Wijopriono Wijopriono
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERIKANAN TONGKOL DAN DAYA DUKUNGNYA TERHADAP PENYEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN DI PALABUHANRATU Wijopriono Wijopriono; Puput Fitri Rachmawati
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.848 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.1.2015.17-24

Abstract

Palabuhanratu sebagai salah satu area pendaratan utama tongkol di pantai selatan Provinsi Jawa Barat, telah ditetapkan menjadi sentra pengembangan industri perikanan. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui status perikanan dan kapasitas produksinya dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha penangkapan tongkol dilakukan oleh berbagai armada yang umumnya masuk kategori skala kecil (< 10 GT) dengan target tangkapan multi-spesies. Terdapat tiga jenis hasil tangkapan tongkol yang didaratkan di Palabuhanratu, yaitu tongkol lisong (Auxis rochei), diikuti oleh tongkol komo (Eutyhynnus affinis) dan tongkol banyar (Auxis thazard). Rata-rata produksi hasil tangkapan tongkol adalah 520,183 ton/tahun. Armada payang rata-rata menyumbang 65,37% terhadap total produksi tahunan. Produksi tongkol dari hasil tangkapan di Palabuhanratu hanya mampu memenuhi 50-60% dari kebutuhan industri olahan setempat. Salah satu pilihan untuk peningkatan produksi tongkol adalah melalui pengembangan pancing tonda dengan ukuran kapal dan tenaga penggerak yang layak, sistem penangkapan yang berkelompok menggunakan kapal induk sebagai upayapenghematan biaya operasi.Palabuhanratu, as one of the main fish landing ports of bonito in the south coast of west Java Province, was promoted to be the center area for industrialization development. Research on bonito fishery was conducted with aim to determine the bonito fishery status and their capacity in supplying the fish necessary for raw material of local processing industries. The results show that bonito fishing was done by variety of fleets which mostly constitute of small scale category (< 10 GT) with multi-species fishing target. There were three main species of bonito landed in Palabuhanratu, i.e., Auxis rochei, Euthynnus affinis and Auxis thazard. The annual production was in average of 520.18 tons/year, 65.37% of this value is contributed by Danish seine fleet. Production of bonito fishing in Palabuhanratu is only able to cover 50-60% of the raw material necessary for the local industries. One of the alternatives for increasing bonito production should be to develop troll line with appropriate vessel sizes and engine powers, employing cluster fishing system by using mother boats for saving operational costs.
TREN PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KURAU (POLINEMIDAE) DI PERAIRAN BENGKALIS, SELAT MALAKA Wijopriono Wijopriono; Duto Nugroho; Bambang Sadhotomo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.223 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.4.2012.205-212

Abstract

Sumberdaya Ikan kurau (Polinemidae) di perairan bengkalis, Selat Malaka, telah dieksploitasi dengan menggunakan berbagai alat tangkap. Dalam periode 2005-2009,  produksi ikan ini menunjukkan penurunan yang tajam, sebesar 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumberdaya ikan kurau mengindikasikan tekanan penangkapan yang tinggi karena dieksploitasi pada berbagai ukuran dari siklus hidupnya oleh alat tangkap gombang (stownet), rawai dasar (bottom longline) dan jaring batu (bottom gillnet). Kerentanan spesies ikan kurau terhadap tekanan penangkapan khususnya terkait dengan konsekuensi dari sifat biologisnya yang protandous hermaphrodite, yaitu kemampuan mengubah organ kelamin seiring dengan perkembangan ukuran dan umur. Threadfin (Polinemidae) resources in Bengkalis waters, Malacca Strait, have been exploited by variety of fishing gears. In the period of 2005-2009, the production have sharply decreased at about 70%. Results of the research showed that there was indication the resources suffered from fishing pressure as they exploited at variety stages of their life cycles by tidal traps (gombang), bottom longline and bottom gillnet. Vurnerability of threadfin on fishing pressure is specifically related to their nature, a protandous hermaphrodite, which is the ability of change genital organ as the fish growing older.
MODEL PRODUKSI DAN LAJU TANGKAP KAPAL BOUKE AMI YANG BERBASIS DI PPN KEJAWANAN, CIREBON JAWA BARAT Setya Triharyuni; Wijopriono Wijopriono; Andhika Prima Prasetyo; Reny Puspasari
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 3 (2012): (September 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.287 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.3.2012.135-143

