Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pelatihan pemanfaatan sampah dapur sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair (POC) bagi anggota relawan lembaga lingkungan hidup dan penanggulangan bencana Kabupaten Banyumas Dini Nur Afifah; Pujiati Utami; Suwarti Suwarti; Endar Puspawiningtiyas; Itsna Nurrahma Mildaeni; Yeti Rusmiati Hasanah; Adam Mufarij
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 17 No. 2 (2021): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v17i2.3924

Abstract

[Bahasa]: Pengelolaan sampah dapur merupakan salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Namun, hal tersebut masih jarang dilakukan oleh masyarakat. Rendahnya minat masyarakat dalam mengolah sampah disebabkan oleh: keterbatasan lahan, kerumitan proses, pengetahuan yang terbatas, dan kesibukan. Merujuk pada masalah tersebut, maka dalam pengabdian masyarakat ini ditawarkan pemanfaatan sampah rumah tangga sebagai bahan pupuk organik cair (POC). Inovasi yang dihadirkan adalah pemanfaatan kotoran sapi dan urin kambing untuk meningkatkan nutrisi POC. Sasaran kegiatan ini adalah anggota relawan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Banyumas. Tujuan kegiatan ini adalah mengedukasi mitra sasaran agar dapat menerapkan sistem pengolahan sampah secara benar dan ramah lingkungan melalui konversi sampah dapur menjadi POC dengan decomposer EM-4. Pengetahuan dan teknologi ditransfer melalui simulasi ipteks dengan sosialisasi daring, video tutorial, dan poster yang berkaitan dengan tema yang dipilih. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan IbM ini mampu meningkatkan kesadaran anggota mitra untuk mengolah sampah sebesar 91,7%. Pupuk Organik Cair yang dibuat dengan teknik yang diusulkan memiliki kadar nitrogen, fosfor, dan kalium masing-masing sebesar 3,3%; 6,2% dan 7,8%. Nilai tersebut telah sesuai dengan syarat mutu kadar N,P,K yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011. Kata Kunci: sampah organik, pengomposan, pupuk organik cair [English]: Kitchen waste management is one of the efforts to reduce the volume of waste that enters final disposal sites. Unfortunately, this is still rarely done by people. A low interest of the people in processing waste is caused by: limited land, the complexity of the process, limited knowledge, and business. Referring to this problem, in this community service program,, the use of household waste as liquid organic fertilizer (LOF) is offered. The innovation presented in this program is the uses of cow dung and goat urine to increase POC nutrition. The partner of this program was a volunteer member of the Banyumas Institute for the Environment and Disaster Management. The objective is to educate partners to implement a proper and environmentally friendly waste management system through the conversion of kitchen waste into POC with the EM-4 decomposer. Methods used in this program were science and technology simulation, through: online outreach, video tutorials, and posters related to the chosen theme, and the transfer of knowledge and technology. The evaluation results show that this program is able to increase the awareness of partner members to process waste by 91.7%. Liquid Organic Fertilizer made by the proposed technique comprises nitrogen 3.3%, phosphorus 6.2%, and potassium 7.8%. This value is in accordance with the quality requirements for the levels of N, P, K regulated in the Regulation of the Minister of Agriculture Number 70/Permentan/ SR.140/10/2011 Keywords: organic waste, composting, liquid-organic fertilizer
KAJIAN INTERAKSI SOSIAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN PETANI PADI SEMI ORGANIK KELOMPOK TANI JATIJAYA DESA SAWANGAN KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS Ruri Anggraeni; Dumasari Dumasari; Pujiati Utami
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 17, No 2 (2015): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v17i2.1730

