Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK, DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK MTs NEGERI 1 SEMARANG Widya Novi Angga Dewi; Banun Sri Haksasi; Slamet Slamet
JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING AR-RAHMAN Vol 6, No 2 (2020): December
Publisher : UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.642 KB) | DOI: 10.31602/jbkr.v6i2.3876

Abstract

Permasalahan penelitian ini adalah pengaruh:  1)perhatian  orang tua terhadap perilaku keseharian peserta didik; 2)  pemahaman materi  aqidah  akhlak terhadap perilaku keseharian peserta didik;  3)  kedisiplinan belajar terhadap perilaku keseharian peserta didik; dan 4) perhatian orang tua, pemahaman materi aqidah akhlak, dan kedisiplinan belajar  terhadap  perilaku keseharian peserta didik MTs Negeri 1 Semarang.  Jenis penelitian  kuantitatif  dengan pendekatan eksplanatori bersifat  asosiatif.  Populasi seluruh peserta didik kelas VII  berjumlah 211 anak dengan sampel  5% melalui penerapan   monogram Harry King yang diperoleh 124 anak. Alat pengumpul data utama berupa instrumen angket untuk memperoleh jawaban  perhatian orang tua, materi pelajaran aqidah akhlak, kedisiplinan belajar, dan perilaku keseharian peserta didik.Teknik analisis data  digunakan regresi linier berganda dengan kesimpulan:  1) perhatian orang tua  memiliki  pengaruh   positif  dan   signifikan terhadap perilaku keseharian peserta didik; 2)  pemahaman materi aqidah akhlak  memiliki  pengaruh   positif  dan   signifikan terhadap perilaku keseharian peserta didik; 3) kedisiplinan belajar  memiliki  pengaruh   positif  dan   signifikan terhadap perilaku keseharian peserta didik; dan 4)  perhatian orang tua, pemahaman materi aqidah akhlak,  dan kedisiplinan belajar memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap  perilaku keseharian peserta didik MTs Negeri 1 Semarang.___________________________________________________________________ The research problems in this study are the effects of: 1) parents' attention to the daily behavior of students; 2) understanding the material aqidah akhlak on the daily behavior of students; 3) discipline in learning about the daily behavior of students; and 4) parental attention, understanding of the material aqidah morals, and discipline in learning the daily behavior of students at MTs Negeri 1 Semarang. This type of quantitative research with an explanatory approach is associative. The total population of class VII students was 211 children with a sample of 5% through the application of the Harry King monogram obtained by 124 children. The main data collection tool is in the form of a questionnaire instrument to obtain answers to parents 'attention, subject matter for aqidah morals, learning discipline, and students' daily behavior. The data analysis technique used multiple linear regression with the following conclusions: 1) parental attention has a positive and significant effect on the daily behavior of students; 2) understanding the material of aqidah morals has a positive and significant effect on students' daily behavior; 3) discipline learning has a positive and significant effect on students' daily behavior; and 4) parental attention, understanding of the material aqidah morals, and discipline learning have a positive and significant effect on the daily behavior of students at MTs Negeri 1 Semarang.  
Implementation of Curriculum Development: Case Study on Early Childhood Education Teachers in Sragen Regency Nurlia Yusniar; Slamet Slamet; Widya Novi Angga Dewi; Mohammad Bisri
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 7, No 2 (2022): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v7i2.7354

