Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGEMBANGAN ETIKA SUBSISTENSI BERWAWASAN EKOLOGIS UNTUK PENGEMBANGAN PERILAKU PRODUKTIF BAGI KOMUNITAS PETANI Imam Santosa; Suyono Suyono
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 20, No 2 (2018): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.361 KB) | DOI: 10.30595/agritech.v20i2.3977

Abstract

The spreading of spatial-ecological conflicts are becoming worse with the greater crisis of ecological values. Natural resource exploitation are becoming more massive by various groups in society. The subsistence ethics of peasants in conducting productive behavior in the countryside is very necessary to be considered in preparing a new formulation of development.  This research uses a qualitative approach to find the new concept. This research is located in District Karangreja and District Bojongsari, Purbalingga Regency. Based on this research, it is revealed that (1) the ecological social condition behind the ecological crisis is that the peasants are aware that their land is vulnerable to erosion but the control measures are still minimal due to the demands of economic factors (achievement of production targets), (2) ecological degradation always coincident with the decline of subsistence ethics, (3) the embryo of the concept of subsistence ethics with ecological insight for the development of productive behavior derived from several ecological values and it still maintained by the peasants who have refrained from excessive use of ground water for interest of irrigation water. Based on this research, it is suggested that the government through the related apparatus should provide more assertive signs so that the fulfillment of production targets (economic orientation) does not ignore the ecological degradation that can cause the leveling off in the future. It is important to realize that the cause of ecological degradation is not a single impact that is going to happen. Therefore, the effort to control this should necessarily require cohesiveness and culture-based peasants.
Evaluasi Pemasaran Gula Kelapa Kristal di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Suyono Suyono; Herry Koesoema Ellijanto; Tatang Widjojoko; Sunendar Sunendar
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.01.20

Abstract

Gula kelapa kristal adalah salah satu produk khas Kabupaten Banyumas. Sentra produksi gula kelapa kristal di Kabupaten Banyumas berada di Kecamatan Cilongok. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengevaluasi lingkungan pemasaran gula kelapa kristal asal Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaku pemasaran gula kelapa kristal dan fungsi yang dilakukan, menganalisis struktur pasar di daerah produsen, menganalisis elemen yang dominan dalam penentuan harga gula kristal di pasar daerah produsen, mengevaluasi pola saluran pemasaran gula kelapa kristal  dari produsen sampai konsumen akhir, dan mengetahui kinerja pemasaran gula kelapa kristal. Untuk mengevaluasi pemasaran gula kelapa kristal digunakan analisis deskriptif, analisis marjin, farmer’s share, analisis profit marjin, analisis efisiensi teknis dan ekonomis, dan market share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga yang terlibat dalam pemasaran gula kelapa kristal di Kecamatan Cilongok meliputi: produsen, pedagang pengumpul kecil, pedagang pengumpul besar, koperasi dan pedagang pemasok, struktur pasar gula kristal di tingkat produsen dan pada tingkat pedagang dari sisi pembeli cenderung kurang kompetitif, pihak yang dominan dalam penentuan harga pasar di daerah produsen adalah pihak pembeli, terdapat tiga pola saluran pemasaran gula kelapa kristal di wilayah penelitian, kinerja pasar pada pemasaran gula kelapa kristal masih kurang baik.
Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Keriting di Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Cut Reyna Veliadona; Suyono Suyono; Ulfah Nurdiani
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 5, No 2 (2022): Mahatani : Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v5i2.2054