Abstract

Penyuluhan pertanian diartikan sebagai seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Untuk mengidentifikasi keberadaan seorang penyuluh pertanian dalam menjalankan tugasnya maka perlu adanya analisis terhadap profil yang dimiliki penyuluh yang terdiri dari tingkat umur, tingkat pendidikan, lamanya menjadi penyuluh pertanian dan juga metode yang digunakan penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhannya.Dengan adanya suatu interaksi antara penyuluh pertanian dengan petani padi semi organik Jatijaya maka faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkatan interaksi sosial. Faktor tersebut berupa motivasi penyuluh pertanian dan petani responden, kualifikasipenyuluh, kemndirian penyuluh dan petani responden, tujuan berusahatani petani responden, dukungan keluarga penyuluh dan petani responden, serta dukungan dari aparat Desa Sawangan.Pengaruh interaksi sosial penyuluh pertanian dengan anggota kelompok tani padi semi organik memberi pengaruh yang nyata terhadap produksi padi, ini terbukti adanya suatu peningkatan produksi padi disetiap anggota petani padi semi organik Jatijaya pada musim tanam kedua April sampai September dengan rata-rata meningkat 10 % dan petani responden merasa ada pengaruh yang cukup kuat terhadap peningkatan produksi padi semi organik setelah adanya penyuluhan tentang budidaya padi semi organik.
FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEBERLANGSUNGAN USAHA KERAJINAN BATOK KELAPA DI KELURAHAN PURBALINGGA WETAN KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA Muhamad Misbah Azzamani; Dumasari Dumasari; Pujiati Utami
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 18, No 2 (2016): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v18i2.1745

Abstract

The activity of farming does not only refer to how much the are of land or how many farmers produce the meal product from plants or animals raised. Farm business has been done from head water namely from pre production to down stream namely the process of post harvest. There are some farming business done by the people of Purbalingga, one of the potential business to develop human resources is Coconut farming is well as its waste business. The business of coconut in Purbalingga Wetan village is one of examples of the down stream farming activity. The products of the coconut shell are irus, ciri, mutu, soled, rice scoup (centong), and other handicraft. The social factors influencing thecontinuity of cococnut shell handicraft were: the ability of the farmers and crafstmen in providing the material, the networking, goverment’s and family’s supports, skill in heritance from previous generation, the ability to give confidence, and the farmer’s skill to recycle the waste of coconut shell to be handicraft. The economy factors affecting the continuity were: the price determination of the product, the craftsmen’s skill to gain the main revenue, marketing channel used either director indirect system, and the product demand of handicraft the always improving.
POTRET KEWIRAUSAHAAN PETANI PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA RANDUSANGA KULON KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES Rakhmi Wijaya Ningsih; Pujiati Utami; Dumasari Dumasari
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 18, No 1 (2016): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v18i1.1733

Abstract

This research was aimed to know the entrepreneurship frame of seaweed farmers in Randusanga Kulon Village, Brebes Subdistrict, Brebes Regency related with the production technique, economic aspect and post production. This research used a case study method.The sampling technique was by purposive sampling. The consideration of the sampling technique was due to the seaweed farmer swho lived and had the fish pondin Randusanga Kulon Village. The results of research include (1) the entrepreneurship frame of seaweedfarmers related with the production technique included: (a) The farmers used the cultivation technique of seaweed using monoculture system or polyculture.(b) The farmers used simple technology. (2) The entrepreneur frame of the seaweed farmer was related to the economicfactors: (a) Financial capital of the farmers was 90% of his own. (b) The cultivation of sea weed were provitable.(c) the distribution of the sea weed was directly and indirectly. (3) The entrepreneurship frame of the sea weed cultivation was related to the post production aspectincluding:(a) 100 percent of famers did post harvest technique.(b) 100 percent of farmers didn’t processing of sea weed.
EFISIENSI EKONOMI USAHATANI PADI SEMI ORGANIK DI DESA SAWANGAN KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS Suroso Suroso; Watemin Watemin; Pujiati Utami
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 18, No 1 (2016): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v18i1.1738

