Indonesia memiliki potensi strategis dalam pengembangan komoditas jeruk, khususnya jeruk Siam (Citrus nobilis) yang menjadi komoditas unggulan subsektor hortikultura. Namun, produktivitas di tingkat petani masih belum optimal. Di Kabupaten Jember, Kelompok Tani Ngudi Rejeki hanya mencapai produksi rata-rata ±25 kg/pohon, jauh di bawah potensi produktif 40–60 kg/pohon. Rendahnya produktivitas tersebut dipengaruhi oleh usia tanaman yang telah menua, tingginya serangan organisme pengganggu tanaman seperti CVPD dan lalat buah, terbatasnya penerapan teknologi budidaya modern, serta lemahnya fungsi kelembagaan petani. Untuk menjawab permasalahan tersebut, program pengabdian Akselerasi Pengembangan Budidaya Jeruk Berkelanjutan diinisiasi melalui kemitraan strategis dengan Teaching Factory (Tefa) Kebun Inovasi Politeknik Negeri Jember. Tefa berperan sebagai pusat pembelajaran aplikatif yang mendukung proses transfer pengetahuan, penelitian terapan, pelatihan teknis, dan praktik langsung di lapangan, sehingga mampu mempercepat adopsi teknologi hingga 45% dibanding metode penyuluhan konvensional. Rangkaian kegiatan meliputi analisis kebutuhan, penyusunan modul berbasis literatur, penyuluhan, pelatihan teknik rejuvenasi tanaman, penerapan Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT), pendampingan implementasi, penguatan kelembagaan, serta evaluasi berkala. Program ini berhasil meningkatkan kapasitas teknis petani hingga 80%, menurunkan intensitas serangan hama 20–25%, serta meningkatkan produksi jeruk berkualitas sebesar 30%. Kolaborasi berbasis Tefa terbukti efektif dalam mempercepat transformasi budidaya jeruk dan memperkuat keberlanjutan agribisnis di tingkat kelompok tani.