Andhika Prima Prasetyo
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH EPISODE LA NINA DAN EL NINO TERHADAP PRODUKSI BEBERAPA PELAGIS KECIL YANG DIDARATKAN DI PANTAI UTARA JAWA Kamaluddin Kasim; Agustinus Anung Widodo; Andhika Prima Prasetyo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.875 KB) | DOI: 10.15578/jppi.17.4.2011.257-264

Abstract

Sumberdaya ikan pelagis di Laut Jawa telah dimanfaatkan secara intensif sejak dekade tahun 1980-an danmerupakan kegiatan perikanan utama di Indonesia. Beberapa famili ikan pelagis dominan yang tertangkap diantaranya dari famili Clupeidae, Carangidae dan Scombridae. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh periode La Nina dan El Nino terhadap produksi beberapa jenis ikan yang dominan tertangkap di Pantai Utara Jawa. Penelitian dilakukan selama bulan April sampai dengan September 2010 dengan mengumpulkan data pendaratan ikan melalui enumerator di beberapa lokasi pendaratan ikan yakni PPN Pekalongan; PPI Bajomulyo II dan Bajomulyo I – Juwana; serta PPIRembang. Data SouthernOscilation Indiex (SOI) diperoleh dari situs resmi BadanMetereologi pemerintah Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puncak produksi ikan layang, banyar dan tongkol yang didaratkan di Pantai Utara Jawa relatif lebih panjang pada periode La Nina dibandingkan pada periode El Nino. Rata-rata produksi ikan selar berbeda nyata (P<0,05) antara periode El Nino dan Periode La Nina sedangkan jenis layang, banyar dan tongkol tidak berbeda nyata (P>0,05). Pelagic fish resources in the Northern Coast of Java has been exploited since early 1980’s as themost intensive fishery in Indonesia. Several families of pelagic fish that commonly exploited in Java Sea are Clupeidae, Carangidae, and Scombridae. The study was conducted from March to September 2010 by compiling fish landing data from field enumerators in the several fish landing locations such as PPN Pekalongan, PPI bajomulyo I and Bajomulyo II at Juwana, and PPI Rembang. The Current work aims to determine the production of small pelagic fishery affected by El Nino or La Nina evidence. Southern Oscillation Index (SOI) parameter was used as an indicator of climate change parameter. The results show that the peak of season production of russel’s scad (Decapterus russelli), indianmackerel (Rastrelliger kanagurta), and frigate mackerel (Auxis thazard) weremore longer during the periode of La Nina than those of the periode of El Nino. Average production values of yellowstrip trevally (Selaroides leptolepis) were significantly different during La Nina periodes compared to El Nino periodes (P<0,05) while russel’s scad, indian mackerel, and frigate mackerel did not show significantly different.
POTENSI KONFLIK DARI INTERAKSI PERIKANAN PUKAT HELA DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI PERAIRAN ARAFURA Andhika Prima Prasetyo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.559 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.2.2012.101-108

Abstract

Armada penangkapan dominan yang berkembang di Laut Arafura ialah pukat udang dan pukat ikan. Kedua armada tersebut memiliki kesamaan dalam hal lokasi penangkapan, musim penangkapan dan hasil tangkapan, namun spesifikasi alat tangkap tersebut berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi perikanan pukat hela dan potensi konflik dalam pemanfaatan sumberdaya ikan di Laut Arafura. Metode yang digunakan ialah analisis kualitatif (conflict wheel dan conflict tree) statistik deskriptif menggunakan data perikanan PPN Ambon tahun 2007-2010. Hasil analisis potensi konflik menunjukkan interaksi kedua perikanan tersebut berpeluang menjadi konflik, karena faktor dinamis sulit dikonsolidasikan pada kondisi kebijakan pengelolaan saat ini. Peringkat peluang penerapan penyelesaian masalah dari penelitian sebelumnya berturut-turut, yakni: (1) pemanfaatan hasil tangkapan sampingan; (2) penerbitan izin yang selektif dan ketat; (3) pengelolaan berbasis kelompok (kluster); (4) pemasangan TED dengan disain yang optimal; serta (5) moratorium penangkapan.Dominant fishing fleet that is growing in Arafuru sea is shrimp trawl and midwater trawl. Both fleets have the same fishing ground, fishing seasons and catch, but different in specifications of the gears. This study aims to assess the trawl fishery interactions and potential conflicts in the utilization of fish resources in Arafura Sea. The method used was qualitative analysis (wheel conflict and conflict tree) descriptive statistics using data from Ambon Archipelagic Fishing Port in 2007-2010. The results showed that interaction between both trawl fisheries have opportunity to become conflict, because dynamic factors difficult to be compromise in are current management policy. Furthermore, opportunity level of solution from previous studies: (1) utilization of the catch side, (2) selective and strict licensing, (3) management based groups (clusters), (4) installation TED with an optimal design; and (5) moratorium of fishing licensing respectively.
MODEL PRODUKSI DAN LAJU TANGKAP KAPAL BOUKE AMI YANG BERBASIS DI PPN KEJAWANAN, CIREBON JAWA BARAT Setya Triharyuni; Wijopriono Wijopriono; Andhika Prima Prasetyo; Reny Puspasari
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 3 (2012): (September 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.287 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.3.2012.135-143

