Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Respon Pemberian Jenis Zpt Dan Lama Perendaman Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Tanaman Anggur (Vitis vinifera L.) Refa Firgiyanto; Isyrafil Arbi Juliantoro
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 22 No 3 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v22i3.2220

Abstract

The formation of roots (adventive) and shoots as well as a slow dormancy period is an inhibiting factor for the successful implementation of cuttings. Increasing the slow growth of roots and shoots and accelerating plant dormancy is an effort to overcome this. The purpose of this study was to determine the growth response of grape stem cuttings (Vitis vinifera L.) to the immersion time on several types of PGR. This research was carried out for 3 months from January to April 2021 at the yard of Jurangsapi Village, Tapen District, Bondowoso Regency, East Java at an altitude of 226 meters above sea level. This study used a factorial randomized block design (RAK) with the first factor being the type of PGR (Z), with 3 levels, namely: Z1: Rootone-F 300 mg/liter of water, Z2: onion extract 800 ml/liter of water, Z3 : extract of bean sprouts 300 ml/liter of water, and the second factor is the long immersion (L) for 3 levels, namely: L1: 0.25 hours, L2: 6 hours, L3: 12 hours. The results showed that a single factor of PGR had an effect on increasing shoot length (8,10, and 12 WAP), shoot diameter (6 WAP), and number of leaves (10 and 12 WAP) of grape plants with the best PGR of Rootone-F. The long immersion treatment had a significant effect on the percentage of success in planting grape cuttings with the best soaking time of 6 hours. While the interaction between PGR type treatment and long immersion significantly affected shoot length (6,8,10, and 12 WAP), number of leaves (4, 8,10, and 12 WAP), and canopy wet weight of grape cuttings with the best treatment on PGR Rootone-F and 0.25 hours of long immersion. Keywords: auxins; long immersion; stem cuttings; Vitis vinifera L. var. prabu bestari.
Seed germination and adaptation of several national and introduced varieties of spinach plants (Spinacia oleracea L.) in tropical lowlands Ade Sumiahadi; Dirgahani Putri; Dian Diani Tanjung; Refa Firgiyanto; Abi Mayu Wisesa; Muhammad Rafi Wahyu Putra
Open Science and Technology Vol. 4 No. 1 (2024): Open Science and Technology
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/ost.vol4no1.2024.111

Abstract

Studi ini bertujuan mempelajari perkecambahan dan adaptasi beberapa varietas nasional dan introduksi tanaman horenso yang ditanam di dataran rendah tropis. Penelitian dilaksanakan pada September–November 2023 di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penelitian terdiri atas dua percobaan: percobaan pertama adalah uji perkecambahan dan daya adaptasi empat varietas tanaman pada tray semai menggunakan media tanam organik. Percobaan ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan perlakuan varietas yang terdiri atas empat varietas horenso, masing-masing terdiri dari enam ulangan. Percobaan kedua adalah uji perkecambahan pada dua media perkecambahan yang berbeda, yaitu tanah organik dan tisu basah. Kedua percobaan menggunakan empat varietas yang sama, yakni dua varietas nasional (Kiara F1 dan Okezo 009) dan dua varietas introduksi (Mozart F1 dan Autumn Big-Leaf). Parameter yang diamati adalah persentase perkecambahan biji dan waktu kematian bibit setelah berkecambah. Pengamatan dilakukan pada 0–21 hari setelah semai. Hasil studi ini menunjukkan bahwa semua genotipe tanaman horenso yang digunakan tidak mampu beradaptasi dengan iklim tropis dataran rendah. Semua varietas tanaman memiliki persentase perkecambahan yang rendah, berkisar 0–38%, dan semua benih yang berkecambah mengalami kematian di usia 0–14 hari setelah semai. The study aims to examine the germination and adaptation of several national and introduced varieties of spinach plant in tropical lowlands. This study was carried out on September to November 2023 at the experimental field of Faculty of Agriculture, Jakarta Muhammadiyah University. This study consisted of two experiments: the first experiment was a test of germination and adaptability of four spinach varieties on seedling trays using organic growing media. The experiment used a Randomized Complete Block Design (RCBD) with the treatments of spinach verieties consisted of four varieties, each with six replications. The second experiment was a germination test in two different germination media, namely organic soil and moistened tissue. Both experiments used the same four varieties, namely two national varieties (Kiara F1 and Okezo 009) and two introduced varieties (Mozart F1 and Autumn Big-Leaf). The parameters observed were seeds germination percentage and seedlings death time after germination. The observation was carried out at 0 to 21 days after sowing. The results show that all spinach plant genotypes used could not adapt to the climate conditions of tropical lowlands. All four varieties produced low germination percentages, ranging from 0–38%, and all seeds that germinated died within 0–14 days after sowing.
Pengaruh IAA dan BAP pada Pertumbuhan Eskplan Pisang Cavendish (Musa acuminata L.) melalui Kultur In Vitro Fadil Rohman; Muhammad Zayin Sukri; Refa Firgiyanto; Hanif Fatur Rohman; Maulana Nur Fadli Robbi
Vegetalika Vol 13, No 3 (2024): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.83613

Abstract

Pisang Cavendish (Musa acuminata L.) memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki peluang pasar yang bagus sehingga produksinya perlu ditingkatkan. Kendala yang dapat ditemukan dalam budidaya pisang adalah ketersediaan bibit yang terbatas. Salah satu alternatif untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan perbanyakan kultur jaringan pada media yang telah dimodifikasi dengan IAA dan BAP pada konsentrasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi IAA dan BAP terhadap pertumbuhan eksplan pisang pada perbanyakan secara kultur in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember, pada bulan Juli hingga November 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi IAA yang terdiri atas 2 taraf, yaitu 4 dan 5 ppm yang diperoleh dengan melarutkan IAA sebanyak 4 dan 5 mg dalam aquadest hingga 1 l. Faktor kedua adalah konsentrasi BAP yang terdiri atas 2 taraf, yaitu 8 dan 10 ppm yang yang diperoleh dengan melarutkan BAP sebanyak 8 dan 10 mg dalam aquadest hingga 1 l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penambahan IAA dan BAP pada media MS bermanfaat untuk meningkatkan tinggi dan jumlah tunas eksplan pisang cavendish. Penambahan 5 ppm IAA secara nyata meningkatkan tinggi tanaman pada 3 – 7 MST dan jumlah ekslan pada 7 – 12 MST dibandingkan penambahan 4 ppm IAA. Eksplan pisang cavendish yang diinokulasi pada media MS yang ditambahkan 5 ppm IAA + 8 ppm BAP menghasilkan tunas terbanyak pada 12 MST.