Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IbM Kelompok Tani Kopi Rakyat Mochamat Bintoro; Yuslaili Ningsih
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2016): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v1i2.284

Abstract

uasan tanaman kopi tua dan rusak di Kabupaten Probolinggo seluas 660,93 ha dimana 420,97 ha (63,70%) terdapat di Kecamatan Tiris, meskipun demikian produktivitasnya petani kopi di Kecamatan Tiris mempunyai produktifitas tertinggi yaitu 11,52 kuintal/ha bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang sebesar 7,11 sampai 8,01 kuintal/ha. Hal ini dikarenakan lokasi pertanaman > 500 m dpal dan kesuburan daerah sangat mendukung. Kelompok tani kopi rakyat “Temporan Jaya” dan “Sumber Rizki” terletak di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dengan luasan dan jumlah anggota berturut-turut 37 orang dan 31 ha serta 53 orang dan 70,93 ha yang kedua didirikan pada tahun 1992 dan 1995, sehingga umur tanaman kopi rakyat di kedua kelompok ini lebih dari 20 tahun. Menurut Ucu Sumirat (tth) dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), usia ideal tanaman kopi produktif adalah 5 hingga 20 tahun. Tanaman kopi tua menyebabkan produktifitasnya turun hingga mencapai 30%. Berdasarkan kondisi di atas, kedua mitra IbM ini bersedia dan berkeinginan kuat melaksanakan program peremajaan di atas lahan perkebunan kopi dengan menggunakan bibit kopi sertifikasi dari ICCRI. Beberapa bibit yang direkomendasikan adalah: Kopi Robusta Klon SA 436, Kopi Robusta Klon BP 939, Kopi Robusta Klon BP 534, Kopi Robusta Klon BP 936, Kopi Robusta Klon SA 203, dan BP 42 yang mempunyai produktivitas tinggi dan tahan penyakit nematoda. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah pengadaan bibit kopi yang mempunyai produktivitas tinggi (BP 42) dan pelatihan yang meliputi pembuatan lubang tanam, penanaman, dan teknik perbanyakan tanaman kopi. Adapun luaran dan hasil yang telah dicapai adalah tumbuhnya gairah petani kopi, bibit kopi robusta BP 32, dan lubang tanam yang siap ditanami pada awal musim hujan tahun ini.
Akselerasi Budidaya Jeruk Berkelanjutan di Kelompok Tani Ngudi Rejeki berbasis Kolaborasi dengan TEFA Kebun Inovasi Politeknik Negeri Jember Refa Firgiyanto; Ali, Fandyka Yufriza; Leli Kurniasari; Mochamat Bintoro; Estin Roso Pristiwaningsih
JURIBMAS : Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : LKP KARYA PRIMA KURSUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62712/juribmas.v4i2.709

Abstract

Indonesia memiliki potensi strategis dalam pengembangan komoditas jeruk, khususnya jeruk Siam (Citrus nobilis) yang menjadi komoditas unggulan subsektor hortikultura. Namun, produktivitas di tingkat petani masih belum optimal. Di Kabupaten Jember, Kelompok Tani Ngudi Rejeki hanya mencapai produksi rata-rata ±25 kg/pohon, jauh di bawah potensi produktif 40–60 kg/pohon. Rendahnya produktivitas tersebut dipengaruhi oleh usia tanaman yang telah menua, tingginya serangan organisme pengganggu tanaman seperti CVPD dan lalat buah, terbatasnya penerapan teknologi budidaya modern, serta lemahnya fungsi kelembagaan petani. Untuk menjawab permasalahan tersebut, program pengabdian Akselerasi Pengembangan Budidaya Jeruk Berkelanjutan diinisiasi melalui kemitraan strategis dengan Teaching Factory (Tefa) Kebun Inovasi Politeknik Negeri Jember. Tefa berperan sebagai pusat pembelajaran aplikatif yang mendukung proses transfer pengetahuan, penelitian terapan, pelatihan teknis, dan praktik langsung di lapangan, sehingga mampu mempercepat adopsi teknologi hingga 45% dibanding metode penyuluhan konvensional. Rangkaian kegiatan meliputi analisis kebutuhan, penyusunan modul berbasis literatur, penyuluhan, pelatihan teknik rejuvenasi tanaman, penerapan Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT), pendampingan implementasi, penguatan kelembagaan, serta evaluasi berkala. Program ini berhasil meningkatkan kapasitas teknis petani hingga 80%, menurunkan intensitas serangan hama 20–25%, serta meningkatkan produksi jeruk berkualitas sebesar 30%. Kolaborasi berbasis Tefa terbukti efektif dalam mempercepat transformasi budidaya jeruk dan memperkuat keberlanjutan agribisnis di tingkat kelompok tani.