Abstract

Besarnya luas panen dan jumlah produksi belum mencerminkan sistem pemasaran yang berjalan secara efisien. Permasalahan utama komoditas cabai yang berkaitan dengan fluktuasi harga juga dapat menjadi sumber keresahan para petani. Harga cabai yang fluktuatif menandakan adanya rantai pasok yang tidak efisien. Oleh karena itu, perlu ditinjau lebih lanjut bagaimana sistem pemasaran yang sedang berjalan di lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pola saluran pemasaran cabai merah keriting di Kecamatan Ambal, (2) menganalisis besar biaya, keuntungan, dan margin pemasaran pada masing-masing pola saluran pemasaran, (3) menganalisis bagian harga yang diterima oleh petani cabai merah keriting, dan (4) mengetahui saluran yang paling efisien untuk pemasaran cabai merah keriting berdasarkan Indeks Efisiensi Teknis dan Indeks Efisiensi Ekonomis. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Sebanyak 35 petani dipilih dengan metode simple random sampling dan snowball sampling digunakan untuk mendapatkan 24 pedagang. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain data primer dan data sekunder. Hasil analisis menunjukkan terdapat empat saluran pemasaran cabai merah keriting, yaitu saluran I (Petani – Pengepul – Pedagang Besar – Pengecer Pasar Kroya - Konsumen), saluran II (Petani – Pengepul – Pedagang Besar – Konsumen Luar Kota), saluran III (Petani – Pengepul – Pengecer Lokal - Konsumen), dan saluran IV (Petani – Pengepul – Konsumen Luar Kota). Saluran pemasaran III merupakan saluran yang paling efisien berdasarkan margin pemasaran dengan nilai terkecil sebesar Rp3.300,00/kg dan hasil analisis farmer’s share dengan persentase terbesar yaitu 89,00%. Berdasarkan Indeks Efisiensi Teknis, saluran pemasaran II merupakan saluran yang paling efisien dengan nilai terkecil sebesar Rp1,47 per kilogram per kilometer dan berdasarkan Indeks Efisiensi Ekonomis, saluran pemasaran III merupakan saluran yang paling efisien dengan nilai terbesar yaitu Rp1,99 per kilogram.
Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Keriting di Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Cut Reyna Veliadona; Suyono Suyono; Ulfah Nurdiani
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 5, No 2 (2022): Mahatani : Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v5i2.2054

Abstract

Besarnya luas panen dan jumlah produksi belum mencerminkan sistem pemasaran yang berjalan secara efisien. Permasalahan utama komoditas cabai yang berkaitan dengan fluktuasi harga juga dapat menjadi sumber keresahan para petani. Harga cabai yang fluktuatif menandakan adanya rantai pasok yang tidak efisien. Oleh karena itu, perlu ditinjau lebih lanjut bagaimana sistem pemasaran yang sedang berjalan di lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pola saluran pemasaran cabai merah keriting di Kecamatan Ambal, (2) menganalisis besar biaya, keuntungan, dan margin pemasaran pada masing-masing pola saluran pemasaran, (3) menganalisis bagian harga yang diterima oleh petani cabai merah keriting, dan (4) mengetahui saluran yang paling efisien untuk pemasaran cabai merah keriting berdasarkan Indeks Efisiensi Teknis dan Indeks Efisiensi Ekonomis. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Sebanyak 35 petani dipilih dengan metode simple random sampling dan snowball sampling digunakan untuk mendapatkan 24 pedagang. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain data primer dan data sekunder. Hasil analisis menunjukkan terdapat empat saluran pemasaran cabai merah keriting, yaitu saluran I (Petani – Pengepul – Pedagang Besar – Pengecer Pasar Kroya - Konsumen), saluran II (Petani – Pengepul – Pedagang Besar – Konsumen Luar Kota), saluran III (Petani – Pengepul – Pengecer Lokal - Konsumen), dan saluran IV (Petani – Pengepul – Konsumen Luar Kota). Saluran pemasaran III merupakan saluran yang paling efisien berdasarkan margin pemasaran dengan nilai terkecil sebesar Rp3.300,00/kg dan hasil analisis farmer’s share dengan persentase terbesar yaitu 89,00%. Berdasarkan Indeks Efisiensi Teknis, saluran pemasaran II merupakan saluran yang paling efisien dengan nilai terkecil sebesar Rp1,47 per kilogram per kilometer dan berdasarkan Indeks Efisiensi Ekonomis, saluran pemasaran III merupakan saluran yang paling efisien dengan nilai terbesar yaitu Rp1,99 per kilogram.