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi dan tingkat efisiensi usahatani padi semi organik di Desa Sawangan Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Data penelitian diambil dari petani responden sebanyak 15 orangyang diambil secara sensus. Selanjutnya data penelitian dianalisis dengan menggunakan fungsi produksi tipe Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik, pupuk kimia, pestisida hayati, dan pestisida kimiasecara simultan berpengaruh sangat nyata terhadap produksi padi semi organik. Secara parsial faktor produksi luas lahan dan pestisida hayati berpengaruh sangat nyata, dan pestisida kimia berpengaruh nyata, sedangkan faktor produksi tenaga kerja, benih, pupukorganik dan pupuk kimia berpengaruh tidak nyata. Penggunaaan faktor produksi luas lahan, pupuk organik, dan pestisida kimia belum efisien, sedangkan penggunaan faktor produksi tenaga kerja, benih, pupuk kimia dan pestisida hayati tidak efisien secara ekonomi.
ANALISIS TATA NIAGA PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA Kania Dea Pramita; Pujiati Utami; Dumasari Dumasari
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 18, No 1 (2016): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v18i1.1734

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses tata niaga pupuk bersubsidi dari distributor sampai ke petani di Kabupaten Purbalingga, besarnya margin tata niaga yang diterima oleh masing-masing penyalur pupuk bersubsidi, mengetahui tingkat efisiensi tataniaga pupuk di Kabupaten Purbalingga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kutasari dan Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Pemilihan lokasi di lakukan secara Purposive sampling. Pada kelompok distributor, diambil dua distributor sebagai sampel dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling, untuk kelompok penyalur resmi diambil 13 sampel dengan metode proportionate stratified random sampling, diambil 20 kelompok tani sebagai sampel dengan metode snawball sampling dan 20 petani sebagai sampel padi monokultur dengan metode purposive sampling yang sudah memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Penelitian dilakukan selama delapan bulan, yaitu mulai bulan Desember 2015 sampai Mei 2016.Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya ada satu pola saluran tata niaga pupuk bersubsidi yaitu dari distributor ke penyalur resmi kemudian ke kelompok tani selanjutnya dijual kepada konsumen akhir yaitu petani. Margin tata niaga pupuk bersubsidi tertinggipada pupuk urea, pupuk phonska dan pupuk ZA sebesar Rp.109,-/kg. Tingkat efisiensi tertinggi terdapat pada distributor pupuk organik sebesar 2,7.
PROFIL AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA Watemin Watemin; Pujiati Utami
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis Vol 4, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdeb.v4i2.74

Abstract

AbstractThis research aim to know the profile of coconut sugar agroindustry inMandiraja Subdistrict of Banjarnegara Regency. Research conducted by survey methodwith the responder intake by simple random sampling. Data collected by interview,hereinafter analysed by interctive model of analysis.Result of the research show of coconut sugar agroindustry in MandirajaSubdistrict of Banjarnegara Regency still represent of home industry where labour usedis family labour with production of coconut sugar 4.25 kg/day. There are 3 kinds systemof effort coconut sugar agroindustry in Mandiraja Subdistrict, done by himself, sharedholder, and rented. While marketing system a lot of them used by debt system.Keywords : agroindustry, home industry, debt systemAbstraksiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil usaha agroindustri gula kelapayang ada di Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilakukandengan menggunakan metode survey dengan pengambilan responden secara simplerandom sampling. Data penelitian yang diambil melalui wawancara selanjutnyadianalisis dengan menggunakan interactive model of analysis.Hasil penelitian menunjukkan usaha agroindustri gula kelapa di KecamatanMandiraja Kabupaten Banjarnegara masih merupakan usaha home industry dimanatenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga dengan rata-rata produksigula kelapa yang dihasilkan sebanyak 4,25 kg/hari. Sistem usaha yang dijalankan olehpara pengrajin gula kelapa di Kecamatan Mandiraja ada 3 macam usaha yaitudikerjakan sendiri oleh pengrajin, digaduhkan, serta disewakan. Sedangkan sistempemasaran banyak yang melakukan sistem utangan.Kata Kunci : agroindustri, industri rumah tangga, sistem utangan
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dan Kelayakan Finansial Usahatani Porang pada Kelompok Tani Sarwo Asih di Desa Kepel Kecamatan Kare Kabupaten Madiun Aisyah Farhana; Pujiati Utami; Pujiharto Pujiharto
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v4i.497

