Duto Nugroho
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DAYA TANGKAP KAPAL PUKAT CINCIN DAN UPAYA PENANGKAPAN PADA PERIKANAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA Purwanto Purwanto; Duto Nugroho
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.692 KB) | DOI: 10.15578/jppi.17.1.2011.23-30

Abstract

Pelaku usaha perikanan cenderung untuk terus memperbesar ukuran kapal, ukuran alat tangkap, dan alat bantu penangkapan ikan guna meningkatkan daya tangkapnya agar tercapai hasil tangkapan yang dapat memberikan jaminan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, estimasi perkembangan upaya penangkapan ikan tanpa memperhitungkan perubahan daya tangkap kapal perikanan tidak akan menggambarkan secara tepat perkembangan tekanan penangkapan terhadap sumber daya ikan. Hasil analisis regresi berganda menggunakan ordinary least square menunjukkan bahwa faktor yang secara signifikan mempengaruhi daya tangkap mencakup kekuatan mesin kapal, serta volume pukat cincin dan kekuatan lampu yang digunakan dalam penangkapan ikan. Pada periode tahun 1988-2004 ketiga faktor tersebut cenderung meningkat, sehingga daya tangkap juga cenderung meningkat. Koreksi terhadap upaya penangkapan nominal untuk mengakomodasikan pengaruh perubahan daya tangkap dari tahun ke tahun telah memperbaiki hasil analisis produktivitas kapal. Untuk kebutuhan pengendalian penangkapan ikan guna memperkecil ancaman terhadap kelestarian sumber daya ikan, Pemerintah perlu mengatur kekuatan mesin kapal dan ukuran jaring kaitannya dengan ukuran kapal serta kekuatan maksimum lampu yang digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan. Fishers tend to increase the size of fishing vessel, fishing gear, and supporting equipment in order to enlarge its fishing power as an attempt to get greater catch. Therefore, an estimation of the development of fishing effort without taking into account the development of the fishing power would not result in a correct figure of fishing pressure on a fish stock. The result shows that fishing power of purse seiners was affected by vessel engine power, purse seine volume, and lamp power used in fishing. During 1988-2004, there was a tendency of those three factors to increase. Consequently, fishing power of the fleet had a tendency to increase. A correction to the nominal fishing effort by taking into account the annual development of fishing power resulted in a better result of statistical analysis on vessel productivity. For the purpose of controlling fishing activity to minimise risk to the sustainability of fishery resources resulting from over exploitation, it should issue measures on the power of vessel engine and the volume of seinenet relating to vessel size, and the maximum power of light used in fishing.
UMUR, PERTUMBUHAN DAN LAJU PEMANFAATAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1816), DI SELAT MALAKA (WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN-571) Tuti Hariati; Ria Faizah; Duto Nugroho
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.718 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.1.2015.1-8

Abstract

Analisis perkiraan umur dan pertumbuhan populasi ikan banyar (Rastrelliger kanagurta Cuvier,1816) di perairan Selat Malaka ditujukan untuk mendapatkan karakteristik populasi sebagai dasar perkiraan tingkat pemanfaatan dan perkembangan terkini. Himpunan data sebaran frekuensi panjang yang didaratkan armada pukat cincin di Banda Aceh yang mendaratkan hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo yang dikumpulkan sejak periode April-Desember 2011 dan Maret–September 2012 digunakan sebagai dasar analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa, laju pertumbuhan (K) memberikan nilai sebesar 0,73 dengan panjang asimptotik 27,2 cmFL, perkiraan laju kematian alami (M) sebesar 1,21 dan laju kematian akibat tekanan penangkapan (F) sebesar 3,17. Estimasi laju pemanfaatan (E) sebesar 0,72 menunjukkan bahwa status sumberdaya ikan banyar di perairan Selat Malaka sudah berada pada kondisi yang perlu dikendalikan. Dibandingkan dengan hasil kajian pada periode sebelumnya, nilai E pada penelitian ini termasuk tinggi. Tingginya laju pemanfaatan antara lain ditunjukkan oleh rerata hasil tangkapan ikan tahun 2011-2012 lebih kecil dibandingkan tahun 1988 dan 1998 sehingga dapat diprediksi bahwa sediaan biomassa induk ikan banyar semakin menurun.Study on age and growth and its exploitation rates of Indian mackerel (Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1816) in the Malacca Straits was carried out to describe the present states of this species. Parameters were determined based on length frequency data collected from purse seine fisheries during April December 2011 and March-December 2012 from the specimen landed in Coastal Fishing Port of Lampulo, Banda Aceh Province. The result showed that the growth rates (k) of is estimated at 0.73 with asimptotic length of 27.2 cmFL. The natural (M) and total (Z) mortality rates were estimated at M= 1.21, Z= 4.38 which generates fishing (F) mortality at 3.17. The value of exploitation rate (E) at about 0.72 indicated that the fishing pressure was higher than the previous result in 1988 and 1998 and heavily exploitation rates occured in this fishery. High exploitation rates was also indicated by the average size of fish caught in 2011-2012 were shifting to smaller size than in 1988, and this indicate that spawning biomass tend to decline to support the sustainability of Indian mackerel in the future of the area.
KEBERADAAN OVARIUM TRANSLUCENT SEBAGAI INDIKATOR MUSIM PEMIJAHAN IKAN LEMA Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816) DI TELUK MAYALIBIT KEPULAUAN RAJA AMPAT Dian Oktaviani; Bertha Matatar; Duto Nugroho
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 1 (2015): (April 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.827 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.1.2015.51-57

Abstract

Tersedianya data dan informasi tentang musim pemijahan merupakan salah satu komponen biologi yang berperan penting bagi perlindungan sedian induk dalam rangka menjamin kelangsungan sumber daya ikan secara berkelanjutan. Ikan Lema merupakan ikan pelagis kecil yang termasuk dalam Genus Rastrelliger dengan sifat reproduksinya dikelompokkan sebagai partial spawner. Kelompok jenis ini sulit untuk ditentukan puncak musim pemijahannya karena tingkat kematangan sexual IV ditemukan setiap bulan. Oleh karena itu, suatu upaya penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik ovarium tingkat IV dan hasilnya dapat dijadikan indikator yang ditujukan untuk menentukan puncak musim pemijahan jenis ikan Lema yang tergolong sebagai partial spawner. Ikan lema Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816) merupakan hasil tangkapan utama nelayan di Teluk Mayalibit yang beroperasi dengan perahu tanpa motor yang dilengkapi dengan lampu pada periode gelapbulan. Pengukuran dilakukan pada kurun waktu bulan Maret 2011 sampai dengan Februari 2012. Pengamatan terhadap sejumlah 656 specimen ovarium tingkat IV dengan rerata 55 spesimen/bulan) yang telah dikumpulkan pada periode tersebut. Analisis makroskopik difokuskan terhadap gonad betina (ovarium) pada tingkat IV yang diklasifikasikan sebagai ovarium translucent. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai frekuensi sampel bulanan terhadap ovarium translucent (51 – 100 % hydrated oocyte) memperlihatkan bahwa puncak musim pemijahan terjadi pada September (15,4 % dan 24,0 %), Oktober (12,8 dan 9,4 %), dan November (17,9 % dan 13,2 %). Temuan ini memberikan indikasi nyata bahwa tingginya frekuensi kejadian ovarium translucent dapat dijadikan indikator penentuan puncak musim pemijahan.