Abstract

Jaring bouke ami merupakan alat tangkap yang diklasifikasikan sebagai jaring angkat (lift Net) dengan target tangkapan cumi-cumi. Cirebon merupakan salah satu tempat pendaratan ikan yang didominasi kapal bouke ami. Penelitian model produksi dan laju tangkap kapal bouke ami yang berbasis di PPN Kejawanan Cirebon dilakukan pada bulan Juni dan Agustus 2011. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hasil tangkapan, model dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan serta laju tangkap kapal bouke ami. Analisis model produksi yang digunakan adalah model Cobb Douglas. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi kapal, produksi per jenis ikan, jumlah kapal dan total tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan utama dari jaring bouke ami adalah cumi-cumi, dengan komposisi hasil tangkapan rata-rata sebesar 60,51% dari total hasil tangkapan. Analisis model produksi menunjukkan bahwa variable ukuran kapal (GT) berpengaruh secara signifikan (P<0,1) terhadap hasil tangkapan dengan persamaan  (Fhitung = 2,111> F tabel=2,073) dan nilai  koefisien determinasi  (R2)  sebesar  0,53. Rata-rata laju tangkap jaring bouke ami tahun 2006-2010 adalah sebesar 6,72 ton/trip dengan laju tangkap cumi-cumi sebesar 3.907,5 kg/trip  atau sebesar 58,5% dari total laju tangkap. Stick held dip net, classified as lift net is one of fishing gears used to catch squid as target species. Cirebon is one of fishing port for stick held dip net. The number of stick held dip net landed at Kejawanan Fishing Port is dominant. A study aimed to reveal information about catch, production factors that affecting the catch and  catch  rate  of  stick held dip net has been conducted in June and August 2011. Vessel specification, production by species and the number of vessel data were collected. Production model of the stick held dip net was analysed using Cobb Douglas model. The results showed that catch composition was dominated by squids with an average catch of squid reached up to 60,51% of the total catch. The model production showed that the variable size of the vessel (GT) was significantly affected the catch (P <0,1) following the equation   (F value=2,111> F table =2,073, R2=0,53. An average catch rate of stick held dip net in the period 2006-2010 was 6,72 ton/trip with an average catch rate of squid was 3.907,5 kg/trip or 58,5% from the total catch rate. 
DAMPAK VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA PERIKANAN PUKAT CINCIN DI UTARA JAWA: KASUS PUKAT CINCIN YANG BERBASIS PPN PEKALONGAN Andhika Prima Prasetyo; Kamalludin Kasim; Setiya Triharyuni; Aisyah Aisyah
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.629 KB) | DOI: 10.15578/jppi.17.2.2011.105-114

