sampling acak (random sampling). Analisis data parameter populasi menggunakan software FiSAT (Stock Assessement Tools). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi lobster bambu jantan dan betina tidak seimbang (1 : 1,5),  pola pertumbuhan bersifat alometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,924 dan rata-rata pertama kali tertangkap (Lc) = 86 mmCL. Laju pertumbuhan (K) = 0,320 per tahun dan panjang karapas asimtotik (CL) 149,1 mm. Laju mortalitas alami (M) = 0,99 per tahun, laju kematian akibat penangkapan (F) sebesar 0,84 per tahun dan laju kematian total (Z) sebesar 1,83 per tahun. Tingkat eksploitasi (E) sebesar 0,46 atau pemanfaatan sumberdaya lobster bambu belum optimum. Penambahan baru dalam populasi berlangsung sepanjang tahun dan mencapai puncaknya pada Juni dan Juli bersamaan dengan musim timur. Untuk itu perlu adanya regulasi pemerintah dalam pengelolaan perikanan lobster yang berkelanjutan dengan menerapkan close season lobster pada puncak musim pemijahan.The painted green/bamboo lobster (Panulirus versicolor) is an important fish commodities that have been exploited in the waters of Simeulue. Increased utilization and uncontrolled exploitation of lobster causing pressure on the lobster population. For this reason, there is a need for information about the parameters of the lobster population in the management for the sustainability of lobster resource. The experiment was conducted in May to December 2015 Simeulue waters for the purpose of estimating the population parameters lobster green. Sampel collected randomly in the lobster landing site. Analysis of the data using FiSAT II software (FAO-ICLARM Stock Assessement Tools). The results obtained unbalanced condition of green lobster (1:1.5), the growth pattern is allometrically negative with value b of 2,924, length at fish first caught (Lc) = 86 mm CL. The lobster growth rate (K) = 0,320 per year and asymptotic carapace length (CL) 149.10 mm. The rate of natural mortality (M) = 0.99 per year, the mortality rate due to the arrest of (F) of 0.84 per year and total mortality rate (Z) of 1.83 per year. The rate of exploitation (E) 0,46 or green lobster resource was not optimum. Recruitment occur throughout the year with peak recruitment in June and July of the southeast monsoon. A government regulation is needed for the sustainable management of lobster resources by applying a close season during the peak spawning peri.