Abstract

Porang merupakan tanaman lokal asli Indonesia yang berpotensi dikembangkan sebagai komoditas ekspor. Porang memiliki berbagai manfaat baik sebagai bahan pangan alternatif maupun bahan baku industri. Kandungan glukomanan pada porang, yaitu polisakarida larut air yang bersifat funsional terhadap kesehatan, mendorong terbukanya pasar ekspor porang seiring meningkatnya kesadaran masyarakat global terhadap pangan fungsional. Saat ini porang menjadi salah satu komoditas usahatani yang trendy dan dilirik oleh petani dan masyarakat luas untuk dibudidayakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan petani melalui usahatani porang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta mengevaluasi kelayakan finansial usahatani porang. Objek penelitian adalah petani porang yang tergabung dalam komunitas porang kelompok tani Sarwo Asih di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun dengan populasi 105 petani. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria dan didapatkan 37 sampel petani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif berdasarkan data empiris yang dianalisis menggunakan teknik statistik. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan petani porang di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun adalah Rp.17.524.311 per usahatani porang. Produksi umbi porang dan modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan. Sedangkan penyusutan alat berpengaruh secara negatif dan sifnifikan terhadap pendapatan. Nilai R/C Ratio usahatani porang adalah 3,11 per usahatani dan nilai break even point adalah: BEP penerimaan Rp.312.790, BEP produksi 31,28 kg, dan BEP harga Rp.4.661/kg, sehingga usahatani porang dapat dikatakan layak dan memberikan keuntungan.
Keragaman Sistem Agribisnis Tanaman Hias pada Kawasan Wisata Baturraden Kabupaten Banyumas Pujiati Utami; Watemin Watemin; Gesit Qoriah Tri Aprilia; Aisya Ayu Prawitasari; Sanggita Excelint Rahma; Aolia Nur Vaicha
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v4i.521

Abstract

Kabupaten Banyumas menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi dalam mengembangkan usaha tani tanaman hias. Prospek pasar tanaman hias semakin cerah seiring dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata di berbagai wilayah di Indonesia serta tempat-tempat lain di luar negeri. Hal ini tentu akan menunjang peningkatan permintaan akan produk tanaman hias, baik sebagai hiasan untuk mempercantik lingkungan atau sebagai kebutuhan sehari-hari sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat. Sistem agribisnis tanaman hias pada kawasan wisata Baturraden terdiri dari subsistem agribisnis hulu yaitu pengadaan sarana produksi untuk budidaya tanaman hias (bibit, pupuk, pestisida dan peralatan usaha tanaman hias), subsistem usahatani atau budidaya tanaman hias, subsistem pengolahan hasil terkait pengemasan tanaman hias yang dipasarkan, subsistem pemasaran dari pelaku usaha tanaman hias ke konsumen, dan subsistem penunjang khususnya terkait dengan kebijakan pemerintah.
IDENTIFIKASI TINGKAT KEWIRAUSAHAAN PETANI NANAS DI KECAMATAN BELIK PEMALANG Watemin Watemin; Pujiati Utami
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.592 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kewirausahaan yang dimiliki oleh petani petani nanas di Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan lokasi penelitian di Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Data penelitian diambil dari responden penelitian sebanyak 30 petani yang dipilih secara simple random sampling. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis mengenai tingkat kewirausahaannya berdasarkan karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diketahui bahwa bahwa rata-rata tingkat kewirausahaan petani nanas di Kecamatan Belik tergolong baik dengan skor rata-rata 32,01. Dari karakter kewirausahaan yangdianalisis, karakter kepemimpinan merupakan karakter yang paling rendah nilainya, sedangkan karakter kepercayaan diri merupakan karakter yang paling kuat dari karakter yang kewirausahaan yang dimiliki oleh petani nanas di Kecamatan Belik.Â