Abstract

This study examines the implementation of early childhood education curriculum development in rural areas by early childhood education teachers in Sragen Regency. The research aims to place teachers as facilitators in school changes based on their perceptions of implementation as a result of developing the Early Childhood Education curriculum that the Regional and Central Government continuously develops. This study used a qualitative design with a case study approach. The informants of this research were ten early childhood education teachers in rural and urban areas of Sragen Regency, where the key informants were policymakers, namely the Head of the Education and Culture Office of Sragen Regency. The study results illustrate the advantages and disadvantages of competency-based curriculum implementation based on the experience of each according to the location of the teacher where he teaches. It is also implied that effective curriculum implementation is something or information conveyed by the teacher to students when the learning process takes place. Such conditions did not run smoothly, but there were many challenges, especially for teachers in rural areas. Apart from the problem of implementing the curriculum, facilities and infrastructure, there is also a lack of funding and inadequate human resources. It is recommended that future policymakers, teacher attention, and parental involvement could employ these findings for a decision basis. It is also suggested that policymakers could prioritize educational arrangements in complex Early Childhood Education before curriculum planning and implementation. The importance of involving teachers in rural areas can accommodate the aspirations of local wisdom and cultural behaviour as a characteristic of a plural nation-state.Penelitian  ini mengkaji    penerapan pengembangan kurikulum  PAUD di pedesaan oleh guru PAUD di  Kabupaten Sragen. Penelitian bertujuan untuk menempatkan guru sebagai fasilatator dalam perubahan di sekolah dengan mendasarkan pada  persepsinya  dalam pengimplementasian sebagai hasil pengembangan  kurikulum  di kelembagaan PAUD yang terus dikembangkan oleh Pemerintah Daerah dan Pusat.  Studi ini digunakan desain  kualitatif, ada 10 guru PAUD di pedesaan dan perkotaan wilayah Kabupaten Sragen sebagai informan, selain informan kunci   adalah pemangku kebijakan yaitu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ada kelebihan dan   kelemahan dari penerapan kurikulum berbasis kompetensi yang didasarkan pada pengalaman masing-masing sesuai lokasi guru tempat mengajar. Tersirat juga bahwa  implementasi kurikulum yang efektif adalah  instruksi guru kepada peserta didik ketika  proses pembelajaran berlangsung. Perspektif seperti itu juga  banyak memberikan wawasan bahwa tantangan yang dialami oleh guru PAUD di pedesaan selain dalam implementasi kurikulum  juga sarana dan prasarana yang kurang memadai, selain  juga  kekurangan sumber dana dan sumber daya manusia. Hasil penelitian   merekomendasikan bahwa temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pemangku kebijakan di masa depan, perhatian guru, dan orang tua,  bahkan ditegaskan bahwa pengaturan pendidikan di PAUD yang kompleks harus  diperioritaskan oleh pembuat kebijakan sebelum  perencanaan dan penerapan  kurikulum, yang  melibatkan  guru PAUD di pedesaan sehingga kearifan lokal dan budaya perilaku sebagai ciri negara bangsa yang plural dapat terwadai.
Intervention Councelling Based Multicultural Values In Child Behavior Alleviation Sri Sayekti; Slamet Slamet; Kabri Kabri
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 6, No 1 (2021): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v6i1.4147

Abstract

 Abstract. The research background describes the social changes that accur in the Indonesian nation-state so rapidly, this is one the reasons it is easy to obtain means of communication and transportation so that if adolescents do not have strong filters they can srore norms and behavior, especially teenagers are very vulnerable to changes that are leads to a form of mischief.  The purpose of this study describes: 1) the factors that cause delinquency in children; 2) forms of child delinquency; 3) how to deal with children's delinquency; 4) implementation of multicultural values-based counseling intervention services; and 5) barriers to service delivery. This type of research is quantitative with a descriptive approach. The research subjects were students  of SMA in Semarang City, while the data collection tools were observation, documentation, interviews, and questionnaires, while the data analysis technique used is descriptive percentages. The results obtained the conclusion that the handling of delinquency in high school children by counseling counseling through the intervention of multicultural values-based counseling services still needs serious attention from various parties and there needs to be a sustainable program, because there are still some counseling teachers who experience obstacles in the implementation of counseling intervention. Then alleviation of children's deviant behavior in the form of delinquency has not been optimal.Keywords: Counseling Intervention, Multicultural Values.Abstrak.  Latar belakang penelitian mendeskripsikan perubahan sosial  yang terjadi di negara-bangsa Indonesia  begitu cepat,  hal ini salah satu sebabnya  adalah mudahnya diperoleh sarana komunikasi dan transportasi sehingga jika remaja tidak memiliki filter kuat dapat melakukan penyimpanan terhadap norma dan perilaku,  apalagi remaja  sangat rentan terhadap perubahan yang mengarah pada  bentuk kenakalan. Tujuan  kajian ini  mendeskripsikan:  1) faktor penyebab kenakalan anak;  2) bentuk kenakalan anak;  3) cara mengatasi kenakalan anak; 4) pelaksanaan layanan intervensi konseling berbasis nilai-nilai multikultural; dan 5) hambatan dalam pelaksanaan layanan. Jenis penelitian digunakan kuantitatif dengan desain deskriptif.  Subjek penelitian adalah peserta didik SMA di Kota Semarang dengan alat pengumpul data observasi, dokumentasi, wawancara, dan angket, sedangkan teknik analisis data digunakan deskriptif persentase. Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa penanganan anak oleh guru BK   melalui intervensi layanan  konseling  berbasis nilai-nilai multikultural masih diperlukan perhatian secara serius dari  berbagai pihak dan perlu ada program tindak lanjut, sebab masih ada sebagian guru BK yang mengalami hambatan dalam pelaksanaan intervensi konseling, maka  pengentasan perilaku menyimpang  anak berupa kenakalan hasilnya belum maksimal.Kata Kunci: intervensi konseling, nilaii-nilai multikultural.
Multicultural Values: An Analysis of the Indonesian Literacy Disregard Slamet - Slamet
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 5, No 1 (2020): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.548 KB) | DOI: 10.26618/jed.v5i1.2838