Abstract

Jaring bouke ami merupakan alat tangkap yang diklasifikasikan sebagai jaring angkat (lift Net) dengan target tangkapan cumi-cumi. Cirebon merupakan salah satu tempat pendaratan ikan yang didominasi kapal bouke ami. Penelitian model produksi dan laju tangkap kapal bouke ami yang berbasis di PPN Kejawanan Cirebon dilakukan pada bulan Juni dan Agustus 2011. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hasil tangkapan, model dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan serta laju tangkap kapal bouke ami. Analisis model produksi yang digunakan adalah model Cobb Douglas. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi kapal, produksi per jenis ikan, jumlah kapal dan total tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan utama dari jaring bouke ami adalah cumi-cumi, dengan komposisi hasil tangkapan rata-rata sebesar 60,51% dari total hasil tangkapan. Analisis model produksi menunjukkan bahwa variable ukuran kapal (GT) berpengaruh secara signifikan (P<0,1) terhadap hasil tangkapan dengan persamaan  (Fhitung = 2,111> F tabel=2,073) dan nilai  koefisien determinasi  (R2)  sebesar  0,53. Rata-rata laju tangkap jaring bouke ami tahun 2006-2010 adalah sebesar 6,72 ton/trip dengan laju tangkap cumi-cumi sebesar 3.907,5 kg/trip  atau sebesar 58,5% dari total laju tangkap. Stick held dip net, classified as lift net is one of fishing gears used to catch squid as target species. Cirebon is one of fishing port for stick held dip net. The number of stick held dip net landed at Kejawanan Fishing Port is dominant. A study aimed to reveal information about catch, production factors that affecting the catch and  catch  rate  of  stick held dip net has been conducted in June and August 2011. Vessel specification, production by species and the number of vessel data were collected. Production model of the stick held dip net was analysed using Cobb Douglas model. The results showed that catch composition was dominated by squids with an average catch of squid reached up to 60,51% of the total catch. The model production showed that the variable size of the vessel (GT) was significantly affected the catch (P <0,1) following the equation   (F value=2,111> F table =2,073, R2=0,53. An average catch rate of stick held dip net in the period 2006-2010 was 6,72 ton/trip with an average catch rate of squid was 3.907,5 kg/trip or 58,5% from the total catch rate. 
ESTIMASI STOK SUMBER DAYA IKAN DENGAN METODE HIDROAKUSTIK DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS Asep Priatna; Wijopriono Wijopriono
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3812.025 KB) | DOI: 10.15578/jppi.17.1.2011.1-10

Abstract

Perairan Bengkalis termasuk wilayah pengelolaan perikanan Selat Malaka, merupakan kawasan dengan status pemanfaatan tinggi sehingga diperlukan tahapan pemantauan yang intensif dan penelitian potensi sumber daya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi biomassa dan kepadatan stok sumber daya ikan dengan metode akustik. Data kuantitatif yang diperoleh akan menjadi sumber informasi terkini dari kondisi sumber daya ikan di perairan Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 di perairan Kabupaten Bengkalis yang merupakan bagian dari Selat Malaka. Perangkat akustik yang digunakan adalah split beam echosounder Simrad EY60 dengan frekuensi 120 kHz. Data hasil tangkapan dengan trawl dari jenis ikan pelagis dan demersal yang dominan di perairan ini digunakan untuk memverifikasi data akustik. Estimasi biomassa pada luas daerah 5.433 km2 adalah 9.374 ton dengan kepadatan stok 0,44 ton/km2 untuk ikan pelagis dan 4.441,5 ton dengan kepadatan stok 0,17 ton/km2 untuk ikan demersal. Bengkalis waters was included in the regional fisheries management of Malacca Strait, having high utilization in fisheries. Therefore intensive monitoring as well as research on fish stock is needed. The aim of the research was to estimate fish biomass and stock density based on acoustic method. The quantitative data are source of current information for fish resources condition in Bengkalis waters. The survey was conducted in October 2009 in Bengkalis waters. Simrad EY60 split beam echosounder with frequency 120 kHz was used for acquisition of acoustic data. Both pelagic and demersal fish as dominant species caught were used for verification acoustic data. The biomass estimation on 5,433 km2 covered area was about 9,374 ton with stock density about 0.44 ton/km2 for pelagic fish, while 4,441.5 ton with stock density about 0.17 ton/km2 for demersal fish.