Abstract

Posisi Indonesia yang diapit oleh dua benua, yaitu Benua Australia dan Benua Asia serta diapit dua samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) menjadikan kondisi cuaca dan iklim Indonesia dipengaruhi oleh variabilitas iklim regional yaitu el nino southern oscillation. Variabilitas iklim dapat berdampak terhadap populasi perikanan dengan berbagai cara, serta memberikan pengaruh yang berbeda untuk komoditas, lokasi dan waktu yang berbeda. Laut Jawa yang merupakan sentra perikanan pelagis kecil, di mana 75% hasil tangkapan total didaratkan oleh pukat cincin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabilitas iklim terhadap aktivitas perikanan di Laut Jawa, khususnya perikanan pukat cincin. Parameter yang digunakan adalah data hasil tangkapan, southern oscillation indices dan suhu permukaan laut. Pengaruh parameter southern oscillation indices dan suhu permukaan laut dianalisis menggunakan regresi linear ganda serta uji-t untuk melihat pengaruh perbedaan kondisi el nino southern oscillation. Hasil analisis menunjukkan bahwa southern oscillation indices dan suhu permukaan laut lebih nyata berpengaruh terhadap upaya pukat cincin mini (r = 62,5%; R2 = 70%) dibandingkan upaya pukat cincin besar (r = 39,8%; R2 = 51,8%). Nilai catch per unit of effort pukat cincin mini lebih terpengaruh (r = 65,8%; R2 = 76,1%) oleh perubahan nilai southern oscillation indices dan suhu permukaan laut dibandingkan dengan catch per unit of effort pukat cincin besar (r = 47,6%; R2 = 63,3%). Namun hasil uji-t pengaruh perbedaan kondisi el nino southern oscillation tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P > 0,05) terhadap upaya dan catch per unit of effort baik pukat cincin besar dan pukat cincin mini. Indonesia's position is lying betweenAustraliaand the Asian Continent as well as Indian andPacificOceans. It will makeIndonesiaweather and climatic conditions are influenced by regional climate variability namely el nino southern oscillation. Climate variability impact on fisheries populations in various ways, and provide a different effect for the commodity, location, and different time. Java Sea as the center of the small pelagic fishery, where 75% of total catches landed by purse seine. This study aims to obtain the influence of climate variability on fisheries activities in theJavaSea, especially the purse seine fishery. The parameters which used are southern oscillation indices and sea surface temperature. Effect of southern oscillation indices and sea surface temperature parameters were analyzed using multiple linear regression and using t-test to see effect of different el nino southern oscillation conditions. The results showed that the southern oscillation indices and sea surface temperature more influence for the mini purse seine effort (r = 62.5%; R2 = 70%) compared to large purse seine effort (r = 39.8%; R2 = 51.8%). Mini purse seine catch per unit of effort value is more affected (r = 65.8%; R2 = 76.1%) by changes in southern oscillation indices and sea surface temperature values compared with the large purse seine catch per unit of effort (r = 47.6%; R2 = 63.3%). But t-test results effect of different el nino southern oscillation conditions showed no significant effect (P > 0.05) on the effort and catch per unit of effort both large and mini purse seine.
MODEL PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PERIKANAN PUKAT CINCIN DI LAUT JAWA Andhika Prima Prasetyo; Hanggar Prasetio Kadarisman; Setya Triharyuni; Puput Fitri Rachmawati; Suwarso Suwarso; Andria Ansari Utama
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 3 (2012): (September 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.361 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.3.2012.187-195

Abstract

Produktivitas perikanan dipengaruhi banyak faktor, salah satu faktor adalah upaya dan lingkungan yang meliputi suhu permukaan laut (SPL), ketinggian permukaan laut (KPL), klorofil-a, angin, arus, SOI, DMI dan curah hujan. Faktor-faktor tersebut terlebih dahulu diuji multikolinearitas kemudian dianalisis komponen utama untuk mereduksi faktor. Selanjutnya faktor terpilih menjadi masukan bagi jaringan syaraf tiruan (JST) dengan bantuan Forecaster XL. Data yang digunakan merupakan data runtun waktu bulanan selama 16 tahun (1996 - 2011) untuk menyusun model pendugaan dan memvalidasi produktivitas pukat cincin pada tahun 2011. Hasil analisis menunjukkan 9 faktor yang diduga berpengaruh bersifat saling bebas, dan kemudian disederhanakan menjadi 4 faktor dengan PCA. Hasil training data dengan JST diperoleh koefisien pendugaan produktivitas terbaik, dengan nilai korelasi (r) dan Root Mean Square Error (RMSE) berturut-turut sebesar 78.03% dan 48.93%. Fisheries productivity are effected by many factor, such as effort and environment factors; including SST, SSH, chlorophyll-a, wind, current, SOI, DMI and rainfall. That factors are tested by multicolinearity analysis and principle component analysis (PCA) first, to reduce factors. Furthermore, simplified factors will entered to Forcaster XL for artificial neural network (ANN) analysis. This analysis was used monthly time series for 16 years (1996-2011), as a prediction target is purse seine productivity in 2011 and will validated by actual values. Results show that 9 factors were independently (no multicolinearity), furthermore that factors was simplified to 4 factors using PCA. ANN training resulted the best fit coefficient to predict productivity which have correlation value (r) and Root Mean Square Error (RMSE) 78.03% and 48.93% respectively.