Abstract

The background of this study is a pluralistic and multicultural Indonesian nation-state from culture, religion, ethnicity, ethnicity, social, and territorial heritage as a prehistoric / pre-literacy era that often arises due to conflict due to friction from a variety of diversity, so there needs to be a solution as a solution to the application of multicultural values to an educational institution. The purpose of this study is to describe: 1) the social system; 2) belief system; 3) science and technology; 4) artistry; 5) agriculture; and 6) shipping. This type of research is designed using a descriptive approach, while the form of research uses a content analysis model, then in practice, it refers to the content analysis procedure. The results of the study concluded that one of the major problems of this nation is the awareness of the identity of a nation-state. This is due to 2 (two) waves of social change, namely globalization and democracy. At the global level, in addition to the existence of world powers such as in politics and trade, there is also a power that wants people to have an awareness of their identities, so we need a unity of the nation that is awareness in the container and frame of the Unitary State of the Republic of Indonesia.Keywords: Multicultural Values;prehistoric Latar belakang kajian ini adalah negara-bangsa Indonesia yang plural dan multikultur dari budaya, agama, etnis, suku, sosial,  dan kewilayahan sebagai warisan jaman prasejarah/praaksara yang sering muncul adanya konflik disebabkan oleh adanya gesekan dari berbagai keragaman, sehingga perlu adanya solusi sebagai jalan pemecahan dengan penerapan nilai-nilai multikultur pada sebuah institusi pendidikan. Tujuan  kajian ini  adalah mendeskripsikan:  1) sistem sosial kemasyarakatan; 2) sistem kepercayaan; 3) ilmu pengetahuan dan teknologi; 4) kesenian; 5) pertanian; dan 6) pelayaran. Jenis penelitian  didesain dengan menggunakan pendekatan  deskriptif, sedangkan bentuk penelitian digunakan model analisis isi (content analysis), maka dalam pelaksanaannya mengacu pada prosedur analisis isi. Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa  salah satu masalah besar bangsa ini  adalah  kesadaran identitas suatu negara-bangsa. Hal ini disebabkan  adanya 2 (dua) gelombang perubahan sosial, yaitu globalisasi dan demokrasi. Pada tingkat global selain adanya kekuatan-kekuatan dunia seperti dalam bidang politik dan perdagangan, muncul pula kekuatan yang menginginkan orang memiliki kesadaran akan identitasnya, maka diperlukan sebuah persatuan bangsa yaitu kesadaran dalam wadah dan bingkai NKRI.Kata kunci:  Nilai-Nilai Multikulrutal; Prasejarah
Slamet NILAI-NILAI MULTIKULTURAL: PERSPEKTIF FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Slamet
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT Vol 2 (2019): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/semhas.v2i0.104

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1) urgensi pendidikan multikultur dalamnegara-bangsa yang plural; 2) kebijakan implementasi multikulturalisme dalam institusi pendidikan; dan 3)nilai-nilai multikultural sebagai penjabaran dari falsafah Pancasila sebagai dasar negara. Jenis penelitian didesainmenggunakan penelitian deskriptif, sedangkan bentuk penelitian digunakan analisis isi (content analysis),sehingga pelaksanaannya mengacu pada prosedur analisis isi. Hasil kajian dapat disimpulkan bahwa penanamannilai-nilai multikultural dalam institusi pendidikan dapat “dititipkan” pada mata pelajaran Sejarah, PPKn, danAgama, selain melalui kegikatan ekstrakurikuler. Pendidikan multikultural perlu terus dilakukan pendalamannyasecara komprehensif, sehingga tidak stagnan hanya terbatas pada sebuah wacana tetapi dapatdiimplementasikan ke dalam institusi pendidikan.
NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME: Sebuah Implikasi & Tantangan Negara-Bangsa Indonesia ke Depan. Slamet Slamet
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.64 KB)

Abstract

Negara-bangsa Indonesia penuh dengan keberagaman, baik suku bangsa, agama, budaya, ethnis/ras, kewilayahan, dan sebagainya, maka pemahaman dan penerapan nilai-nilai multikultural menjadi sebuah keharusan. Pendidikan multikultural (multicultural education) dimasukkan ke dalam kurikulum adalah sangat urgen, setidaknya “dititipkan” pada mata pelajaran lain yang relevan, seperti: PKn, Sejarah, dan Agama. Pendidikan multikultural merupakan respons terhadap perkembangan keberagaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap warga negara. Dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagaipandangan, sejarah, prestasi, dan perhatian terhadap orang-orang non-Eropa. Masih memerlukan kajian mendalam tentang konsep dan praksis pelaksanaannya, bahkan hingga saat ini konsep pendidikan multikultural belum dikaji secara serius oleh pemerintah. Setidaknya bila ditilik secara yuridis, UndangUndang No. 20/2003 tentang SISDIKNAS telah memberi peluang untuk menjabarkan lebih lanjut terhadap konsep pendidikan multikultural, utamanya pada Pasal 4 ayat (1) yang mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan dengan mempertimbangkan nilai-nilai kultur masyarakat yang sangat beragam.